Imajinasi Kritis Dengan Diskusi

Sesampainya Alex dikamar kostnya yang berantakan dan kumuh, dia segera membuka buku yang baru saja diberikan oleh bang Beni si penjual buku dengan penampilan yanga nyentrik. Dia membuka buku tersebut dan memulai membaca kalimat-kalimat sederhana tetapi penuh dengan ilmu pengetahuan tentang pandangan filsafat.

Di atas kasur yang berantakan dengan sebuah buku digenggaman dan mata yang terus mengikuti kalimat-kalimat yang tertoreh. Hingga seketika fokus Alex hilang ketika bayangan sang gadis misterius menghinggapi pikiran-nya.

Tatapan mata tajam menusuk hati yang tadi siang dia jumpai tidak hanya lewat akan tetapi kini menetap dalam pikiriannya. Entah mengapa Alex terus saja memikirkan sang gadis, meskipun dia tidak memiliki alasan untuk dapat menjelaskan pikirannya tersebut.

Lelah dengan pikiran dan hatinya yang selalu memikirkan sang gadis misterius, Alex memutuskan untuk tidur. Dia meletakaan buku yang dipegangnya lalu memejamkan matanya sambil berkata.

“Sebuah tatapan tanpa isyarat, membuat hati mati tersayat. Apakah ini yang disebut cinta pada pandangan pertama, meski aku belum memahaminya”

Suara bising dari handphone membuat Alex kembali dari alam mimpi menuju dunia nyata. Ketika dia melihat handphone-nya tersebut, ternyata sudah menujukkan jam 21:00 malam. Dengan sebuah nomor yang tidak dikenal masuk menelfonnya, lantas Alex mengangkat panggilan tidak dikenalnya itu.

“Halo…, ini siapa ya?”

“Alex, ini aku Beni. Kau lagi sibuk gak?”

“Oh…, ini nomor abang rupanya. Kupikir rentenir nagih utang, hampir aja aku jantungan”

“Ah, ada-ada saja kau ini. Aku cuma mau ngajak kau nongkrong sambil ngopi kita”

“Boleh bang, saya juga lagi tidak ada kegiatan”

“Ya sudah, ku tunggu kau di kedai kopi Litera samping taman kota”

“Sip…, bang”

Alex langsung mengambil jaket jeans robeknya dan pergi menyusuri kota untuk menuju kedai kopi Litera, khawatir bang Beni menunggu lama karena dirinya. Saat ini Alex hanya hidup sendirian setelah kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakaan, hingga sang paman menyuruh Alex untuk kuliah keluar daerah dan segala biaya kulianya akan di tanggung oleh pamannya tersebut.

Oleh karena itu dia sangat senang jika mendapat teman baru dan takut membuat temannya itu kecewa karena dirinya. Dan lagi untuk bisa membuang bayangan dari gadis misterius yang dia jumpai tadi siang , Alex membiarkan dirinya terdistorsi dengan hiruk-pikuk kesibukan kota malam ini.

Setelah menyusuri dan membelah kebisingan kota kini Alex sampai di kedai kopi Litera. Disudut kedai Alex melihat bang Beni bersama tiga orang temannya yang sedang asyik berdiskusi, Alex-pun menghampiri mereka yang disambut hangat oleh bang Beni.

“Alex, udah sampai saja kau…, emangnya kau tinggal di mana?”

“Saya tinggal di kost sekitar sini bang, cuma 20 menit jika jalan kaki”

“Nah, kenalin ini teman-teman aku. Ini Berto, Danil, dan ini Danu. Mereka kawan-kawan seperjuangan aku di kampus dan dijalanan”

“Dijalanan maksudnya bang?”

“Ah, panjang kali itu ceritanya. Kau duduk sama pesan kopi dahulu nanti aku ceritakan”

Alex menjabat tangan semua yang ada dimeja tersebut lalu memesan secangkir kopi hitam untuk menemai diskusi dan mengarungi malam.

Beni mengajak Alex untuk berdiskusi mengenai hak-hak pedagang, dikarenakan satu bulan kebelakangan ada penggusuran paksa yang dialami oleh pedagang tepatnya di sebelah gang Beni berjualan.

