Pusaran Semesta

Siang itu Alex bersama Rosa berjalan  meyusuri gang-gang pinggiran kota untuk menuju tempat pernjual buku, Alex lebih suka membeli buku-buku bekas dibandingkan dengan buku baru.

Ada beberapa alasan mengapa dia demikian, menurutnya membeli buku bekas dipenjual pinggiran kota akan mendapatkan harga yang lebih murah serta dapat membantu prekonomian pedangang kaki lima.

Hal ini sangat penting untuk seorang yang sangat menyukai membaca buku, tetapi bukan itu alasan utamanya membeli buku bekas di pinggiran kota. Hal yang paling mendorongnya untuk masuk ke gang-gang yang terdapat lapak penjual buku adalah, dia sesekali dapat menemukan buku-buku langka yang tidak diproduksi lagi, dan hal itu hanya bisa didapatkan pada lapak penjual buku bekas.

Rosa yang mengikuti Alex terus saja terpukau kepada Alex, mungkin gadis lain enggan untuk mendekati Alex dikarenakan tampilan Alex yang acak-acakan dan hampir menyerupai gembel ketimbang mahasiswa.

Tetapi Rosa memiliki cara pandang lain dalam menilai seorang pria, dia lebih suka memandang seorang pria dari sudut pandang pola pikir dan pengetahuannya. Bagi dia penampilan merupakan prioritas nomor dua.

Kota sedang sibuk-sibuknya dengan aktivitas kendaraaan yang hilir-mudik kesana-kemari, walau demikian Rosa tetap saja terdistraksi dengan Alex tanpa memperdulikan kebisingan kota. Hingga dia menanyakan kepada Alex.

“Mengapa kita mencari buku ditempat seperti ini?. Bukankah lebih enak jika mencari buku di mall atau di toko resmi”

Alex dengan senyuman menjawab: “Jika semuanya dilihat dari penampilan, bagaimana kita dapat mempercayai sang pencipta yang tanpa bentuk”

Rosa yang tertawa ketika Alex membalikkan kata-katanya: “Hahaha…. Jadi kamu ngebalikin kata-kata ku tadi ya”

“Bukan ngebalikin tetapi cuma mengingatkan, barang kali kamu sudah lupa”

Hingga  langkah mereka terhenti  disebuah emperan toko dengan lapak buku didepannya. Mata Alex tertuju pada sebuah buku yang dibalut sampul hitam dan bertuliskan Pendidikan Kaum Tertindas diatasnya yang tak lain dan tak bukan adalah karya dari Paulo Freire, Alex sendiri sudah beberapa kali tamat membaca buku tersebut akan tetapi dia menyarankan kepada Rossa untuk membacanya agar dia lebih paham tentang konsep pemikiran kritis.

“Coba kamu ambil buku bersampul hitam itu”

“Yang ini maksud kamu?”

“Ya, buku itu sangat berharga untuk kamu yang sedang mengasah pemikiran kritis”

Lalu mata Alex tertuju pada sebuah buku bersampul merah yang cukup tebal hingga membuat kebanyakan orang untuk enggan membukanya, buku yang di incar Alex adalah karya mendunia dari Karl Marx yaitu Das Kapital.

Ketika Alex  ingin mengambil buku tersebut ada sebuah tangan dengan warna kuning langsat juga tertuju pada buku tersebut, hingga membuat tangan Alex terhenti. Ketika Alex memalingkan wajahnya dia menatap seorang gadis dengan tatapan mata cokelat yang cukup tajam, dan dilapisi oleh bingkai kacamata bundar diwajahnya yang tertutupi oleh masker.

Tatapan mata tersebut langsung menembus kedalam jiwa Alex hingga membuat pergerakan semesta terhenti untuk sesaat dan hanya berpusat pada sang gadis, mungkin bagi kebanyakan orang cinta pada pandangan pertama tak ubahnya sebuah mitos. Tetapi bagi Alex hal yang dia rasakan saat ini merupakan perasaan yang pertama kali seumur hidupnya.

“Maaf bang, boleh tidak buku ini saya yang ambil?. Soalnya saya udah mencari buku ini selama satu bulan dan baru dapet sekarang”

Alex yang hanya bisa terdiam, terpukau oleh tatapan mata sang gadis hanya bisa merelakan buku yang dia incar.

