Persiapan Menuju Aksi

Sesampainya Alex dikost-nya dia kembali mendapatkan teror berupa sebuah peti hitam misterius di depan kamar kostnya. Alex yang penasaran tentang isi dari kota hitam tersebut ingin membukanya akan tetapi Beni menahannya, Beni lalu memfotonya untuk dijadikan sebagai bukti yang nantinya akan di publis ke media.

“Kau tunggu dulu, ada baiknya kita foto terlebih dahulu untuk nanti bisa di jadikan berita”

“Berita tentang apa bang?”

“Berita untuk ke media, biar mereka menulis jika PEMKOT mengancam mahasiswa untuk mengadakan aksi membela para pedagang yang digusur”

“Wah, ide bagus bang”

Setelah memfotonya lalu Beni dan Alex membuka kota hitam misterius tersebut yang rupanya isi dari kota hitam itu adalah sebuah boneka yang telah dipotong-potong hingga terpisah menjadi beberapa bagian. Hal yang mengejutkan ini membuat Alex terkejut dan kembali timbul rasa khawatir dibenaknya.

Pikirannya kembali tak karuan hingga membuat dirinya takut untuk tinggal sendirian di kost. Khawatir jika seseorang suruhan dari birokrasi PEMKOT mecarinya lalu menculik dirinya yang tinggal seorang diri.

“Bang, bagaimana ini?, jika malam ini ada seseorang yang menculik saya bagaimana”

“Kau tenang saja Alex. Jika begitu malam ini aku menginap tempat kau, besok pagi aku baru kembali”

“Baik bang, terima kasih kalau begitu”

Malam itu Beni menginap di tempat Alex karena dirinya juga khawatir akan keselamatan Alex. Dalam pemikirannya bisa jadi Alex menjadi korban apabila dirinya harus di tinggal sendirian, oleh sebab itu dia bersedia menemani dan menjaga Alex untuk malam ini.

Malam itu terasa sangat dingin dan memberikan hawa yang mencekam, bisa jadi kapan saja seseorang untuk menerobos masuk kedalam kamar dan baku hantam dengan mereka. Hawa yang mencekam tersebut membuat mereka tidak bisa tidur dengan nyaman.

Malam yang mencekam tersebut kini berubah dengan sinar matahari yang memberi warna baru. Kini Beni kembali dalam rutinitas harian, Beni kembali menemui kawan-kawannya untuk mengantar surat perizinan kepada POLRES mengenai aksi mereka besok.

Akan tetapi pihak POLRES sepertinya tidak menanggapi mereka dengan baik, hal ini membuat Danu naik pitam atas sikap POLRES terhadap mereka, hingga terjadi adu argument antara mereka.

“Pak, kami mau mengantarkan surat pemberitahuan aksi”

“Surat apa ya adek-adek?, mengenai aksi apa ya dek”

“Surat untuk aksi para pedangang yang digusur pak!”

“Kalian tidak usah buat aksi, bikin kemacetan saja nanti”

“Ini untuk kepentingan para pedagang pak, hal ini memang sudah wajib untuk dilaksankan”

“Kami tidak akan terima surat dari kalian”

“Ya sudah, jika bapak-bapak tidak mau menerimanya. Kami di sini tidak meminta izin kepada kalian pak, kami di sini cuma mau memberikan surat pemberitahuan. Terserah mau diterima ataupun tidak”

“Lancang sekali kalian, keluar!!!”

Mereka lalu di usir oleh polisi tersebut dengan tidak hormat, tanpa rasa khawatir mereka lalu keluar dari POLRES. Kini Beni dan Danu menuju ke pedagang untuk mempersiapkan atribut yang mereka butuhkan untuk aksi besok. Dari kejauhan terlihat pak Sofyan yang sedang berdiskusi dengan para pedangan.

Setibanya mereka di sana, langsung di sambut oleh pak Sofyan.

