Misi atau nyawa

Gemricik air terdengar dari kamar mandi menandakn ada orang yang pastinya lagi mansi masak iya jual lagi masak😵.

"Gue masih gak percaya yang balikin dompet gue itu.. eh iya kan lupa lagi gue mau nannya nama cewek garang itu" ucap Frans sambil menggosok² rambutnya di bawah guyuran sower.

"Gimanaya, kayaknya gue suka sama dia tapi gak menutup kemungkinan juga kalok Dian suka sama cewek itu huufff.. sulit cari cewek yang modelnya nyeleneh kayak dia tapi.. manis juga bahkan gue rasa cewek itu sepesial" ucap Frans lagi sambil tersenyum² sendiri.

"Makasih udah nganterin pulang dan beliin makan" ucap Farah berterimakasih kepada Dian sekarang Farah sudah ada di tempat yang pertama kali dia meminta Dian untuk menurunkannya.

"Ya sama², ini sebagai tanda trimakasihku.. emm.. kau bekerja di mana?"

"Hemm.. Cafe Joy, Frans tau tempatnya tanya saja padannya" ucap Farah.

"Baiklah, gue masuk dulu sekali lagi makasi Assalamualaikum" ucap Farah berlalu berjalan menuju gang kecil yang ada di tempat itu.

"Waalaikumsalam.. bagaimana ini rasanya seperti entahlah seperti apa tapi bahagia rasanya bisa bersamannya di jam² hari ini berbeda dengan saat aku bersama Klara" seketika senyum Dian menghilang saat dirinya memanggil nama Klara.

"Aku lupa masih ada hal lain yang harus kukerjakan hari ini, hem... Klara dan Keturunan Ardiansyah kira² apa yang akan ku lakukan pada mereka" ucap Dian kini mulai menancap gas menuju rumahnya.

Farah berjalan menuju gang kecil itu yang sebebarnya menuju pintu belakang Cafe.

"Keluarlah, aku tau kau menungguku" ucap Farah.

"Benar kata Bos, kau pasti akan kembali ketempat ini" ucap laki² bertubuh besar dengan pistol di tangannya menodong tepat di kening Farah.

"Apa orang tua itu yang menyuruhmu?" tanya Fatah dengan nada datar dan laki² itu hanya diam.

"Sepertinya benar, baiklah aku tidak ada waktu untuk meladenimu jadi cepat antar aku menemui orang tua itu" ucap Farah berjalan mendahului laki² itu.

Brraaakkk...

Farah menendang pintu ruangan itu sehingga membuat orang yang di dalamnnya bersiap siaga menodongkan senjata.

"Lancang kau, turunkan senjatamu" ucap Laki² yang usiannya tidak muda lagi bisa di bilang usiannya kepala lima keatas.

"Maaf bos" ucap pengawal yang mendongakan senjata kepada Fatah sambil membungkuk.

"Nak akhirnya kau menemui Ayah, apa kau sudah puas bermain² di luar sana nak?" tanya laki² itu sambil mendekati Farah yang masih berdiri di depan pintu.

"Cukup basa basinya, apa maumu" ucap Farah mengangkat tangan saat Ayahnya akan memeluknya.

"Kau sama sepertiku rupannya, tidak suka hal yang bertele² baiklah kemarilah" ucap Ayah Farah dan berbalik menuju ruangan tersembunyi yang ada di ruangan itu.

Para penjaga meninggalkan mereka berdua dan menjaga pintu luar ruangan rahasia itu, ruangan itu masih sama seperti saat dulu ketika Farah di hukum di sekap di ruangan itu.

"Sama, tidak ada yang berbeda" ucap Farah dengan memandang sekeliling ruangan itu.

"Tentusaja nak, ini kan tempatmu dan Ayah tidak akan merubah apapun yang menjadk kesukaanmu" ucap Ayahnya.

"Tuan Qingyan apa tujuanmu membawaku kesini" ucap Farah lagi.

"Kau anakku.."

"Hentikan kata² mu yang busuk itu, aku tau kau pasti punya alasan mencariku sampai anak buahmu kau kerahkan semua bahkan kau bersekongkol dengan agen 10 mengikutimu, dasar picik" ucap Fatah dengan nada tegas.

"Hahahaaaa.. ini yang aku suka darimu daripada agen² lain yang ku asuh" ucap Ayah Farah.

"Kotak itu targetmu, salah sedikit jantungmu yang menjadi korban kita sudah sepakat bukan" ucap Ayahnya sambil duduk di kursi kebesarannya.

