🍁🍁🍁🍁
.
.
.
.
beberapa saat kemudian terlihat seseorang datang dan menghampiri Oliv yang, tengah terdusuk sendirian di kirsi, dan ya_ tentu saja orang itu tidak lain adalah Kenzie.
"Apa ada yang melukaimu di sini?" tanya Kenzie dengan nada bicara yang halus.
Oliv terdiam menatap Kenzie dan mengangkat sebelah alisnya, seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari mulut Kenzie.
'ada apa dengan manusia ini baru saja kemarin dia menggertak ku dan menjeblos kan ku kepenjara ini dan sekarang tiba-tiba dia datang untuk menjenguk ku untuk bertanya keadaan ku, haah ... mungikn dia mengalami gangguan jiwa?' batin Oliv kesal.
"Kenapa tidak menjawab ku?" tanya Kenzie.
"Um? Tidak, aku tidak terluka," jawab Oliv sembari menggelengkan keplanya sangat pelan.
"Ambil ini," pinta Kenzie seraya memberi kan tas kecil yang berisi kan pakaian kepada Oliv.
"Emm?" tanya Oliv kebingungan.
"Pergi ganti baju mu, nanti akan aku jelas kan."
Setelah Oliv selesai mengganti bajunya Kenzie pun menjelas kan apa tujuannya membebas kan Oliv saat itu, tapi tetap saja Kenzie tetap tidak mengakui semua kesalahannya kepada sang hadis tersebut, dia tetap saja egois. Kenzie melepas kan Oliv dengan diam-diam jadi hanya asistennya Kenzie si Haical dan beberapa polisi saja yang tau.
"Dengar, anggap saja ini sebagai permintaan maaf ku karena sudah membentak mu kemarin, aku sudah menebus dendanya, sekarang kamu bebas dari penjara ini, tapi bukan berarti kamu bisa bebas keluar keluyuran di luaran sana, dengar?"
"A-apa maksud mu, aku tidak boleh keluar?"
"Tidak ada orang yang tau kalau kamu sudah bebas, jadi kamu masih harus bersembunyi sampai lima tahun kedepan."
"Apa! maksudmu a-aku harus berhenti bekerja dan hanya berdiam diri di kosan saja?"
"Kamu tidak boleh lagi bekerja dan tinggal di kosan kumuh itu lagi sampai lima tahun terlewati, lagi pula setelah mengetahu kabar bahwa kamu kami tangkat aku rasa Bos mu juga tidak mengijinkanmu masuk bekerja kembali."
"Lalu aku akan tinggal di mana sekarang?"
"Kamu akan tinggal bersamaku."
"Ha! ta-tapi?"
"Jangan banyak bicara, cepat masuk ke mobil!" ucap Kenzie sembari meraih tangan Oliv dan membawanya masuk ke dalam mobil.
sesampainya mereka di rumah Kenzie Oliv tercengang melihat tempat yang indah dan sangat luas itu. Oliv menatap disetiap sekeililingnya terdapat banyak sekali barang-barang yang indah dan tentunya berharga jual yang sangat mahal.
'Luasnya tempat ini , manusia ini benar- benar orang kaya,' batin Oliv.
"Apa kamu hidup sendirian saja di tempat sebesar ini? Pasti akan sangat melelahkan ya kalau kamu sedang membersihkan tempat ini," celetuk Oliv dengan polos dan penuh rasa kagum.
'Hahaaa ... gadis ini payah juga ya ternyata,' batin Kenzie.
"Sudahlah jangan banyak bertanya. Ayo cepat masuk, ini adalah kamarku dan mulai hari ini kamar ini milikmu, jika butuh sesuatu panggil saja bibi Minah dia akan melayanimu, mengerti!?" ucap Kenzie jelas.
"I-iya."
"Oh iya, jangan pernah keluar dari rumah ini sampai dengan lima tahun ke depan. Ini adalah perintah awas saja jika kamu berani melanggarnya!" ancam Kenzie.
"hm? Baiklah," jawab Olivia menundukan kepalanya.
'Jika seperti ini sama saja aku tidak di bebaskan melainkan hanya di pindah tempat penjara saja,' batin Oliv kesal.
Kenzie pergi meninggalan Oliv dan kembali ketempat kerja untuk melanjukan pekerjaannya hari itu, sebelum ia meninggalkan Oliv pria itu sudah terlebih dahulu menyewa dua orang untuk menjaga Oliv, mereka berdua di tempat kan di pintu depan ruang tamu dan depan pintu kamar Oliv, Kenzie takut jika nantinya Oliv berusaha kabur dari rumahnya itu dan apalagi jika ada rekan kerjanya yang tau, itu bisa menjadi masalah yang sangat besar dan memalukan tentunya bagi Kenzie.
Beberapa saat kemudian bibi Minah berjalan menuju kekamar Oliv dan mengetok pintu kamarnya.
Tok ...
Tok ...
Tok ....
"Nona, sudah waktunya makan siang," ucap bibi Minah.
"Aku tidak lapar," jawab Oliv dengan menundukkan kepalanya.
"Tapi nona, tuan akan memecat saya jika nona tidak mau makan," lanjut bibi Minah.
"Aku tidak ingin makan bi," tolaknya kembali.
"Tapi nona bisa sakit jika tidak makan," bujuk bibi Minah.
Setelah lama bibi Minah membujuknya, akhirnya Oliv pun luluh dan berjalan menuju ruang makan untuk makan siang.
setelah selesai makan siang Oliv duduk meringkuk di kursi depan tv, dia masih terlihat bingung dengan apa yang sedang terjadi padanya saat ini.
"Apa nona menginginkan sesuatu? biar saya buat kan camilan, jus atau yang lain, katakan saja nona," tanya bibi yang membuat buyar lamunan Oliv.
"Haah ... tidak bi, saya tidak ingin apa apa," jawabnya.
"Baiklah nona, jika butuh sesuatu panggil saja bibi ya."
"iya bi."
.
.
**😊hay kaka
maksih udah mau mampir, maaf ya kalo ceritanya nggak bagus tata masih tahap belajar soalnya😊**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments