4. Rumah Tuan Muda

Sina tidak bisa tertidur sekeras apapun ia mencoba untuk memejamkan kedua matanya ia masih tidak bisa. Pikirannya saat ini sedang panik di dalam kepalanya. Berpikir sapaan seperti apa yang akan Sina berikan kepada Tuan Dion untuk pertemuan pertama mereka, apakah ia harus menggunakan sapaan biasa atau formal Sina bingung memilihnya.

"Ah... rasanya terlalu menegangkan, aku masih belum bisa percaya jika besok aku akan tinggal di rumahnya." Gumamnya tidak bisa menyembunyikan kegugupannya.

Dion, Sina penasaran bagaimana tanggapan yang akan diberikannya nanti ketika mereka pertama kali bertemu besok. Mungkinkah Dion tidak merasakan kesan apapun dari Sina karena bagaimanapun Sina tidak punya kelebihan apapun untuk ditunjukkan kepada Dion. Entah itu dari kecantikan atau prestasi, Sina tidak memilikinya karena sekali lagi ia tidak punya potensi apapun untuk bisa mendekati Dion.

Namun, ini soal hati jadi siapa yang akan tahu bagaimana ujungnya?

"Jangan berpikir yang tidak-tidak dan mulai mengemasi barang-barang mu!" Monolognya pada diri sendiri.

Ia lalu bangun dari acara tidurnya dan menyadari waktu sudah masuk tengah malam. Namun, Sina tidak terkejut sama sekali dan mulai membuka lemari pakaiannya. Mengeluarkan beberapa pasang pakaian yang akan ia gunakan di sana selama ia tinggal nanti. Waktu tinggalnya di sana tidak dijelaskan oleh kedua orang tuanya sampai batas tertentu. Mereka hanya bilang Sina akan tinggal di sana untuk merebut hati Dion jadi mau tidak mau Sina harus membawa semua pakaiannya ke sana.

Tidak lupa ia juga membawa satu-satunya perhiasan yang Neneknya berikan sebelum meninggal beberapa tahun yang lalu. Neneknya bilang jika perhiasan ini Kakek berikan kepadanya saat di malam pernikahan mereka berdua. Sebuah bukti bahwa Kakek sangat mencintai Nenek dan rasa cintanya itu terus saja menyala bahkan di saat ajal menjemputnya.

Sina sangat tersentuh dengan cinta Kakek dan Neneknya yang indah nan manis.

"Ini hanyalah Rubi namun maknanya sangat dalam." Sina menatap kagum kalung Rubi merah yang ada di tangannya.

Warnanya yang merah terang dan berkilauan tidak bisa tidak membuat siapapun yang melihat langsung tersihir. Apalagi bagi kaum perempuan yang sangat menyukai barang mewah dan indah, tentu saja kalung ini akan langsung mengikat keinginan mereka.

"Sekarang aku akan menggunakannya dan berharap semoga kisah cintaku akan semerah Rubi ini, sama halnya dengan cinta yang dimiliki oleh Kakek dan Nenek ku dulu." Gumamnya berharap.

Ia melepas kait kalung tersebut dan dengan mudah memakaikannya di leher Sina yang ramping. Senang, ia lalu menatap dirinya yang terpantul di cermin. Menatap lehernya yang dimahkotai oleh sebuah kalung Rubi merah terang yang menarik mata siapapun.

"Hem..mata Kakek sangat tajam ketika memilih kalung ini." Ucap Sina masih tenggelam dalam ketakjubannya.

Sina mengangguk ringan, lalu melanjutkan kembali kesibukkannya. Setelah ia mengeluarkan semua pakaiannya, Sina kemudian menarik koper yang ia sengaja simpan di bawah ranjang. Tangannya yang cekatan dengan cepat mulai melipat pakaian yang ada di atas ranjang dan menyusun dengan rapi di dalam koper.

