Episode 7

Khal mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Ruangan kerjanya terbuka kala seseorang melangkah masuk ke dalam. Raut wajahnya tampak murung. Tidak ada sapaan hangat yang biasa dilakukan olehnya.

Hal itu membuat sang pemilik ruangan mengernyitkan keningnya. Sosok yang baru saja masuk itu segera duduk di depannya dengan malas.

"Kak, sepertinya besok aku tidak bisa menemanimu ke Malay. Bella sedang sakit. Dia terus saja memintaku untuk berada di dekatnya."

Satu bulan telah berlalu. Hubungan Khal dengan Anggi semakin dekat. Namun, hal itu berbanding terbalik dengan Keen. Bahkan hubungannya dengan sang kekasih mulai mengalami banyak masalah. Keen sekarang sudah jarang mendapatkan telepon dari Anggi. Entah apa yang saat ini sedang ia rasakan, yang jelas ia merasa gelisah setiap mengingat wanita yang telah menjadi kekasih kakaknya itu.

Khal menghembuskan nafas. "Lalu, aku harus mengatasi dua proyek sekaligus. Kau yang benar saja, Keen. Aku pun juga tak ingin berada jauh dari Anggi, tapi mau bagaimana lagi, ini tanggungjawab kita."

"Astaga Kak. Sekali saja. Aku kasihan melihatnya terus merengek minta ditemani. Nanti Kakak juga akan tahu sendiri, ketika Anggi minta Kakak untuk tetap tinggal."

Khal mendecih.

"Kau selalu saja mencari-cari alasan. Yasudah, tapi kali ini saja aku membantumu. Bawa kemari semua berkas-berkas yang akan ku bawa besok," titah Khal.

Senyuman terbit. Keen dengan semangat beranjak dari duduknya. "Beres. Nanti Siska yang akan membawanya kemari."

Dengan senangnya Keen pun melangkah pergi meninggalkan tempat kerja Kakaknya yang cukup klasik itu. Ia bukan sedang ingin merawat Bella. Ia hanya sedang ingin mendinginkan pikirannya barang sejenak. Walaupun memang sebenarnya Bella sedang sakit, namun wanita itu masih cukup sadar untuk tidak merengek seperti yang tadi dikatakan oleh Keen.

***

Malam harinya.

"Kamu tidak apa kan, ku tinggal beberapa hari di Malay?"

Suasana romantis dari restoran itu menambah kesan dihati seseorang. Entah darimana Khal mempelajarinya. Namun, ia sungguh pandai membuat sosok Anggi yang lagi dan lagi merasa tersanjung dibuatnya.

"Sebenarnya sih, aku keberatan, tapi yah... mau bagaimana lagi."

Sejenak menghentikan perkataannya. Ia menatap lurus dimana sosok kekasihnya tampak sedih. Bahkan kedua tangannya telah digenggam erat oleh Khal. Seketika itu tawanya pecah.

"Astagaaaa... kenapa kamu tertawa? Senang yah, berada jauh dariku," seloroh Khal dengan raut wajah kesal yang dibuat-buat.

Khal tersenyum. Ia memajukan tubuhnya, hingga kini salah satu tangannya sudah menarik hidung mancung wanitanya.

"Aku serius, Nggi. Kamu tidak apa kan, ketika aku meninggalkan mu nanti. Bahkan bukan hanya kali ini saja. Tentu besok-besok, aku juga akan pergi untuk urusan bisnis. Aku takut kamu akan keberatan dan akan memilih untuk meninggalkan aku."

Seketika itu, raut wajah bahagia Anggi menguap. Perlahan ia mulai merasa kesal. "Kamu ngomong apa sih, Khal. Kita baru saja memulai hubungan ini. Jangan berfikir terlalu jauh! Aku tidak akan membatasi dunia mu selama itu berurusan dengan pekerjaan, dan yang terpenting, Kamu harus selalu menjaga hatimu selama berada jauh dariku. Aku pun juga akan menjaga hatiku ketika berada jauh darimu."

Khal meremas tangan wanitanya. Ia sungguh tersentuh mendengar penuturan dari kekasihnya. Tak lama ia pun mengangguk. "Tentu, tentu saja aku akan menjaganya hanya untukmu, sayang."

Khal tersenyum manis. "Mungkin aku harus mulai terbiasa memanggilmu dengan sebutan 'sayang'."

Rona di pipinya mulai kentara. Anggi sedang tersipu. Ia terkekeh malu. "Kamu membuatku malu, Khal."

Khal kembali tersenyum lebar, "kenapa harus malu?" Ia melirik jam yang telah melingkar apik di pergelangan tangannya. "Sepertinya aku harus segera mengantar mu pulang. Aku tidak ingin membuatmu kelelahan. Ayo!"

Kini Anggi kembali terkekeh. Perasaannya masih berkabut cinta, hingga membuatnya ingin terus tertawa riang. "Baiklah, ayo!"

Sang lelaki lebih dulu beranjak dari duduknya. Ia tersenyum manis dan segera menyodorkan tangannya. Wanita cantik itu segera meraihnya dengan penuh cinta. Perlahan keduanya mulai melangkah. Tampak begitu serasi saat keduanya jalan bergandengan tangan seperti itu.

Siapa yang menyangka jika tanpa mereka sadari, seseorang yang berada di dalam restoran mewah itu telah lama memperhatikan setiap aktivitas yang tadi dilakukan.

Melihat dari raut wajahnya, ia tampak sedang menahan kesal. Perasaan yang datang secara tiba-tiba membuatnya frustasi akhir-akhir ini. Berusaha terus menyangkal perasaan itu, namun yang terjadi malah sebaliknya.

Seakan ada magnet yang menarik dirinya. Ia terus saja mencoba untuk bisa menatap wajah cantik yang telah menjadi kekasih dari Kakaknya.

Salahkah jika aku jatuh cinta padanya? batin Keen.

Lelaki itu mengusap wajahnya. Ia sedang dalam keadaan dilema. Tak pernah sedikitpun ia meminta untuk jatuh cinta pada orang yang sama, tapi ternyata hati telah memilih. Berusaha keras menolak, namun yang terjadi hanya membuat hatinya terluka.

Setelah melihat Kakak dan wanitanya pergi. Keen pun kini memutuskan untuk ikut pergi dari sana. Baru saja ia menyadari kebodohannya. Tidak seharusnya ia mengintai kegiatan mereka. Pikiran warasnya menegur dan mengingatkan, "aku sudah memiliki Bella, tidak seharusnya aku membiarkan hati ini menghasut jiwaku."

Keen segera masuk kedalam mobilnya. Ia pun segera pergi meninggalkan restoran mewah tersebut. Sekilas menatap satu sisi di mana tadinya di sana terdapat dua insan yang sedang di mabuk asmara. Ia pun tersenyum tipis. Masih tampak nyata di depan mata, ada hiasan lilin dan banyak bunga di sana. Ia merasa malu pada dirinya sendiri.

"Bahkan, aku tidak pernah memperlakukan Bella seistimewa Kakak memperlakukan dia."

Cukup.

Segera ia mengakhiri rasa tak nyaman yang mulai kerasan berdiam diri di hatinya. Memutar setir kemudinya dan kini benda beroda empat itu telah melaju pergi.

Bayang-bayang keromantisan dua insan masih menghantuinya. Semakin ia berusaha keras untuk menyangkal perasaannya, maka semakin dalam pula rasa ingin memilikinya.

"Tidak boleh ... ini tidak boleh terjadi. Dia sudah milik Kak Khal. Jangan bodoh Keen!"

Bermonolog sendiri, berusaha untuk menyadarkan diri sendiri. Cengkraman tangannya pada setir kemudi semakin erat. Iya marah pada dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia mulai memiliki rasa dengan wanita lain, bahkan dirinya sendiri telah memiliki kekasih hati.

"Aaaaaaarrrggg!" Keen berteriak kencang di dalam mobil sambil memukul setir kemudinya. Mencoba untuk menyalurkan rasa kesalnya. Bahkan kedua matanya sudah memerah. Cairan bening siap meluncur.

Untung saja jalanan sepi, jika ramai dan suaranya terdengar, mungkin akan banyak orang yang mengira jika ia mulai gila.

hehehehe...

Sabar yah Keen, ini ujian..

Bersambung...

Bisakah kita menyalakan takdir?

Salahkah kita marah padanya ketika mendapati sesuatu yang tidak sesuai dengan hati?

Merasakan sakit karena terluka hati, membuat siapapun itu hanya ingin berakhir.

Iyah kah?

Siapa disini yang pernah merasakan sakit hati?

Cung yang dah merasakan...

Janganlah kamu menyalahkan takdirmu!

Tidak ada yang namanya takdir itu 'tidak adil', hanya saja kita sebagai manusia kurang memiliki rasa syukur.

Merasa jatuh, terpuruk, sakit bahkan disakiti, semuanya akan baik-baik saja ketika kita merasa ikhlas dan bersyukur karena itulah rencana Ilahi yang terbaik untuk kita jalani. Mengajarkan hidup yang lebih baik untuk menyambut hari esok.

Semangat Kakak..

Mohon jangan dibully, ini hanya pemikiran yang ala-ala, jika saja tidak sependapat, kalian bisa melewatinya..

🙏🙏🙏😘😘😘😘

Like dan komen tentu jangan dilewati..

Terimakasih..

Terpopuler

Comments

Salmah S

Salmah S

Semangat thor...

2021-12-13

0

Vera😘uziezi❤️💋

Vera😘uziezi❤️💋

Okay kak... Setuju dengan pendapat bunda...

2021-02-03

0

༄༅⃟𝐐Dwi Kartikasari🐢

༄༅⃟𝐐Dwi Kartikasari🐢

setuju thor
banyak yang kayak gitu, g bersyukur dengan apa yang telah dimiliki
karya qm keren thor
lanjut
semoga sukses dan sehat selalu thor

2021-01-20

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!