Aktivis: Perjuangan Dan Cinta

Aktivis: Perjuangan Dan Cinta

Analisis Kritis Doktrin

Alex merupakan mahasiswa baru di kampusnya, tepatnya di Universitas Harapan Negeri. Hari ini merupakan hari pertama dia memasuki kampus, seperti tradisi pada umumnya untuk setiap mahasiswa baru yaitu, mahasiswa harus mengikuti agenda PKKMB (Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru).

PKKMB yang pada dasarnya bertujuan untuk memberi pengetahuan tentang peraturan dan ketentuan yang berlaku di lingkungan kampus. Kini di salah artikan dan di praktekkan oleh panitia PKKMB yang tak lain dan tak bukan adalah mahasiswa senior.

Namun Alex yang berlatar belakang memiliki jiwa dan pemikiran sosialis yang dia adopsi dari buku-buku karya Karl Marx, Paulo Freire, dan Tan Malaka menyadari ada yang salah berdasarkan pandangannya terhadap agenda PKKMB tersebut.

Menurutnya kegiatan tersebut merupakan ajang menindas junior, hingga menunjukkan senioritas itu berlaku secara tidak langsung.

Saat Alex mendengarkan pengarahan dari seniornya, yang mana mereka harus memakai tas yang terbuat dari karung beras, plastik keresek dijadikan penutup kepala dan karton bekas dikalungkan untuk menjadi palang nama, yang mana namanya bertuliskan nama-nama hewan.

Dan mereka di jemur dibawah terik matahari terlebih dahulu sebelum mendapatkan makan siang.

Pukul 12:25 dimana sang surya sedang semangat-semangatnya membakar bumi, yang membuat peserta PKKMB frustrasi terhadap kondisi. Alex bertanya kepada seniornya yang bernama Fatur.

"Jika ilmu pengetahuan diperkenalkan atas ketidak warasan apa jadinya generasi bangsa?"

Fatur merupakan senior Alex yang memiliki sifat angkuh, sangat suka menindas junior dan juga kini dia menjabat sebagai ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa). Menjawab pertanyaan Alex dengan tegas.

"Ini merupakan latihan mental kalian agar siap menghadapi berbagai problem perkuliahan kedepan!"

Alex dengan pemikirannya yang waras membantah perkataan seniornya itu.

"Tidak ada mental yang dibentuk dibawah tekanan yang brutal, yang ada hanya ketidak warasan yang dirasakan"

Fatur merasa geram terhadap perkataan Alex barusan, yang membuat dirinya malu dihadapan mahasiswa baru hingga  memanggil teman-temannya untuk memberi pelajaran terhadap Alex.

Doni, Fadel dan Fatur datang bersamaan menghampiri Alex yang telah siap dan mengetahui retorika yang akan mereka putar terhadapnya.

Doni dan Fadel merupakan panitia bidang keamanan PKKMB. Doni merupakan mahasiswa tua yang sampai sekarang belum lulus-lulus disebabkan berbagai kasus yang membuat dia dipersulit oleh dosen untuk lulus, sedangkan Fidel merupakan sahabat Doni yang memiliki sifat mesum dan belum lulus juga akibat imbas dari Doni.

Mereka berdua dipanggil oleh Fatur atas dasar ada mahasiswa baru yang berbuat ulah dan enggan mengikuti peraturan.  Alex pun dipanggil keluar dari kelompok oleh mereka, didepan ratusan mahasiswa baru Alex disuruh merayap sejauh 100 meter, namun dia enggan melakukannya dan langsung bersuara untuk mewakili perasaan mahasiswa baru yang sedang di jemur di bawah teriknya sinar matahari dan belum mendapatkan makan siang.

"Teman-teman ku semua, hari ini merupakan hari pertama kita menjadi mahasiswa, dan hari ini juga kita pertama kalinya menginjakkan kaki di kampus ini untuk mendapatkan ilmu pengetahuan demi mengubah masa depan kita, keluarga kita, atau bahkan bangsa kita. Sudah saatnya pembodohan di akhiri, sudah waktunya diskriminasi berakhir. Jika tidak! Tradisi senioritas ini akan membuat kita makin tidak waras. Oleh sebab itu jangan pernah mau di bodohi!"

Akibat perkataan Alex tersebut ratusan mahasiswa baru yang ikut PKKMB bersamanya menentang segala diskriminasi yang dilakukan oleh senior. Hal ini membuat agenda PKKMB tidak berjalan dengan lancar seperti yang telah dikonsepkan.

