Naik Jabatan

Vespa dengan bunyi yang khas itu memasuki parkiran gedung perusahaan Arya Desain Group. Tidak sengaja Iliana yang ada diboncengan belakang melihat sebuah mobil yang dulu dipinjamkan oleh Omnya, mengarah ke pintu keluar. Artinya, sekarang Arya ada di kantornya.

Setelah berhenti Liana lekas turun dan melepaskan helm, tetapi helm milik Dimas itu tiba-tiba macet. Susah untuk dilepaskan.

“Sini aku bantu.” Dimas tidak tega membiarkan Liana dengan wajah kesalnya melepas helm sendiri.

Liana menyerahkan tugas itu pada Dimas. Ia memperhatikan wajah berahang tegas yang ada di hadapannya sekarang. Dimas masih tampan seperti dulu. Bahkan lebih tampan.

“Pelan-pelan seperti ini.” Ketika Dimas melirik sang istri. Wanita yang menatapnya itu segera mengalihkan pandangan, “sudah.”

Helm terlepas dari kepala Liana. Dimas meletakkan helm-helmnya terlebih dulu sebelum turun dari vespa kesayangan.

Semua harus aman sebelum ditinggalkan, kemudian bersamaan mereka memasuki lobby dan menuju ruangan kerja.

Ketika sampai di ruangan staff marketing, Liana menghentikan langkah yang ingin berbelok. Satria menghentikan langkah kaki kedua orang itu.

“Cie pengantin baru sudah masuk kerja saja. Nggak honeymoon dulu?”

“Honeymoon-nya kapan-kapan,” ucap Dimas mewakili Liana.

Satria tertawa karena kedua orang itu merasa kesal setelah dia tanya, “Kalian disuruh ke ruangan Pak Arya tuh.”

“Jadi benar Om Arya ada di kantor?” tanya Liana mmemastikan dugaannya saat di parkiran.

Lelaki berkemeja ini menganggukkan kepala, “Benar, Bu. Masa saya bercanda hal yang seperti ini.”

“Gue juga?” Dimas menunjuk dirinya.

“Iya sama lo juga. Sudah sana temui dulu!” Satria mendorong lengan Dimas agar pria itu cepat pergi dari hadapannya.

Tanpa bicara lagi, Liana lebih dulu melangkah pergi. Wanita itu mengetuk pintu, lalu membuka perlahan ke dalam.

Dimas berusaha mengintip ke dalam. Benar Arya ada di ruangan yang biasa Liana tempati. Ruangan kerja pribadi Arya.

Arya yang menyadari kedatangan anak-anaknya beralih dari komputer ke pintu, “Oh, kalian sudah datang. Ayo masuk!”

Liana masuk lebih dulu, lalu disusul oleh Dimas. Mereka duduk di kursi yang berhadapan langsung oleh Arya.

“Liana pikir Om nggak masuk kerja. Sekarang Om mau memimpin kantor ini lagi?” tanya Liana yang kebingungan akan nasib pekerjaannya.

“Om memang ingin membahas pekerjan kalian.” Arya bersandar dan melipat kedua tangan di perut, “jadi begini, berhubung Om merasa sudah sembuh. Om ingin bekerja lagi.”

“Terus Liana kerja apa, Om?”

“Selama hamil dan menyusui Liana Om cutikan dari pekerjaan. Kamu harus fokus sama bayi kalian. Ibu hamil nggak boleh terlalu capek.” Arya menoleh pada Dimas, “bukan begitu, Dim?”

Dimas mengangguk sambil tersenyum, “Benar, Om.”

Pria ini menoleh pada istrinya. Ia melihat Liana mengusap perut, kemudian beralih menatap Arya kembali karena Bos besar itu masih bicara.

“Kalau suatu saat Liana ingin berkerja nggak masalah untuk, Om, tapi alangkah lebih baiknya suami saja yang bekerja. Istri mengurus rumah. Oh ya, untuk Dimas. Om akan naikan jabatan kamu sebagai wakil CEO. Kamu tangan kanan saya sekarang.”

