Dia cukup shock dengan perubahan tiba-tiba Risa yang dingin dan menusuk. Kata-katanya yang tajam dan menyakitkan masih terdengar jelas di dalam ingatannya, bahkan saat ini dia seolah masih duduk di meja makan yang sama dengan Risa. Mendengarkan kata-kata kasar yang Risa arahkan kepada dirinya yang tidak bisa mengatakan apa-apa untuk melakukan pembelaan.
Duduk diam memandangi apa yang dia buat dengan jerih payah dianggap sampah oleh Risa, sejujurnya dia sangat terpukul juga tidak terima pada saat itu. Dia sebenarnya ingin mengatakan bahwa meskipun apa yang dia buat ini tidak enak tapi setidaknya Dion masih menghargainya jadi Risa tidak bisa menyebutnya sebagai sampah. Adapun penolakan keras dari Risa pagi ini dia berpikir bahwa mungkin itu karena dia masih tidak terima jika Dion dengan dengan Sina.
Ini memang wajar tapi rasanya sangat tidak wajar jika Risa sampai harus berperilaku setajam ini hanya untuk merendahkan dirinya.
"Aku memang tidak kuliah, nilai ku saat SMA tidak tinggi, dan aku tidak punya bakat apapun untuk dibanggakan. Tapi, memangnya kenapa? Kenapa aku harus punya semua itu untuk bisa berdiri di samping Dion? Bukankah cinta hadir tidak butuh alasan?." Bisik Sina tidak mengerti.
Dia saat ini sedang berbaring di atas ranjang dengan pintu balkon yang terbuka lebar. Dari sini dia bisa melihat hamparan langit biru yang cerah memanjakan mata. Seharusnya suasana ini mampu membuat hatinya tenang seperti hari-hari sebelumnya ketika dia menatap langit. Namun, entah mengapa dia tidak pernah merasakan perubahan baik saat menatapnya. Malah, dia merasa semakin tidak nyaman karena kata-kata tajam itu terus menghantui pikirannya.
"Cinta tidak butuh alasan untuk hadir di antara ku dan Dion karena cinta adalah ikatan takdir yang sudah Tuhan gariskan untuk makhluk-Nya. Jadi, mengapa aku harus punya itu semua untuk bisa berdiri di samping Dion? Mengapa aku harus tampil cantik dan anggun untuk menarik perhatian Dion?"
Cinta ada karena izin Tuhan jadi Sina tidak mengerti mengapa dia harus punya semua kesempurnaan yang tidak bisa dimiliki untuk bisa mendapatkan Dion. Hei, cinta tidak butuh alasan untuk hadir namun jika cinta ada karena sebuah alasan maka bisa dipastikan itu bukan cinta.
Itu bukanlah cinta karena cinta tidak menuntut apapun untuk bisa hadir.
"Sekarang aku mengerti apa yang dimaksud Calista hari itu. Risa adalah tantangan ku untuk bisa berdiri dengan Dion, yah, jika aku mampu membuktikan kepada Risa bahwa Dion menyukai ku adanya maka Risa tidak akan bisa merendahkan ku lagi." Sina bertekad untuk membuktikan kepada Risa bahwa dia mampu dan layak bersanding dengan Dion.
Sina juga ingin membuktikan bahwa apa yang Risa katakan tentang semua kualifikasi yang tidak dia punya adalah suatu kesalahan. Dia bisa bersama dengan Dion meskipun dia tidak punya kelebihan apapun seperti gadis yang ada di luar sana. Dion menyukainya karena apa adanya dan Sina yakin dengan apa yang diyakini ini.
Sina juga mulai memahami bahwa rantangan terbesar ia di rumah ini adalah Risa dan bukan gadis yang ada diluar sana. Memikirkan ini hati Sina tiba-tiba menjadi tenang, ia kini bisa merebahkan dirinya dengan lega di atas ranjang. Diam menikmati waktu sunyi yang sudah biasa menemani harinya sejak kecil dan secara perlahan menutup matanya tidur.
Dia percaya Risa adalah tantangannya yang terbesar, namun itu hanya apa yang dia pikirkan karena faktanya masa depan adalah misteri yang tidak bisa ditebak manusia.
...🌺🌺🌺...
"Dimana Sina?" Begitu masuk ke dalam rumah Dion tidak menemukan sosok Sina di sini.
Padahal biasanya Sina akan mencari kesempatan untuk dekat dengan dirinya, Dion tahu semua ini setelah melihat matanya yang bersinar terang setiap kali melihatnya. Dion sebenarnya cukup terkejut dengan respon Sina yang tidak biasanya, namun ia sama sekali tidak mempermasalahkannya karena sejujurnya dia juga menikmati perhatian Sina.
"Non Sina sekarang ada di kamarnya Tuan muda, dia tidak pernah keluar lagi sejak menyelesaikan sarapannya tadi pagi." Bik Mur dengan sopan menjawab Dion.
Arti dibalik katanya sangat jelas bahwa dia ingin memberikan petunjuk kepada Dion tentang ada sesuatu yang tidak beres dengan Sina. Ia mengatakan ini karena tadi pagi ia mendengar sendiri percakapan Risa dan Sina, kata-kata Risa yang menusuk pada saat bisa didengar dengan jelas oleh Bik Mur. Wajar saja pikirnya jika Sina tidak ingin keluar dari kamarnya dan memilih menghabiskan waktu sepenuhnya untuk mengurung diri.
Dion mengerutkan keningnya, "Bahkan makan siang juga ia lewati?" Tanya Dion terlihat tidak senang.
Bik Mur menganggukkan kepalanya agak takut melihat perubahan ekspresi majikannya.
"Ya Tuan muda, non Sina tidak keluar saat makan siang tadi."
Dion semakin terlihat tidak senang, bahkan nada suaranya tidak sesantai pertama.
"Kenapa Bibi tidak memanggilnya keluar untuk makan?"
Bik Mur segera melambaikan tangannya takut Dion salah paham kepadanya, "Tidak Tuan muda, kami sudah mengetuk pintu kamarnya tapi non Sina bilang dia masih kenyang. Kami juga bilang Tuan muda akan marah jika tahu tapi non Sina tetap kukuh tidak ingin keluar." Ucap Bik Mur melebihkan sedikit ceritanya.
Ia memang ke kamar Sina untuk memintanya segera keluar makan siang tapi dia tidak pernah mengatakan jika Dion akan marah jika dia tidak keluar. Membumbuinya sedikit untuk menciptakan skenario yang menarik, Bik Mur tidak ingin melepaskan kesempatan ini. Dia sangat menyukai Sina dan berharap jika Sina dapat mempermalukannya Risa yang arogan.
Bertahun-tahun menjadi pembantu di sini Bik Mur sudah muak dengan sikap sombong Risa yang tidak masuk akal. Bahkan saking tidak masuk akalnya, Bik Mur dibuat tercengang dengan sikap Risa yang selalu terang-terangan menghalangi gadis manapun dekat dengan Dion. Itu sama persis seperti yang Sina dapatkan, Risa akan tanpa ampun menusuk hati gadis-gadis yang ingin dekat dengan Dion. Meskipun yah, siapapun tahu bahwa Dion bukanlah orang yang gampang menerima seorang gadis di sampingnya dan kedekatannya dengan Sina adalah kabar baik bahwa Tuan muda mereka akhirnya punya seseorang yang spesial.
Bik Mur harap Sina terus bertahan di sini karena keberadaannya di sini sangat penting untuk Dion, setidaknya inilah yang Bik Mur pikirkan saat ini.
"Bibi jujur saja, tadi pagi Risa mengatakan sesuatu kepada Sina'kan?" Tanya Dion langsung.
Bik Mur agak ragu mengatakan ini secara langsung karena ia tidak ingin membuat kesan yang buruk kepada tuannya.
"Baik, aku mengerti." Ucap Dion bisa menebak.
Dia lalu membawa langkahnya ke tangga bermaksud ingin mencari Sina, namun sebelum ia bisa melakukan itu Risa tiba-tiba memanggilnya.
"Kak Dion pulang hari ini lebih cepat dari biasanya." Ucap Risa lembut seperti biasanya.
Dion membalik badannya, menatap sang adik yang berwajah polos seperti biasanya.
"Risa, berhenti mencampuri kehidupan Kakak. Kita punya kehidupan pribadi masing-masing dan tidak seharusnya saling mencampuri, kamu paham'kan apa maksud Kakak?" Ucap Dion langsung.
Ekspresi Risa masih tetap tidak berubah ketika Dion mengatakan ini, ia malah terlihat bingung saat dengan apa yang dimaksud Dion.
"Risa tidak mengerti maksud Kakak." Katanya masih lembut seperti biasanya, namun kali ini agak dibumbui dengan ekspresi kebingungan.
Dion sama sekali tidak tertipu dengan wajah kebingungan Risa, ia malah semakin mempertegas ketidaksenangannya kepada Risa.
"Aku tahu kamu paham apa yang aku maksud. Karena aku sudah mengatakannya sekarang maka mulai hari ini kamu tidak diizinkan mendekati Sina lagi di masa depan, jika tidak maka kamu harus bersiap mendapatkan konsekuensinya." Peringat Dion serius.
Setelah mengatakan keseriusannya dia lalu pergi dan melanjutkan langkahnya menaiki tangga. Meninggalkan wajah lembut Risa yang perlahan memudar digantikan dengan ekspresi dingin.
Kedua tangannya mengepal kuat menahan kemarahan yang bisa saja meledak, kebencian terpendam yang ia rasakan terasa sangat sesak ingin segera dilampiaskan.
"Sina..hahah..kamu berani bermain denganku?"
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
lusi
kayak saudara tiri deh Risa main hati dengan dion
2021-09-03
0
sahabat syurga
risa brhenti ikut campur urusan kakak..kpok di mrahin kakaknya
2021-06-29
0
atmaranii
ko s risa ky pny jiwa psycopat y.. srreemm gtu y ktwany
2021-02-19
0