Laporan ketidak lancaran PKKMB sampai ke ruang rektor hingga membuat Alex harus bertanggung jawab dan memaksakan diri untuk menemui rektor kampus.

Seorang mahasiswa baru yang di hari pertamanya masuk kampus harus menemui rektor akibat pemikiran kritisnya menolak doktrin yang menindas, namun dari sisi ini kita dapat memandang Alex akan menjadi manusia yang peduli terhadap hak-hak yang dirampas.

Ibarat matahari pagi yang ingin menyinari bumi tetapi ada awan mendung yang menyelubungi, begitu juga hal yang dirasakan oleh Alex. Ingin melawan intiminadasi dengan pemikiran kritis tetapi ada birokrasi yang berada di oposisi.

Seketika Doni mendapatkan telepon, langsung dari rektor kampus yang memerintahkan untuk membawa Alex si pengacau untuk menemui-nya, dengan singap Doni dan Fidel yang berperan sebagai panitia keamanan PKKMB membawa Alex ke ruang rektor.

Alex berpikir keras mencari cara bagaimana menghadapi rektor yang memiliki otoritas tertinggi di kampus. Sebagai mahasiswa baru rasanya wajar jika perasaan takut merasuki jiwanya, saat berjalanpun Alex seperti narapidana yang dikawal oleh sipir penjara. Dalam hatinya berkata.

"Jika mengkritisi akan menjadi napi, jika berpikir kritis akan menjadi fasis. Lalu apa gunanya belajar jika ujung-ujungnya tetap kurang ajar, apa gunanya kampus jika ujung-ujungnya membuat harapan pupus"

Semakin dekat dengan ruang rektor langkah Alex semakin berat seolah-olah kakinya ditarik ke dalam pusaran bumi, apakah semesta sedang berkonspirasi untuk menghentikan pemikiran kritisnya?

Kini Alex sudah tepat berdiri didepan pintu yang terbuka lebar dengan tulisan rektor di atasnya, persis seperti sarang harimau yang terbuka lebar untuk para mangsanya.

Satu langkah yang berat Alex angkat untuk masuk kedalam dan kini dia sudah berhadapan langsung dengan seorang birokrat tertinggi dikampus dengan Doni dan Fidel berada dibelakang, yang kini berperan sebagai algojo.

Sang rektor bernama Ir. Ahmad yang tersurat jelas oleh palang nama di atas meja kerjanya menyambut Alex dengan tatapan mata dingin dan kumis lebat tumbuh di atas bibirnya membuat Alex mati kutu akibat tekanan suasana.

Adu argumen tak bisa terelakkan lagi antara Alex dengan rektor, yang mana Alex tetap berpendirian pada pemikiran kritis dan rasional sedangkan sang rektor tetap pada aturan dan ketetapan birokrasi.

"Kamu mahasiswa pengacau yang namanya Alex?"

"Ya, saya Alex, tetapi bukan mahasiswa pengacau. Saya cuma mahasiswa dengan pemikiran yang waras"

"Apakah kamu tau jika aturan yang berlaku untuk agenda PKKMB sudah ada sebelum kamu menjadi mahasiswa atau bahkan siswa? Seharusnya kamu mengikuti semua arahan yang diperintahkan oleh panitia sebab ini semua untuk kamu juga kedepannya dalam menjalani perkuliahan dan kehidupan kampus"

"Jika kegiatan yang dilakukan itu dapat diterima oleh alam pikiran manusia yang waras, saya akan ikut tanpa ada sedikitpun bantahan. tetapi kegiatan ini tak ada bedanya dengan penjajahan serta menindas mahasiswa baru, bagaimana tidak? Kami diperlakukan seperti binatang dan tidak diberikan makan siang sebelum matahari membakar dan membuat kami sakit jiwa, apakah ini tugas perguruan tinggi untuk membuat manusia menjadi bodoh"

"Semua ini kami lakukan untuk memperkenalkan bahwa dunia kampus itu berat dan tidak mudah untuk dijalani, harusnya kamu paham maksud dan tujuan yang terkandung didalamnya!"

"Kampus itu ibarat rumah, dosen ibarat orang tua, dan senior ibarat kakak atau abang. Apakah ada didalam suatu rumah orang tua mendukung anaknya untuk saling menindas?. Harusnya mereka mengajarkan hal-hal yang baik kepada anak-anaknya agar menjadi orang yang sukses dan berguna."

