"Pergi dan jangan pernah kembali..
DOR.. DOR.. DOR..
"Mamaaaahhh..." teriak Fatah terbangun dari tidurnya, nafasnya ter engah² dengan keringat yang menetes deras.
"Haaahhh.. mimpi itu lagi" ucap Farah sambil mengusap kasar wajahnya.
"Dasar biadap, padahal hanya ku sisakan satu orang.. sebenarnya di mana kesalahanku sampai² misiku di anggap gagal oleh orang tua itu" ucap Farah kini dia duduk di pinggir kasurnya.
Cetaaarrr.. cetaarrr..
Bunyi cambuk menggema sangat keras dari dalam ruangan khusus yang sudah di siapkan, disana terdapat dua orang kekasih yang sedang ter engah² dan meraung kesakitan.
"Aaaaahh.... Di Dian maafkan aku" ucap Klara mengerang
"Aaaaaaahhh.... Brengsek kau Dian akan ku balas kau" ucap Arga mengerang kesakitan.
Cettaattr.. cetarrr...
Dian mencambuki dengan sangat brutal tidak mengenal ampun sama sekali bahkan Dian tidak menghiraukan Cacian dari Arga.
Darah segar keluar dari sela² kulit mereka yang terkena tali cambuk.
"Siram airnya" ucap Dian tanpa mengalihkan pandangannya kepada kedua kekasih itu.
Bbyyyuuurrr..
"Aaaaaaahhhhhh... " ucap keduannya sangat pilu membuat para pembaca ikut ngilu kayak sakit gigi gituu.. hhuuuu.. gak tau kenapaya gigi Autor ikut ngilu dengernya apa karna faktor U ya, perasaan Autor masih muda masih belum nikah jangankan nikah punya pacar aja enggak😶😶.
"Bi biadap.. akan.. akan ku balas kau Dian setelah aku.. Keluar.. Dari sinih.." ucap Arga terbata² karna merasakan nyeri di punggungnya belum lagi tadi dia di siram dengan air garam waahh.. rasanya anjing banget😅😅.
"Dian.. Di.. Dian.. apa kau ahh.. " ucap Klara terbata karna merasakan sakit yang amat sangat di punggungnya.
"JANGAN BERANI² KAU MEMANGGIL NAMAKU DENGAN MULUT KOTORMU ITU" teriak Dian.
"Dian.."
Cetar.. Cettaaaarrr...
"Sudaaahhh..."
Cettttaaaarrr...
" Aku katakan.."
Cetttaaarrrr....
"Jangan memanggil.."
Cetttaaarrrrr...
" Namakkkuuu.." ucap Dian sambil mencambuki kedua orang yang sedang ada di hadapannya yang tak lain adalah Arga dan Klara.
Bbrrraaakkk..
Mereka akhirnya tumbang dengan luka di sekujur tubuh belakangnya yang paling parah adalah punggung mereka yang sudah tidak hanya terdapat luka tetapi juga darah dan air garam yang di siramkan pada mereka tadi.
...****...
"Udah ya Autor ngeri kalok mau ngalanjutinnya, Autor gak bisa pesikopat banget soalanya.. jangan tiru adegan di atas guyss, itu hanya untuk orang² tertentu saja😆😆".
...****...
"Bawa mereka ke rumah sakit dan hubungi keluarga mereka masing², aku ingin lihat bagaimana reaksi tuan Alfahri Ardiansyah melihat Anak satu²nya sekarat" ucap Dian sambil menyunggingkan senyum di sebelah bibirnya.
"Baik tuan" ucap Pengawal yang tadi membawa Arga dan Klara.
"Hanya ini? Apa kau sudah puas?" tanya Frans kepada Dian yang menyerahkan cbuknya kepada Frans.
"Hemm.. entah tapi gue ngerasa kalok cuman nyiksa anaknya aja kebahagiaan gue gak lengkap jadi gue pikir buat meratakan seklaian sama keluarganya yang lain biar adil, sama kayak wariasn harus di bagi dengan rata, hahahaaaaa..." ucap Dian dengan tawa yang mengerikan.
"Teenyata kau masih punya rencana lain" ucap Frans sambil menyunggingkan senyumnya.
"Tentu, kalau gue cuman nyiksa satu orang aja kurang pas.. prinsip gue kan satu salah semua salah" ucap Dian berjalan keluar dari ruangan dan di susul oleh Frans dari belakang.
"Buang cambuk itu, Darah mereka sudah membuat Cambuk kesayanganku kotor, pesankan cambuk lagi kali ini gue ingin cambu anti noda jadi darah gak akan bisa nempel di cambuk Gue" ucap Dian dan di angguki oleh Frans.
'Hemm.. apa kah Dian masih menyimpan perasaan pada Klara? memang tidak mudah melupanan cinta tapi bukan berarti sulit merubah cinta menjadi benci' ucap Frans sambil berdehem dalam hati.
