Episode 16

Angin berhembus kencang. Bersamaan dengan itu banyak daun yang disertai debu berterbangan di jalanan. Seseorang baru saja keluar dari gerbang rumah, ia menatap ke bawah karena sedang fokus pada layar ponselnya.

Tak berselang lama sebuah mobil keluar dari sana. Sang wanita melambaikan tangannya. Senyuman merekah saat itu juga. Pergi dan kini ia kembali sendiri. Hanya selang beberapa menit, mobil lain dari jalanan berhenti tepat didepannya. Ia pun segera masuk ke dalam.

Di sisi lain, seseorang sedang duduk nyaman di dalam mobil. Berniat membuang waktunya agar bisa memberikan berita pada orang yang sudah menyewanya.

"Jadi, aku harus mengintai sepasang kekasih atau sepasang suami istri?!"

Sesaat setelah ia bergumam, mobil mulai melaju untuk mengikuti jejak mobil lain yang baru saja melintas. Sosok lelaki yang sedang mengemudikan mobilnya tersebut masih menerka-nerka apa yang sebenarnya terjadi. Ia mendapatkan tugas namun semuanya masih menerawang. Seakan tugasnya ini terlalu biasa dan tidak memiliki tantangan.

Mobil perlahan terhenti. Matanya melebar sesaat setelah melihat sosok lelaki yang sangat mirip dengan lelaki yang menghubungi semalam. Orang yang berada di layar ponselnya itu sangat mirip dengan lelaki yang saat ini sedang berbincang dengan wanita tadi.

Masih menahan diri dari rasa penasaran, lelaki itu tetap melakukan pekerjaannya. Memberikan laporan dengan mengirimkan video yang ia ambil tadi.

❤️❤️

"Sayang, aku sedang bertanya padamu?"

Anggi masih saja berjalan tanpa menghiraukan panggilan dari kekasihnya. Anggi mengangguk hormat karena ada beberapa perawat menyapanya. Ia sedikit merasa tidak nyaman mendapati kedatangan Khal pagi ini. Padahal ia sendiri tahu, jika lelaki yang juga kekasihnya itu sama sekali tidak memiliki kesalahan. Lalu kenapa ia merasa kesal melihatnya saat ini. Ada apakah gerangan?

Yah ... tentu saja karena ada sesuatu hal.

"Anggi!"

Sedikit meninggikan suaranya, Khal mencekal tangan kekasihnya. Membuat sang wanita memekik pelan karena terkejut saat lelakinya telah berhasil membalikkan tubuhnya.

Khal merasa bingung karena si wanita tiba-tiba saja mengabaikan dirinya, dan tanpa sebab. Tatapan mata menajam. Kekesalannya mulai tidak terkendali.

"Kamu kenapa? Sejak semalam aku menghubungi mu tapi tidak bisa, lalu sekarang, kamu juga mengabaikan ku. Apa yang sebenarnya terjadi?"

Meluap dengan sendirinya. Emosi itu tak bisa diredam dengan baik. Ia sudah merasa kacau selama sebulan ini, ditambah dengan kekasihnya yang mulai abai dengannya.

Ia mulai mengalami frustasi.

Mereka saling memandang dalam diam. Khal begitu dalam menatapnya. Namun tatapan Anggi tampak berbeda kali ini. Khal tidak bisa melihat cinta dari dalam manik indahnya. Kelam dan kelabu. Ia merasa ada kesedihan di sana.

Sesaat setelah mereka puas saling memandang. Tiba-tiba saja Khal merasa hangat. Anggi sedang memeluknya. Terisak, wanita itu menangis dalam pelukan Khal.

Lelaki mana yang bisa terus bertahan di atas ego ketika melihat orang yang ia sayang sedang menangis?

Khal adalah lelaki lembut di dalam dan akan terlihat keras di luar. Percayalah, ia tidak pernah bisa marah terlalu lama, apalagi pada wanitanya.

"Hei, kenapa kamu menangis begini? Apa yang sebenarnya terjadi? Kemarin hingga pagi ini, kamu mengabaikan aku dan sekarang tiba-tiba saja menangis. Katakan padaku, apa yang terjadi? Apa orangtuamu tahu jika kita masih berhubungan?"

Rentetan pertanyaan telah mengudara. Perlahan menguap diterpa oleh angin. Anggi masih terisak lirih. Membiarkan dirinya sendiri menjadi tontonan oleh lalu lalang orang yang melintas. Bahkan beberapa perawat tampak tersipu saat melihatnya.

Khal tidak perduli lagi dengan mereka. Hanya keadaan sang kekasih lah yang saat ini ia perdulikan. Apa alasan wanita itu sehingga berubah secara tiba-tiba? Dengan perasaan bercampur aduk, Khal mencoba melepaskan diri.

Perlahan tangannya mengusap lembut pipi mulus sang kekasih. Hubungan asmaranya baru saja terjalin kurang lebih dua bulan, namun ia sungguh menyayangkan kisah asmaranya, yang pada akhirnya banyak menumpahkan air mata.

"Apa yang sedang terjadi, hem?"

Anggi menelan ludahnya kepayahan. Khal meraih tangan dan menggenggamnya. "Katakan saja! Apa orangtuamu sudah tahu jika hubungan kita masih terus berlanjut?"