Selain Alex, Beni juga mengajak Berto yakni wakilnya di organisasi Persatuan Rakyat Tertindas (PRT), yang mana Beni sendiri menjabat sebagai ketua, PRT merupakan organisasi eksternal kampus yang bergerak untuk membelah hak-hak rakyat.

Sedangkan Danil salah satu anggota kepercayaan Beni di PRT. Untuk Danu sendiri dia menjabat sebagai ketua BEM dikampus Universitas Nusantara. Beni mengumpulkan mereka semua untuk berdiskusi mengenai hal tersebut yang dianggapnya sangat urgen bagi rakyat.

“Jadi gini, aku ngajak kalian semua kesini untuk membahas permasalahan pedagang yang digusur paksa oleh Pemerintah Kota (PEMKOT), jadi bagaimana menurut kau Danu?”

“Menurut saya, jika penggusuran tersebut dilakukan dengan adanya surat pemberitahuan terlebih dahulu ke pedagang maka tidak masalah”

“Surat Pemberitahuan penggurusan memang ada diberikan kepada pedangang, tetapi masalahnya PEMKOT tidak memberi tempat relokasi untuk mereka”

“Saya setuju dengan pendapat bung Ben, harusnya pemerintah tidak bisa menggusur dengan semena-mena begitu. Prekonomian rakyat makin sulit jadinya”. Celetuk Danil sambil menggenggam kopi dengan tangan kananya.

“Kalo menurut pendapat kau bagaimana Berto tentang permasalahan ini?”

“Aku setuju tentang penggusuran, toh juga bertujuan untuk pembangunan pasar modern. tetapi aku paling tidak setuju kalau PEMKOT enggak memikirkan tempat relokasi untuk para pedagang, apa mereka duduk di kursi pemerintah itu lulusan sekolah dasar semuanya!”

“Ya…, yang namanya pemerintah tetap gitu cara berpikirnya. Yang penting bagi mereka adalah proyek, proyek, dan proyek. Habis rakyat dibuatnya”

Alex yang baru mengetahui permasalahan tersebut hanya bisa menyimak pembicaraan mereka. Hingga Beni yang sendari tadi memerhatikan Alex menanyakan pendapatnya.

“Menurutmu bagaimana Alex?, ini hal yang udah bikin sengsara rakyat”

“Kalau menurut saya bang, kita butuh observasi dahulu. Bagaimana jika kita turun kelapangan menayakan langsung kepada pedagang dan PEMKOT, tiga malam lagi kita kembali kumpul dan diskusi mengenai hasil observasi kita. Baru kita tentukan langka yang kita ambil”

“Ide kau boleh juga, ya sudah kita bagi dua kelompok saja. Aku, sama kau Alex kita bagian ke PEMKOT. Danu, Berto sama kau Danil kalian bagian observasi ke pedagang”

“Saya setuju bang, ya sudah berarti tiga malam lagi kita kumpul lagi di sini untuk diskusi hasil observasi kita”. Ujar Danu dengan semangat.

Malam itu Alex menyadari begitu banyak problem negeri ini yang tidak dia ketahui, dan malam itu pula dia akan bertekat akan menjadi salah satu bagian dari perjuangan untuk menyelesaikan problem negeri ini, tentunya tetap berada pada bagian dari rakyat yang hak-haknya dirampas oleh birokrasi jahanam.

Alex yang menyadari malam semakin larut, hingga kota yang tandinya bising kini sunyi. Hanya terdengar beberapa kendaraan yang lalu-lalang kembali kesarangnya untuk menghadapi hari berikutnya, dan sudah saatnya untuk Alex kembali, untuk menghadapi hari yang penuh dengan konspirasi.

