...Part ini sudah di Revisi, jadi mungkin pembaca lama akan mendapati sedikit perubahan namun tidak mengubah alur dalam skala besar. Terimakasih🙏...
Vania menggeram merasakan sesuatu mengusik tidurnya. Ia merasakan pipinya diusap dengan lembut dan sesekali bibirnya ditekan ke dalam dengan sebuah tangan nakal.
"Hey, bangun baby, bukankah kau harus ke sekolah?" Dave menatap wajah kekasihnya dengan begitu intens tanpa melepaskannya sekalipun.
"Eghh, apa sebaiknya aku tidak ke sekolah hari ini?" Vania terengah malas dan langsung memeluk Dave sambil menyusupkan wajahnya ke dada bidang Dave.
"Kenapa? Apa kau trauma?" Tanya Dave sambil mengusap punggungnya lembut.
"Mana mungkin kejadian sekecil itu membuatku takut." Jawab Vania dengan nada datar tanpa terselip rasa takut sedikitpun.
"Lalu?"
"Aku ingin menghabiskan waktu bersamamu."
"Karna aku gelisah Dave, aku ragu sama kamu." Batinku menatap kekasihku lembut.
Dave tersenyum lebar, lalu mengecup bibir Vania lembut dan memeluk gadisnya semakin erat.
"Apa yang akan kita lakukan bersama?" Tanya Dave sambil mengusap punggung Vania.
"Berbaring dengan nyaman." Jawab Vania yang langsung dibalas kecupan hangat di keningnya dari Dave.
Vania kembali menutup matanya dan mencari kenyamanan dari tubuh Dave yang memeluknya erat. Tangan Vania mengusap punggung telanjang Davin naik turun dengan gerakan lambat. Mereka kembali tertidur dengan begitu nyaman.
Vania menggeliat melirik jam yang menunjukkan pukul 10. Vania menatap Dave sebentar, lalu beranjak menuju kamar mandi.
Vania menatap dirinya di pantulan cermin, lalu membasuh wajahnya dengan air. Setelah selesai mencuci dan menggosok giginya, Vania keluar untuk membangunkan Dave.
"Dave bangun!" Vania duduk di sebelah Dave sambil menggoyangkan tubuh kekasihnya.
"Dave, ayo bangun!" Vania mencium kecil rahang Dave, lalu mengecup kedua mata Dave bergantian.
"Bangun!" Dave terusik, lalu matanya terbuka dengan perlahan.
"Good. Sekarang cuci muka terus gosok gigi dan turun ke bawah setelahnya okay." Dave menggangguk lemah, sedangkan Vania langsung beranjak dengan cepat keluar dari kamar.
Dave menuruni anak tangga dengan balutan seragam kerjanya. Vania yang baru saja selesai menata makanan di meja, menatap Dave dengan pandangan heran.
"Bukannya dia tidak bekerja hari ini?" Batin Vania heran.
"Morning." Dave menghampiri Vania dan mengecup singkat pelipis Vania.
"Kau bekerja?" Tanya Vania.
"Ya, aku mendapat telfon kalau client penting akan datang, mau tak mau aku harus datang bekerja hari ini." Jawab Dave. Vania mencelos kecewa, padahal ia telah merancang harinya bersama Dave hari ini.
"Baiklah, jangan terlalu lelah." Ujar Vania yang dibalas deheman oleh Dave.
---
Jam menunjukkan pukul 12 siang dan Vania siap dengan bekal makan siang yang akan ia berikan pada Dave. Vania tersenyum manis sambil menutup tutup bekal tersebut dan memasukkannya ke dalam tas belanja.
Vania melangkah anggun memasuki lift dan menekan tombol 77 dimana ruangan Dave berada. Senyum tak lupus dari bibirnya. Setelah sampai di lantai tersebut, Vania melempar senyumnya pada Steve—Sekretaris Dave.
"Dimana Reana?" Vania bingung karna tak mendapati Reana yang berada di posisi mejanya sebagai Sekretaris Dave.
Jadi Steve tetap menjadi Sekretaris pertama Dave dan Sekretaris kedua adalah Reana.
"Dia sedang menghadiri rapat disalah satu cabang perusahaan Nona."
"Owhh, Dave ada di dalam kan?" Tanya Vania girang. Steve mengangguk ragu.
