Kecewa

Senja menautkan jemari tangannya, mencoba menepis rasa gugup yang mulai menguasai dirinya. Ken, lelaki yang dulu menjadi sandaran hidupnya, yang dulu pernah menyakitinya. Kini berdiri di hadapannya tanpa perasaan bersalah. Ingin sekali Senja marah, dan memaki lelaki itu. Namun saat kedua matanya bertemu pandang dengan mata Ken, dirinya malah gugup, dan emosinya padam seketika. Sebesar apapun luka yang Ken torehkan padanya, tidak menutup kenyataan bahwa lelaki itu pernah menjadi cahaya dalam hidupnya.

"Aku baik-baik saja." ucap Senja sambil mencoba tersenyum. Ia tak akan membiarkan Ken mengetahui kegugupannya.

"Dimana suamimu?" tanya Ken sambil menoleh ke kanan, dan ke kiri.

"Di sana, sedang berbincang dengan rekannya." jawab Senja seraya tangannya menunjuk ke arah Fajar yang berdiri cukup jauh dari tempatnya saat ini.

"Oh, kenapa kau tidak ikut?" Ken kembali bertanya.

"Mereka berbicara tentang bisnis, aku tidak suka." jawab Senja.

"Iya aku tahu, yang kau suka bukan bisnis, tapi romantis. Benar kan Aya?"

"Ap...apa maksudmu?" tanya Senja dengan gugup.

Fajar, dan Ken adalah dua pribadi yang sifatnya sangat jauh berbeda. Fajar adalah lelaki dewasa, yang sedikit dingin, dan cuek. Penampilannya selalu elegan, dan dia pandai menjaga sikap.

Sedangkan Ken, umurnya sebaya dengan Senja. Sifatnya humoris, dan romantis, dulu Senja selalu luluh dengan rayuan mautnya. Penampilannya sedikit berantakan, namun tidak mengurangi kadar ketampanannya. Dan sikapnya, ia lebih sering terlihat kekanak-kanakan.

"Aku yakin kau tahu apa maksudku, kau belum melupakan masa lalu kan Aya." jawab Ken sambil tersenyum lebar.

"Jika tidak ada hal penting, pergilah! Aku ingin menikmati minumanku sendirian, jangan menggangguku!" kata Senja sambil memicingkan matanya.

"Kau semakin galak saja Aya, kenapa? Suamimu kurang memuaskan?" tanya Ken.

Senja mengepalkan tangannya. Mendengar perkataan Ken yang cukup frontal, emosinya langsung membuncah. Ia kembali teringat dengan sikap Fajar, yang seolah tidak ada niatan untuk menyentuhnya. Senja beranjak dari duduknya, ia menatap Ken dengan sangat tajam.

"Pergi Ken!" kata Senja dengan nada yang sedikit tinggi.

"Baiklah aku akan pergi. Tapi ada satu hal yang ingin kukatakan padamu. Lusa aku akan pergi ke Jepang, untuk membantu bisnis Papa yang ada di sana. Aku pergi dalam waktu yang cukup lama. Tidak adakah sesuatu yang ingin kau katakan padaku Aya?" kata Ken sambil menatap Senja lekat-lekat.

"Tidak!"

"Kau yakin? Sekitar dua tahun aku pergi Aya." ucap Ken.

"Diantara kita sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi Ken. Kau hanya masa laluku, dan masa depanku adalah Kak Fajar. Jadi aku tidak peduli, kau akan pergi lama, atau hanya sementara. Ken perlu kau tahu, aku tidak pernah mengharapkan pertemuan denganmu!" kata Senja sambil melangkah pergi.

Ken terpaku ditempatnya. Perkataan Senja cukup melukai hatinya. Perlahan ia melirik ke samping, ia melihat Senja yang sedang melangkah mendekati Fajar.

"Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar Aya, tapi ternyata tidak ada kesannya sama sekali dalam ingatanmu. Semudah itu kamu melupakan aku, dan menghapus semua perasaanmu padaku. Kenapa Aya, kenapa kau sekejam itu padaku?" ucap Ken dalam hatinya.

***

Bulan purnama masih menggantung indah di angkasa. Senja menatap keelokannya dari balik kaca mobil yang sedang ditumpanginya. Waktu sudah hampir tengah malam, Fajar dan Senja sudah dalam perjalanan menuju ke apartemennya.

"Kak Fajar!" panggil Senja sambil menoleh.

"Iya."

"Apa kamu lelah Kak?" tanya Senja.

"Tidak, kenapa? Kau ingin mampir sebentar, mencari makan, atau..."

"Tidak Kak, kita langsung pulang saja." sahut Senja sambil tersenyum.