Seketika sang rektor tersentak dan terdiam akibat perkataan Alex. Alex yang tidak sanggup mendengar ocehan rektor yang tidak waras lalu pergi begitu saja, Doni dan Fidel hanya bisa terdiam tanpa ada sepatah kata yang keluar dari mulut mereka.

Terpopuler

Comments

Sin Cera 😉

Sin Cera 😉

Suka nih sama ini novel. Bab awalnya aja sudah kritis sekali.

Gak suka bgt sama senior, staf kampus bahkan dosen yang suka mengintimidasi atau menggunakan kekuasaanya untuk mengintimidasi mahasiswa. Mahasiswa yang katanya akan menjadi "akademisi" dituntut untuk mengikuti pandangan² tertentu dari senior/orang² berkuasa di kampus. Dan ironisnya para mahasiswa akhirnya tunduk pada birokrasi yang ada, agar bisa lulus cepat dengan tidak mencari masalah dan tidak ingin di bully oleh senior secara langsung maupun tidak langsung oleh senior/tidak ingin terasing di kehidupan sosialnya di kampus.

2021-05-22

1

Rozh

Rozh

ceritanya seru, suka

2021-04-15

1

Amalina Nurhayati

Amalina Nurhayati

karl marx tokoh komunis kah Thor?

2021-04-13

1

lihat semua
Episodes
1 Analisis Kritis Doktrin
2 Hari Pertama Perkuliahan
3 Pusaran Semesta
4 Imajinasi Kritis Dengan Diskusi
5 Birokrasi Dan Observasi
6 Hari Berikutnya
7 Dialektika Rasional
8 Diskusi Menuju Aksi
9 Koalisi Dengan Pedagang
10 Ancaman Birokrasi
11 Persiapan Menuju Aksi
12 Hari Demostrasi
13 Romansa Dan Massa
14 Sang Gadis Misterius (Diana)
15 Kedai Kopi Litera
16 Rasa Yang Tak Terbalaskan
17 Janji Manis Penuh Dusta
18 Kekuatan Media Massa
19 Pendekatan
20 Donasi
21 Larangan Berbuat Baik
22 Sekolah Anak Jalanan
23 Rumah Sakit
24 Pembalasan
25 Romansa Rumah Sakit
26 Cobaan Cinta
27 Ceburu Buta
28 Keresahan
29 Prosa Asmara
30 Kembalinya Diana
31 Kebiasaan Buruk Calon Pemimpin
32 Pembersihan Nama Baik
33 Pemindahan Paksa
34 Aksi Anak Jalanan
35 Pembebasan Anak Jalanan
36 Perkuliahan Terlantar
37 Energi Sang Kekasih
38 Pembagian Rasa
39 Darwin
40 Saingan
41 Cemburu
42 Peralihan Emosi
43 Pelantikan BEM
44 Rasa Tidak Peduli
45 Kesadaran
46 Membuka Lembar Baru
47 Orang Ketiga
48 Keyakinan Cinta
49 Isu Buruh
50 Audiensi Buruh
51 Aksi Buruh
52 Kerusuhan Aksi
53 Dirawat
54 Aksi Damai
55 Tuntutan Untuk Perusahaan
56 Pembentukan Karakter
57 Panutan Mahasiswa
58 Peralihan Sikap Rektor
59 Perubahan Haluan
60 Asmara Yang Menggilakan
61 Siasat Buruk
62 Penyelamat
63 Takdir Tidak Akan Meleset
64 Pertanyaan Rumit
65 Isu Kampus
66 Gerakan Internal
67 Sang Pahlawan
68 Komunitas Literasi
69 Even Literasi
70 Sabotase
71 Korban
72 Imbas
73 Dewi Penyelamat
74 Pencarian
75 Wisuda
76 Nakhoda Baru
77 Warisan
78 Panglima Jalanan
79 Kedekatan Rakyat
80 Perekonomian
81 Kompetitor
82 Api Semangat
83 Surat Undangan
84 Kepergian Alex
85 Konspirasi Kapitalis
86 Langit Yang Sama
87 Khilaf
88 Menerima Kenyataan
89 Implementasi
90 Senja Berwarna Jingga
91 Awal Perubahan
92 Aktivis Dunia