“Oh…, silakan mbak. Jarang-jarang ada orang yang ingin membaca buku filsafat setebal ini”

Gadis tersebut lalu membayar harga dari buku tersebut lalu pergi begitu saja meninggalkan Alex yang telah dibuatnya tenggelam dengan tatapan mata cokelatnya yang indah. Alex seperti orang yang membatu akibat sang gadis, hingga tanpa dia sadari jika sang gadis yang telah membuatnya tenggelam sudah pergi begitu saja.

Bahkan Alex tidak sempat untuk menanyakan nama dari sang gadis yang telah membuat semestanya terhenti sejenak. Rosa yang menyadari bahwa pria yang dia incar sedang melirik wanita lain dihadapannya langsung menegur Alex.

“Alex, buku apa yang ingin kamu cari?”

Seketika Alex tersadar dari lamunannya mengenai sang gadis yang sempat menghentikan semestanya dan kembali terdistraksi dengan hiruk-pikuk kota yang bising.

“Oh…, aku mau mencari buku filsafat, tetapi sepertinya tidak ada buku yang menarik di sini. Ayo kita cari lapak lain”

“Baiklah, saya ikut aja”

Alex lalu membayar buku yang dipegang oleh Rosa sabagai tanda perkenalkan antara mereka berdua.

“Kali ini saya yang traktir kamu buku, besok-besok kamu yang harus traktir aku ya”

“Tenang aja..., berarti ada saatnya kita untuk jalan mencari buku lagi dong?”

“Tentu, jika semesta merestui”

Ujar Alex dengan senyuman kepada Rosa, dan mereka langsung berjalan menuju ke pelapak lain yang berada di gang-gang pinggiran kota. Langkah mereka di iringi oleh bisingnya kota hingga sampai di sebuah emperan toko, Alex terhenti ketika melihat lapak dengan buku novel filsafat yang cukup terkenal saat ini.

Buku tersebut adalah Dunia Sophie karya Jostein Gaarder, sebuah buku yang cukup tebal untuk bisa disebut sebagi novel. Alex sangat tertarik dengan buku tersebut dikarenakan penjelasan mengenai filsafat sangat mudah untuk dipahami bagi orang awam.

Alex yang ditemani Rosa lalu menanyakan kepada penjual tersebut, yang mana penampilan dari penjual tersebut hampir sama dengan Alex dan dapat dibilang lebih parah dikarenakan rambut gondrong yang terurai serta kumis yang tumbuh tak beraturan di wajahnya.

Bagi Alex apalah arti sebuah penampilan, tetapi yang penting apa yang dia lakukan, tidak seperti para koruptor yang berpakaian rapi tetapi kotor. Alex merasa sang penjual memiliki karisma dan pengalaman tinggi untuk membahas masalah negeri, oleh sebab itu dia berkenalan dengan sang penjual.

“Bang, buku ini sangat menarik sepertinya. Apa abang ketahui tentang buku ini?”

“Ya…, buku ini sangat menarik. Banyak bahasa dan pengertian tentang filsafat berat dapat dengan mudah dipahami akibat penulisan bahasa yang mudah dimengerti”

“Menurut saya lihat, abang sangat paham mengenai filsafat boleh saya tau nama abang?”

“Ah…, mana ada, saya cuma tau sedikit-sedikit. Kenalin nama aku Beni, aku lihat kau mahasiswa ya?”

“Iya bang, aku mahasiswa baru di kampus Universitas Harapan Negeri. Ini juga baru semester satu”

“Aku juga masih mahasiswa dari Universitas Nusantara, bedanya Aku udah semester akhir. Kalo kau ada waktu luang, ayo kita minum kopi sambil diskusi di kedai kopi Litera samping taman kota, di sana banyak mahasaiswa juga yang suka diskusi”

“Boleh banget bang, ini nomor saya agar nanti bisa abang hubungi”

“Oke, nanti aku hubungi. Untuk tanda perkenalan kita, buku yang kau pegang itu kau ambil saja tak usah kau bayar”

“Terima kasih bang, kalo begitu saya pamit dahulu”

Jam ditangan Alex telah menunjukkan pukul 03:45 sore, sudah saatnya dia kembali ke kamar kost yang berantakan. Rosa yang dari tadi siang mengikuti Alex juga sudah saatnya untuk kembali. Mereka kembali menggunakan angkot agar lebih cepat sampai dan Rosa berpamitan pada Alex karena dia harus turun di persimpangan depan.