Fajar juga ikut tersenyum, meski sebenarnya ia tidak mengerti dengan maksud pertanyaan Senja.

"Kak Fajar!"

"Hmmm." gumam Fajar sambil menoleh.

"Besok kamu ada acara?" tanya Senja.

"Tidak, besok hari Minggu sayang, aku tidak kemana-mana." jawab Fajar.

"Oh."

"Kenapa? Kau ingin jalan-jalan?" tanya Fajar.

"Kak Fajar mau kan?"

"Tentu saja." jawab Fajar sambil tersenyum, seraya tangannya mengusap puncak kepala Senja.

"Aku harap malam ini kamu tidak mengecewakan aku Kak." ucap Senja dalam hatinya.

Sekitar setengah jam kemudian, mereka sudah tiba di halaman apartemen. Fajar menghentikan mobilnya di parkiran, lalu mereka turun dari mobil, dan melangkah menuju ke apartemennya bersama-sama.

Fajar membuka pintu apartemen, lalu ia melenggang masuk sambil tetap menggandeng tangan Senja. Mereka terus melangkah, dan menuju ke kamar. Senja meletakkan tas kecilnya di atas meja, matanya melirik Fajar yang sedang melepaskan gelang jam di tangannya.

Senja tersenyum, seraya kakinya melangkah mendekati Fajar.

"Kak Fajar!" panggil Senja sambil berdiri tepat di hadapan Fajar.

"Ada apa sayang?" tanya Fajar.

"Besok kau tidak bekerja, dan kamu bilang malam ini kamu tidak lelah. Jadi...." ucap Senja sambil melepaskan kancing kemejanya Fajar.

"Aku istrimu Kak, jadi tidak salah kan jika aku merayumu. Aku tidak akan membiarkan wanita manapun mengacaukan hatimu Kak, termasuk juga Adara." batin Senja dalam hatinya.

Jantung Fajar berdetak dengan cepat. Tubuhnya terasa semakin panas saat jemari Senja menyentuh kulit dadanya. Fajar sedikit menunduk, kancing kemejanya sudah banyak yang terlepas, hanya tinggal dua saja yang masih terkancing dengan sempurna.

"Tidak, aku tidak boleh melakukannya!" batin Fajar dengan nafas yang memburu.

"Jangan sekarang sayang!" kata Fajar sambil menahan tangan Senja yang hendak menyentuh dadanya.

"Kenapa?" tanya Senja sambil mengernyit heran.

Ada apa dengan Fajar? Satu pertanyaan yang sangat mengganggu fikiran Senja. Jika biasanya yang merayu itu suami, dan istrinya yang menunda-nunda. Tetapi ini, dirinya sudah merayu, namun suaminya malah menolak. Senja menggigit bibirnya, saat menatap Fajar terdiam sambil menunduk. Apa yang sebenarnya terjadi?

"Apa aku kurang menarik Kak? Atau ada wanita lain yang kau cintai? Apa selama ini aku hanya pelarianmu saja Kak?" tanya Senja dengan nada yang tinggi. Seraya menepiskan tangan Fajar yang sedang memegang tangannya. Dadanya terlihat naik turun menahan emosi.

"Tidak Senja, tolong jangan salah paham sayang." ucap Fajar sambil memegang kedua bahu Senja.

"Lalu apa? Jelaskan Kak! Sejak pulang dari Singapura sikapmu mulai berubah, apa yang kau temui di sana?" bentak Senja sambil menatap Fajar dengan tajam.

Fajar mengela nafas panjang, dan menghembuskannya dengan kasar. Dalam hati ia menggeram kesal, mengingat kemarin waktu di Singapura, ahh ia kembali merutuki kebodohannya. Lalu Fajar melepaskan bahu Senja, ia mengusap wajahnya dengan kasar, dan menyeka keringat yang mulai membasahi keningnya.

"Aku masih ingin hidup berdua saja denganmu sayang, saat ini aku belum menginginkan anak. Hanya itu alasanku, tidak ada alasan lain." ucap Fajar sambil menggenggam tangan Senja.

"Tapi Mama sudah menginginkan cucu dari kamu Kak." jawab Senja.

"Nanti aku yang akan berbicara dengan Mama, aku yakin Mama pasti bisa mengerti." ucap Fajar sambil tersenyum.

"Baiklah, tapi aku rasa itu bukan alsan Kak." kata Senja.

"Maksud kamu?"

"Jika karena belum menginginkan anak, kita bisa mengaturnya. Alat kontrasepsi itu banyak sekali macamnya Kak, kita tinggal memilih yang mana yang kita mau." jawab Senja sambil tetap menatap Fajar.