“Mas Beni…, silakan duduk dahulu. Dari mana kalian”

“Ini pak, kami baru pulang dari POLRES untuk memberikan surat pemberitahuan akan tetapi mereka menolaknya”

“Terus bagaimana tentang aksi besok, apakah masih bisa kita laksanakan?”

“Tenang pak, suratnya sudah kami kasih. Mereka terima ataupun tidak itu urusan mereka, sebab kita cuma memberi tahu bukan meminta izin pada mereka”

“Benar kamu mas Beni, saya rasa pihak POLRES sudah di hegemoni oleh PEMKOT untuk menentang aksi yang akan kita lakukan”

“Menurut kami juga begitu pak, mereka sepertinya sudah bersekongkol dengan PEMKOT. Tapi kita tetap akan menjalankan aksi besok. Apabila mereka menghentikan kita, berarti mereka sudah mengekang kebebasan aspirasi di muka umum”

“Saya setuju!!!”

Terlihat para pedangang yang sedang sibuk dengan atribut mereka, mulai dari poster yang menolak penggusuran, sampai spanduk yang bertuliskan ketidak adilan PEMKOT kepada mereka. Dari wajah-jawah mereka tersirat jelas akan kekecewaan kepada pemerintah yang sangat tidak adil.

Ada seorang pedangang yang menanyakan kepada Beni kenapa aksi harus dipercepat sebelum waktunya. Beni yang merasa bahwa pedangan belum mendapatkan penjelasan dari pak Sofyan atau bisa jadi ada beberapa pedangan yang tidak hadir saat pak Sofyan menjelaskannya. Lalu Beni kembali menjelaskan alasan aksi harus dipercepat.

Alex yang sedang di kampus berkumpul dengan Adit dan kawan-kawan teater yang sedang bersikusi untuk mempersiapkan tentang aksi dan penampilan yang akan mereka tampilkan besok. Harapan mereka hanya satu, yaitu untuk dapat membawa perasaan yang sedang di rasakan oleh para pedagang.

Terlihat dari berbagai segi kesiapan mengenai aksi kali ini, sangat sudah siap. Baik dari pedagang maupun penampilan teater dari mahasiswa. Tinggal menunggu harinya tiba untuk menggoyangkan parlemen jalanan dan melawan birokrasi apatis yang tidak memperdulikan terhadap nasib rakyat.

Memang untuk mempersiapkan sebuah aksi demostrasi sangat membutuhkan sebuah kesiapan yang total, agar tidak terjadi kesalahan yang berakibat fatal. Kesalahan yang fatal dalam sebuah aksi demostrasi dapat mengakibatkan korban jiwa, oleh sebab itu aksi kali ini harus memang murni dari perjuangan.

Perjuangan yang di nodai oleh sebuah tindakan tercela akan berakibat memakan korban jiwa yang tidak di harapkan, dan lagi aksi ini melibatkan para pedangan yang minim pengalaman di parlemen jalanan jika di bandingkan dengan mahasiswa.

Walaupun minim pengalaman, para pedangang memiliki semangat yang kuat untuk membela hak-hak mereka yang di rampas oleh pemerintah. Semangat merupakan salah satu hal penting yang dibutuhkan bagi pejuang, apalah artinya sebuah perjuangan jika tidak ada semangat yang menyelimuti perjuangan tersebut.

Hari yang kini beranjak menjadi senja, semua persiapan telah siap. Sudah saatnya untuk semua partisipan aksi untuk beristirahat menyimpan energi untuk di salurkan di parlemen jalanan.

Dalam sebuah parlemen jalanan semua kemungkinan bisa saja terjadi, oleh sebab itu para peserta harus mempersiapkan mental dan juga tenaganya untuk itu. Alex yang seharian kemarin mendapat teror tidak menyebabkan mentalnya goyang, akan tetapi malah ingin membalaskan seluruh teror yang dia dapat kepada pemerintah, dan akan di luapkan esok hari.

