"Hallo!" sapa Senja pada seseorang di seberang sana, yang entah siapa sebenarnya.
"Hallo Aya!" jawab orang itu.
Hati Senja mulai berdebar keras saat mendengar kata Aya. Satu-satunya orang yang memanggilnya Aya hanyalah Ken. Tapi kenapa dia tiba-tiba menelfonnya, dan selarut ini. Sejak menikah Senja sudah memblokir semua nomor, dan akun milik Ken. Ia tak pernah lagi berhubungan dengan Ken, kenapa sekarang tiba-tiba Ken menghubunginya.
"Aya, kau baik-baik saja?" tanya Ken.
"Aku...aku baik, untuk apa kau menelfonku? Ini sudah larut, kau mengganggu istirahatku!" kata Senja dengan nada datar.
"Benarkah? Tapi kudengar suaramu tidak seperti orang bangun tidur. Aya kita bersama sudah cukup lama, aku sangat mengerti mana yang jujur, dan mana yang bohong." ucap Ken sambil terkekeh.
"Diam!" bentak Senja.
"Jadi aku benar kan, kau sebenarnya memang belum tidur?"
"Fajar tidak ada di rumah, kau pasti sedang gelisah seorang diri, dan kau pasti tidak bisa tidur Aya. Ahh tapi aku sangat kesal, kenapa aku belum bisa menemukan apapun di Singapura." ucap Ken dalam hatinya.
"Sebenarnya apa maumu Ken? Jika tidak ada hal penting, tutup saja telefonnya! Aku sudah menikah, tolong hargai itu!" kata Senja dengan pelan.
"Awalnya aku hanya ingin tahu bagaimana kabarmu, tapi mendengar kau belum tidur, sepertinya kau sedang ada masalah. Jadi aku ingin menghiburmu Aya." ucap Ken sambil menghela nafas panjang.
Senja menggigit bibir bawahnya, Kenapa Ken masih mengingat kebiasaannya. Ahh kenangan tentang masa lalu mulai menghantui fikiran Senja.
"Aya!" panggil Ken.
"Eh...ehm...iya, kenapa?" jawab Senja dengan gugup.
"Kamu kenapa diam, apa benar kamu sedang ada masalah?" tanya Ken.
"Tidak." jawab Senja dengan singkat.
"Tidak maukah kamu bercerita sedikit saja padaku Aya? Meskipun kita sudah berpisah, tapi aku masih tidak berubah. Aku masih bersedia menjadi sandaran kamu Aya." kata Ken dengan serius.
"Kamu jangan bicara sembarangan Ken, aku sudah menikah, tidak seharusnya kau mengatakan hal itu padaku. Tutup telfonnya, dan tidurlah! Jalan hidup kita sudah berbeda Ken." ucap Senja dengan tegas.
"Kenapa kau menjadi sekeras itu padaku Aya? Kau tidak ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi? Dari dulu hingga sekarang kau tak pernah memberikan aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya." kata Ken.
"Apa maksudmu?"
"Kau marah padaku, dan kau ngotot meminta putus dariku. Kau tidak pernah mau mendengarkan penjelasanku, kau tidak percaya jika semua itu hanya salah paham. Lima tahun kita jalan bersama Aya, kau anggap apa semua itu?"
"Jangan mengungkit masa lalu Ken, itu hanya kenangan yang harus dilupakan. Jangan berbicara seolah aku yang salah, kau yang mengkhianatiku lebih dulu. Kau menjalin hubungan dengan wanita lain dibelakangku Ken. Kau yang salah!" kata Senja dengan suara yang sedikit tinggi.
"Kamu salah paham Aya, aku tidak ada hubungan apa-apa dengan Kania. Aku hanya menolongnya." ucap Ken membela diri.
"Aku bukan wanita bodoh Ken. Aku mendengar dengan telingaku sendiri, kau dan Kania merencanakan pernikahan. Aku tidak semudah itu untuk kamu jadikan mainan Ken!" bentak Senja.
Di seberang sana Ken menghela nafas panjang, dan mengusap wajahnya dengan kasar. Entah bagaimana lagi dia harus menjelaskannya, Senja sama sekali tak pernah memberinya kesempatan untuk berbicara.
Ken mengepalkan tangannya, dalam hati ia merutuki keadaan yang sangat memojokkannya. Waktu itu Senja datang pada saat yang tidak tepat, hingga Senja berasumsi bahwa ia, dan Kania menjalin hubungan yang serius. Ken memegangi pelipisnya, kepalanya mulai pening setiap kali mengingat masa itu. Niat hati ingin menolong teman, namun malah petaka yang ia dapatkan. Lima tahun ia merajut kasih, namun semuanya sirna hanya karena setitik kesalahan.