Fajar terlihat salah tingkah. Ia mengacak rambutnya dengan kasar. Entah apa yang ada dalam fikirkannya, Senja sama sekali tak bisa menebaknya.

"Kak Fajar!" panggil Senja.

"Pernikahan bukan hanya tentang s**s sayang, yang penting kita saling mencintai. Kita saling percaya, dan saling menjaga hati kita. Bukankah itu sudah cukup sayang?" kata Fajar sambil mengusap lengan Senja.

Entah ucapannya itu terdengar masuk akal, atau tidak. Fajar kehabisan kata-kata, ia tidak tahu lagi harus bagaimana menjelaskannya kepada Senja. Ia tidak mungkin jujur tentang kenyataannya, ia tidak mau kehilangan Senja.

Senja memicingkan matanya. Sedikit tidak percaya dengan kalimat yang ia dengar dari mulut Fajar. Pedoman macam apa itu? Baru kali ini Senja melihat lelaki tidak menginginkan s**s. Ken saja dulu sangat menginginkannya, hanya saja Senja selalu menolaknya, karena mereka belum menikah.

"Apa kau tidak normal Kak? Atau jangan-jangan kau..." batin Senja dalam hatinya. Ia menunduk, dan

melirik ke bawah sana.

"Kau tidak imp*ten, tapi kenapa kau tidak mau melakukannya? Apa karena kau tidak ingin melukai wanita lain. Kau membuatku kecewa Kak." ucap Senja dalam hati, matanya mulai berkaca-kaca, hatinya teramat sakit dengan sikap Fajar kali ini.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

Eva Rubani

Eva Rubani

cerai kn aja mumpung masih Perawan...

