Bagi kalian cinta pertama itu apa?
Orang yang pertama kali dicintai atau hubungan yang sangat membekas selama menjalani bersama doi?
Kalau bagi pria bernama lengkap Adimas Saputra ini, cinta pertama itu Zee Iliana. Gadis cantik, berambut panjang, kulit putih, rahang tegas, dan suka nongkrong di perpustakaan.
Membaca memang hobi gadis itu, hampir setiap hari di sekolah Dimas menemukannya ada di perpustakaan. Dimas dan Iliana tak sekelas semasa SMA. Namun, kelas mereka tetanggan, hanya dibatasi sebuah tembok.
Yang membuat Dimas jatuh cinta dengan Iliana bukan hanya dari paras, tetapi juga dari sikap misterius gadis itu. Liana seperti menyimpan rahasia besar di hidupnya. Ini membuat Dimas jadi makin penasaran. Ingin sekali mengenalnya lebih dalam.
Pertama kali Dimas sapa saat bertemu di perpustakaan, Iliana hanya menunjukkan senyum tipis. Walau begitu hampir saja dia membuat jantung Dimas meloncat keluar dari dada.
Hari demi hari makin gencar Dimas mendekati Iliana. Perlahan gadis itu mau berbicara dengan Dimas. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk menjalin hubungan lebih dari teman.
“Dor!”
Dimas terhenjat saat suara dari belakang mengejutkan dirinya. Ia segera menoleh dan mendapati Winda sudah tertawa sembari memegangi perut.
“Mama... jail banget sih. Kaget tahu anaknya.”
“Maaf, habis kamu, mama panggilin nggak nyaut-nyaut. Fokus ngerjain apa?” Winda memegang kedua pundak anak laki-lakinya, lalu menjulurkan kepala ke depan untuk melihat layar laptop yang dari tadi Dimas perhatikan, “siapa gadis itu?”
Dengan gelagapan Dimas yang dari tadi memandangi foto Iliana masih berseragam SMA di layar laptopnya segera menutup benda persegitu itu.
“Pacar kamu?” Winda memiringkan kepala, “tapi kok masih SMA? Jangan bilang kamu pacaran sama anak SMA?”
Dimas memutar kursi dan mengaruskan Winda untuk mudur selangkah.
“Bukan, Ma.”
“Terus siapa? Kenapa fotonya ada di laptop kamu?”
“Ini foto teman Dimas waktu SMA dulu. Dimas nggak simpan foto dia saja, tapi ada juga foto teman yang lain untuk dijadikan kenangan.”
“Benar?” Dimas mengangguk cepat, “coba tunjukkan foto yang lain.”
Sebagai ibu-ibu yang hidup di zaman now ini, Winda harus menjadi Ibu yang cermat dan tidak gampang dibodohi anak sendiri. Dimas benar-benar membuka file yang lain di dalam laptop.
“Tuh, ada ‘kan, Ma.” Winda memperhatikan deretan foto yang kira-kira berisi siswa di dalam satu kelas, “Dimas cuma lihat-lihat foto lama saja tadi. Eh, Mama keburu ngagetin Dimas.”
Wanita paruh baya ini mengangguk, “Mama kira itu pacarmu masih SMA. Ya sudah, ayo makan malam dulu. Itu makanan sudah siap.”
“Oke, Mama duluan saja. Dimas bereskan dulu ini.” Pria ini menunjuk laptopnya.
“Jangan lama-lama.” Winda lekas keluar dari kamar Dimas.
Dimas menghela napas panjang setelah sang ibu keluar. Syukurnya Winda percaya pada Dimas dan untungnya pria itu menyimpan foto-foto lama temannya yang lain.
Setelah membereskan meja kerja dan mematikan laptop, Dimas beranjak dari kursinya dan keluar kamar menuju meja makan.
...***...
Poppy menghembuskan asap rokok dari mulutnya. Ia sedang duduk di area kolam renang rumah sembari menikmati malam yang penuh bintang.
