16. Risa Tidak Menyukai Ku

Waktu sudah menunjukkan hampir jam 10 malam ketika Sina dan Dion kembali dari kegiatan yang Sina anggap sebagai kencan. Kegiatan yang mereka lakukan memang tidak seperti pasangan kekasih yang manis dan romantis di luar sana akan tetapi meskipun begitu hari ini sangat berkesan untuk Sina.

Dia menyukai Dion sampai ambang batas dimana ia selalu berfantasi tentang kehidupan yang manis dengan sang pujaan hati. Sekarang Tuhan, sang penguasa hati memberikannya kesempatan untuk mengejar cintanya. Menuntaskan keinginan hati dan mulai menata hidup baru bersama Dion.

"Kak Dion, kenapa baru pulang jam segini?" Suara lembut seorang gadis menarik perhatian Sina.

Ketika masuk ke dalam rumah orang pertama yang menyambut kedatangan mereka adalah Risa, gadis cantik yang selalu anggun dan bertindak lembut. Bahkan saat menggunakan baju tidur pun aura kecantikan yang Risa miliki masih kuatnya dengan menggunakan pakaian sehari-hari. Dia cantik dengan sikap yang cantik pula, membuat Sina tanpa sadar berdecak kagum.

Gen Nyonya Ranti dan Tuan Edward sungguh membuat orang iri dan tidak bisa tidak berdecak kagum. Putra dan putri yang mereka lahirkan semuanya tampan dan cantik, menuruni keanggunan Nyonya Ranti dan Tuan Edward.

Apalagi berbicara tentang Risa, gadis cantik ini tidak perlu diragukan lagi pesonanya untuk para laki-laki. Yah, beruntungnya Risa adalah adik Dion atau kalau tidak Sina tidak yakin hari ini akan datang. Mungkin Dion akan dengan gamblang menjadikan Risa sebagai miliknya.

"Hari ini ada masalah di kantor jadi agak memakan waktu untuk menyelesaikannya." Jawab Dion singkat seraya mendudukkan dirinya di sofa.

Sina juga mengikuti Dion secara alami, duduk di sebelahnya tanpa memikirkan bagaimana tatapan membeku seseorang.

"Kakak pasti sangat lelah," Risa memperbaiki ekspresinya setenang mungkin, bertindak seolah ia tidak terganggu dengan kedekatan Sina dan Kakaknya.

"Untungnya aku tadi sempat membuat minuman yang biasanya Kakak minum, masih terasa hangat dan ini adalah waktu yang pas untuk meminumnya." Ucap Risa bersemangat.

Ia segera berdiri dari duduknya dan melangkahkan kakinya terburu-buru ke arah dapur untuk mengambil minuman yang tadi sudah ia buat khusus untuk Dion. Ia bahkan sudah membuat minuman ini 3 kali tadi untuk berjaga-jaga jika Dion pulang.

Gelas pertama ia buat saat jam 8 malam tadi, biasanya ini adalah waktu normal Dion pulang dari kantor. Namun, setelah ditunggu-tunggu Dion ternyata belum pulang dan minuman yang ada di dalam gelasnya sudah mendingin. Karena sudah dingin, Risa membuat minuman lagi saat jam 9 sampai-sampai membuat jari kelingkingnya melepuh terkena cipratan air panas. Tapi, gelas kedua juga berakhir sama dengan gelas pertama sehingga pada jam 10 ia membuat minuman baru lagi.

Untungnya Dion pulang pada waktu yang tepat saat minuman tersebut sedang hangat-hangatnya. Oleh karena itu, Risa sangat tidak sabar menunjukkan kepada Dion bahwa ia sudah mulai terbiasa dengan dapur.

"Tidak perlu Risa, aku tadi sudah makan di luar dan sudah agak kenyang. Lagipula di luar aku juga sudah minum minuman itu jadi saat ini aku tidak akan sanggup meminum gelas kedua." Di hotel tadi ia memesan minuman yang biasanya ia minum, ditambah ia juga makan di sana sehingga Dion tidak tertarik untuk mengisi perut lagi.

Langkah Risa langsung berhenti, dengan kaku ia memutar badannya 180 derajat dan kembali duduk di tempat duduknya semula. Wajah cantiknya yang lembut menatap kosong penolakan Kakaknya yang menyakitinya.

"Ini sudah malam jadi sudah saatnya untuk beristirahat." Ucap Dion seraya beranjak dari tempatnya.

"Selamat malam dek, kamu harus mimpi indah." Ucap Dion tulus seraya mengusap singkat puncak kepala adiknya dengan sayang.

Setelah itu, ia mengajak Sina kembali ke lantai dua karena kamat mereka bersebelahan sedangkan Risa tidur di lantai bawah. Dion dan Sina pergi setelah mengucapkan selamat malam kepada Risa yang hanya menganggukkan kepalanya malas.

"Risa sepertinya tidak menyukai ku.." Ucap Sina pada dirinya sendiri setelah masuk ke dalam kamar.

Langkah kakinya yang ringan berjalan ke arah balkon, menatap gelapnya malam yang dipenuhi sinar lembut dari bintang-bintang. Terlihat indah dan menenangkan saraf tegang yang sempat menyelimuti Sina.

"Sinar matanya yang aneh terlihat sama persis saat dia menatap ke arah paviliun dingin. Apa ini hanya perasaan ku saja atau memang ada yang salah dengan Risa?"

Tadi saat ia melewati Risa, Sina melihat sinar mata Risa terlihat agak aneh. Tatapan yang juga Sina lihat saat berbicara tentang paviliun dingin di taman. Saat itu Sina memperhatikan ada tatapan tidak biasa di mata Risa ketika melihat ke arah paviliun dingin.

Ia pikir mungkin itu hanya perasaannya saja tapi hati kecil Sina seolah menolak keyakinan itu, hati kecilnya malah mengatakan bahwa memang ada yang salah dengan gadis itu.

"Mungkin itu karena aku tiba-tiba mendekati Kakaknya." Bisik Sina menyimpulkan.

Mengangkat bahunya tidak perduli ia lalu melihat ke arah paviliun dingin yang bisa dilihat dengan jelas dari balkon kamar ini. Menatap untuk beberapa detik, Sina lalu masuk kembali ke dalam kamar. Menutup pintu ke arah balkon dan dengan tidak berdaya menjatuhkan dirinya di atas ranjang. Memeluk hangat jas Dion dan perlahan mulai terbuai ke alam mimpi.

...🌺🌺🌺...

"Oh Risa, ada perlu apa kok pagi-pagi begini cari aku?" Ketika membuka pintu Sina menemukan Risa di depan kamarnya.

Suara ketukan pintu yang mengusik tidur lelapnya ternyata adalah Risa. Padahal ini masih jam 5 pagi tapi Risa sudah berpakaian anggun seperti biasa, begitu cantik dan menawan.

"Kembalikan jas Dion kepadaku, aku ingat semalam kamu belum mengembalikannya kepada Dion." Ucap Risa menuntut.

Tangan kanannya terangkat di depan Sina yang menunjukkan bahwa Sina harus memberikan jas itu kepadanya.

"Jas Dion..ah..aku akan segera mengambilnya." Sina tertegun dengan sikap acuh tak acuh Risa yang mengejutkan.

Biasanya Risa selalu bersikap lembut mengingat penampilannya yang lembut juga, akan tetapi Risa ternyata juga punya sisi dingin seperti ini dan berhasil membuat Sina terkejut.

Masuk ke dalam kamar, Sina tergesa-gesa mengambil jas Dion yang tergeletak tidak berdaya di atas ranjangnya. Semalam ia memeluk jas ini sambil tidur sehingga kainnya menjadi kusut. Memalukan, Sina tidak tahu bagaimana reaksi Risa ketika melihat jas Dion menjadi kusut seperti ini. Maka segera saja Sina menepuk-nepuk jas tersebut untuk meluruskannya kembali. Meskipun tidak bisa lurus seperti semula tapi setidaknya tidak terlalu kusut seperti tadi.

"Percuma, ini tidak bisa merubah apapun." Kesal Sina tidak tahan.

Tidak bisa berbuat apa-apa, Sina akhirnya memberikan jas itu kepada Risa meskipun sedikit enggan karena tidak masih belum puas menghirup wangi khas milik Dion.

"Terimakasih." Ucap Risa sambil menyunggingkan senyuman yang manis namun matanya masih saja menatap dingin.

Tanpa menunggu respon Sina, dia langsung pergi dengan langkah anggun secara perlahan menuruni anak tangga. Tampilannya yang cantik dan lemah lembut membuat Sina kebingungan.