2023-05-30

0

Lutha Novhia

Lutha Novhia

disini letak kslhannya
harusnya jujur ah makin pnsran

2022-10-10

0

Kendarsih Keken

Kendarsih Keken

amat terasa sakit ketika kita di abai kan 😒😒😒

2022-09-04

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Fajar Dan Senja
3 Kunjungan Mertua
4 Tentang Farah
5 Bertemu Dengan Ken
6 Kecewa
7 Menangis Sendiri
8 Mencari Tahu Tentang Adara
9 Perasaan Sella
10 Pertengkaran
11 Kenangan Masa Lalu
12 Pergi Ke Singapura
13 Mengunjungi Alvin
14 Tidak Ada Kabar
15 Kenangan Mantan
16 Fajar Tiba Di apartemen
17 Telefon Dari A
18 Mencoba Memecahkan Misteri
19 A Ternyata Lelaki
20 Satu Tahun Kemudian
21 Kedatangan Bu Rani
22 Bertemu Hana Dan Lelaki Misterius
23 Bersama Ken
24 Mencari Senja
25 Kesalahan Yang Fatal
26 Senja Kembali
27 Kejujuran Yang Menyakitkan
28 Tidak Akan Meninggalkan
29 Luka Ken
30 Manisnya Cinta
31 Pulang Ke Apartemen
32 Kamu Telat?
33 Hasil Pemeriksaan Dokter
34 Terungkap
35 Seperti Fajar Dan Senja
36 Menyerah
37 Menemui Ken
38 Kecurigaan Alvin
39 Aku Tidak Pernah Menyentuhnya
40 Pilu
41 Waktu
42 Raysha Atau Rasyha
43 Kabar Mengejutkan
44 Kritis
45 Semakin Kritis
46 Mengatakan Kebenaran
47 Emosi Bu Rani
48 Maafkan Aku
49 Dia Telah Pergi
50 Melepas Kepergianmu
51 Hadiah Darimu Adalah Kematianmu
52 Sakitnya Kehilangan
53 Satu Minggu Kemudian
54 Kembali Seperti Dahulu
55 Menutup Hati
56 Pernikahan Alvin Dan Nina
57 Sella Pulang
58 Menolak Dika
59 Menemui Ken
60 Akhir Sebuah Kisah
61 Pemberitahuan
62 Nasihat Nina
63 Aku Mencintaimu Ken
64 Aku Tidak Bisa
65 Dua Bulan Kemudian
66 Bertemu Bu Rani
67 Niat Licik Sella
68 Emosi Ken
69 Dia Anakku
70 Cucu Kandung Mama
71 Mengatakan Kebenaran
72 Bangkrut
73 Hendak Melahirkan
74 Senja Sudah Sadar
75 Rashya Antonio Putra
76 Pengakuan Senja
77 Aku Siap Menikah Denganmu
78 Rencana Pernikahan
79 Persiapan Prewedding
80 Niat Jahat Sella
81 Berita Pagi Yang Mengejutkan
82 Rencana Ken
83 Berhasil Menglarifikasi
84 Bertemu Sella
85 Masuk Perangkap
86 Lamaran
87 Hari Pernikahan
88 Sah
89 Jhon Victory Dan Sella Marvellina
90 Malam Pertama
91 Peresmian Villa
92 Villa Untuk Senja
93 Kekhawatiran Senja
94 Hari Kelam Untuk Sella
95 Niat Jahat Sella
96 Senja Hilang
97 Malam Yang Kelam
98 Operasi
99 Senja Sadar
100 Ada Apa Dengan Sella?
101 Sella Telah Tiada
102 Kejadian Malam Itu
103 Malam Yang Indah
104 Bangun Tengah Hari
105 Ujung Kisah (Tamat)
106 Bonus Chapter
107 Ucapan Terima Kasih
108 Elegi Cinta Aynara
109 Padam Suluh Jiwa
110 Promo (Bukan) Orang Ketiga
111 Promo Novel Mutiara Yang Ternista
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Prolog
2
Fajar Dan Senja
3
Kunjungan Mertua
4
Tentang Farah
5
Bertemu Dengan Ken
6
Kecewa
7
Menangis Sendiri
8
Mencari Tahu Tentang Adara
9
Perasaan Sella
10
Pertengkaran
11
Kenangan Masa Lalu
12
Pergi Ke Singapura
13
Mengunjungi Alvin
14
Tidak Ada Kabar
15
Kenangan Mantan
16
Fajar Tiba Di apartemen
17
Telefon Dari A
18
Mencoba Memecahkan Misteri
19
A Ternyata Lelaki
20
Satu Tahun Kemudian
21
Kedatangan Bu Rani
22
Bertemu Hana Dan Lelaki Misterius
23
Bersama Ken
24
Mencari Senja
25
Kesalahan Yang Fatal
26
Senja Kembali
27
Kejujuran Yang Menyakitkan
28
Tidak Akan Meninggalkan
29
Luka Ken
30
Manisnya Cinta
31
Pulang Ke Apartemen
32
Kamu Telat?
33
Hasil Pemeriksaan Dokter
34
Terungkap
35
Seperti Fajar Dan Senja
36
Menyerah
37
Menemui Ken
38
Kecurigaan Alvin
39
Aku Tidak Pernah Menyentuhnya
40
Pilu
41
Waktu
42
Raysha Atau Rasyha
43
Kabar Mengejutkan
44
Kritis
45
Semakin Kritis
46
Mengatakan Kebenaran
47
Emosi Bu Rani
48
Maafkan Aku
49
Dia Telah Pergi
50
Melepas Kepergianmu
51
Hadiah Darimu Adalah Kematianmu
52
Sakitnya Kehilangan
53
Satu Minggu Kemudian
54
Kembali Seperti Dahulu
55
Menutup Hati
56
Pernikahan Alvin Dan Nina
57
Sella Pulang
58
Menolak Dika
59
Menemui Ken
60
Akhir Sebuah Kisah
61
Pemberitahuan
62
Nasihat Nina
63
Aku Mencintaimu Ken
64
Aku Tidak Bisa
65
Dua Bulan Kemudian
66
Bertemu Bu Rani
67
Niat Licik Sella
68
Emosi Ken
69
Dia Anakku
70
Cucu Kandung Mama
71
Mengatakan Kebenaran
72
Bangkrut
73
Hendak Melahirkan
74
Senja Sudah Sadar
75
Rashya Antonio Putra
76
Pengakuan Senja
77
Aku Siap Menikah Denganmu
78
Rencana Pernikahan
79
Persiapan Prewedding
80
Niat Jahat Sella
81
Berita Pagi Yang Mengejutkan
82
Rencana Ken
83
Berhasil Menglarifikasi
84
Bertemu Sella
85
Masuk Perangkap
86
Lamaran
87
Hari Pernikahan
88
Sah
89
Jhon Victory Dan Sella Marvellina
90
Malam Pertama
91
Peresmian Villa
92
Villa Untuk Senja
93
Kekhawatiran Senja
94
Hari Kelam Untuk Sella
95
Niat Jahat Sella
96
Senja Hilang
97
Malam Yang Kelam
98
Operasi
99
Senja Sadar
100
Ada Apa Dengan Sella?
101
Sella Telah Tiada
102
Kejadian Malam Itu
103
Malam Yang Indah
104
Bangun Tengah Hari
105
Ujung Kisah (Tamat)
106
Bonus Chapter
107
Ucapan Terima Kasih
108
Elegi Cinta Aynara
109
Padam Suluh Jiwa
110
Promo (Bukan) Orang Ketiga
111
Promo Novel Mutiara Yang Ternista

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!