20 menit kemudian, Sina sudah menyelesaikan pekerjaannya. Ia menutup koper miliknya dengan suasana hati yang baik lalu memposisikannya tepat di sudut kamar agar ia lebih mudah melihat dan mengambilnya besok siang.

Melirik waktu lagi, Sina memperkirakan 30 menit lebih telah berlalu untuk menyiapkan semua ini. Sina juga tidak punya keinginan untuk melanjutkan tidurnya dan memilih untuk menghabiskan malam ini untuk menenangkan ketegangannya.

...🌺🌺🌺...

"Ingat, selama kamu tinggal di sana tidak diizinkan melakukan hal yang aneh-aneh dan berpotensi mempermalukan keluarga kita. Belajarlah lebih rendah hati dan jangan memaksakan keinginan keras kepala mu pada orang-orang yang tinggal di rumah itu. Jika nanti Tuan muda Dion sama sekali tidak terpengaruh dengan keberadaan mu atau sama sekali tidak menunjukkan ketertarikan maka kamu harus segera pergi dari rumah itu dan kembali ke rumah. Namun, jika kamu tetap keras kepala dan memaksakan kehendak hatimu kepada Tuan muda Dion maka kami akan dengan terpaksa menyeret kamu pulang ke rumah." Nyonya Faras memperingati putrinya untuk yang kesekian kalinya.

Ia terus saja mewanti-wanti putrinya agar menjaga sikap selama tinggal di sana dan tidak menggunakan keras kepalanya untuk bertindak gegabah. Karena semua orang yang berkecimpung di dunia bisnis tahu jika pemuda ini tidak mudah di dekati sehingga Nyonya Faras mengingatkan agar Sina tidak memaksakan perasaannya kepada Tuan muda Dion jika dia tidak tertarik pada Sina.

Sina memutar bola matanya malas, mengangguk kepalanya dengan bosan untuk kesekian kalinya.

"Aku tidak seceroboh itu." Katanya mengingatkan Nyonya Faras.

Sina mengalihkan perhatiannya menatap jendela mobil yang membuat Sina semakin berdebar tidak karuan. Saat ini mereka sudah memasuki komplek perumahan elit yang hanya diisi oleh para orang kantoran yang bergaji besar. Rumah-rumah yang berdiri kokoh di sepanjang komplek ini tidak bisa menyembunyikan seberapa kaya orang-orang yang menghuninya, tentu saja Sina bisa menebak bahwa orang yang tinggal di sini adalah pekerja keras dan sukses yang pasti membuat orang di luar sana iri.

Kemewahan ada dimana-mana dan menunjukkan bermacam-macam gaya rumah modern maupun klasik yang menguras dompet. Perbedaan gaya ini menjelaskan Sina bahwa gaya rumah ini mencerminkan pemilik rumah masing-masing. Entah itu polos atau berkelas, Sina tahu bahwa komplek ini adalah komplek orang kaya yang penyendiri. Lihat saja betapa tinggi gerbang rumah masing-masing, memberikan kesan seolah-olah tempat ini tidak mudah dimasuki oleh sembarang orang. Bahkan mungkin untuk tetangga terdekat saja tidak melihat betapa sunyinya kawasan ini.

"Mengapa orang kaya sangat suka hidup menyendiri?" Bisik Sina tidak mengerti.

Padahal tidak ada salahnya dengan hidup berdampingan dengan para tetangga. Selain lebih hidup, bergaul dengan orang lain juga membuat mental jauh lebih baik daripada hidup sendirian seakan-akan dikucilkan dari masyarakat.

"Orang kaya adalah orang yang sibuk dan minim waktu untuk beristirahat. Ketika mereka mendapatkan waktu untuk beristirahat hal pertama yang mereka ingin lakukan adalah menghabiskan waktu tersebut bersama keluarga mereka. Karena itulah mereka sangat terbiasa hidup menyendiri seperti ini karena waktu yang mereka punya tidak cukup untuk saling tegur sapa dengan orang luar." Jelas Nyonya Faras.

"Membosankan." Bisik Sina acuh.

Ia sama sekali tidak perduli dengan penjelasan orang kaya karena matanya lebih fokus memandangi rumah-rumah mewah yang terlihat begitu sepi tanpa kehidupan. Di dalam hatinya, Sina bertanya mungkinkah orang yang ada di dalam rumah-rumah itu merasakan hal yang sama dengan dirinya?

Mungkinkah anak-anak yang ada di dalam rumah-rumah itu merasakan hal yang sama dengan dirinya?

Orang tua mereka menghabiskan waktu lebih banyak dengan pekerjaan ketimbang memberikan perhatian lembut nan hangat selayaknya orang tua pada umumnya kepada mereka, apakah ini tidak membuat mereka yang terjebak di dalam rumah-rumah itu kesepian?

"Kita sudah sampai, ayo turun." Suara acuh Nyonya Faras menyadarkan Sina dari lamunannya.

Segera ia turun mengikuti jejak Nyonya Faras seraya diam-diam menetralkan detak jantungnya yang semakin berdetak kencang di dalam tubuhnya. Kedua tangannya meremat kuat gaun abu-abu selutut yang ia kenakan sekarang sebagai pelampiasan kegugupan yang ia rasakan.

Setelah mereka turun dari mobil, Tuan Randi dengan tenang menarik tangan putrinya untuk mengikuti langkahnya berjalan ke depan pintu rumah mewah tersebut. Di sana Sina bisa melihat ada sepasang suami istri yang sudah menunggu kedatangan mereka dengan senyuman yang hangat.

Berjalan semakin dekat Sina akhirnya bisa melihat wajah sempurna mereka yang ia yakini sebagai Nyonya Ranti dan Tuan Edward. Sina sering melihat pasangan suami istri ini muncul di dalam tv maupun koran-koran sehingga ia tidak akan salah mengenali mereka. Sina pikir pasangan ini ternyata terlihat lebih baik jika dilihat di dunia nyata daripada di dalam tv. Fitur-fitur wajah mereka yang sudah tidak muda lagi tidak bisa menyembunyikan betapa sempurnanya wajah ini satu dekade yang lalu.

"Ranti, Edward, selamat siang." Sapa Tuan Randi dengan senyuman bisnis yang tidak asing.

Pasangan itu mengangguk dan dengan hangat membalas pula, "Selamat siang Randi, Faras...dan gadis kecil yang manis."

Sina malu, kedua pipinya bahkan merona dibawah mata telanjang kedua pasangan itu. "Selamat siang Tante, Om." Sapa Sina malu.

Nyonya Ranti menyunggingkan senyum, sepertinya ia sangat menyukai Sina meskipun ini adalah pertemuan pertama mereka.

"Sina, kemarilah." Panggil Nyonya Ranti ramah.

Sina ragu, menatap kedua orang tuanya yang tidak terganggu ia akhirnya berjalan mendekati Nyonya Ranti. Tangannya yang tadi sibuk meremat kain gaunnya dengan lembut ditarik oleh Nyonya Ranti.

"Ayo masuk, yang lain sudah menunggu kedatangan kalian." Ajak Tuan Edward ramah, mempersilakan kedua orang tua Sina masuk ke dalam rumah mereka.

Sebenarnya Nyonya Faras dan Tuan Randi tidak perlu canggung di sini karena biar bagaimanapun mereka berempat bersahabat sehingga sudah seperti saudara ketika bertemu

"Jangan gugup, tidak akan ada yang memakan Sina di rumah ku." Bisik Nyonya Ranti menggoda Sina.

Sina mengangkat kepalanya menatap Nyonya Ranti yang masih menyunggingkan senyumnya. "Aku.. tidak berpikir seperti itu, Tante." Ucap Sina dengan wajahnya yang semakin merona.

