Kekuatan Media Massa

Aksi yang akan mereka bawakan kali ini berbeda dibanding dengan biasanya, sebuah aksi yang nantinya akan menumbangkan kekuasaan wali kota.

“Jadi berapa media sudah kita hubungi Berto?”

“Kita sudah menghubungi kisara 20 media bang, baik dari media cetak maupun dari media digital. Wartawan sudah siap untuk mempublikasi beritanya, akan tetapi mereka butuh bukti berupa foto ataupun video mengenai penggusuran”

“Bagus kalau begitu, kejadian tadi siang apakah ada yang memfotonya?”

“Ada bang, saya memfotonya tadi” (Danil sambil memperlihatkan gambar di handphone-nya)

“Akan tetapi kita butuh lebih banyak bukti mengenai wali kota yang menggusur pedagang, besok kita akan berburu bukti lalu kita kirimkan kepada wartawan”

“Siap bang”

Strategi telah disusun demi dapat menumbangkan kekuasaan yang menindas, terkadang seseorang baru sadar dirinya salah apabila ada tekanan dari  luar yang memaksanya untuk sadar. Tekanan tersebutlah yang  Alex, Beni, dan kawan-kawan PRT sedang ciptakan.

Hari di mana pemburuan bukti kekejaman wali kota telah tiba, kawan-kawan PRT berkeliling kota untuk memantau pedagang yang sedang berjualan. Biasanya para pedagang tersebut akan diusir oleh petugas SATPOL PP, momen tersebut yang mereka buru agar menjadi bukti yang kuat atas kekejaman wali kota.

Beberapa bukti telah mereka dapatkan atas tindakan deskriminasi dari petugas SATPOL PP, bukti-bukti tersebut lalu dikirimkan kepada wartawan secara serentak. Tak berselang lama setelah bukti tersebut dikirim, tepat pukul 11:00 berita tentang tindakan deskriminasi wali kota terhadap pedagang menjadi pembicaraan publik.

Hingga gubernur datang untuk mencopot jabatan wali kota, alasan kuat gebernur mencopot wali kota adalah ketidak mampuan wali kota dalam mengelola prekonomian rakyat, dan lagi wali kota malah memotong prekonomian tersebut.

Berita wali kota diturunkan secara tidak terhormat menjadi topik berita utama selam 3 hari berturut-turut. Nasib para pedagang korban penggusuran langsung mendapat tempat relokasi dari gubernur, hal tersebut membuat para pedangan senang.

Kawan-kawan PRT yang mendampingi kasus ini dari awal juga ikut senang, rencana mereka berjalan dengan lancar dan dapat melihat para pedangan kembali bahagia, serta banyak anak-anak yang kembali dapat melanjutkan sekolah mereka.

Beni, Alex dan kawan-kawan PRT lalu menghampiri para pedagang yang sedang mempersiapkan lapak-lapak mereka di tempat relokasi baru, terlihat seorang nenek tua yang sedang menuju kearah mereka. Tiba-tiba nenek tersebut memeluk Beni dengan linangan air mata dan berkata.

“Terima kasih nak, kalian telah membantu kami. Sekarang cucu saya sudah dapat kembali untuk bersekolah”

“Sama-sama nek, ini sudah menjadi tanggung jawab kita untuk saling menolong antar sesama”

Suasana penuh haru secara spontan muncul yang membuat Diana tidak bisa mehan air matanya. Tiba-tiba pak Sofyan mengajak mereka untuk menuju sebuah tempat, para pedangan telah berkumpul di sana dengan makanan yang telah tersaji di atas sebuah terpal yang dilapisi tikar plastik.

“Ayo adik-adik silakan duduk kita makan bersama”

“Ada acara apa ini pak?” (Alex)

“Ini syukuran sebagai ucapan terima kasih kami kapada kalian yang telah membatu”

Terlihat begitu banyak pedangang dengan raut wajah berseri-seri memandang kearah mereka. Alex baru kali ini merasakan sebuah rasa yang belum pernah dia dapatkan, sebuah rasa sosial antar sesama manusia yang begitu kuat.