“Sudah saatnya saya turun, namun ini bukan perpisahan sebab saya masih harus memberimu traktiran”

“Traktiran itu apakah akan menjadi sebuah kepastian?”

“Tentu, jika semesta merestui”

Alex tersenyum ketika Rosa mengembalikan kata-katanya sendiri. Hingga Rosa turun dipersimpangan dan kini hanya tinggal Alex bersama sang sopir angkot yang memecah kebisingan kota. Didalam angkot Alex terus saja memikirkan gadis yang membuyarkan semestanya itu, hanya dengan sebuah tatapan dapat memberhentikan waktu. Tanpa Alex sadari pak sopir telah berhenti tepat didepan kost Alex.

Terpopuler

Comments

Rozh

Rozh

dalam sinopsis, layar terkembang atas nama Diana, jadi semakin penasaran soalnya sama Rosa aja udah selucu ini. hihihi. Malu lah ya Ros, ngeles bilang lihat lah Mahmud, nyatanya masih lihatin Alex.

2021-04-15

1

anotherbyl

anotherbyl

Ini beda dari yang lain.
Menurutku banyak novel mungkin yang isinya itu bisa memberikan wawasan tapi justru tenggelam di platfrom ini, sebab novel bertajuk perjodohan banyak digandrungi.

2021-03-21

2

ARSY ALFAZZA

ARSY ALFAZZA

mantap 👍🏻

2021-03-21

1

lihat semua
Episodes
1 Analisis Kritis Doktrin
2 Hari Pertama Perkuliahan
3 Pusaran Semesta
4 Imajinasi Kritis Dengan Diskusi
5 Birokrasi Dan Observasi
6 Hari Berikutnya
7 Dialektika Rasional
8 Diskusi Menuju Aksi
9 Koalisi Dengan Pedagang
10 Ancaman Birokrasi
11 Persiapan Menuju Aksi
12 Hari Demostrasi
13 Romansa Dan Massa
14 Sang Gadis Misterius (Diana)
15 Kedai Kopi Litera
16 Rasa Yang Tak Terbalaskan
17 Janji Manis Penuh Dusta
18 Kekuatan Media Massa
19 Pendekatan
20 Donasi
21 Larangan Berbuat Baik
22 Sekolah Anak Jalanan
23 Rumah Sakit
24 Pembalasan
25 Romansa Rumah Sakit
26 Cobaan Cinta
27 Ceburu Buta
28 Keresahan
29 Prosa Asmara
30 Kembalinya Diana
31 Kebiasaan Buruk Calon Pemimpin
32 Pembersihan Nama Baik
33 Pemindahan Paksa
34 Aksi Anak Jalanan
35 Pembebasan Anak Jalanan
36 Perkuliahan Terlantar
37 Energi Sang Kekasih
38 Pembagian Rasa
39 Darwin
40 Saingan
41 Cemburu
42 Peralihan Emosi
43 Pelantikan BEM
44 Rasa Tidak Peduli
45 Kesadaran
46 Membuka Lembar Baru
47 Orang Ketiga
48 Keyakinan Cinta
49 Isu Buruh
50 Audiensi Buruh
51 Aksi Buruh
52 Kerusuhan Aksi
53 Dirawat
54 Aksi Damai
55 Tuntutan Untuk Perusahaan
56 Pembentukan Karakter
57 Panutan Mahasiswa
58 Peralihan Sikap Rektor
59 Perubahan Haluan
60 Asmara Yang Menggilakan
61 Siasat Buruk
62 Penyelamat
63 Takdir Tidak Akan Meleset
64 Pertanyaan Rumit
65 Isu Kampus
66 Gerakan Internal
67 Sang Pahlawan
68 Komunitas Literasi
69 Even Literasi
70 Sabotase
71 Korban
72 Imbas
73 Dewi Penyelamat
74 Pencarian
75 Wisuda
76 Nakhoda Baru
77 Warisan
78 Panglima Jalanan
79 Kedekatan Rakyat
80 Perekonomian
81 Kompetitor
82 Api Semangat
83 Surat Undangan
84 Kepergian Alex
85 Konspirasi Kapitalis
86 Langit Yang Sama
87 Khilaf
88 Menerima Kenyataan
89 Implementasi
90 Senja Berwarna Jingga
91 Awal Perubahan
92 Aktivis Dunia
93 Perpisahan Untuk Kembali
94 Kembali
95 Undangan
96 Legalitas
97 Revolusi Pendidikan
98 Isu Pencucian Uang
99 Sebuah Kejutan
100 Konsistensi Perjuangan
101 Mencari Jawaban
102 Di Luar Ekspektasi
103 Kesalahan
104 Memulai Skripsi
105 Ajakan Ke Desa
106 Desa
107 Keramahan Dan Restu
108 Keramahan Desa
109 Mencari Cincin
110 Munafik
111 Ocehan
112 Isu Kebijakan
113 Berangkat
114 Musyawarah
115 Aksi Hari Pertama
116 Rencana Perang
117 Hari Kedua
118 Akhir Perjalanan
119 Pilu
Episodes