Jelas sekali ia sangat malu bisa sedekat ini dengan Nyonya Ranti, Ibu dari laki-laki yang akan bertunangan dengannya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

sahabat syurga

sahabat syurga

msh nyimak

2021-06-28

0

KunXin

KunXin

Akhirnya...

2021-01-02

0

lihat semua
Episodes
1 1. Namaku Sina
2 2. Mereka Pulang
3 3. Kalian Bertunangan, Jika Beruntung
4 4. Rumah Tuan Muda
5 5. Bertemu Dion
6 6. Dion Pria yang Lembut
7 7. Paviliun Dingin
8 8. Dion Begitu Hangat
9 9. Bertemu Calista
10 10. Mimisan
11 11. Mimpi Itu Lagi
12 12. Bertemu Sahabat Dion
13 13. Hati-hati, Jangan Terlalu Percaya Diri
14 14. Berkunjung ke Perusahaan
15 15. Kencan Unik
16 16. Risa Tidak Menyukai Ku
17 17. Belajar Memasak
18 18. Peringatan Risa
19 19. Jangan Ikut Campur
20 Di Ranjang yang Sama
21 21. Ciuman Pertama
22 22. Makan Malam
23 23. Akses Masuk
24 24. Membersihkan Kamar Dion
25 25. Gadis Tidak Tahu Malu
26 26. 15 Tahun Lalu
27 27. Dion Mabuk
28 28. Keanehan Calista
29 29. Tanpa Kabar
30 30. Calon Mertua
31 31. Cinta Masa Kecil
32 32. Dion Pulang
33 33. Kesibukan Dion
34 34. Tangisan Calista
35 35. Ada Bayi
36 36. Pergi dari Rumah Ini
37 37. Asam Lambung
38 38. Cincin Berlian
39 39. Ingatan yang Hilang
40 40. Bertemu Bela
41 41. Berubah
42 42. Ilusi
43 43. Ini Karena Sina!
44 44. Terlalu Sempurna
45 45. Kacau
46 46. Tidak Ikut Campur
47 47. Cemburu
48 48. Kebenaran
49 49. Aku Ingin Pulang
50 50. Liburan
51 51. Tunda
52 52. Berangkat
53 53. Kemah
54 54. Kebetulan
55 55. Bertengkar
56 56. Dia Berbohong
57 57. Kerja Keras Dion
58 58. Pulang
59 59. Mereka Pulang (2)
60 60. Muntah-muntah
61 61. Rumah Sakit
62 62. Hamil
63 63. Luka Bakar
64 64. Tuduhan
65 65. Marah
66 66. Hukuman
67 67. Paviliun Dingin (2)
68 68. Undangan
69 69. Berubah-ubah
70 70. Pesta
71 71. Dimas
72 72. Ngidam
73 73. Mengigau
74 74. Bukan Musuh
75 75. Jangan Bersembunyi Dariku
76 76. Sebuah Pengakuan
77 77. Tahap Serius
78 78. Tentang Risa
79 79. Sina Manja
80 80. Siapa Korban
81 81. Kesepakatan
82 82. Pulangkan Saja
83 83. Keseleo
84 84. Tamu Tak Diundang
85 85. Berharap Lagi
86 86. Mood
87 87. Ingatan Sina
88 88. Dugaan Sina
89 89. Ngidam (2)
90 90. Pinternya Anak Mama
91 91. Dion?
92 92. Apa Kamu Layak?
93 93. Aku Mencintaimu, Sungguh
94 94. Dia Satu-Satunya Alasan Ku
95 95. Balas Dendam
96 96. Aku Menemukanmu
97 97. Dion Demam
98 98. Suami-istri?
99 99. Istriku
100 Aku Bukan Perawan Tua
101 100. Menuju Akhir
102 101. Berakhirkah?
103 102. Pada Akhirnya
104 103. Diantara Dua Pilihan
105 104. Dia Monster
106 105. Papa Tahu
107 106. E
108 107. N
109 108. D
110 Calon Adikku Menjadi Suamiku
111 Hallo?
Episodes