“Bang, kayaknya aku harus kembali duluan ini, untuk mengisi tenangan menghadapi semesta yang ber-konspirasi”

“Ah, kau macam pujangga saja jika berkata-kata. Ya sudah kalau begitu besok sore aku hubungi kau, nanti kita ke PEMKOT untuk observasi sesuai rencana”

“Siap bang, aku tunggu besok”

Alex kembali menyusuri jalanan yang sunyi dan sepi menuju kamar kostnya. Sambil berjalan dia kembali dirasuki oleh sang gadis misterius dalam pikirannya. Dia memandangi langit yang tanpa bintang lalu membayangkan tatapan mata sang gadis diangkasa yang menusuk tembus kedalam relung jiwanya.

“Tidurlah Alex. Hentikan halusinasi ini, sebab dia tidak pasti. Biarkan sunyi membawa mu ke alam mimpi”

Terpopuler

Comments

Zhea_07

Zhea_07

bagus Thor Novel nya.. . semangat Author.....

2021-03-26

1

Friska Petra

Friska Petra

Tidur Lex.. jangan ngayall.🤣🤣

2021-03-19

2

lihat semua
Episodes
1 Analisis Kritis Doktrin
2 Hari Pertama Perkuliahan
3 Pusaran Semesta
4 Imajinasi Kritis Dengan Diskusi
5 Birokrasi Dan Observasi
6 Hari Berikutnya
7 Dialektika Rasional
8 Diskusi Menuju Aksi
9 Koalisi Dengan Pedagang
10 Ancaman Birokrasi
11 Persiapan Menuju Aksi
12 Hari Demostrasi
13 Romansa Dan Massa
14 Sang Gadis Misterius (Diana)
15 Kedai Kopi Litera
16 Rasa Yang Tak Terbalaskan
17 Janji Manis Penuh Dusta
18 Kekuatan Media Massa
19 Pendekatan
20 Donasi
21 Larangan Berbuat Baik
22 Sekolah Anak Jalanan
23 Rumah Sakit
24 Pembalasan
25 Romansa Rumah Sakit
26 Cobaan Cinta
27 Ceburu Buta
28 Keresahan
29 Prosa Asmara
30 Kembalinya Diana
31 Kebiasaan Buruk Calon Pemimpin
32 Pembersihan Nama Baik
33 Pemindahan Paksa
34 Aksi Anak Jalanan
35 Pembebasan Anak Jalanan
36 Perkuliahan Terlantar
37 Energi Sang Kekasih
38 Pembagian Rasa
39 Darwin
40 Saingan
41 Cemburu
42 Peralihan Emosi
43 Pelantikan BEM
44 Rasa Tidak Peduli
45 Kesadaran
46 Membuka Lembar Baru
47 Orang Ketiga
48 Keyakinan Cinta
49 Isu Buruh
50 Audiensi Buruh
51 Aksi Buruh
52 Kerusuhan Aksi
53 Dirawat
54 Aksi Damai
55 Tuntutan Untuk Perusahaan
56 Pembentukan Karakter
57 Panutan Mahasiswa
58 Peralihan Sikap Rektor
59 Perubahan Haluan
60 Asmara Yang Menggilakan
61 Siasat Buruk
62 Penyelamat
63 Takdir Tidak Akan Meleset
64 Pertanyaan Rumit
65 Isu Kampus
66 Gerakan Internal
67 Sang Pahlawan
68 Komunitas Literasi
69 Even Literasi
70 Sabotase
71 Korban
72 Imbas
73 Dewi Penyelamat
74 Pencarian
75 Wisuda
76 Nakhoda Baru
77 Warisan
78 Panglima Jalanan
79 Kedekatan Rakyat
80 Perekonomian
81 Kompetitor
82 Api Semangat
83 Surat Undangan
84 Kepergian Alex
85 Konspirasi Kapitalis
86 Langit Yang Sama
87 Khilaf
88 Menerima Kenyataan
89 Implementasi
90 Senja Berwarna Jingga
91 Awal Perubahan
92 Aktivis Dunia
93 Perpisahan Untuk Kembali
94 Kembali
95 Undangan
96 Legalitas
97 Revolusi Pendidikan