Dimas membolakan mata. Terkejut sekaligus tidak percaya akan kenaikan jabatan yang melesat.

“Maaf Om, bukan saya menolak rezeki, tapi apa pantas karyawan biasa seperti saya menjadi wakil, Om.”

“Mengapa nggak? Kamu ‘kan suami dari keponakan saya sekarang. Berarti keponakan saya juga. Saya mau kamu mempunyai pekerjaan yang lebih layak Dimas agar kelak bisa membahagiakan keponakan saya terus.”

Pria berjas abu-abu itu bukanlah orang yang gila harta. Ia malah merasa terbebani mendapat apa yang belum pantas menjadi haknya.

“Maaf sekali lagi, Om. Saya nggak bisa. Lebih baik saya jadi karyawan biasa. Kalau memang akan naik jabatan itu karena prestasi saya. Saya rasa juga nggak akan sejauh itu naiknya.”

Liana menyenggol kaki suaminya hingga Dimas menoleh. Wanita ini memberi isyarat oleh mata agar Dimas menerima saja pemberian Om-nya. Namun, Dimas tidak menggubris itu.

“Kalau pembicaraan ini sudah selesai. Saya izin pamit. Masih banyak pekerjaan yang belum saya selesaikan.” Dimas berdiri dan ingin melangkah pergi. Namun, ketika Arya berbicara lagi lelaki ini mematung di tempat.

“Saya kasih kamu untuk berpikir lagi. Semoga keputusanmu nanti nggak membuat penyesalan besar untukmu.” Dimas mendengarkan tanpa menoleh ke belakang, kemudian setelah itu dia berjalan keluar dari ruangan.

“Maafkan atas sikap Dimas, Om.”

“Nggak apa-apa Liana.”

“Liana permisi keluar.”

Arya mengangguk, lalu Liana buru-buru keluar dari rungan kerja Omnya. Ia mengejar Dimas yang sudah hampir sampai di ruangan staff marketing.

“Saya mau bicara dengan kamu.” Dimas otomatis menoleh ketika tangannya tiba tiba dicekal sang Istri, “ayo ikut saya!”

Wanita itu menarik Dimas menjauh dari keramaian.

“Stttt...” Vita mengedikkan dagu ketika Satria memanggil dengan suara berdesis, “mereka kenapa ya? Ribut?”

“Mana gue tahu. Bukan urusan gue,” jawab Vita tanpa mengecilkan suara. Ia kembali mematap komputer untuk meneruskan pekerjaannya.

“Jutek banget, neng.” Satria terkikik geli.

Iliana membawa Dimas ke sebuah lorong yang masih ada pada gedung yang sama. Tempat itu memang jarang di lewati dan tidak banyak yang berlalu-lalang.

“Ada apa?” tanya Dimas.

“Kamu itu bodoh atau bagaimana? Om saya sudah menawarkan posisi bagus untukmu. Kamu menolaknya begitu saja. Saya pernah bilang, kamu akan mendapatkan semuanya setelah menikah dengan saya dan kebetulan Om Arya sendiri yang memberikan padamu.”

Dimas mengehela napas, “Apa kurang jelas ucapan aku di dalam tadi? Aku mau berusaha sendiri Liana. Bukan nggak bersyukur, tapi aku ingin maju karena perjuanganku bukan instan dibantu orang.”

“tapi...”

“Sudahlah, lebih baik kamu kembali pulang. Perbanyak istirahat agar bayimu baik-baik saja.”

Dimas meninggalkan sang istri sendiri di sana.

“Saya hanya ingin membalas pengorbananmu, Dim. Nggak ada lagi yang bisa saya lakukan,” gumam Liana sambil meratapi kepergian suaminya.

...***...

...Maaf ya kalau tambah ngawur nih cerita😭 tapi tetap disupport aja. vote yang banyak><...

Terpopuler

Comments

Sri Aria Putri

Sri Aria Putri

gk ngawur ko,ayo semangat berkaryanya thor,selalu dtgu upnya

2021-02-03

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!