Updated 119 Episodes

1
Analisis Kritis Doktrin
2
Hari Pertama Perkuliahan
3
Pusaran Semesta
4
Imajinasi Kritis Dengan Diskusi
5
Birokrasi Dan Observasi
6
Hari Berikutnya
7
Dialektika Rasional
8
Diskusi Menuju Aksi
9
Koalisi Dengan Pedagang
10
Ancaman Birokrasi
11
Persiapan Menuju Aksi
12
Hari Demostrasi
13
Romansa Dan Massa
14
Sang Gadis Misterius (Diana)
15
Kedai Kopi Litera
16
Rasa Yang Tak Terbalaskan
17
Janji Manis Penuh Dusta
18
Kekuatan Media Massa
19
Pendekatan
20
Donasi
21
Larangan Berbuat Baik
22
Sekolah Anak Jalanan
23
Rumah Sakit
24
Pembalasan
25
Romansa Rumah Sakit
26
Cobaan Cinta
27
Ceburu Buta
28
Keresahan
29
Prosa Asmara
30
Kembalinya Diana
31
Kebiasaan Buruk Calon Pemimpin
32
Pembersihan Nama Baik
33
Pemindahan Paksa
34
Aksi Anak Jalanan
35
Pembebasan Anak Jalanan
36
Perkuliahan Terlantar
37
Energi Sang Kekasih
38
Pembagian Rasa
39
Darwin
40
Saingan
41
Cemburu
42
Peralihan Emosi
43
Pelantikan BEM
44
Rasa Tidak Peduli
45
Kesadaran
46
Membuka Lembar Baru
47
Orang Ketiga
48
Keyakinan Cinta
49
Isu Buruh
50
Audiensi Buruh
51
Aksi Buruh
52
Kerusuhan Aksi
53
Dirawat
54
Aksi Damai
55
Tuntutan Untuk Perusahaan
56
Pembentukan Karakter
57
Panutan Mahasiswa
58
Peralihan Sikap Rektor
59
Perubahan Haluan
60
Asmara Yang Menggilakan
61
Siasat Buruk
62
Penyelamat
63
Takdir Tidak Akan Meleset
64
Pertanyaan Rumit
65
Isu Kampus
66
Gerakan Internal
67
Sang Pahlawan
68
Komunitas Literasi
69
Even Literasi
70
Sabotase
71
Korban
72
Imbas
73
Dewi Penyelamat
74
Pencarian
75
Wisuda
76
Nakhoda Baru
77
Warisan
78
Panglima Jalanan
79
Kedekatan Rakyat
80
Perekonomian
81
Kompetitor
82
Api Semangat
83
Surat Undangan
84
Kepergian Alex
85
Konspirasi Kapitalis
86
Langit Yang Sama
87
Khilaf
88
Menerima Kenyataan
89
Implementasi
90
Senja Berwarna Jingga
91
Awal Perubahan
92
Aktivis Dunia
93
Perpisahan Untuk Kembali
94
Kembali
95
Undangan
96
Legalitas
97
Revolusi Pendidikan
98
Isu Pencucian Uang
99
Sebuah Kejutan
100
Konsistensi Perjuangan
101
Mencari Jawaban
102
Di Luar Ekspektasi
103
Kesalahan
104
Memulai Skripsi
105
Ajakan Ke Desa
106
Desa
107
Keramahan Dan Restu
108
Keramahan Desa
109
Mencari Cincin
110
Munafik
111
Ocehan
112
Isu Kebijakan
113
Berangkat
114
Musyawarah
115
Aksi Hari Pertama
116
Rencana Perang
117
Hari Kedua
118
Akhir Perjalanan
119
Pilu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!