"Bahkan kau mengorbankan anakmu sendiri untuk memusuhi negara, Siapa kali ini targetmu? pengusaha? pejabat? polisi? atau negara lain?" ucap Farah karna Farah sudah melakukan semua hal yang berhubungan dengan hal yang di sebutkan tadi.

"Bunuh penerus perusahaan R'A Admaja."

...*******...

"Apa yang mau lu lakuin sama dua orang biadap ini?" ucap Frans menunjuk Arga dan Klara yang sedang tak sadarkan diri mereka terikat di kursi yang mereka duduki.

"Hemm.. bagaimana dengan bermain sebentar, gue udah lama gak main karna sibuk di kantor" ucap Dian dengan senyum Devilnnya.

"Hahaaa.. lu gak pernah berubah ya emang gak salah sebutan Luciver buat lu" ucap Frans.

"Siapkan air garam dan jangan lupakan peralatan faforitku" perintah Dian kepada penjaga.

"Frans, siram mereka dengan air dingin" ucap Dian di selingi senyum penuh arti.

"Siap bos" ucap Frans mengambil bak yang berisi air dingin lalu menyiram dua orang kekasih yang sedang nyenyak tidur.

Byyyuuuu...

"OMG huufff... apa ini kenapa dingib sekali" ucap Klara sambil menggigil sedangkan Arga dia mengeryipkan matanya merasa ada cairan dingin yang menyentuh tubuhnya kaenaasih merasa sakit di sekujurtubuhnya dikarnakan pukulan Farah.

"Oh.. apa aku membangunkan kalian terlqlu kasar, hemm.. kalian kedinginan bukan bagaimana kalau kita ke tunggu pembakaran untuk mengeringkan bafan kalian?" ucap Dian dengan nada mengejek.

"Di.. Dian.. sayang apa yang.." ucap Klara.

"Jangan panggil aku dengan mulut kotormu itu wanita rendahan sepertimu tidak pantas memanggil namaku" ucap Dian dengan menahan geram.

'Yahh.. sekali ular tetap ular, setelah pasangannya yang lain kalah dia akan kembali kepion pertama' ucap Frans dalam hati.

"Tuan peralatan anda sudah siap" ucap penjaga yang tadi di perintah Dian.

"Baiklah, bawa mereka ke tunggku dulu biarkan mereka menghangatkan badan bersama" ucap Dian dengan menyunggingkan senyum di sebelah bibirnya.

"Baik tuan" jawabnya lalu para penjaga itu meng melaksanakan perintah Dian.

"Sayang.. jangan begini aku.. aku bisa menjelaskan, beri aku kesempatan untuk menjelaskan sebenarnya.. Sebenarnya aku.. aku tadj ingin memperingatkan mu tapi keburu dia datang" ucap Klara membual padahal sudah jelas kalau dia juga bersekongkol dengan Arga.

"Dasar wanita jal*ng, jelas² kau yang mengusulkan ku untuk menyerangnya.." ucap Arga geram kepada tingkah Klara yang lempar batu sembunyi tangan.

"Apa yang kau maksud, aku sangat mencintai Dian aku di paksa untuk mengikutinya sayang percayalah kepadaku" ucap Klara yang masih saja membual untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

"CEPAT BAWA MEREKA" ucap Dian dengan penuh penekanan dan tegas sehingga membuat semua orang takut bahkan Frans pun ikut ngeri melihat Dian yang sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi.

"Di.. Diannn.. tolong dengarkan aku" ucap Klara masih ingin membual.

"Diannn.."

"Diaaannnn.."

Teriakan Klara menggema di ruangan itu Dian merasa semakin geram dengan tingkah Klara dan merasa sakit bagaimana tidak, orang yang sangat iya cintai bisa² menyusun rencana untuk menjatuhkannya bahkan bersekongkol dengan dengan saingan perusahaannya.

"Kenapa.. apa kurangnya aku.. padahal semua yang dia minta selalu ku turuti apapun itu tanpa terkecuali tapi ini balasannya untukku, Frans sebenarnya apa kurangku.. kenapa Klara lebih memilih.. dia kenapaa.. Frans kenapaaaa.." ucap Dian Frustasi padahal barusaja dian menyusun rencana untuk menikahi Klara tapi malah akhirnnya seperti ini.

"Tenanglah, sekarang dia berada di tangan kita jadi apapun yang kau inginkan darinnya pasti akan dipenuhinya" ucap Frans menepuk pundak Dian.

.

.

.

...........Halo guyysss Jangan lupa Like, Comen and Vote ya LOVE YOU ALL GUYYSSS😘.........

...Makasih udah dukung Autor dengan like, comen and vote💞😆😆🙏...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!