"Maaf Nona tapi Tuan...."
"Shtt.. Aku ingin memberinya surprise." Potong Vania sambil mengangkat tas berisi bekal makan siang Dave. Segera Vania melangkah mendekati pintu Dave dengan gembira, namun terhenti saat mendengar sebuah percakapan.
"Kamu berbohong, kamu pasti tidak merindukanku."
Vania mendengar jelas suara wanita yang menggerutu kesal, langkahnya perlahan maju dan matanya mengintip kecelah pintu Dave yang sedikit terbuka.
Mata vania terbelalak kaget saat melihat seorang wanita duduk dengan manja di pangkuan Dave, sedangkan Dave melingkari pinggang gadis tersebut dengan mesra.
"Tentu saja aku merindukanmu." Vania menutup mulutnya terkejut dengan balasan Dave dan senyum manisnya.
"Bohong, buktinya kamu menghilang beberapa hari ini."
"Ada sesuatu hal penting yang harus kuurus. Sudahlah sekarang kan aku sudah bersamamu."
Wanita di pangkuan Dave tersebut tertawa sebentar, lalu melingkarkan tangannya di leher Dave dan mengecup bibir Dave dengan mesra. Jantung Vania seketika terasa berhenti terpompa. Jadi ini jawaban dari rasa kekhawatirannya selama ini. Dave tetaplah seorang pria yang tak akan berkomitmen dengan satu wanita.
Vania mengingat betapa Dave selama ini bersikap manis padanya, seakan ia adalah satu-satunya hal berharga yang dia miliknya. Jadi selama ini Vania tidak lebih dari salah satu wanita mainannya. Selama ini ia terlalu terhanyut dengan sifat dan kata-kata Dave yang begitu manis padanya.
Vania tak dapat menahan air matanya yang tertahan sejak tadi, Vania menangis merutuki betapa bodohnya ia selama ini. Vania merasakan pundaknya ditepuk dengan pelan dari belakang. Ia mengusap air matanya dan menoleh ke belakang, mendapati Steve yang menunduk hormat.
"Nona, percayalah pada tuan Davin." Ucap Steve pelan.
"Apa yang perlu dipercaya lagi darinya?" Desis Vania dengan nada pedih. Dia bahkan tak berani untuk masuk dan melabrak mereka. Dia terlalu takut, dia takut Dave akan langsung mengusirnya di depan wanita itu. Sebelum itu terjadi biar dia yang pergi, benarkan?
"Nona."
"Jangan katakan kalau hari ini aku datang ke ruangannya." Ujar Vania pelan. Ia takut Dave dan wanita di dalam sana mendengar percakapan mereka di luar sini.
"Maaf Nona." Vania tau Steve adalah pekerja Dave yang setia. Seharusnya Vania tak meminta ini pada Steve, karna ia hanya bekerja pada Dave bukan dirinya.
"Apa kau tidak bisa menolongku satu kali saja." Pinta Vania gusar.
"Sekali lagi maaf Nona." Vania membuang nafasnya gusar dan tangisannya tak mereda sedikitpun. Matanya memerah dengan pancaran kecewa. Dadanya sakit seakan ditusuk beribu jarum.
Ting..
Bersambung.....
I'm really sorry guys, because yesterday I just updated a little and was really short, so today I will update 2 parts directly. Hope you guys are happy and please don't be mad to me. 😚
dan aku juga mau kasih tau kalian cerita baru aku, judulnya The Overprotective Man. Dia adalah salah satu rekan bisnisnya si dave ini, dan nama keluarganya adalah Aliano.
Deskripsinya itu, tentang cowok yang ternyata selama ini selalu memperhatikan seorang wanita bernama Valerie. Dimanapun gadis itu berada, dan apapun yang ia lakukan, bahkan saat tidurpun dia selalu ada disana.
Ramaikan ya cerita ku yang itu.
bye😘💕
jangan lupa share, like, komen sebanyak mungkin dan tekan tombol favoritenya. 😘💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Sidieq Kamarga
Wahhhh kecewa aku sama Dave !
2022-03-04
0
Triiyyaazz Ajuach
apa yg kmu lakukan dave knp kmu melakukan smua ini
2021-03-30
0
Finanda Putri
males bacanya, dave kurangajar
2021-03-19
0