Episode 5

🍁🍁🍁🍁

.

.

.

.

Oliv adalah salah satu gadis yang mudah merasa bosan jika di rumah saja, sudah tiga hari Oliv berdiam di tempat itu dan dia dilarang melakukan perkerjaan apapun oleh Kenzie tentu saja itu membuat Oliv merasa sangat bosan, bagaimana tidak selama tiga hari kegiatan Oliv hanya makan tidur dan menonton TV saja, Kenzie tidak memberikan Oliv ponsel karena Kenzie takut jika Oliv ia berikan ponsel, Oliv akan menelepon polisi dan melapor kan balik dirinya.

Sore itu Oliv benar-benar merasa sangat bosan dia ingin melakukan sesuatu yang bisa membuatnya tidak bosan lagi, karena hari itu Kenzie akan pulang larut malam jadi Oliv memutus kan untuk pergi ke dapur dan memasak sesuatu selagi Kenzie masih kerja.

Oliv sama sekali tidak mendengar bibi Minah yang sudah melarangnya, dia tetap saja melakukan apa yang inging dia lakukan.

"Aku ingin membuat nugget pisang ah," ucap Oliv dengan ikiran senyum manis di bibirnya.

"Tapi nona, tuan meminta saya untuk melarang anda melakukan pekerjaan berat, biar saya saja nona," ucap bibi yang sudah ketakutan.

Oliv tetap saja keras kepala meskipun bibi sudah berusaha melarangnya gadis itu tetap saja tidak mau menghiraukannya, ia tetap mengupas pisang dengan tangannya dan sesekali ia juga menggunakan senjata tajam seperti pisau untuk memotong- motong buah pisang tersebut.

"Tenang lah bi, ini sama sekali tidak berat bibi, lagi pula aku bosan jika hanya duduk saja, nanti kalau bibi dimarahi biar aku yang jelasin ke Kenzie, okey?"

"Tapi nona ...."

"Sudahlah tidak apa bi," jawab Oliv santai.

karena bibi merasa gagal membujuk Oliv untuk tidak melakukan suatu pekerjaan akhirnya bibi pergi meninggal kan Oliv di dapur sendiri, dan di luar bibi menemepon Kenzie lalu bibi memberi tau kan yang sedang dilaku kan oleh Oliv kepada tuannya yang tidak lain adalah Kenzie.

"Hallo tuan, nona bersikeras untuk memasak sendiri, saya sudah melarangnya tapi nona tidak mau dengar tuan."

"Apa bibi tidak bisa membentaknya agar dia mau dengar, bagaimana jika dia terkena benda tajam di dapur? " jawab Kenzie dengan nada bicara sedikit membentak.

" Maaf tuan, tapi nona sama-sekali tidak mau dengar ucapan saya."

"Hahhh.... merepotkan saja, baik lah aku akan pulang sekarang, bibi awasi gadis itu jangan sampai dia terluka," pintanya.

"Baik tuan."

Kenzie menutup telponnya dan bergegas membereskan semua berkasnya.

"Haical! antar aku pulang sekarang," triak Kenzie.

"Tapi pak, apa tugas bapak sudah selesai semua?" tanya Haical.

"Hari ini aku tidak akan lembur, aku akan membawa pulang beberapa berkasnya dan akan aku selesai kan di rumah nanti."

"Baik, pak."

Sesampainya di rumah Kenzie meletakan semua barang dan berkasnya di kursi ruang tamu dan langsung berjalan menuju ke dapur untuk melihat keadaan Oliv.

"Bukan kah sudah ku bilang, kalau jangan melaku kan pekerjaan yang berat apa susahnya memanggil bibi untuk membuatkannya untuk mu? ha!" ucap Kenzie dengan nada tinggi.

Oliv terkejut, ia mendengar suara pria dari arah belakangnya, Oliv menoleh ke arah sumber suara tersebut dan dia melihat seorang pria yang tinggi mungkin sekitar 180 cm tingginya, berkulit putih dan berwajah tampan layaknya seorang pangeran.

'Pria ini ternyata tampan juga juga ya kalau sedang marah?'batin Oliv dengan senyum tipis karena kagum.

"Bukannya tadi kamu bilang akan pulang larut malam, lalu kenapa jam segini sudah pulang?" tanya Oliv.

"Itu tidak menjadi urusan mu!"

"Biar saya bantu nona," ucap bibi mendekati Oliv.

"Tidak perlu bibi, ini tidak sulit , bibi kerjakan yang lain saja," tolak Oliv dengan suara lembut.

"Tapi nona?"

"Sudahlah bi, jangan memaksanya, wanita ini sangat keras kepala dia akan terus berdebat jika bibi melarannya," ucap Kenzie dengan suara yang dingin.

"Nah, bi? Dengarkan , tidak perlu mengkhawatirkan ku," sahut Oliv dengan kembali menunjukan senyum yang sangat manis.

Kenzie hanya duduk di kursi dan terdiam sembari memperhatikan Oliv yang sedang memasak atau lebih tepatnya mengawasi gerak gerik Oliv saat menggunakan peralatan yang tajam.

Setelah Oliv selsai memasak ia membawa masakannya ke meja makan dan duduk di depan Kenzie.

"Apa kamu mau mencicipi nya?" tanya Oliv.

"Apa kau yakin masakanmu bisa dicerna oleh lambungku?" ucap Kenzie sedikit mengejek.

"Coba aja dulu naru berkomentar," sahut Oliv dengan sewot.

pria itu mengabil satu potong nuggetnya lalu mulai memakannya.

"gimana enak enggak?" tanya Oliv

" hmm ... ini tidak terlalu buruk," pujinya.

"Enak kan? mulai sekarang kamu tidak boleh lagi melarang ku memasak, lihat lah aku tidak terluka kan? Jadi jangan khawatir."

"Kali ini memang tidak tapi tidak ada yang tau lain kali, aku tidak ingin kamu terluka jadi jangan mengulangi nya lagi, dan itu bukan berarti aku khawatir tentangmu!" sangkalnya kembali.

"Haaah ... tapi aku bosan jika hanya berdiam diri saja."

"Bukan urusan ku," ucap Kenzie ketus.

"hmmm ...."

.

.

.

**makasih yaa kaka udah mampir😊

maaf ya kaka kalo nggak bagus🙏**

.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!