6. Dion Pria yang Lembut

"Kamu siapa?" Tanya Dion sambil menatapku.

Gugup, tentu saja aku gugup sampai-sampai aku menjadi bodoh dan tidak bisa mengatakan apa-apa. Aku mengerti dengan apa yang Dion katakan tapi entah mengapa aku tidak bisa mengeluarkan suaraku. Seperti ada sesuatu yang menahannya untuk keluar dari mulutku.

"Namanya Sina, Kak Dion. Gadis yang akan menempati kamar yang Kak Dion rapikan semalam adalah Sina, Hem..bisa dibilang sebenarnya ini adalah kejutan yang Mama dan Papa siapkan untuk Kak Dion." Ucap Risa menjelaskan kepada Dion.

Ia berjalan dari belakang Dion dan dengan akrab menyentuh pundak Dion. Bersikap seolah-olah ini sudah menjadi hal yang biasa untuk Risa berperilaku seperti ini kepada Dion.

Namun, dari sudut pandang ku sebagai orang asing di sini aku melihat jika Dion sebenarnya tidak terlalu nyaman diperlakukan seperti itu oleh Risa. Oh, mungkin itu hanya perasaanku saja?

Bisa jadi Dion tidak nyaman melihat kedatanganku di sini.

"Aku...Sina." Setelah sekian lama bungkam aku hanya bisa mengatakan ini?

Well, ini membuktikan bahwa rasa gugup ku melihat Dion secara langsung masih belum surut!

Dion menganggukkan kepalanya ringan, tangan kirinya yang bebas menyingkirkan tangan halus yang ada di atas pundaknya tanpa melihat bagaimana ekspresi Risa saat ini. Lalu, ia berjalan beberapa langkah di depan ku-oh astaga, ini terlalu dekat!

Kami terlalu dekat, yah tapi tidak sedekat seperti adegan mendebarkan yang ada di drama Korea karena faktanya jarak kami kurang lebih 3 langkah.

"Aku harap kamu nyaman tinggal di sini dan aku harap kamu bisa beradaptasi di sini dengan mudah." Ucap Dion terdengar ramah dan sopan.

Benar apa yang aku pikirkan jika Dion adalah orang yang ramah dan baik pada orang asing, sekalipun ini adalah pertemuan pertama mereka secara langsung.

"Aku..aku harap kalian juga terbiasa dengan kehadiran ku di sini. Ehm..maaf karena sudah merepotkan Tuan muda Dion." Kataku masih gugup!

Yah, Tuan muda Dion yang terhormat aku harap kamu harus terbiasa dengan kehadiran ku di sini dan aku harap pula namaku bisa menempati posisi yang terpenting di sana.

"Jangan panggil aku seperti itu, cukup Dion saja." Katanya mengoreksi ucapan ku.

"Aku senang ada anggota baru di rumah ini dan aku sama sekali tidak berpikir jika kamu merepotkan ku. Sina, jangan terlalu banyak berpikir dengan memikirkan hal yang tidak-tidak. Cukup buat dirimu nyaman di sini karena dengan begitu aku akan merasa nyaman pula." Sambung Dion lagi, kali ini ia tersenyum tampan di depan ku.

Benar, dia sangat tampan ketika tersenyum. Oh tidak! Dion akan selalu tampan meskipun ia tersenyum ataupun tidak tersenyum, pesona mematikan ini ada senjata berbahaya bagi kaum perempuan!

"Te-terima kasih Tuan-ah maaf, maksudku Dion. Aku akan berdaptasi secepat mungkin di sini jadi tolong jangan khawatir." Tentu saja akan sangat mudah beradaptasi di sini!

Aku sudah siap untuk memulai hidup baru ku di rumah ini. Hahahaha..lihat, Tuhan ternyata mengirimkan ku sebuah jalan pintas untuk mendapatkan kebahagiaan. Sekarang aku tidak akan iri lagi melihat kebahagiaan Zahra karena mulai hari ini kebahagiaan ku sudah ada di depan mata.

"Bagus, kalau begitu aku masuk dulu ke dalam untuk mengurus sesuatu. Jika Sina tidak ingin ikut bergabung lebih baik mengobrol saja dengan Risa. Tanyakan apa yang membuat kamu bingung di sini kepadanya." Dion mengalihkan atensinya menatap Risa yang masih di tempat mengamati interaksi ku dengan Dion.