"Baiklah, jika menurutmu aku memang salah. Kau tidak bisa memaafkan aku, karena aku mengkhianatimu. Aya, apa kau juga akan melakukan hal yang sama, andai saja yang mengkhianatimu Fajar?" tanya Ken.
Senja terdiam, tubuhnya seakan membeku saat mendengar pertanyaan dari Ken. Dalam diam ia juga bertanya pada dirinya sendiri, ia mencoba mencari jawaban dari lubuk hatinya. Namun bukannya jawaban yang ia dapatkan, melainkan hanya buliran air mata yang mulai menetes perlahan.
"Aya!" panggil Ken.
"Aku mengantuk Ken, aku akan tidur." ucap Senja.
"Jawab dulu pertanyaanku Aya, apa kau juga akan melakukan hal yang sama, jika yang mengkhianatimu Fajar?" Ken kembali bertanya.
"Itu bukan urusanmu Ken, kenapa kau terus menanyakannya." jawab Senja dengan suara yang kembali tinggi
"Tidak peduli itu urusanku, atau bukan. Yang jelas aku ingin tahu jawabannya." tegas Ken.
"Baiklah! Iya aku juga akan melakukan hal yang sama." jawab Senja sambil menghela nafas panjang.
"Terima kasih Aya, aku akan selalu mengingat ucapanmu. Dan kuharap kamu juga selalu mengingatnya." kata Ken.
Senja kembali diam, hatinya semakin resah dan gelisah. Melihat perasaannya saat ini, mampukah kiranya ia berpisah dengan Fajar, kalaupun seandainya Fajar mengkhianatinya.
"Jaga diri baik-baik Aya, seberat apapun beban yang kau pendam, jangan lupa untuk tetap menjaga kesehatan. Saat aku pulang nanti, aku berharap bisa menatap cahaya senja yang yang tak pernah kulupakan. Selamat tidur, dan semoga bermimpi indah Aya." ucap Ken dengan lembut. Dan belum sempat Senja menjawab, tiba-tiba sambungan telefon sudah terputus.
Senja merenung sendiri, ucapan Ken membuat ia teringat dengan masa lalu, "sinar senja mungkin aku bisa lupa, tapi Cahaya Senja aku tidak akan pernah melupakannya" itulah sebaris kalimat yang dulu pernah Ken ucapkan padanya. Mungkinkah didalam hati Ken masih tersimpan namanya? Lalu kenapa dulu dia mengkhianatinya?
***
Satu minggu kemudian.
Di dalam sebuah mobil yang membawanya ke Bandar Udara Internasional Changi. Fajar melipat tangannya di dada, seraya matanya menatap keramaian kota dari balik kaca mobilnya. Sudah satu minggu ia berada di Negara Singapura, dan sudah satu minggu pula ia tidak tahu bagaimana kabar Senja. Selama di negara ini, ia sama sekali tidak ada kesempatan untuk memegang ponselnya. Dan baru saja ia mencoba menghubungi Senja, namun tidak ada jawaban dari istrinya, entah kemana dia.
"Maafkan aku sayang!" ucap Fajar dalam hatinya.
Fajar membayangkan wajah Senja, seorang wanita yang sangat dicintainya, namun kini juga disakitinya. Disaat Fajar masih larut dalam kesedihannya, tiba-tiba ponselnya bergetar, ada satu notif pesan masuk.
Fajar merogoh sakunya, dan mengambil ponselnya. Lalu ia membaca pesan yang yang baru saja diterimanya.
From : A
Kabari aku jika kau sudah sampai di rumah. Jangan lupa untuk kembali datang kesini. Ingat selalu satu pesanku, jangan pernah menyentuh Senja, jika kau ingin dia tetap baik-baik saja. Jangan ceroboh, ini bukan sekedar permainan. Keselamatan Senja ada ditangan kamu! Camkan itu Fajar!
Fajar menatap tulisan itu dengan nanar. Luka dihatinya kembali menganga, hancur sudah harapannya untuk merajut kebahagiaan bersama Senja.
"Arggghhh!!!" geram Fajar sambil menghentakkan kakinya dengan keras.
Pak supir menoleh, beliau mengernyitkan keningnya saat menatap Fajar.
"Sorry, I'am okay." ucap Fajar dengan pelan.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Eva Rubani
makin ribet..
2023-05-30
0
Lail Maubile
terlalu kurang ajar betul fajar masa TDK ksh kabar juga.
2022-10-14
0
Lail Maubile
senja terlalu polos,dan fajar mungkin ada simpanan di singa pura,minta cerai aja .
2022-10-14
0