98 Isu Pencucian Uang
99 Sebuah Kejutan
100 Konsistensi Perjuangan
101 Mencari Jawaban
102 Di Luar Ekspektasi
103 Kesalahan
104 Memulai Skripsi
105 Ajakan Ke Desa
106 Desa
107 Keramahan Dan Restu
108 Keramahan Desa
109 Mencari Cincin
110 Munafik
111 Ocehan
112 Isu Kebijakan
113 Berangkat
114 Musyawarah
115 Aksi Hari Pertama
116 Rencana Perang
117 Hari Kedua
118 Akhir Perjalanan
119 Pilu
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Analisis Kritis Doktrin
2
Hari Pertama Perkuliahan
3
Pusaran Semesta
4
Imajinasi Kritis Dengan Diskusi
5
Birokrasi Dan Observasi
6
Hari Berikutnya
7
Dialektika Rasional
8
Diskusi Menuju Aksi
9
Koalisi Dengan Pedagang
10
Ancaman Birokrasi
11
Persiapan Menuju Aksi
12
Hari Demostrasi
13
Romansa Dan Massa
14
Sang Gadis Misterius (Diana)
15
Kedai Kopi Litera
16
Rasa Yang Tak Terbalaskan
17
Janji Manis Penuh Dusta
18
Kekuatan Media Massa
19
Pendekatan
20
Donasi
21
Larangan Berbuat Baik
22
Sekolah Anak Jalanan
23
Rumah Sakit
24
Pembalasan
25
Romansa Rumah Sakit
26
Cobaan Cinta
27
Ceburu Buta
28
Keresahan
29
Prosa Asmara
30
Kembalinya Diana
31
Kebiasaan Buruk Calon Pemimpin
32
Pembersihan Nama Baik
33
Pemindahan Paksa
34
Aksi Anak Jalanan
35
Pembebasan Anak Jalanan
36
Perkuliahan Terlantar
37
Energi Sang Kekasih
38
Pembagian Rasa
39
Darwin
40
Saingan
41
Cemburu
42
Peralihan Emosi
43
Pelantikan BEM
44
Rasa Tidak Peduli
45
Kesadaran
46
Membuka Lembar Baru
47
Orang Ketiga
48
Keyakinan Cinta
49
Isu Buruh
50
Audiensi Buruh
51
Aksi Buruh
52
Kerusuhan Aksi
53
Dirawat
54
Aksi Damai
55
Tuntutan Untuk Perusahaan
56
Pembentukan Karakter
57
Panutan Mahasiswa
58
Peralihan Sikap Rektor
59
Perubahan Haluan
60
Asmara Yang Menggilakan
61
Siasat Buruk
62
Penyelamat
63
Takdir Tidak Akan Meleset
64
Pertanyaan Rumit
65
Isu Kampus
66
Gerakan Internal
67
Sang Pahlawan
68
Komunitas Literasi
69
Even Literasi
70
Sabotase
71
Korban
72
Imbas
73
Dewi Penyelamat
74
Pencarian
75
Wisuda
76
Nakhoda Baru
77
Warisan
78
Panglima Jalanan
79
Kedekatan Rakyat
80
Perekonomian
81
Kompetitor
82
Api Semangat
83
Surat Undangan
84
Kepergian Alex
85
Konspirasi Kapitalis
86
Langit Yang Sama
87
Khilaf
88
Menerima Kenyataan
89
Implementasi
90
Senja Berwarna Jingga
91
Awal Perubahan
92
Aktivis Dunia
93
Perpisahan Untuk Kembali
94
Kembali
95
Undangan
96
Legalitas
97
Revolusi Pendidikan
98
Isu Pencucian Uang
99
Sebuah Kejutan
100
Konsistensi Perjuangan
101
Mencari Jawaban
102
Di Luar Ekspektasi
103
Kesalahan
104
Memulai Skripsi
105
Ajakan Ke Desa
106
Desa
107
Keramahan Dan Restu
108
Keramahan Desa
109
Mencari Cincin
110
Munafik
111
Ocehan
112
Isu Kebijakan
113
Berangkat
114
Musyawarah
115
Aksi Hari Pertama
116
Rencana Perang
117
Hari Kedua
118
Akhir Perjalanan
119
Pilu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!