"Dia tahu aku belum mengembalikan jas itu kepada Dion semalam," Bisiknya mengingat kembali ucapan Risa beberapa menit yang lalu.

"Ini aneh, mungkinkah dia terus memperhatikan ku saat kembali ke kamar?" Lanjutnya tidak yakin.

Menggelengkan kepalanya tidak yakin ia lalu menutup pintu kamarnya dan tidak berencana untuk melanjutkan kembali tidurnya. Sebentar lagi matahari akan terbit jadi Sina memutuskan untuk membersihkan diri dan bergegas ke dapur untuk membuatkan Dion sarapan. Ia ingat semalam Dion bilang jika masakan rumah punya rasa tersendiri yang tidak bisa disamai oleh tempat-tempat makan diluar sana. Berhubung Sina akan menjadi pendamping Dion maka mulai dari sekarang ia harus belajar memasak untuk menyenangkan sang calon suami tersayang.

"Setidaknya mulai dulu dari roti bakar." Ia memutuskan dengan mudah dan langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk memulai hari yang baru.

Bersambung...

Episodes
1 1. Namaku Sina
2 2. Mereka Pulang
3 3. Kalian Bertunangan, Jika Beruntung
4 4. Rumah Tuan Muda
5 5. Bertemu Dion
6 6. Dion Pria yang Lembut
7 7. Paviliun Dingin
8 8. Dion Begitu Hangat
9 9. Bertemu Calista
10 10. Mimisan
11 11. Mimpi Itu Lagi
12 12. Bertemu Sahabat Dion
13 13. Hati-hati, Jangan Terlalu Percaya Diri
14 14. Berkunjung ke Perusahaan
15 15. Kencan Unik
16 16. Risa Tidak Menyukai Ku
17 17. Belajar Memasak
18 18. Peringatan Risa
19 19. Jangan Ikut Campur
20 Di Ranjang yang Sama
21 21. Ciuman Pertama
22 22. Makan Malam
23 23. Akses Masuk
24 24. Membersihkan Kamar Dion
25 25. Gadis Tidak Tahu Malu
26 26. 15 Tahun Lalu
27 27. Dion Mabuk
28 28. Keanehan Calista
29 29. Tanpa Kabar
30 30. Calon Mertua
31 31. Cinta Masa Kecil
32 32. Dion Pulang
33 33. Kesibukan Dion
34 34. Tangisan Calista
35 35. Ada Bayi
36 36. Pergi dari Rumah Ini
37 37. Asam Lambung
38 38. Cincin Berlian
39 39. Ingatan yang Hilang
40 40. Bertemu Bela
41 41. Berubah
42 42. Ilusi
43 43. Ini Karena Sina!
44 44. Terlalu Sempurna
45 45. Kacau
46 46. Tidak Ikut Campur
47 47. Cemburu
48 48. Kebenaran
49 49. Aku Ingin Pulang
50 50. Liburan
51 51. Tunda
52 52. Berangkat
53 53. Kemah
54 54. Kebetulan
55 55. Bertengkar
56 56. Dia Berbohong
57 57. Kerja Keras Dion
58 58. Pulang
59 59. Mereka Pulang (2)
60 60. Muntah-muntah
61 61. Rumah Sakit
62 62. Hamil
63 63. Luka Bakar
64 64. Tuduhan
65 65. Marah
66 66. Hukuman
67 67. Paviliun Dingin (2)
68 68. Undangan
69 69. Berubah-ubah
70 70. Pesta
71 71. Dimas
72 72. Ngidam
73 73. Mengigau
74 74. Bukan Musuh
75 75. Jangan Bersembunyi Dariku
76 76. Sebuah Pengakuan
77 77. Tahap Serius
78 78. Tentang Risa
79 79. Sina Manja
80 80. Siapa Korban
81 81. Kesepakatan
82 82. Pulangkan Saja
83 83. Keseleo
84 84. Tamu Tak Diundang
85 85. Berharap Lagi
86 86. Mood
87 87. Ingatan Sina
88 88. Dugaan Sina
89 89. Ngidam (2)
90 90. Pinternya Anak Mama
91 91. Dion?
92 92. Apa Kamu Layak?
93 93. Aku Mencintaimu, Sungguh
94 94. Dia Satu-Satunya Alasan Ku
95 95. Balas Dendam
96 96. Aku Menemukanmu
97 97. Dion Demam
98 98. Suami-istri?
99 99. Istriku
100 Aku Bukan Perawan Tua
101 100. Menuju Akhir
102 101. Berakhirkah?
103 102. Pada Akhirnya
104 103. Diantara Dua Pilihan
105 104. Dia Monster
106 105. Papa Tahu
107 106. E
108 107. N
109 108. D
110 Calon Adikku Menjadi Suamiku
111 Hallo?
Episodes

