Pendekatan

Saat Alex sedang bekerja, Dia terusa saja memeperhatikan Diana yang begitu menawan. Dengan kacamata bulatnya dia terus saja mengikuti kata yang tetulis di atas buku tersebut, sebuah wanita yang sempurna menurut Alex.

“Diana ini cokelat panas kamu, hari ini tidak usah bayar ya”

“Kenapa?”

“Sebab kamu sudah membuat dunia-ku lengkap.” (Tersenyum)

“Ada-ada saja kamu Alex, tapi terima kasih ya”

“Sama-sama, aku lanjut kerja dulu ya”

Selepas Alex pergi, Diana tersipu malu kibat perkataan Alex barusan. Walaupun banyak lelaki yang berkata manis padanya, namun entah mengapa hanya Alex yang mampu membuat hatinya luluh.

Waktu terlewati begitu saja tanpa Diana sadari, hingga dingin kegelapan malam yang membuatnya terjaga dan memalingkan pandangan dari buku. Diana harus segera kembali agar ibunya tidak khawatir akan dirinya.

Alex yang juga telah selesai jam kerjanya, lantas segera mengganti pakaian dan menghampiri Diana. Alex berniat ingin mengantar Diana pulang, terdapat rasa khawatir yang begitu mendera di dalam hati.

“Diana, ini sudah malam. Bagaimana jika saya mengantar kamu!”

“Tapi kamu baru selesai bekerja, pasti kelelahan. Saya bisa pulang sendiri  kok, kamu istirahat aja”

“Tidak apa-apa, saya khawatir jika gadis secantik kamu pulang sendirian malam-malam”

“Udah pandai gombal ya kamu, hahaha…”

Alex yang masih merasa kelelahan tetap memaksakan dirinya untuk mengantar Diana. Mereka menggunakan mobil angkutan umum untuk menuju rumah Diana, di dalam mobil hanya terdapat mereka berdua dan seorang sopir.

Malam yang begitu dingin membuat orang-orang enggan beraktivitas di malam hari, namun di kesunyian malam terdapat rasa kehangatan antar mereka berdua.

“Diana, apakah kamu tidak apa-apa jika berpergian menggunakan angkutan umum?”

“Menurut saya, mending sebuah kesederhanaan namun penuh kehangatan. Ketimbang kemewahan namun kesepian”

“Sangat puitis kata-katanya”. (Tersenyum)

Alex kini makin menyukai gadis penuh kesederhanaan yang duduk di sampingnya, sebuah sifat yang sangat jarang ditemukan pada seorang gadis. Kebanyakan gadis memilih untuk dapat memiliki gaya hidup yang berlimpah harta, namun Diana sebaiknya.

Mereka melesat melintasi malam hingga sampai di rumah Diana. Ibu Diana terlihat sedang duduk di depan teras rumah, yang sepertinya sedang menunggu Diana pulang. Terdapat rasa bersalah di pikiran Alex, karena dia telat memulangkan Diana.

“Ibu kenapa di luar?, nanti ibu bisa masuk angin”

“Ibu sedang menunggu kamu, kenapa kamu begitu lama pulang?”

“Aku tadi mampir di kedai kopi Alex ibu, karena terlalu serius membaca buku jadi lupa waktu deh”

“Oh ya sudah, kamu masuk dulu terus makan malam”

Alex yang merasa bersalah terhadap ibu Diana hingga tak tau harus berkata apa, namun dia memberanikan diri untuk meminta maaf.

“Bunda, saya minta maaf.Gara-gara saya Diana jadi telat untuk pulang ke rumah”

“Tidak apa-apa nak Alex, malahan saya terima kasih telah mengantarkan Diana pulang. Oh iya, nak Alex sudah makan Malam?”

“Belum bunda, mungkin nanti makan malam di kost saja”

“Kenapa Harus di kost?, ayo masuk dulu. Kita makan malam bersama”

Alex yang tidak berani menolak ajakan dari ibu Diana hanya bisa mengikuti. Alex yang kini telah berada di ruang makan bersama Diana dan ibunya merasa canggung, namun suasana kehangatan keluarga yang tercipta baru Alex dapatkan kembali setelah sekian lama.