Yah ... kepalanya bergerak ke bawah. Tanpa sadar Khal mengepalkan kedua tangannya. Walaupun terasa begitu sakit, namun logikanya masih berfungsi. Ia tidak seharusnya marah jikalau restu tetap belum ia dapatkan. Semuanya tidak ada yang salah, hanya saja dirinya datang diwaktu yang kurang tepat.

Khal meraih tangan Anggi dan segera menggenggamnya.

"Lalu bagaimana denganmu? Aku mencintaimu dan kamu pun juga mencintaiku. Jika kamu siap, maka aku pun juga siap." Dengan raut dan nada bicara yang sungguh-sungguh. Khal tidak ingin menjadi lelaki pengecut yang akan langsung mundur saat hubungannya tidak mendapatkan restu.

Kening anggi mengerut. Wajahnya tampak bingung. "Siap?! Apa maksudnya?" tanya Anggi.

"Tentu saja siap membawamu pergi, sayang, apalagi," ungkapnya dengan penuh penekanan.

Anggi kembali menelan ludahnya kepayahan. Tidak menyangka jika Khal akan mendesaknya seperti ini. Entah mengapa kini ia meragu. Hatinya berkata lain dengan pilihannya beberapa bulan lalu. Ia tidak mungkin bisa berpaling ke lain hati. Karena sejatinya ia sudah terikat dengan lelaki lain yang lebih ia cintai.

Hanya karena merasa kesal dan marah pada lelakinya, ia seakan menemukan pelarian ketika bertemu dengan seseorang dimasa lalu. Hingga semuanya berlanjut dan kini ia baru menyadari kesalahannya.

Bagaimana ini? batin Anggi yang sedang gelisah.

"Ehmm ... Khal, mungkin kamu akan terluka, tapi aku harus mengatakannya. Aku ... ti-tidak mungkin melakukannya. Aku tidak bisa pergi denganmu. Tolong maafkan aku!"

Khal tertegun. Jantungnya berdegup kencang. Menyangkal beberapa kata yang sudah masuk ke dalam indra pendengarannya. Terus dicerna oleh otak. Seakan ia mendapatkan sebuah kesalahan. Berulang kali ia mengulang setiap kata yang di dengar. Namun, tetap saja ia tidak bisa menganggap bahwa semua itu benar.

"A-apa yang kamu katakan, sayang?"

Sangat pelan dan terkesan begitu melas. Berusaha keras untuk menyangkal keadaan. Sangat berharap jika semuanya salah dan tadi ia hanya salah dengar.

"Maafkan aku, Khal! Aku tidak bisa. Aku tidak mungkin melakukannya."

Khal seakan sudah tak bertenaga. Tubuhnya terasa lemas. Ia sungguh tidak percaya jika kekasihnya, wanitanya, cintanya, kini sudah menyerah. Tidak lagi ingin berjuang bersama. Perlahan lapisan bening mulai berkumpul untuk bersorak.

"Maafkan aku, Khal. Pergilah dan carilah wanita lain yang lebih baik dariku! Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini."

Segera Anggi berbalik. Ia tahu jika hatinya milik orang lain. Namun entah mengapa kini ia menangis. Langkahnya cepat dan sedikit berlari. Ia ingin segera pergi dan tak ingin lagi melihat sosok lelaki itu. Hatinya sakit, dadanya sangat sesak.

"Aku adalah seorang istri. Tidak seharusnya aku menjalin hubungan dengan mu, Khal. Maafkan aku. Maafkan aku."

Terus melangkah hingga sampai ke dalam ruangannya. Ia tidak perduli lagi dengan imagenya. Tidak perduli lagi dengan keadaan di sekitarnya. Saat ini ia hanya ingin sendiri. Tidak menyangka jika perbuatannya beberapa bulan lalu akan berakhir menyakitkan seperti ini.

Di tempatnya. Khal berusaha untuk menopang dirinya. Menatap nanar ke arah sang kekasih. Wanita itu melangkah semakin menjauh meninggalkan dirinya. Sudah tidak ada harapan lagi. Dalam hati ia menjerit. Masih tidak bisa menerima kenyataan.

Lelehan cairan bening sudah membasahi pipinya. Hatinya begitu sakit seakan telah tersayat oleh ribuan pisau. Ia tidak bisa menyalakan kekasihnya, karena ini hanya masalah restu.

Tubuhnya mulai oleng. Segera ia bersandar pada dinding. Masih menangis dalam keramaian suasana. Orang lalu lalang menatap aneh ke arahnya. Khal tidak perduli.

Tak lama ia pun berbalik dan segera memukul tembok sebagai alat pelampiasan. Membiarkan tangannya yang akan lecet setelah ini. Dan satu hal lagi yang terjadi, ia tetap tidak perduli.

"Seharusnya aku bisa meyakinkan dia. Aku bisa mendapatkan restu dari orangtuanya."

"Bodoh."

"Bodoh kamu Khal."

"Bodoh."

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Fa Rel

Fa Rel

anggi jahat lu serakah jd wanita

2022-04-11

0

Salmah S

Salmah S

ooh, jadi Khal cuma pelariannya Anggi...sudah punya suami tapi bisanya membuat oranglain menderita...

2021-12-13

0

Efan Zega

Efan Zega

anggi cantik ,,, sampe2 saudara kembar menyukainya,tp sayang wanita laknat,dah bersuami tp kasih harapan sm pria lain

2021-06-09

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!