"Risa, bawa Sina keliling rumah." Katanya sebelum beranjak pergi meninggalkan ku dan Risa.

Aku melihat kepergian Dion, memandangi punggung kokoh Dion yang perlahan menjauh dari pandangan ku. Rasanya aku masih belum mempercayai jika semua ini nyata, akan tetapi suara detak jantungku yang bergemuruh seolah mengingatkan ku bahwa ini semua nyata.

Aku tinggal di rumah ini nyata.

Berhadapan langsung dengan Dion itu nyata.

Dan menerima perhatian hangat Dion itu nyata, yah ini bukan mimpi jadi aku tidak perlu bingung. Sadarlah, Sina! Ini menyenangkan.

"Apa kamu menyukai Kakak ku?" Tanya Risa santai, wajah cantiknya yang lembu menyunggingkan sebuah senyuman yang manis. Mata hitamnya yang jernih ikut mengkerut mengikuti gerakan pipinya yang tertarik karena sebuah senyuman.

Dia memang tersenyum tapi senyuman ini terasa aneh untukku.

"Aku..aku.." Aku benar-benar tidak tahu harus mengatakan apa.

Hati kecilku mengatakan bahwa Risa adalah gadis yang tidak bisa disinggung, aku harus hati-hati jika berada di depannya. Ini memang tidak masuk akal tapi biasanya bisikan hati adalah bentuk pertolongan Tuhan kepada hamba-Nya yang terancam dalam keadaan bahaya.

"Ahahaha..aku hanya bercanda, kamu tidak perlu menganggapnya serius." Risa tertawa kecil, menutupi wajahnya dengan gerakan anggun.

Hah..aku sangat konyol!

"Baiklah, tur keliling rumah sudah saatnya kita mulai!"

...🌺🌺🌺...

"Ma, kejutan ini sungguh diluar ekspektasi Dion. Aku benar-benar tidak bisa mengatakan apa-apa setelah menerimanya." Dion masuk ke dalam dapur dengan wajah penuh keluhan.

Nyonya Ranti melirik putranya, tersenyum simpul ia tetap melanjutkan kesibukkannya memindahkan kue-kue cantik ke atas wadah cantik dan menghiasnya dengan suka cita. Layaknya anak kecil yang sedang bermain masak-masakan.

"Kenapa? Gak suka, Hem?"

"Mama seharusnya mengerti perasaan Dion." Keluhnya lagi.

Sebagai orang tua seharusnya Nyonya Ranti lebih tahu tentang kesukaan atau ketidak sukaan Dion. Karena Nyonya Ranti tahu maka seharusnya Sina tidak bisa masuk ke dalam rumah ini, apalagi sampai ikut tinggal di sini bersama mereka. Entah apa tujuan gadis itu di sini, Dion takut jika itu bukanlah maksud yang baik.

"Ini bukan ide Mama sayang, tapi ini adalah ide adik kamu sendiri. Risa bilang tidak ada salahnya menambah anggota baru di rumah ini agar ia punya teman main. Oh yah, Mama ingat semalam kamu beresin kamar yang ada di samping kamu. Mama pikir kamu beresin kamar ini untuk Sina jadi sekarang kamar itu menjadi milik Sina."

Dion terkejut, spontan tangannya meraih pundak kanan Nyonya Ranti panik.

"Mama suruh Sina tidur di sana?" Tanyanya memastikan.

Nyonya Ranti mengangguk dengan santai, masih belum menyadari kepanikan Dion.

"Kamu'kan udah capek-capek beresin jadi sayangkan kalau dibiarkan kosong?

"Mama-Ya Tuhan.." Dion melepaskan tangannya dari pundak Nyonya Ranti. Ia menjatuhkan dirinya di atas kursi dengan lemas, tidak tahu harus mengatakan apa kepada Nyonya Ranti.

"Apa ada yang salah?" Tanya Nyonya Ranti akhirnya menyadari ada sesuatu yang tidak biasa dengan sikap putranya.

Dion menggelengkan kepalanya dengan tidak bersemangat, "Enggak ada yang salah Ma, Dion cuma agak capek aja gara-gara semalam kerja lembur." Ucap Dion lemah.

Ia bangun dari duduknya dan segera keluar dari dapur untuk menenangkan perasaan gelisahnya. Matanya yang tajam kemudian melirik kamar yang ada di sampingnya, diam beberapa detik ia akhirnya menghela nafas panjang seraya menggelengkan kepalanya.

"Sina, gadis itu.." Pikirannya tiba-tiba bekerja dengan cepat.

...🌺🌺🌺...

Aku dan Risa berjalan mengelilingi rumah, tidak seperti tadi Risa kali ini jauh lebih normal di mataku. Dia mengenalkan ku ke berbagai tempat-tempat yang menarik di rumah mereka, Tempat maupun suasana yang tercipta sangat bagus untukku ketika menulis novel nanti. Misalnya seperti taman yang sedang kami singgahi saat ini.

Di sini ada berbagai macam bunga yang tumbuh subur dan terawat, ada juga beberapa pohon yang menjulang tinggi dengan daun hijau yang rindang dan meneduhkan. Di bawah pohon tersebut sengaja ditaruh beberapa kursi taman yang sangat mendukung jika ingin bersantai di sini.

Aku bahkan bisa membayangkan diriku sedang duduk santai di kursi tersebut, merasakan sejuk karena dinaungi pohon hijau dan dimanjakan dengan bunga-bunga yang tumbuh indah nan cantik. Ide-ide yang ada di kepalaku pasti sangat lancar keluar ketika aku menulis di taman ini.

"Taman ini sangat indah." Gumam ku pada diriku sendiri.

"Hahahaha...taman ini memang indah, selain sebagai tempat untuk memanjakan mata keluarga besar ku sering mengadakan acara kumpul-kumpul di sini." Risa menjelaskan tanpa aku minta.

Sepertinya ia mendengar apa yang aku katakan tadi, Hem..apa suaraku terlalu besar, yah?

"Kumpul-kumpul bersama?" Ini terdengar sangat menarik.

Risa menganggukkan kepalanya senang, "Ya, ada waktu dimana kami akan melakukan kumpul-kumpul bersama di taman ini. Membuat acara makan bersama dengan keluarga besar ataupun teman-teman dekat. Biasanya itu terjadi setiap 3 minggu sekali jika semua orang punya waktu luang. Namun, jika mereka sibuk acara kumpul-kumpul seperti ini akan diadakan paling lama 1 atau 2 bulan sekali."

Hem, mereka adalah keluarga pebisnis sukses yang tidak perlu ditanyakan lagi akan kesibukan mereka jadi wajar saja akan sedikit memakan waktu untuk melakukan kumpul bersama keluarga besar ataupun teman dekat. Yah, ini jauh lebih baik daripada kedua orang tuaku yang hanya pulang setiap akhir tahun.

Kalaupun mereka pulang itu hanya beberapa hari saja dan dihabiskan untuk melakukan pembicaraan bisnis dengan klien orang Indonesia. Tentu saja, itu sangat membosankan!

"Keluarga kalian sangat kompak, meskipun sibuk tapi masih menyempatkan diri untuk berkumpul dengan orang-orang tersayang." Kataku kagum.

"Eh, kami memang kompak jika itu berhubungan dengan keluarga. Oh yah, keluarga ku juga punya kebiasaan melalukan kemping di daerah T. Kau tahu bukan di daerah T ada sebuah tempat yang digunakan sebagai tempat kemping orang-orang yang ingin bersantai. Pengelola tempat itu sudah menyiapkan tenda yang sudah dibangun seperti kamar sendiri, sebagai pengunjung kita hanya perlu membayar uang sewa saja untuk beberapa hari. Setelah itu, acara kemping yang menyenangkan bisa kita lakukan. Hah, karena terlalu sering ke sana keluarga ku menjadi pelanggan tetap tempat itu sampai-sampai pengelola tempat itu menyiapkan beberapa tenda yang khusus ditempati keluarga ku."

Hem, aku semakin iri saja mendengarnya. Wilayah T memang sudah terkenal akan wisatanya, aku tahu ini dari majalah yang pernah aku baca. Apa yang dikatakan Risa dan apa yang aku baca di majalah memang sama persis penjelasannya.

Tempat itu sudah disediakan tenda-tenda mewah dan besar yang cukup menampung beberapa orang di dalamnya. Tidak seperti tenda biasa, di dalam tenda itu ada dua satu tempat tidur besar yang bisa ditempati 2 atau 3 orang. Selain itu, ada juga fasilitas mewah seperti TV, WiFi, kulkas mini dan beberapa kenyamanan yang tidak bisa aku jelaskan.

Yah, fasilitasnya memang memadai tapi harga sewa permalamnya tidak kalah mahal dengan kamar hotel bintang lima. Dan sudah bisa dipastikan bahwa tempat itu hanya diisi oleh orang yang ber'uang, bagi mereka yang hidup kekurangan ataupun berkecukupan pasti berpikir panjang jika ingin kemping di sana.

"Aku benar-benar cemburu dengan keluarga ini." Bisik ku pada diri sendiri.

Tiba-tiba, perhatian ku tertuju pada sebuah bangunan tinggi dua lantai yang terlihat cukup sederhana namun punya ketertarikan yang tidak bisa dijelaskan. Bangunan itu ada di ujung taman dan agak ditutupi oleh beberapa pohon yang tinggi, seolah-olah tempat itu memang sengaja di sembunyikan agar tidak menarik perhatian.

"Risa, rumah siapa yang ada di sana?"

Bersambung...

Terpopuler

Comments

hernawatilili10

hernawatilili10

😂😂😂😂

2021-01-04

1

KunXin

KunXin

Alhamdulillah..gak sia-sia begadang 😂😂😂

2021-01-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Namaku Sina
2 2. Mereka Pulang
3 3. Kalian Bertunangan, Jika Beruntung
4 4. Rumah Tuan Muda
5 5. Bertemu Dion
6 6. Dion Pria yang Lembut
7 7. Paviliun Dingin
8 8. Dion Begitu Hangat
9 9. Bertemu Calista
10 10. Mimisan
11 11. Mimpi Itu Lagi
12 12. Bertemu Sahabat Dion
13 13. Hati-hati, Jangan Terlalu Percaya Diri
14 14. Berkunjung ke Perusahaan
15 15. Kencan Unik
16 16. Risa Tidak Menyukai Ku
17 17. Belajar Memasak
18 18. Peringatan Risa
19 19. Jangan Ikut Campur
20 Di Ranjang yang Sama
21 21. Ciuman Pertama
22 22. Makan Malam
23 23. Akses Masuk
24 24. Membersihkan Kamar Dion
25 25. Gadis Tidak Tahu Malu
26 26. 15 Tahun Lalu
27 27. Dion Mabuk
28 28. Keanehan Calista
29 29. Tanpa Kabar
30 30. Calon Mertua
31 31. Cinta Masa Kecil
32 32. Dion Pulang
33 33. Kesibukan Dion
34 34. Tangisan Calista
35 35. Ada Bayi
36 36. Pergi dari Rumah Ini
37 37. Asam Lambung
38 38. Cincin Berlian
39 39. Ingatan yang Hilang
40 40. Bertemu Bela
41 41. Berubah
42 42. Ilusi
43 43. Ini Karena Sina!
44 44. Terlalu Sempurna
45 45. Kacau
46 46. Tidak Ikut Campur
47 47. Cemburu
48 48. Kebenaran
49 49. Aku Ingin Pulang
50 50. Liburan
51 51. Tunda
52 52. Berangkat
53 53. Kemah
54 54. Kebetulan
55 55. Bertengkar
56 56. Dia Berbohong
57 57. Kerja Keras Dion
58 58. Pulang
59 59. Mereka Pulang (2)
60 60. Muntah-muntah
61 61. Rumah Sakit
62 62. Hamil
63 63. Luka Bakar
64 64. Tuduhan
65 65. Marah
66 66. Hukuman
67 67. Paviliun Dingin (2)
68 68. Undangan
69 69. Berubah-ubah
70 70. Pesta
71 71. Dimas
72 72. Ngidam
73 73. Mengigau
74 74. Bukan Musuh
75 75. Jangan Bersembunyi Dariku
76 76. Sebuah Pengakuan
77 77. Tahap Serius
78 78. Tentang Risa
79 79. Sina Manja
80 80. Siapa Korban
81 81. Kesepakatan
82 82. Pulangkan Saja
83 83. Keseleo
84 84. Tamu Tak Diundang
85 85. Berharap Lagi
86 86. Mood
87 87. Ingatan Sina
88 88. Dugaan Sina
89 89. Ngidam (2)
90 90. Pinternya Anak Mama
91 91. Dion?
92 92. Apa Kamu Layak?
93 93. Aku Mencintaimu, Sungguh
94 94. Dia Satu-Satunya Alasan Ku
95 95. Balas Dendam
96 96. Aku Menemukanmu
97 97. Dion Demam
98 98. Suami-istri?
99 99. Istriku
100 Aku Bukan Perawan Tua
101 100. Menuju Akhir
102 101. Berakhirkah?
103 102. Pada Akhirnya
104 103. Diantara Dua Pilihan
105 104. Dia Monster
106 105. Papa Tahu
107 106. E
108 107. N
109 108. D
110 Calon Adikku Menjadi Suamiku
111 Hallo?
Episodes