Mereka lalu duduk dan bercengkrama dengan para pedagang saat itu, terdapat juga anak-anak dari pedagang yang mengajak Diana yang untuk bermain dan meminta di ajarkan berhitung. Diana yangs sangat antusias kala itu lalu mengajak Alex untuk mebantu dirinya mengajarkan anak-anak.

Ketika sedang mangajar, Alex memiliki sebuah ide yang menarik baginya. “Diana, bagaimana kita membuat sekolah anak jalanan”

“Maksud kamu?”

“Kita buat sebuah ruang pembelajaran bagi anak-anak yang putus sekolah, di mana mereka dapat belajar seperti di sekolah”

“Lalu yang mengajarkannya siapa”

“Kita-kita ini yang akan mengajarkannya, dengan adanya sekolah anak jalanan tersebut maka anak-anak yang putus sekolah akan mendapatkan kembali ruang untuk mereka belajar”

“Ide bagus itu Alex, nanti kita diskusikan dengan Bang Bani dan kawan-kawan lain”

Selesai mengunjungi para pedangang Alex mengajak Beni dan kawan-kawan lain menuju taman kota untuk mendiskusikan mengenai idenya tersebut.

“Jadi begini kawan-kawan semua, tujuan saya mengajak kalian semua kesini adalah untuk mendiskusikan mengenai sekolah anak jalanan”

“Tolong kau jelaskan konsep kamu dahulu Alex” (Beni)

“Jadi begini bang, saya mempunyai ide yang sebelumnya sudah saya katakana juga pada Diana mengenai sekolah anak jalanan. Sekolah tersebut nantinya akan menjadi ruang belajar bagi anak-anak jalanan dan anak-anak yang putus sekolah”

“Lalu siapa yang akan mengajar?” (Berto)

“Yang akan mengajar di sekolah tersebut ya…, kita-kita ini”

“Akan tetapi  untuk membuatkan sebuah ruang belajar, itu butuh anggaran dan infrasruktur seperti buku-buku pelajaran, tempat, dan lain-lainnya. Bagaimana kita dapat semua itu?” (Beni)

“Itu akan kita usahakan bang. Untuk buku akan kita cari dengan membuka donasi buku-buku bekas, sedangkan untuk tempat kita manfaatkan bangunan terbengkalai milik pemerintah kota, nanti kita buat surat permohonan saja”

“Saya setuju Ide kau Alex, langkah pertama kita yaitu buka donasi untuk buku-buku dahulu sedangkan untuk tempat nanti kita survei dahulu”

Selesai diskusi dengan para pedagang Alex kembali menuju  ke kedai untuk bekerja, namun Diana yang tidak memiliki lagi kegiatan apapun hari itu memutuskan mengikuti Alex ke kedai kopi Litera.

“Alex, aku boleh ikut bersama kamu  ke kedai kopi Litera?”

“Kamu mau ikut bekerja?”

“Bukan, aku cuma mau ikut kamu. di sana aku nanti bisa membaca buku sambil minum secangkir kopi”

“Ya sudah kalau begitu, ayolah kita berangkat”

Mereka berdua lalu membelah kota menuju ke kedai kopi Litera menggunakan angkutan umum. Didalam mobil, Alex yang penasaran akan hubungan Diana apakah dia sudah memiliki pacar atau belum lalu berusaha memberanikan diri untu menanyakan hal tersebut.

“Diana”

“Ya Alex, ada apa?”

“Ada hal yang ingin saya tanyakan padamu, mungkin ini bersifat privasi. Kamu boleh menjawabnya ataupun tidak”

“Ya, silakan tanyakan saja. Mengenai hal apa sih?”

“Aku mau menanyakan, apakah kamu sudah memiliki pacar atau belum?”

“Hahaha…, kamu ini. Saya pikir kamu mau menanyakan hal apa”

“Jangan tertawa dong, bikin aku malu saja”

“Saya belum memiliki pacar, karena belum dapat seseorang yang bisa membuat saya nyaman”

“Lalu bagaiman kriteria pasangan yang kamu inginkan?”