Updated 111 Episodes

1
1. Namaku Sina
2
2. Mereka Pulang
3
3. Kalian Bertunangan, Jika Beruntung
4
4. Rumah Tuan Muda
5
5. Bertemu Dion
6
6. Dion Pria yang Lembut
7
7. Paviliun Dingin
8
8. Dion Begitu Hangat
9
9. Bertemu Calista
10
10. Mimisan
11
11. Mimpi Itu Lagi
12
12. Bertemu Sahabat Dion
13
13. Hati-hati, Jangan Terlalu Percaya Diri
14
14. Berkunjung ke Perusahaan
15
15. Kencan Unik
16
16. Risa Tidak Menyukai Ku
17
17. Belajar Memasak
18
18. Peringatan Risa
19
19. Jangan Ikut Campur
20
Di Ranjang yang Sama
21
21. Ciuman Pertama
22
22. Makan Malam
23
23. Akses Masuk
24
24. Membersihkan Kamar Dion
25
25. Gadis Tidak Tahu Malu
26
26. 15 Tahun Lalu
27
27. Dion Mabuk
28
28. Keanehan Calista
29
29. Tanpa Kabar
30
30. Calon Mertua
31
31. Cinta Masa Kecil
32
32. Dion Pulang
33
33. Kesibukan Dion
34
34. Tangisan Calista
35
35. Ada Bayi
36
36. Pergi dari Rumah Ini
37
37. Asam Lambung
38
38. Cincin Berlian
39
39. Ingatan yang Hilang
40
40. Bertemu Bela
41
41. Berubah
42
42. Ilusi
43
43. Ini Karena Sina!
44
44. Terlalu Sempurna
45
45. Kacau
46
46. Tidak Ikut Campur
47
47. Cemburu
48
48. Kebenaran
49
49. Aku Ingin Pulang
50
50. Liburan
51
51. Tunda
52
52. Berangkat
53
53. Kemah
54
54. Kebetulan
55
55. Bertengkar
56
56. Dia Berbohong
57
57. Kerja Keras Dion
58
58. Pulang
59
59. Mereka Pulang (2)
60
60. Muntah-muntah
61
61. Rumah Sakit
62
62. Hamil
63
63. Luka Bakar
64
64. Tuduhan
65
65. Marah
66
66. Hukuman
67
67. Paviliun Dingin (2)
68
68. Undangan
69
69. Berubah-ubah
70
70. Pesta
71
71. Dimas
72
72. Ngidam
73
73. Mengigau
74
74. Bukan Musuh
75
75. Jangan Bersembunyi Dariku
76
76. Sebuah Pengakuan
77
77. Tahap Serius
78
78. Tentang Risa
79
79. Sina Manja
80
80. Siapa Korban
81
81. Kesepakatan
82
82. Pulangkan Saja
83
83. Keseleo
84
84. Tamu Tak Diundang
85
85. Berharap Lagi
86
86. Mood
87
87. Ingatan Sina
88
88. Dugaan Sina
89
89. Ngidam (2)
90
90. Pinternya Anak Mama
91
91. Dion?
92
92. Apa Kamu Layak?
93
93. Aku Mencintaimu, Sungguh
94
94. Dia Satu-Satunya Alasan Ku
95
95. Balas Dendam
96
96. Aku Menemukanmu
97
97. Dion Demam
98
98. Suami-istri?
99
99. Istriku
100
Aku Bukan Perawan Tua
101
100. Menuju Akhir
102
101. Berakhirkah?
103
102. Pada Akhirnya
104
103. Diantara Dua Pilihan
105
104. Dia Monster
106
105. Papa Tahu
107
106. E
108
107. N
109
108. D
110
Calon Adikku Menjadi Suamiku
111
Hallo?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!