93 Perpisahan Untuk Kembali
94 Kembali
95 Undangan
96 Legalitas
97 Revolusi Pendidikan
98 Isu Pencucian Uang
99 Sebuah Kejutan
100 Konsistensi Perjuangan
101 Mencari Jawaban
102 Di Luar Ekspektasi
103 Kesalahan
104 Memulai Skripsi
105 Ajakan Ke Desa
106 Desa
107 Keramahan Dan Restu
108 Keramahan Desa
109 Mencari Cincin
110 Munafik
111 Ocehan
112 Isu Kebijakan
113 Berangkat
114 Musyawarah
115 Aksi Hari Pertama
116 Rencana Perang
117 Hari Kedua
118 Akhir Perjalanan
119 Pilu
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Analisis Kritis Doktrin
2
Hari Pertama Perkuliahan
3
Pusaran Semesta
4
Imajinasi Kritis Dengan Diskusi
5
Birokrasi Dan Observasi
6
Hari Berikutnya
7
Dialektika Rasional
8
Diskusi Menuju Aksi
9
Koalisi Dengan Pedagang
10
Ancaman Birokrasi
11
Persiapan Menuju Aksi
12
Hari Demostrasi
13
Romansa Dan Massa
14
Sang Gadis Misterius (Diana)
15
Kedai Kopi Litera
16
Rasa Yang Tak Terbalaskan
17
Janji Manis Penuh Dusta
18
Kekuatan Media Massa
19
Pendekatan
20
Donasi
21
Larangan Berbuat Baik
22
Sekolah Anak Jalanan
23
Rumah Sakit
24
Pembalasan
25
Romansa Rumah Sakit
26
Cobaan Cinta
27
Ceburu Buta
28
Keresahan
29
Prosa Asmara
30
Kembalinya Diana
31
Kebiasaan Buruk Calon Pemimpin
32
Pembersihan Nama Baik
33
Pemindahan Paksa
34
Aksi Anak Jalanan
35
Pembebasan Anak Jalanan
36
Perkuliahan Terlantar
37
Energi Sang Kekasih
38
Pembagian Rasa
39
Darwin
40
Saingan
41
Cemburu
42
Peralihan Emosi
43
Pelantikan BEM
44
Rasa Tidak Peduli
45
Kesadaran
46
Membuka Lembar Baru
47
Orang Ketiga
48
Keyakinan Cinta
49
Isu Buruh
50
Audiensi Buruh
51
Aksi Buruh
52
Kerusuhan Aksi
53
Dirawat
54
Aksi Damai
55
Tuntutan Untuk Perusahaan
56
Pembentukan Karakter
57
Panutan Mahasiswa
58
Peralihan Sikap Rektor
59
Perubahan Haluan
60
Asmara Yang Menggilakan
61
Siasat Buruk
62
Penyelamat
63
Takdir Tidak Akan Meleset
64
Pertanyaan Rumit
65
Isu Kampus
66
Gerakan Internal
67
Sang Pahlawan
68
Komunitas Literasi
69
Even Literasi
70
Sabotase
71
Korban
72
Imbas
73
Dewi Penyelamat
74
Pencarian
75
Wisuda
76
Nakhoda Baru
77
Warisan
78
Panglima Jalanan
79
Kedekatan Rakyat
80
Perekonomian
81
Kompetitor
82
Api Semangat
83
Surat Undangan
84
Kepergian Alex
85
Konspirasi Kapitalis
86
Langit Yang Sama
87
Khilaf
88
Menerima Kenyataan
89
Implementasi
90
Senja Berwarna Jingga
91
Awal Perubahan
92
Aktivis Dunia
93
Perpisahan Untuk Kembali
94
Kembali
95
Undangan
96
Legalitas
97
Revolusi Pendidikan
98
Isu Pencucian Uang
99
Sebuah Kejutan
100
Konsistensi Perjuangan
101
Mencari Jawaban
102
Di Luar Ekspektasi
103
Kesalahan
104
Memulai Skripsi
105
Ajakan Ke Desa
106
Desa
107
Keramahan Dan Restu
108
Keramahan Desa
109
Mencari Cincin
110
Munafik
111
Ocehan
112
Isu Kebijakan
113
Berangkat
114
Musyawarah
115
Aksi Hari Pertama
116
Rencana Perang
117
Hari Kedua
118
Akhir Perjalanan
119
Pilu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!