“Itu masih rahasia, kamu mengapa menanyakan hal itu?”

“Tidak apa-apa kok, cuma penasaran aja”

Diana yang menyadari bahwa Alex memiliki rasa terhadapnya memilih untuk diam dan membiarkan waktu yang menjawabnya. Menurutnya apabila Alex memang memiliki keseriusan terhadapanya pasti dia akan berjuang.

Kini mereka  telah sampai di kedai kopi Litera, Alex lalu berganti pakaian untuk bekerja sedangkan Diana duduk sambil membuka buku yang dahulu dia rebut dari Alex ketika mereka berjumpa di lapak buku.

“Kamu mau pesan apa?, biar saya buatkan untuk kamu”

“Saya pesan cokelat panas saja”

“Oke, satu cokelat panas spesial akan segera datang”

Episodes
1 Analisis Kritis Doktrin
2 Hari Pertama Perkuliahan
3 Pusaran Semesta
4 Imajinasi Kritis Dengan Diskusi
5 Birokrasi Dan Observasi
6 Hari Berikutnya
7 Dialektika Rasional
8 Diskusi Menuju Aksi
9 Koalisi Dengan Pedagang
10 Ancaman Birokrasi
11 Persiapan Menuju Aksi
12 Hari Demostrasi
13 Romansa Dan Massa
14 Sang Gadis Misterius (Diana)
15 Kedai Kopi Litera
16 Rasa Yang Tak Terbalaskan
17 Janji Manis Penuh Dusta
18 Kekuatan Media Massa
19 Pendekatan
20 Donasi
21 Larangan Berbuat Baik
22 Sekolah Anak Jalanan
23 Rumah Sakit
24 Pembalasan
25 Romansa Rumah Sakit
26 Cobaan Cinta
27 Ceburu Buta
28 Keresahan
29 Prosa Asmara
30 Kembalinya Diana
31 Kebiasaan Buruk Calon Pemimpin
32 Pembersihan Nama Baik
33 Pemindahan Paksa
34 Aksi Anak Jalanan
35 Pembebasan Anak Jalanan
36 Perkuliahan Terlantar
37 Energi Sang Kekasih
38 Pembagian Rasa
39 Darwin
40 Saingan
41 Cemburu
42 Peralihan Emosi
43 Pelantikan BEM
44 Rasa Tidak Peduli
45 Kesadaran
46 Membuka Lembar Baru
47 Orang Ketiga
48 Keyakinan Cinta
49 Isu Buruh
50 Audiensi Buruh
51 Aksi Buruh
52 Kerusuhan Aksi
53 Dirawat
54 Aksi Damai
55 Tuntutan Untuk Perusahaan
56 Pembentukan Karakter
57 Panutan Mahasiswa
58 Peralihan Sikap Rektor
59 Perubahan Haluan
60 Asmara Yang Menggilakan
61 Siasat Buruk
62 Penyelamat
63 Takdir Tidak Akan Meleset
64 Pertanyaan Rumit
65 Isu Kampus
66 Gerakan Internal
67 Sang Pahlawan
68 Komunitas Literasi
69 Even Literasi
70 Sabotase
71 Korban
72 Imbas
73 Dewi Penyelamat
74 Pencarian
75 Wisuda
76 Nakhoda Baru
77 Warisan
78 Panglima Jalanan
79 Kedekatan Rakyat
80 Perekonomian
81 Kompetitor
82 Api Semangat
83 Surat Undangan
84 Kepergian Alex
85 Konspirasi Kapitalis
86 Langit Yang Sama
87 Khilaf
88 Menerima Kenyataan
89 Implementasi
90 Senja Berwarna Jingga
91 Awal Perubahan
92 Aktivis Dunia
93 Perpisahan Untuk Kembali
94 Kembali
95 Undangan
96 Legalitas
97 Revolusi Pendidikan
98 Isu Pencucian Uang
99 Sebuah Kejutan
100 Konsistensi Perjuangan
101 Mencari Jawaban
102 Di Luar Ekspektasi