Rendi, suami sah dari Poppy datang menghampiri sembari membawa dua gelas minuman.
“Tuh, teh, kamu.” Rendi yang sedikit jengkel menjatuhkan bokong pada kursi di sebelah Poppy, “harusnya itu kamu yang bikinin aku kopi. Ini terbalik. Selalu aku yang diperintah.”
“Sebagai yang numpang hidup harus tau diri. Kamu saja tinggal di rumah aku. Adikku yang beri kita makan dan kebutuhan yang lain. Kamu apa sebagai suami? Kerjaan saja nggak ada.”
Rendi benar-benar merasa rendah kalau berbicara dengan Poppy. Wanita ini mulutnya lebih tajam dari pisau. Dia sama sekali tidak menghormati suaminya.
“Tiga hari ini aku ‘kan sudah cari kerja, tapi sejak dipecat aku memang susah dapat pekerjaan baru. Aku ini suamimu, setidaknya hormatilah sedikit.”
Wanita yang sedang menyeruput teh hangat itu hampir menyemburkan teh karena ingin tertawa mendengar ucapan sang suami.
“Kamu mau aku hormati?” Dengan polos Rendi mengangguk, “ada syaratnya.”
“Pakai syarat segala. Menghormati suami itu kewajiban kamu.”
“Oh gitu, kamu nggak mau? Padahal ini juga bisa bikin kita kaya.”
Mendengar kata kaya Rendi tidak memedulikan harga diri lagi. Ia mendekatkan wajah ke arah Poppy.
“Apa syaratnya?” tanyanya yang penasaran.
Poppy tersenyum, lalu berbicara dengan suara yang dikecilkan.
“Mumpung Liana lagi ke rumah sakit buat nengokin tua bangka itu, kita manfaatin waktu ini untuk mencari sertifikat rumah. Harus kamu yang cari!”
“Kalau ini ketahuan sama Liana bagaimana?”
“Kamu takut sama Liana?” Poppy mendengus, “laki-laki macam apa kamu sama perempuan saja takut.”
Merasa tertantang Rendi berdiri, “Oke, aku ambil.”
Poppy tersenyum saat dengan percaya diri suaminya masuk ke dalam rumah menuju kamar Iliana. Wanita ini lekas mematikan rokok dengan menekan ke asbak, kemudian berlari ke dalam menyusul Rendi.
“Ketemu nggak?” tanya Poppy yang berjaga-jaga di depan pintu.
Rendi yang membongkar isi laci menoleh, “Belum, nggak tahu ini di mana adikmu itu simpan sertifikatnya. Sepertinya dia sudah memindahkan ke tempat yang sulit.”
“Kemarin aku sempat bilang akan mengambil sertifikat itu sendiri.”
“Mengapa kamu beritahu bodoh! Sekarang dia pasti memindahkan ke tempat yang sulit.” Rendi membentak istrinya.
“Berani-benarinya kamu menyalahkan aku? Sudah jangan banyak omong! Cepat cari saja atau lebih baik kamu angkat kaki dari rumah ini!”
Kalau tidak masih membutuhkan istrinya, Rendi sudah sungguh-sungguh meninggalkan perempuan menyebalkan ini. Dari pada jadi gembel di jalan lebih baik dirinya sabar saja dulu. Sampai saatnya tiba dia akan membuat keadaan jadi berbalik.
“Assalammualaikum, Liana pulang!”
Mata Poppy melebar ketika mendengar suara sang adik membuka pintu.
“Gawat, Ren! Liana sudah sampai rumah.”
Rendi juga terkejut mendengarkan ucapan Poppy. Mereka tergesa-gesa mencari tempat bersembunyi.
...***...
kira-kira ketahuan gak ya itu?
...jangan lupa selalu like, vote dan komen. terima kasih sudah baca❤...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Nia Kurota Ayu N
next kaak
2021-01-07
0
🌼🌈𝔇𝔢𝔰𝔦𝔦 𝔏𝔲𝔱𝔳𝔦🌈🌼
lanjut kak, semangat yaa
2021-01-07
2