Beni yang masih khawatir tentang keselamatan Alex malam ini, lalu pergi bergegas menuju kost Alex. Beni kini sudah menganggap Alex sebagai adiknya sendiri, kedekatan emosional antara Beni dengan Alex semakin menjadi. Oleh karena itu Beni kini menjadi sangat khawatir kepada Alex.

Sesampainya di kost Alex, Beni langsung masuk ke kamarnya tanpa permisi. Alex yang baru keluar dari kamar mandi terkejut akibat melihat Beni yang sudah berada di kasurnya.

“Ah…, rupanya abang. Saya pikir tadi penculik suruhan birokrat, hampir saja saya hantam pakai sapu”

“Hahaha…, ku tarik handuk kau habis sudah harga dirimu”

“Ops…, jangan main di situ dong bang”

 

 

Episodes
1 Analisis Kritis Doktrin
2 Hari Pertama Perkuliahan
3 Pusaran Semesta
4 Imajinasi Kritis Dengan Diskusi
5 Birokrasi Dan Observasi
6 Hari Berikutnya
7 Dialektika Rasional
8 Diskusi Menuju Aksi
9 Koalisi Dengan Pedagang
10 Ancaman Birokrasi
11 Persiapan Menuju Aksi
12 Hari Demostrasi
13 Romansa Dan Massa
14 Sang Gadis Misterius (Diana)
15 Kedai Kopi Litera
16 Rasa Yang Tak Terbalaskan
17 Janji Manis Penuh Dusta
18 Kekuatan Media Massa
19 Pendekatan
20 Donasi
21 Larangan Berbuat Baik
22 Sekolah Anak Jalanan
23 Rumah Sakit
24 Pembalasan
25 Romansa Rumah Sakit
26 Cobaan Cinta
27 Ceburu Buta
28 Keresahan
29 Prosa Asmara
30 Kembalinya Diana
31 Kebiasaan Buruk Calon Pemimpin
32 Pembersihan Nama Baik
33 Pemindahan Paksa
34 Aksi Anak Jalanan
35 Pembebasan Anak Jalanan
36 Perkuliahan Terlantar
37 Energi Sang Kekasih
38 Pembagian Rasa
39 Darwin
40 Saingan
41 Cemburu
42 Peralihan Emosi
43 Pelantikan BEM
44 Rasa Tidak Peduli
45 Kesadaran
46 Membuka Lembar Baru
47 Orang Ketiga
48 Keyakinan Cinta
49 Isu Buruh
50 Audiensi Buruh
51 Aksi Buruh
52 Kerusuhan Aksi
53 Dirawat
54 Aksi Damai
55 Tuntutan Untuk Perusahaan
56 Pembentukan Karakter
57 Panutan Mahasiswa
58 Peralihan Sikap Rektor
59 Perubahan Haluan
60 Asmara Yang Menggilakan
61 Siasat Buruk
62 Penyelamat
63 Takdir Tidak Akan Meleset
64 Pertanyaan Rumit
65 Isu Kampus
66 Gerakan Internal
67 Sang Pahlawan
68 Komunitas Literasi
69 Even Literasi
70 Sabotase
71 Korban
72 Imbas
73 Dewi Penyelamat
74 Pencarian
75 Wisuda
76 Nakhoda Baru
77 Warisan
78 Panglima Jalanan
79 Kedekatan Rakyat
80 Perekonomian
81 Kompetitor
82 Api Semangat
83 Surat Undangan
84 Kepergian Alex
85 Konspirasi Kapitalis
86 Langit Yang Sama
87 Khilaf
88 Menerima Kenyataan
89 Implementasi
90 Senja Berwarna Jingga
91 Awal Perubahan
92 Aktivis Dunia
93 Perpisahan Untuk Kembali
94 Kembali
95 Undangan
96 Legalitas
97 Revolusi Pendidikan
98 Isu Pencucian Uang
99 Sebuah Kejutan
100 Konsistensi Perjuangan
101 Mencari Jawaban
102 Di Luar Ekspektasi