103 Kesalahan
104 Memulai Skripsi
105 Ajakan Ke Desa
106 Desa
107 Keramahan Dan Restu
108 Keramahan Desa
109 Mencari Cincin
110 Munafik
111 Ocehan
112 Isu Kebijakan
113 Berangkat
114 Musyawarah
115 Aksi Hari Pertama
116 Rencana Perang
117 Hari Kedua
118 Akhir Perjalanan
119 Pilu
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Analisis Kritis Doktrin
2
Hari Pertama Perkuliahan
3
Pusaran Semesta
4
Imajinasi Kritis Dengan Diskusi
5
Birokrasi Dan Observasi
6
Hari Berikutnya
7
Dialektika Rasional
8
Diskusi Menuju Aksi
9
Koalisi Dengan Pedagang
10
Ancaman Birokrasi
11
Persiapan Menuju Aksi
12
Hari Demostrasi
13
Romansa Dan Massa
14
Sang Gadis Misterius (Diana)
15
Kedai Kopi Litera
16
Rasa Yang Tak Terbalaskan
17
Janji Manis Penuh Dusta
18
Kekuatan Media Massa
19
Pendekatan
20
Donasi
21
Larangan Berbuat Baik
22
Sekolah Anak Jalanan
23
Rumah Sakit
24
Pembalasan
25
Romansa Rumah Sakit
26
Cobaan Cinta
27
Ceburu Buta
28
Keresahan
29
Prosa Asmara
30
Kembalinya Diana
31
Kebiasaan Buruk Calon Pemimpin
32
Pembersihan Nama Baik
33
Pemindahan Paksa
34
Aksi Anak Jalanan
35
Pembebasan Anak Jalanan
36
Perkuliahan Terlantar
37
Energi Sang Kekasih
38
Pembagian Rasa
39
Darwin
40
Saingan
41
Cemburu
42
Peralihan Emosi
43
Pelantikan BEM
44
Rasa Tidak Peduli
45
Kesadaran
46
Membuka Lembar Baru
47
Orang Ketiga
48
Keyakinan Cinta
49
Isu Buruh
50
Audiensi Buruh
51
Aksi Buruh
52
Kerusuhan Aksi
53
Dirawat
54
Aksi Damai
55
Tuntutan Untuk Perusahaan
56
Pembentukan Karakter
57
Panutan Mahasiswa
58
Peralihan Sikap Rektor
59
Perubahan Haluan
60
Asmara Yang Menggilakan
61
Siasat Buruk
62
Penyelamat
63
Takdir Tidak Akan Meleset
64
Pertanyaan Rumit
65
Isu Kampus
66
Gerakan Internal
67
Sang Pahlawan
68
Komunitas Literasi
69
Even Literasi
70
Sabotase
71
Korban
72
Imbas
73
Dewi Penyelamat
74
Pencarian
75
Wisuda
76
Nakhoda Baru
77
Warisan
78
Panglima Jalanan
79
Kedekatan Rakyat
80
Perekonomian
81
Kompetitor
82
Api Semangat
83
Surat Undangan
84
Kepergian Alex
85
Konspirasi Kapitalis
86
Langit Yang Sama
87
Khilaf
88
Menerima Kenyataan
89
Implementasi
90
Senja Berwarna Jingga
91
Awal Perubahan
92
Aktivis Dunia
93
Perpisahan Untuk Kembali
94
Kembali
95
Undangan
96
Legalitas
97
Revolusi Pendidikan
98
Isu Pencucian Uang
99
Sebuah Kejutan
100
Konsistensi Perjuangan
101
Mencari Jawaban
102
Di Luar Ekspektasi
103
Kesalahan
104
Memulai Skripsi
105
Ajakan Ke Desa
106
Desa
107
Keramahan Dan Restu
108
Keramahan Desa
109
Mencari Cincin
110
Munafik
111
Ocehan
112
Isu Kebijakan
113
Berangkat
114
Musyawarah
115
Aksi Hari Pertama
116
Rencana Perang
117
Hari Kedua
118
Akhir Perjalanan
119
Pilu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!