Diana lalu menaruh nasi ke piring Alex yang membuat suasana hangat keluarga bercampur dengan suasana romansa hati. Alex yang malu-malu akibat perhatian Diana terhadap dirinya sampai membuat Alex salah tingkah.

Ibu Diana yang menyadari bahwa anak gadisnya kini tumbuh dewasa hingga naksir dengan seorang pria, terlihat dari tingkah laku Diana yang baru dia temui kali ini.

“Sepertinya anak ibu sudah besar ya!” (Tertawa kecil)

“Ibu apaan sih?, jangan pikir yang bukan-bukan deh”

“Ibu cuma komentar lho, jangan merah gitu dong pipinya”

Alex yang merasa bahwa dirinya berada di kondisi yang tertekan oleh suasana canggung akibat ibu Diana yang terus saja menggoda mereka berdua. Namun disisi lain Alex merasa bahwa ibu Diana memberi jalur hijau bagi dirinya untuk mendekati Diana.

Ibu Diana lalu membuka pembicaraan mengenai hubungan mereka. Alex yang kaget bukan main akibat perkataan ibu Diana tersebut, hingga membuat Alex tersedak.

“Jadi bagaiman nak Alex, sejauh mana sudah hubungan kalian?”

“Khuk…, khuk…, kami hanya berteman kok bunda”

“Ibu sudah deh, jangan tanya yang bukan-bukan sama Alex”. (Sambil mengambilkan air untuk Alex)

“Ibu cuma tanya aja lho Dinda, mana tau kalian sudah pacarankan. Jadi ibu tau calon menantu ibu yang mana”

Alex yang sangat kaget berusaha menenangkan diri. Alex tidak ingin melewatkan kesempatan ini, sebuah kesempatan yang sangat jarang dia dapatkan. Hingga dapat ditanya langsung oleh ibunda dari gadis yang dia cintai.

“Saya bunda terserah Diana saja, mau bagaiaman kedepannya”. (Sambil malu-malu)

“Alex.., apaan sih!” (Diana)

“Tuh nak, Alex udah kasih kode. Kamu bagaimana?”

“Udah deh ibu jangan ikut-ikutan” (Diana)

“Iya…, iya…, ibu enggak akan ikut-ikutan masalah hubungan kalian. Tapi kalo sudah jadian jangan lupa kasih tau ibu ya”

Selesai makan malam Alex lalu berpamitan dengan Diana dan ibundanya, Alex harus kembali ke kamar kostnya yang dingin, sunyi dan pengap. Ada hari esok yang menunggunya untuk kembali beraktivitas.

“Bunda saya sepertinya harus pamit, karena ini sudah terlalu larut”

“Makanya nak Alex, cepet-cepet selesaikan kuliahnya dan lamar Diana, jadi bisa tidur di sini nanti”

“Udah ibu jangan menggoda Alex terus, nanti dia kapok main kesini lho” (Diana)

“Jangan-lah, pokoknya Alex harus sering-sering main ke sini ya. Nanti kalau nak Alex jarang ke sini ibu kangen sama calon menantu”

“Hehehe…, Alex pasti akan sering main ke sini kok bunda” (Alex)

Alex lalu membelah malam dengan hati yang penuh dengan kehangatan, malam yang awalnya dingin tak lagi terasa banginya. Kata-kata percakapan dirinya dengan ibunda Diana masih terbayang-banyang dalam pikirannya.

Kata-kata tersebut enggan dia hapus dari pikirannya, dia akan selalu mengingat kata-kata tersebut dalam benak  ingatannya. Alex yang melamun dalam angkutan umum tak sadar bahwa mobil yang dia naik telah berhenti di depan kostnya.