103 Kesalahan
104 Memulai Skripsi
105 Ajakan Ke Desa
106 Desa
107 Keramahan Dan Restu
108 Keramahan Desa
109 Mencari Cincin
110 Munafik
111 Ocehan
112 Isu Kebijakan
113 Berangkat
114 Musyawarah
115 Aksi Hari Pertama
116 Rencana Perang
117 Hari Kedua
118 Akhir Perjalanan
119 Pilu
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Analisis Kritis Doktrin
2
Hari Pertama Perkuliahan
3
Pusaran Semesta
4
Imajinasi Kritis Dengan Diskusi
5
Birokrasi Dan Observasi
6
Hari Berikutnya
7
Dialektika Rasional
8
Diskusi Menuju Aksi
9
Koalisi Dengan Pedagang
10
Ancaman Birokrasi
11
Persiapan Menuju Aksi
12
Hari Demostrasi
13
Romansa Dan Massa
14
Sang Gadis Misterius (Diana)
15
Kedai Kopi Litera
16
Rasa Yang Tak Terbalaskan
17
Janji Manis Penuh Dusta
18
Kekuatan Media Massa
19
Pendekatan
20
Donasi
21
Larangan Berbuat Baik
22
Sekolah Anak Jalanan
23
Rumah Sakit
24
Pembalasan
25
Romansa Rumah Sakit
26
Cobaan Cinta
27
Ceburu Buta
28
Keresahan
29
Prosa Asmara
30
Kembalinya Diana
31
Kebiasaan Buruk Calon Pemimpin
32
Pembersihan Nama Baik
33
Pemindahan Paksa
34
Aksi Anak Jalanan
35
Pembebasan Anak Jalanan
36
Perkuliahan Terlantar
37
Energi Sang Kekasih
38
Pembagian Rasa
39
Darwin
40
Saingan
41
Cemburu
42
Peralihan Emosi
43
Pelantikan BEM
44
Rasa Tidak Peduli
45
Kesadaran
46
Membuka Lembar Baru
47
Orang Ketiga
48
Keyakinan Cinta
49
Isu Buruh
50
Audiensi Buruh
51
Aksi Buruh
52
Kerusuhan Aksi
53
Dirawat
54
Aksi Damai
55
Tuntutan Untuk Perusahaan
56
Pembentukan Karakter
57
Panutan Mahasiswa
58
Peralihan Sikap Rektor
59
Perubahan Haluan
60
Asmara Yang Menggilakan
61
Siasat Buruk
62
Penyelamat
63
Takdir Tidak Akan Meleset
64
Pertanyaan Rumit
65
Isu Kampus
66
Gerakan Internal
67
Sang Pahlawan
68
Komunitas Literasi
69
Even Literasi
70
Sabotase
71
Korban
72
Imbas
73
Dewi Penyelamat
74
Pencarian
75
Wisuda
76
Nakhoda Baru
77
Warisan
78
Panglima Jalanan
79
Kedekatan Rakyat
80
Perekonomian
81
Kompetitor
82
Api Semangat
83
Surat Undangan
84
Kepergian Alex
85
Konspirasi Kapitalis
86
Langit Yang Sama
87
Khilaf
88
Menerima Kenyataan
89
Implementasi
90
Senja Berwarna Jingga
91
Awal Perubahan
92
Aktivis Dunia
93
Perpisahan Untuk Kembali
94
Kembali
95
Undangan
96
Legalitas
97
Revolusi Pendidikan
98
Isu Pencucian Uang
99
Sebuah Kejutan
100
Konsistensi Perjuangan
101
Mencari Jawaban
102
Di Luar Ekspektasi
103
Kesalahan
104
Memulai Skripsi
105
Ajakan Ke Desa
106
Desa
107
Keramahan Dan Restu
108
Keramahan Desa
109
Mencari Cincin
110
Munafik
111
Ocehan
112
Isu Kebijakan
113
Berangkat
114
Musyawarah
115
Aksi Hari Pertama
116
Rencana Perang
117
Hari Kedua
118
Akhir Perjalanan
119
Pilu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!