Updated 111 Episodes

1
1. Namaku Sina
2
2. Mereka Pulang
3
3. Kalian Bertunangan, Jika Beruntung
4
4. Rumah Tuan Muda
5
5. Bertemu Dion
6
6. Dion Pria yang Lembut
7
7. Paviliun Dingin
8
8. Dion Begitu Hangat
9
9. Bertemu Calista
10
10. Mimisan
11
11. Mimpi Itu Lagi
12
12. Bertemu Sahabat Dion
13
13. Hati-hati, Jangan Terlalu Percaya Diri
14
14. Berkunjung ke Perusahaan
15
15. Kencan Unik
16
16. Risa Tidak Menyukai Ku
17
17. Belajar Memasak
18
18. Peringatan Risa
19
19. Jangan Ikut Campur
20
Di Ranjang yang Sama
21
21. Ciuman Pertama
22
22. Makan Malam
23
23. Akses Masuk
24
24. Membersihkan Kamar Dion
25
25. Gadis Tidak Tahu Malu
26
26. 15 Tahun Lalu
27
27. Dion Mabuk
28
28. Keanehan Calista
29
29. Tanpa Kabar
30
30. Calon Mertua
31
31. Cinta Masa Kecil
32
32. Dion Pulang
33
33. Kesibukan Dion
34
34. Tangisan Calista
35
35. Ada Bayi
36
36. Pergi dari Rumah Ini
37
37. Asam Lambung
38
38. Cincin Berlian
39
39. Ingatan yang Hilang
40
40. Bertemu Bela
41
41. Berubah
42
42. Ilusi
43
43. Ini Karena Sina!
44
44. Terlalu Sempurna
45
45. Kacau
46
46. Tidak Ikut Campur
47
47. Cemburu
48
48. Kebenaran
49
49. Aku Ingin Pulang
50
50. Liburan
51
51. Tunda
52
52. Berangkat
53
53. Kemah
54
54. Kebetulan
55
55. Bertengkar
56
56. Dia Berbohong
57
57. Kerja Keras Dion
58
58. Pulang
59
59. Mereka Pulang (2)
60
60. Muntah-muntah
61
61. Rumah Sakit
62
62. Hamil
63
63. Luka Bakar
64
64. Tuduhan
65
65. Marah
66
66. Hukuman
67
67. Paviliun Dingin (2)
68
68. Undangan
69
69. Berubah-ubah
70
70. Pesta
71
71. Dimas
72
72. Ngidam
73
73. Mengigau
74
74. Bukan Musuh
75
75. Jangan Bersembunyi Dariku
76
76. Sebuah Pengakuan
77
77. Tahap Serius
78
78. Tentang Risa
79
79. Sina Manja
80
80. Siapa Korban
81
81. Kesepakatan
82
82. Pulangkan Saja
83
83. Keseleo
84
84. Tamu Tak Diundang
85
85. Berharap Lagi
86
86. Mood
87
87. Ingatan Sina
88
88. Dugaan Sina
89
89. Ngidam (2)
90
90. Pinternya Anak Mama
91
91. Dion?
92
92. Apa Kamu Layak?
93
93. Aku Mencintaimu, Sungguh
94
94. Dia Satu-Satunya Alasan Ku
95
95. Balas Dendam
96
96. Aku Menemukanmu
97
97. Dion Demam
98
98. Suami-istri?
99
99. Istriku
100
Aku Bukan Perawan Tua
101
100. Menuju Akhir
102
101. Berakhirkah?
103
102. Pada Akhirnya
104
103. Diantara Dua Pilihan
105
104. Dia Monster
106
105. Papa Tahu
107
106. E
108
107. N
109
108. D
110
Calon Adikku Menjadi Suamiku
111
Hallo?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!