Part ini sudah di Revisi, jadi mungkin pembaca lama akan mendapati sedikit perubahan namun tidak mengubah alur dalam skala besar. Terimakasih🙏
Vania POV
Aku melangkah lemas sambil melenguh kesakitan. Hhh.. Aku mendapatkan periodku saat aku pulang dari sekolah, dan sekarang perutku begitu sakit dan punggungku sangat pegal. Jam menunjukkan pukul 10 malam dan Dave belum pulang sampai sekarang.
Aku meminum segelas air hangat, lalu membawa segelas lagi ke dalam kamar. Kubaringkan tubuhku diatas kasur, mencoba untuk mengurangi rasa sakit diperutku. Aku berusaha untuk tertidur, namun rasa sakitnya membuatku begitu tersiksa.
Cklek..
"Baby.... "
"Dave..." Aku menoleh menatap Dave yang masih terbalut dengan jas kerjanya.
"Hey... Kau belum tidur? Ada apa?" Tanya nya sambil duduk di sisi ranjang dan mengelus rambutku lembut.
"Perutku sakit karna period."Jawabku lemah. Dave menatapku lekat, lalu bergerak membuka jasnya dan kemeja sampai menyisakan kaus putih tipis dan ketat. Dengan perlahan ia ikut berbaring disampingku sambil memeluk tubuhku dan tangannya mengelus perutku dengan begitu lembut.
Entah sihir apa yang dimiliki Dave, perlahan sakit diperutku tergantikan dengan rasa yang begitu nyaman.
"Apa begitu sakit babe?" Tanya dave, yang kubalas anggukan pelan.
"Apa tidak ada obatnya?" Tanya Dave khawatir.
"Tidak ada Dave, ini normal yang dirasakan setiap wanita yang sedang periode." Jawabku lembut sambil menatap matanya yang memancarkan kekhawatiran.
"Kau terlihat sangat pucat." Tambah Dave sambil mengecup pelipis dan rahangku.
"It's okay."
Dave kembali mengelus perut telanjang ku lembut, sampai mataku terasa memberat karna usapan lembut tangan Dave di perutku.
Dave POV
Kutatap wajah kekasihku yang terlelap dengan nafas teratur. Perlahan namun pasti kulepaskan pelukanku padanya dengan sangat pelan. Setelah berhasil, aku bangkit dari ranjang dan mengambil ponselku mendekat ke arah balkon.
"Ken, bagaimana persiapannya?" Tanyaku sambil menatap Vania lekat.
"Semua sudah siap Vin, seratus pasukan khusus." Jawab Kenzo disebrang sana.
"Bagus! aku akan bersiap dan langsung menyusul ke markas mereka sendirian." Ucapku dengan suara sepelan mungkin agar tak membangunkan kekasihku.
"Baik, kami akan menunggu 200 meter dari markas mereka." Tambah Kenzo. Aku memutuskan panggilanku secara sepihak tanpa mempedulikan Kenzo. Aku melangkah kearah kekasihku dan duduk pelan disampingnya.
Cup
Kukecup pelan keningnya, lalu mengusap rambutnya yang menutupi sebagian wajahnya.
"Aku akan segera pulang." Ucapku pelan sambil menatap lekat Vania yang masih terpejam nyenyak di alam mimpinya.
Setelah puas menatapnya, aku beranjak dengan tatapan dingin.
***
Kuparkirkan mobilku beserta para pasukanku di depan markas mereka. Aku turun dengan wajah tajam, sedangkan pasukanku yang lain sudah mengambil tempat mereka masing-masing.
Dengan langkah dingin, aku memasuki sebuah pintu besi dengan berbagai kawat disekitarnya. Kulihat berbagai penjaga pintu mulai berdatangan dengan senjata mereka.
"Siapa kalian? Untuk apa datang ke markas kami? Kalian cari mati Hah?" Teriak mereka.
Kenzo yang sungguh tak suka berbasa-basi langsung melemparkan peluru panas ke-tiga penjaga tersebut.
Dor.. Dor.. Dor
"Terlalu banyak omong, aku tak suka." Ucap Ken sambil menggaruk telinganya.
Aku dan Ken lanjut masuk ke dalam beserta pasukanku.
Brak.
Kubuka pintu markas mereka yang terbuat dari besi karat dengan tendangan kasar. Mataku menatap ratusan orang yang kini menatap ke arahku tajam. Ada yang sibuk dengan senjata mereka, ada yang duduk di meja bar dan berjudi layaknya club. Hehhh.. Ini yang mereka katakan markas? Tempat sampah seperti ini dikatakan markas? Hehh.. Tempat ini memang cocok untuk para tikus got.
Dor.. Dor... Dor... Dor
Tanpa aba-aba tembakan tak terelakkan. Para pasukanku yang mulai lebih dulu melancarkan tembakan, sedangkan aku masih diam berdiri menatap ratusan orang tersebut perlahan-lahan terkapar habis dilantai yang penuh darah.
Sret..
Kutolehkan kepalaku ke kanan setelah melempar pisau yang kuambil dari peralatan Kenzo. Kutatap seorah pria yang memegang pistolnya ke arahku dengan pisauku yang sudah menancap di keningnya.
"Heh... Tidak ada apa-apanya namun mencoba melawanku." Batinku menatap ruangan yang kini bergelimang darah dan tak ada nyawa yang tersisa sama sekali.