Jam telah menunjukkan pukul 02:00 dini hari, namun Alex tidak bisa tidur akibat kejadian yang dia alami malam ini. Terus saja dia bolak-balik lembaran-lembaran buku di genggamannya berharap dapat membuatnya tertidur.

Namun semuanya nihil, hingga sang surya menampakkan diri di batas timur khatulistiwa, Alex masih belum bisa tertidur. Ketika suaran azan berkumandang, Alex memilih menuju ke masjid untuk berserah diri kepada yang Mahakuasa.

Jam demi jam telah berlalu, malam yang panjang juga telah Alex lalui. Kini perkuliahan telah menunggunya di kampus, dan begitu banyak aktivitas harus dia hadapi hari ini.

Episodes
1 Analisis Kritis Doktrin
2 Hari Pertama Perkuliahan
3 Pusaran Semesta
4 Imajinasi Kritis Dengan Diskusi
5 Birokrasi Dan Observasi
6 Hari Berikutnya
7 Dialektika Rasional
8 Diskusi Menuju Aksi
9 Koalisi Dengan Pedagang
10 Ancaman Birokrasi
11 Persiapan Menuju Aksi
12 Hari Demostrasi
13 Romansa Dan Massa
14 Sang Gadis Misterius (Diana)
15 Kedai Kopi Litera
16 Rasa Yang Tak Terbalaskan
17 Janji Manis Penuh Dusta
18 Kekuatan Media Massa
19 Pendekatan
20 Donasi
21 Larangan Berbuat Baik
22 Sekolah Anak Jalanan
23 Rumah Sakit
24 Pembalasan
25 Romansa Rumah Sakit
26 Cobaan Cinta
27 Ceburu Buta
28 Keresahan
29 Prosa Asmara
30 Kembalinya Diana
31 Kebiasaan Buruk Calon Pemimpin
32 Pembersihan Nama Baik
33 Pemindahan Paksa
34 Aksi Anak Jalanan
35 Pembebasan Anak Jalanan
36 Perkuliahan Terlantar
37 Energi Sang Kekasih
38 Pembagian Rasa
39 Darwin
40 Saingan
41 Cemburu
42 Peralihan Emosi
43 Pelantikan BEM
44 Rasa Tidak Peduli
45 Kesadaran
46 Membuka Lembar Baru
47 Orang Ketiga
48 Keyakinan Cinta
49 Isu Buruh
50 Audiensi Buruh
51 Aksi Buruh
52 Kerusuhan Aksi
53 Dirawat
54 Aksi Damai
55 Tuntutan Untuk Perusahaan
56 Pembentukan Karakter
57 Panutan Mahasiswa
58 Peralihan Sikap Rektor
59 Perubahan Haluan
60 Asmara Yang Menggilakan
61 Siasat Buruk
62 Penyelamat
63 Takdir Tidak Akan Meleset
64 Pertanyaan Rumit
65 Isu Kampus
66 Gerakan Internal
67 Sang Pahlawan
68 Komunitas Literasi
69 Even Literasi
70 Sabotase
71 Korban
72 Imbas
73 Dewi Penyelamat
74 Pencarian
75 Wisuda
76 Nakhoda Baru
77 Warisan
78 Panglima Jalanan
79 Kedekatan Rakyat
80 Perekonomian
81 Kompetitor
82 Api Semangat
83 Surat Undangan
84 Kepergian Alex
85 Konspirasi Kapitalis
86 Langit Yang Sama
87 Khilaf
88 Menerima Kenyataan
89 Implementasi
90 Senja Berwarna Jingga
91 Awal Perubahan
92 Aktivis Dunia
93 Perpisahan Untuk Kembali
94 Kembali
95 Undangan
96 Legalitas
97 Revolusi Pendidikan
98 Isu Pencucian Uang
99 Sebuah Kejutan
100 Konsistensi Perjuangan
101 Mencari Jawaban
102 Di Luar Ekspektasi
103 Kesalahan