"Frans, ikut gue ke rumah sakit tempat mereka akan di rawat dan jangan lupa siapkan bingkisan kemenyan komplit satu paket" ucap Dian kininsemakin menggila entah apa idenya kali ini.
Mobil yang di kenadarai Dian dan Frans pun melaju menuju rumah sakit tidak ada percakapan antara mereka, Awalnya Frans ingi berbicara namun saat melihat Exspresi Dian yang bersungut membuatnya tak jadi membuka suara.
Akhirnya hingga mereka sampai rumah sakit tidak ada percakapan sama sekali, kini mereka sedang berjalan di koridor rumah sakit menuju ruangan rawat pasien.
"Ehem.." dehem Dian saat memasuki ruang rawat Arga di sana terdapat 2 orang wanita yang menangis karna melihat kondisi Arga sedangkan 1 orang laki² berdiri dengan wajah sendu, mereka menatap kedatangan Dian dengan tatapan sinis.
"Dasar biadap kau RAHARDIAN akan ku bunuh kau" ucap laki² paruhbaya yang kini akan mencekik leher Dian namun di hadang oleh tangan Frans.
"Singkirkan tangan kotormu itu dari Tuan muda" ucap Frans dengan tegas dan pandangan tajam sehingga membuat Alfahri mengurungkan niatnya untuk mencekik Dian ya dia Alfahri Ardiansyah Ayah dari Arga.
"Tenanglah tuan Ardiansyah aku kesini hanya untuk melihat kondisi anakmu, kenapa kau ingin mencelakaiku?" ucap Dian dengan senyum mengejek.
"Jangan berlura² tidak tau, aku tau kau yang melakukan ini semua kepada anak ku iya kan" ucap Alfahri dengan suara meninggi.
"Turunkan nada bicaramu itu, aku tidak mencelakainya bahkan se ujung rambutnya pun aku tak memegangnya" ucap Dian kini mendekat dan berdiri di depan Alfahri sambil memandang rendah Alfahri
"Jangan berdusta, aku tau kau yang melakukannya aku akan membawa ini semua ke jalur hukum" ucap Alfahri sambil menunjuk pada Dian.
"Hahhh .. jalur hukum? kau lupa sedang berurusan dengan siapa sekarang Alfahri Ardiansyah" ucao Dian lalu menurunkan jari Alfahri yang menunjuk padanya.
"Kau harus tau satuhal, tidak ada yang bisa lolos dariku jika sudah mengusikku.
Anakmu sendiri yang mencari gara² denganku jadi salahkan anakmu yang bodoh itu" ucap Dian menekankan kata Bodoh pada kalimatnya seakan² yang di maksud Bodoh adalah Alfahri.
"Kau melukainya, kau masih tak mau mengakuinya? aku di beritahu oleh pengawalmu bahwa kaulah yang melukainya bagaimana kau akan mempertanggung jawabkan ini semua jika ku bawa masalah ini ke hukum, kau akan kalah Rahardian Agustin Admaja" ucap Alfahri dengan menyunggingkan senyum di bibirnya.
"Oww.. benarkah? kau yakin dengan kata² mu? bagaimana kalau kau kalah dalam kasus ini bukankan nama keluargamu akan tercoreng? kau tidak takut?" tanya Dian dengan santainya, karna menurut hukumpun tidak salah jika Dian menghukum Arga karna Arga sudah melakukan pembunuhan berencana kepada Dian dan banyak lagi bukti yang bisa memberatkan Arga jika kasus itu sampai di bawa ke hukum otomatis nama keluarga Ardiansyah akan jatuh dan pastinya bangkrut.
"Kita lihat saja siapa yang akan menang, aku akan tetap membawa kasus ini ke hukum" ucap Alfahri yang masih kekeh dengan prinsipnya, entah apa yabg di pikirkannya dia hanya memetingkan untuk bagaimana menjatuhkan Rahardian bukan keluarga, kalau dia peduli dengan keluarganya seharusnya dia memilih untuk mencari jalan aman dengan tidak berurusan lagi dengan keluarga Admaja.
Setelah itu Dian berbalik menuju pintu keluar saat akan keluar dari pintu Dian berhenti.
"Frans letakkan bingkisanku, hahahaaaa.." tawa Dian menggema di ruang rawat Arga membuat siapapun yang mendengar pasti merasa merinding.
Frans pun menaruh bingkisan itu di meja samping pintu lalu mengikuti Dian yang sudah keluar dari Kamar rawat.
"Biadap kau Dian..
.
.
.
...........Halo guyysss Jangan lupa Like, Comen and Vote ya LOVE YOU ALL GUYYSSS😘.........
...Makasih udah dukung Autor dengan like, comen and vote💞😆😆🙏...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments