Setelah mengetahui ponsel Raisa bisa dipakai untuk berfoto, semua pun antusias berfoto bersama.
"Ini akan menjadi kenang-kenangan. Ah, coba saja foto-foto ini bisa dicetak," ujar Raisa
"Memangnya kenapa tidak bisa?" tanya Amy
"Alat cetak di sini mungkin saja berbeda dengan yang ada di duniaku," jawab Raisa
"Sayang sekali," kata Billy menyayangkan.
"Terima kasih untuk kalian semua sudah menyempatkan waktu untuk menjengukku hari ini. Aku senang sekali," ucap Raisa
"Selain yang lainnya, apa tidak apa jika aku menahanmu di sini, Sanari? Bukan bermaksud apa-apa. Tapi, bukankah kamu telah bergabung dengan tim penelitian alat sains?" sambung Raisa bertanya.
"Tentu, tidak masalah. Aqila sudah mengatakan semua tidak memiliki tugas, tim penelitian pun begitu. Ini mungkin bisa dibilang menjadi libur panjang nasional. Lagipun, aku yang memutuskan untuk menjengukmu. Walaupun sibuk pun aku akan menyempatkan waktu untuk datang dan meminta izin untuk menjenguk teman di rumah sakit," jelas Sanari
"Kalau begitu, terima kasih sudah datang. Kalian semua baik sekali," sanjung Raisa
"Lalu, saat Sanari telah bergabung ke tim penelitian bukankah ada rekan baru di tim kalian, Amy, Wanda? Di mana Sandra*?" tanya Raisa
*Sandra adalah anggota tim 15 yang baru setelah Sanari menyatakan keluar dari tim dan memilih bergabung dengan tim riset penelitian alat sains.
"Untuk saat ini, Sandra sedang kembali pulang ke kampung halamannya di Negeri Besi*," ungkap Amy
*Sandra adalah pendatang dari Negeri Besi.
"Setelah tau Desa mengadakan hari libur baru, Sandra langsung pergi mengunjungi kampung halamannya," jelas Wanda
"Pantas saja, aku tidak melihatnya sejak awal tiba di sini," kata Raisa
"Karena diadakan libur, banyak yang pergi dari desa. Mama Papaku juga pergi ke kampung halaman Mama, di Desa Awan- Negeri Petir," ungkap Chilla
"Kau tidak berniat mengunjugi orangtuamu juga, Rumi? Ah, aku lalai. Aku tidak tau, apa pertanyaan ini boleh ditanyanyan atau tidak," ucap Raisa
"Aku akan tetap di sini. Bersama Morgan dan yang lain. Lagipula, ada kau, tamu yang hadir di desa ini, sudah pasti aku akan menetap," ujar Rumi
...'Apa maksudnya, aku yang menahannya di sini atau dia rela menetap karena ada aku di sini? Lagi-lagi, aku memikirkan hal ini. Sudahlah... Lupakan,' batin Raisa...
Toktoktok!
Krieettt~
"Permisi. Aku datang untuk memeriksa pasien," ujarnya yang memasuki ruang inap Raisa.
"Mama?!" seru Aqila
"Bibi Sierra ... kau datang langsung memeriksaku? Apa kau tidak sibuk? Bagaimana dengan pasien lainnya? Karena kejadian itu, banyak pasien bertambah masuk ke Rumah Sakit, kan? Kenapa tidak mengirim perawat lain ke sini? Tidak perlu kau sebagai Kepala Rumah Sakit langsung memeriksaku di sini," ucap Raisa
"Bicaramu sudah lancar ya, Raisa? Syukurlah, kau terlihat baik-baik saja. Kau tak tau? Beberapa hari ini pasien yang lainnya sudah berhasil ditangani. Kau ingat berapa hari kau tak sadarkan diri?" tanyanya, Kepala Rumah Sakit yang langsung datang memeriksa Raisa di kamarnya. Bibi Sierra.
"Aku melupakannya. Aku sudah menghabiskan banyak waktu di sini. Aku pasti telah menjadi beban. Mengingat aku tidak bisa membayar biaya Rumah Sakit dan tidak mempunyai seorang wali pun yang menanggungnya," ujar Raisa
"Kau tak perlu memikirkannya. Kau adalah tamu di sini. Keberadaanmu di sini ditanggung langsung oleh Pemimpin Desa. Jadi, biayamu selama di sini sudah ada yang menanggungnya. Karena, bagaimana pun juga, kau telah banyak sekali membantu kami di sini," jelas Bibi Sierra
"Maksud Bibi, Paman Nathan, Ayah Morgan? Beliau berkata seperti itu? Sepertinya aku telah menjadi bebannya," ujar Raisa
"Kau tidak boleh berpikiran seperti itu, Raisa. Kau telah sangat berjasa untuk desa ini. Kau telah menyelamatkan banyak orang di desa ini, termasuk kami. Kau juga membantu memerangi musuh saat pertarungan besar beberapa hari lalu terjadi. Kau seperti seorang pahlawan di sini. Sudah tentu kami harus berterima kasih padamu. Biaya rumah sakit bukanlah apa-apa bagi kami dari pada jasamu yang membantu kami mempertahankan desa ini dari kehancuran, kau bahkan terluka karena itu. Kami banyak berhutang budi denganmu," ungkap Aqila
"Aqila benar, Raisa. Jadi, kau tidak perlu merasa tidak enak hati. Anggaplah kita saling membantu satu sama lain," ucap Morgan
"Mereka berdua benar. Dengarkanlah perkataan mereka. Kau tidak perlu merasa bersalah atau sungkan," ujar Bibi Sierra
"Aku memang membantu banyak, tapi tidak sampai kalian berhutang budi denganku. Baiklah, anggap saja kita saling membantu satu sama lain tanpa pamrih,"ucap Raisa tersenyum tipis. Sebenarnya, dalam benak Raisa, ia masih merasa tak enak hati telah membebani orang.
"Ya. Sepertinya itu sepadan," kata Chilla
"Baiklah. Sepertinya kau cukup sehat untuk keluar dari rumah sakit. Setelah infus yang mengalir ini habis, kau bisa keluar dari rumah sakit. Setelah kau keluar dari rumah sakit, bisakah kau mampir ke kantor pemimpin desa? Nathan memintaku untuk menyampaikan hal ini padamu. Nanti, aku yang akan langsung mengantarmu ke sana," ucap Bibi Sierra
"Bibi, bisakah mengunjungi kantornya nanti saja? Kami ingin mengajak Raisa makan bersama setelahnya keluar dari rumah sakit, karena Raisa pun kan belum makan. Kami yang akan mengantar Raisa langsung ke kantor setelahnya. Tolong, Bibi sampaikan hal ini pada Ayah. Dia pasti mengerti," ucap Morgan
"Kalian makanlah tanpaku, aku akan langsung ikut Bibi Sierra ke kantor pemimpin desa. Aku tidak bisa ikut kalian karena aku tidak punya uang untuk membayar makanan. Kalian tau kan, uang yang kubawa berbeda dengan mata uang kalian di sini, tentu itu tidak bisa dipakai," ucap Raisa
"Hei, kau harus ikut. Acara makan bersama ini diadakan untuk merayakan kau yang telah keluar dari rumah sakit. Kaulah pemeran utamanya. Masalah pembayaran, kami yang akan traktir. Tanpa pemeran utama, apa artinya acara diadakan?" ujar Morgan bertanya.
"Benar. Tanpamu, acara makannya tidak akan ada artinya," kata Chilla
"Kau bukannya hanya peduli dengan makanannya saja?" tanya Ian, mengejek.
"Tentu aku juga mementingkan tema acara makannya. Ya, walaupun tanpa tema, aku akan tetap pergi untuk makan," ungkap Chilla
"Sudahlah ... kau pergi saja bersama dengan yang lain. Morgan, benar. Kau harus makan. Jangan sungkan dengan mereka, bersenang-senanglah. Aku yang akan menyampaikan pada Nathan, bahwa kau menunda pertemuan karena ada acara dengan teman yang lain dulu. Sudah diputuskan! Kau pergilah," ucap Bibi Sierra memutuskan.
"Kalau begitu, aku pergi dulu. Permisi," sambung Bibi Sierra
Bibi Sierra pun beranjak pergi dari ruangan tersebut setelah memeriksa keadaan Raisa dan memutuskan keputusan untuknya.
•••
Raisa sudah lengkap berpakaian dengan pakaiannya yang ia pakai saat pertama berada di Desa Daun - Negara Api. Raisa sudah melepaskan pakaian rumah sakitnya dan sudah berada di tempat makan bersama yang lainnya.