104 Memulai Skripsi
105 Ajakan Ke Desa
106 Desa
107 Keramahan Dan Restu
108 Keramahan Desa
109 Mencari Cincin
110 Munafik
111 Ocehan
112 Isu Kebijakan
113 Berangkat
114 Musyawarah
115 Aksi Hari Pertama
116 Rencana Perang
117 Hari Kedua
118 Akhir Perjalanan
119 Pilu
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Analisis Kritis Doktrin
2
Hari Pertama Perkuliahan
3
Pusaran Semesta
4
Imajinasi Kritis Dengan Diskusi
5
Birokrasi Dan Observasi
6
Hari Berikutnya
7
Dialektika Rasional
8
Diskusi Menuju Aksi
9
Koalisi Dengan Pedagang
10
Ancaman Birokrasi
11
Persiapan Menuju Aksi
12
Hari Demostrasi
13
Romansa Dan Massa
14
Sang Gadis Misterius (Diana)
15
Kedai Kopi Litera
16
Rasa Yang Tak Terbalaskan
17
Janji Manis Penuh Dusta
18
Kekuatan Media Massa
19
Pendekatan
20
Donasi
21
Larangan Berbuat Baik
22
Sekolah Anak Jalanan
23
Rumah Sakit
24
Pembalasan
25
Romansa Rumah Sakit
26
Cobaan Cinta
27
Ceburu Buta
28
Keresahan
29
Prosa Asmara
30
Kembalinya Diana
31
Kebiasaan Buruk Calon Pemimpin
32
Pembersihan Nama Baik
33
Pemindahan Paksa
34
Aksi Anak Jalanan
35
Pembebasan Anak Jalanan
36
Perkuliahan Terlantar
37
Energi Sang Kekasih
38
Pembagian Rasa
39
Darwin
40
Saingan
41
Cemburu
42
Peralihan Emosi
43
Pelantikan BEM
44
Rasa Tidak Peduli
45
Kesadaran
46
Membuka Lembar Baru
47
Orang Ketiga
48
Keyakinan Cinta
49
Isu Buruh
50
Audiensi Buruh
51
Aksi Buruh
52
Kerusuhan Aksi
53
Dirawat
54
Aksi Damai
55
Tuntutan Untuk Perusahaan
56
Pembentukan Karakter
57
Panutan Mahasiswa
58
Peralihan Sikap Rektor
59
Perubahan Haluan
60
Asmara Yang Menggilakan
61
Siasat Buruk
62
Penyelamat
63
Takdir Tidak Akan Meleset
64
Pertanyaan Rumit
65
Isu Kampus
66
Gerakan Internal
67
Sang Pahlawan
68
Komunitas Literasi
69
Even Literasi
70
Sabotase
71
Korban
72
Imbas
73
Dewi Penyelamat
74
Pencarian
75
Wisuda
76
Nakhoda Baru
77
Warisan
78
Panglima Jalanan
79
Kedekatan Rakyat
80
Perekonomian
81
Kompetitor
82
Api Semangat
83
Surat Undangan
84
Kepergian Alex
85
Konspirasi Kapitalis
86
Langit Yang Sama
87
Khilaf
88
Menerima Kenyataan
89
Implementasi
90
Senja Berwarna Jingga
91
Awal Perubahan
92
Aktivis Dunia
93
Perpisahan Untuk Kembali
94
Kembali
95
Undangan
96
Legalitas
97
Revolusi Pendidikan
98
Isu Pencucian Uang
99
Sebuah Kejutan
100
Konsistensi Perjuangan
101
Mencari Jawaban
102
Di Luar Ekspektasi
103
Kesalahan
104
Memulai Skripsi
105
Ajakan Ke Desa
106
Desa
107
Keramahan Dan Restu
108
Keramahan Desa
109
Mencari Cincin
110
Munafik
111
Ocehan
112
Isu Kebijakan
113
Berangkat
114
Musyawarah
115
Aksi Hari Pertama
116
Rencana Perang
117
Hari Kedua
118
Akhir Perjalanan
119
Pilu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!