Aku melangkah dingin tak mempedulikan mayat-mayat yang berserakan dilantai. Bahkan aku menghiraukan apakah aku menginjak mereka. Salahkan mereka siapa suruh menghalangi jalanku.
"Dimana bosmu?" Tanyaku pada seorang pria yang masih meringis meringkuk memegang perutnya yang berdarah.
"Di ruangannya." Jawabnya pasrah dan tak ingin melawan.
Dor.. Dor..
Dua tembakan dimuntahkan oleh Kenzo tepat pada kepala pria sekarat itu, dan langsung merenggut nyawanya. Aku kembali melangkah menuju ruangan bos mereka dan menemukan sebuah pintu emas yang kuyakini sebagai ruangannya.
Brak..
Kembali pintu tersebut didobrak oleh pasukanku dan memperlihatkan seorang pria paruh baya dengan tiga wanita seksi disekelilingnya.
"Siapa kalian?" Teriaknya sambil menunjukku dengan wajah ketakutan.
"Menjijikkan." Desisku menatapnya tajam. Ketiga wanita tadi langsung berlari ke dalam toilet meninggalkan pria paruh baya itu seorang diri.
"Kau Marik Beagle?" Tanyaku tajam.
"Ya. Untuk apa kau kesini?" Tanyanya bergetar dan tersenyum sinis sambil tertawa mengejek.
"Apa aku harus membuatmu mengingatnya. Alia foska adalah mata-matamu bukan?" Ucapku sambil melangkah dingin padanya.
"Bu...bukan." Elaknya dengan wajah takut dan menggeleng gugup.
"Kau sudah salah bermain api denganku, karna kau yang akan terbakar." Ucapku sambil mengeluarkan pistol dan mengarahkan tepat dikepalanya.
"KAU YANG MEMULAI INI SEMUA TERLEBIH DAHULU SIALAN." Teriaknya tepat di depan wajahku.
"Owhh... Dulu, 5 tahun yang lalu, aku membunuh istrimu tepat di depan matamu bukan? " Tanyaku santai.
"Ya. Kau membunuhnya tanpa belas kasih dan aku tak bisa diam saja berengsek." Ucapnya sambil memandangku tajam.
"Kau yang bermain lebih dulu denganku pak tua. Kau mencoba menggagalkan ekspor senjata dan tembakauku. Kau yang membangunkan Iblis." Ucapku, lalu...
Grep...
Kucekik lehernya dengan wajah marah dan emosi yang benar-benar sudah tak terbendung.
"Ingat ini Raveno! Kau sudah mengambil terlalu banyak nyawa manusia, kau merenggut nyawa mereka dan memberikan kepedihan mendalam bagi mereka yang ditinggalkan, KAU IBLIS. Dan aku pastikan ada saatnya orang yang sangat kau cintai meninggalkanmu selamanya. CAMKAN ITU!!" Ucapnya dengan wajah marah. Rahangku mengeras ketika mendengar ucapnya dan...
Krek... Bruk..
Bunyi patahan tulang mengisi ruangan yang sunyi, lalu bunyi dentuman tubuh Marik yang tergeletak dengan kepala yang tampak aneh. Kupejamkan mataku memcoba mengingat wajah Vania yang menenangkan emosiku.
"Bereskan tiga wanita tadi! terserah mau kalian apakan. Tapi pastikan mereka tidak bisa menghirup udara lagi. Aku tak ingin satupun orang disini tersisa hidup-hidup." Ucapku dingin, lalu melangkah keluar sendirian untuk pulang. Sedangkan Kenzo tetap tinggal untuk membersihkan seluruh tempat ini dengan membakarnya sampai habis.
Namun pikiranku tetap melayang mengingat ucapan pria tua sialan itu. Bagaimana jika itu terjadi? Tuhan terlalu membeciku? Bagaimana jika dia membalasnya dengan mengambil Vania dariku?
Bersambung.....
Hay... hay... hay...
Ketemu lagi sama aku author kalian yang paling membahana😁😘
Oh iya, aku baca komen-komen kalian nih, dan ada yang minta ceritain gimana visualnya kenzo, dan gimana kenzo bisa ketemu dengan dave. humzzzz 🤔
Sebenarnya dalam cerita ini aku ciptain karakter kenzo ini spesial dari karakter pembantu lainnya.
Kalian setuju nggak kalau aku buat cerita tentang si kenzo ini??? 😊😊
Kalian bisa pikirin dulu, karna aku sedikit spoiler entah dipart berapa aku lupa, aku menjelaskan sedikit tentang karakter kenzo ini, dimana dia bahkan lebih berbahaya dari dave, Dia dan dirinya yang lain 🤫🤭
Udah deh nanti kalian penasaran, cerita ini aja belum kelar masa mau buat cerita baru ya kan? 😑
Bye.. jangan lupa share, like, comment sebanyak mungkin, dan tekan tombol hatinya❤️😘💕
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Lasmanah Ramdani
hhhhmm pelan pelan ngehalunya author, selesaikan dulu,dave and vania baru Kenzo 🤗
2021-05-22
0
Triiyyaazz Ajuach
kayaknya seru kenzo pnya lapak sndri
2021-03-30
0
Dahrifah Zulfahmi
thor buat kenzo sama abel temanny vania🤣🤣🤣🤣
2021-02-07
0