Seperti rencananya, Morgan mengajak Raisa untuk makan bersama temannya yang lain dalam rangka merayakan keluarnya Raisa dari rumah sakit.
Kini, Raisa bersama Morgan CS dan yang lainnya sedang duduk menunggu pesanan mereka datang. Mereka bersama-sama pergi untuk makan sup miso di salah satu kedai di sana.
"Ugh! Kenapa jadi cuma makan sup miso!? Lebih baik aku yang menyarankan kita untuk makan burger," jengkel Morgan
"Ssttt! Pelankan suaramu, Morgan... Itu tidak baik jika terdengar oleh pemilik kedai, apalagi kita juga sudah memesan dan tinggal menunggu makanannya datang," ujar Raisa
"Raisa benar! Kau ini tidak bersyukur sekali, sih. Lagipula, Raisa baru saja keluar dari rumah sakit. Dia lebih membutuhkan asupan yang ringan lagi menyehatkan," tegur Aqila pada Morgan.
"Ah, tanggapanmu sama saja dengan Ayahku saat Monic* sedang sakit," kata Morgan
*Monic adalah adik perempuan Morgan.
"Tapi, apa Raisa akan kenyang hanya dengan memakan ini? Kalau acara makan-makan untuk merayakan sesuatu lebih baik kita makan daging panggang," ujar Chilla
"Ah, Chilla ... daging panggang sama saja dengan burger. Lagipula, sup miso ini bagus untuk mengembalikan tenaga setelah sakit. Lebih bagusnya, karena makanan ini hangat," ucap Aqila
"Kurasa, Aqila benar. Pendapatnya baik untuk kesehatan. Tubuhku yang lemah membuatku tidak terlalu bisa memakan daging yang sifatnya panas. Makanan seperti sup memang cocok denganku. Tapi, bukannya aku tidak bisa memakan daging sama sekali. Lain kali, kita bisa memakan daging di waktu yang berikutnya. Lagipula, sepertinya memakan daging akan menguras biaya yang tidak sedikit. Daging kan mahal," ungkap Raisa
Setelah mereka bercakap-cakap, tak lama setelah itu, pesanan pun datang. Sup miso (tahu-rumput laut) yang hangat lagi menggiurkan~
Mereka semua pun makan bersama dengan senang hati sambil berbincang dengan penuh suka.
•••
"Paman, kami akan membayar," kata Morgan saat hendak membayar bersama yang lainnya.
"Tidak usah bayar. Semua makanan yang kalian makan gratis," ujar Paman pemilik kedai
"Apa begini pun tak apa? Aku sudah menambah 1 porsi sup tadi," gumam Raisa pelan.
"Dari pada kau, lebih parah Chilla yang entah menambah berapa porsi tadi," ucap Devan
"Tidak bisa begitu dong, Paman. Kami makan banyak tadi," ujar Aqila
"Tidak apa. Paman yang menanggung semua. Kalian ini kan yang telah membantu saat pertarungan beberapa hari lalu. Berkat kalian desa tetap berdiri dan usaha Paman tetap berlanjut. Apa lagi 'Gadis Cantik' ini yang membantu di pertarungan besar itu hingga desa kita pun menang," jelas Paman pemilik kedai
"Tapi, Paman-"
"Sudah, tidak apa! Kalian kembalilah beraktifitas masing-masing," kata Paman pemilik kedai
"Baiklah, terima kasih banyak, Paman."
"Terima kasih, Paman."
"Semoga kedai milik Paman ramai didatangi pengunjung."
Raisa dan yang lain pun kembali ke rencana berikutnya. Mereka akan mengantarkan Raisa ke kantor kepimimpinan desa.
"Paman pemilik kedai tadi baik sekali. Padahal kita makan banyak di kedainya tadi," ujar Raisa
"Iya, aku kenyang sekali," kata Chilla
"Itu karena kau yang makan paling banyak, Gendut!" sindir Ian
"Sudah bilang kenyang pun, kau tetap saja makan keripik kentang itu," ucap Devan
"Ini sih makanan favoritku," kata Chilla sambil terus memasukkan camilan keripik kentang favoritnya ke dalam mulutnya.
•
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 352 Episodes
Comments
YouTrie
Like
2021-09-14
0
Mommy Gyo
lanjut thor semangat
2021-08-17
0
zien
Hadir 💗💗🌹🌹
2021-06-21
0