Updated 111 Episodes

1
1. Namaku Sina
2
2. Mereka Pulang
3
3. Kalian Bertunangan, Jika Beruntung
4
4. Rumah Tuan Muda
5
5. Bertemu Dion
6
6. Dion Pria yang Lembut
7
7. Paviliun Dingin
8
8. Dion Begitu Hangat
9
9. Bertemu Calista
10
10. Mimisan
11
11. Mimpi Itu Lagi
12
12. Bertemu Sahabat Dion
13
13. Hati-hati, Jangan Terlalu Percaya Diri
14
14. Berkunjung ke Perusahaan
15
15. Kencan Unik
16
16. Risa Tidak Menyukai Ku
17
17. Belajar Memasak
18
18. Peringatan Risa
19
19. Jangan Ikut Campur
20
Di Ranjang yang Sama
21
21. Ciuman Pertama
22
22. Makan Malam
23
23. Akses Masuk
24
24. Membersihkan Kamar Dion
25
25. Gadis Tidak Tahu Malu
26
26. 15 Tahun Lalu
27
27. Dion Mabuk
28
28. Keanehan Calista
29
29. Tanpa Kabar
30
30. Calon Mertua
31
31. Cinta Masa Kecil
32
32. Dion Pulang
33
33. Kesibukan Dion
34
34. Tangisan Calista
35
35. Ada Bayi
36
36. Pergi dari Rumah Ini
37
37. Asam Lambung
38
38. Cincin Berlian
39
39. Ingatan yang Hilang
40
40. Bertemu Bela
41
41. Berubah
42
42. Ilusi
43
43. Ini Karena Sina!
44
44. Terlalu Sempurna
45
45. Kacau
46
46. Tidak Ikut Campur
47
47. Cemburu
48
48. Kebenaran
49
49. Aku Ingin Pulang
50
50. Liburan
51
51. Tunda
52
52. Berangkat
53
53. Kemah
54
54. Kebetulan
55
55. Bertengkar
56
56. Dia Berbohong
57
57. Kerja Keras Dion
58
58. Pulang
59
59. Mereka Pulang (2)
60
60. Muntah-muntah
61
61. Rumah Sakit
62
62. Hamil
63
63. Luka Bakar
64
64. Tuduhan
65
65. Marah
66
66. Hukuman
67
67. Paviliun Dingin (2)
68
68. Undangan
69
69. Berubah-ubah
70
70. Pesta
71
71. Dimas
72
72. Ngidam
73
73. Mengigau
74
74. Bukan Musuh
75
75. Jangan Bersembunyi Dariku
76
76. Sebuah Pengakuan
77
77. Tahap Serius
78
78. Tentang Risa
79
79. Sina Manja
80
80. Siapa Korban
81
81. Kesepakatan
82
82. Pulangkan Saja
83
83. Keseleo
84
84. Tamu Tak Diundang
85
85. Berharap Lagi
86
86. Mood
87
87. Ingatan Sina
88
88. Dugaan Sina
89
89. Ngidam (2)
90
90. Pinternya Anak Mama
91
91. Dion?
92
92. Apa Kamu Layak?
93
93. Aku Mencintaimu, Sungguh
94
94. Dia Satu-Satunya Alasan Ku
95
95. Balas Dendam
96
96. Aku Menemukanmu
97
97. Dion Demam
98
98. Suami-istri?
99
99. Istriku
100
Aku Bukan Perawan Tua
101
100. Menuju Akhir
102
101. Berakhirkah?
103
102. Pada Akhirnya
104
103. Diantara Dua Pilihan
105
104. Dia Monster
106
105. Papa Tahu
107
106. E
108
107. N
109
108. D
110
Calon Adikku Menjadi Suamiku
111
Hallo?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!