18. Peringatan Risa

Tidak bisa dipungkiri betapa senang hati Sina setelah melihat reaksi positif Dion memakan masakannya. Padahal ini adalah masakan pertama Sina di dunia ini kecuali memasak mie instan atau memasak air putih.

Di dalam hatinya yang terdalam Sina bertekad untuk belajar memasak lebih serius lagi. Semangat di dalam dirinya semakin berkobar setelah melihat respon baik Dion, menurut Sina ini adalah tanda dari Dion untuk terus belajar memasak. Dalam artian yah, Dion akan selalu memakan apa yang ia masak.

Hem, seperti inilah yang Sina rasakan ketika Dion memakan masakannya.

Padahal ini hanya nasi goreng biasa dan terlebih masakan pemula tapi Dion terus memakannya walaupun di atas meja makan ada masakan ringan yang lain. Yang tentu saja lebih enak karena masakan-masakan itu dibuat oleh para pembantu yang sudah sangat berpengalaman memasak.

"Aku harus ke kantor, kalian berdua lanjutkan saja sarapannya." Ucap Dion setelah membersihkan bibirnya dengan tisu.

Ia berdiri dari kursinya dan mengambil tas kerjanya yang penuh akan dokumen penting.

"Aku..akan mengantarmu ke depan." Sina ikut berdiri dari duduknya.

"Tidak perlu, lanjutkan saja sarapan mu." Tolak Dion langsung.

Dia mengusap singkat kepala Risa dan hanya menganggukkan kepalanya sopan kepada Sina. Setelah itu ia berjalan meninggalkan mereka berdua untuk segera pergi ke kantor.

Tersenyum tipis, Sina menatap kehilangan pada sosok tinggi Dion yang semakin lama semakin menjauh dari pandangannya. Entah mengapa hatinya merasakan sesuatu yang tidak nyaman apalagi saat melihat piring Dion yang masih belum berubah banyak nasi gorengnya.

Seingat Sina, ia hanya makan 2 atau 3 sendok nasi goreng. Itupun hanya sendok pertama yang isinya full karena setelah itu setiap Dion memasukkan nasi ke dalam mulutnya, sendok tersebut tidak sepenuh pertama dan jauh lebih sedikit.

Sina tidak nyaman di hatinya melihat ini dan perasaan senang mendengar pujian Dion perlahan mulai menipis di dalam hatinya.

"Mungkin dia sedang terburu-buru." Bisiknya pada dirinya sendiri.

Tersenyum tipis, ia kembali mendudukkan dirinya kursi sebelumnya dan bertekad untuk menghabiskan nasi goreng yang ia buat. Ini adalah masakan pertamanya jadi Sina tidak ingin membuangnya begitu saja. Anggap saja makanan sebanyak ini sebagai makan siangnya hari ini.

Atau yah, jika Sina sangat kenyang maka anggap saja ini makan malamnya yang datang terlalu cepat.

"Apa yang bisa kamu lihat dari sikap Kakak ku tadi?" Tiba-tiba Risa bersuara, memecahkan keheningan di antara mereka berdua.

Sina spontan menatap Risa, tidak yakin dengan apa yang dimaksud Risa dengan berbicara seperti itu.

"Aku pikir dia sedang terburu-buru pergi ke kantor sehingga ia tidak bisa sarapan pagi bersama kita sepenuhnya." Jawab Sina menyampaikan apa yang dipikirkannya tadi.

Risa tersenyum tipis, meletakkan pisau makanannya di atas piring dengan pandangan mengejek yang Risa arahkan kepada Sina.

"Mungkin kamu tidak memahami apa yang aku maksud." Katanya acuh tak acuh.

"Jadi.. apa yang kamu maksud?" Tanya Sina bingung.

Ia juga meletakkan sendok makannya di atas piring. Perasaan tegang yang datang darimana entah mengapa kini mulai menguasai tubuhnya. Sina tidak tahu mengapa ia jadi tegang karena biasanya ketika berbicara dengan Risa biasanya ia biasa-biasa saja.

"Yang aku maksud adalah saat kamu melihat Dion dengan enggan memakan nasi goreng buatan mu dan berpura-pura pergi ke kantor sebagai alasan ia melarikan diri dari masakan sampah mu ini, apa yang kamu bisa simpulkan dari perilaku Kakak ku ini?" Risa menyandarkan tubuhnya di kursi.

Memandang sinis wajah Sina yang terlihat pucat dan terkejut pada saat yang bersamaan.

Ya, Sina sangat terkejut dibuatnya! Semua ketegangan dan perasaan aneh yang ia rasakan saat bersama Risa akhirnya bisa dijelaskan. Itu karena Risa memang tidak menyukainya, oh, lebih tepatnya Risa sama sekali tidak menyukainya di sini.

Lihat saja apa yang dikatakannya tadi, masakan yang sudah sepenuh hati ia buat ternyata hanya dipandang sampah oleh gadis ini. Hati Sina sakit karena harga dirinya yang tidak ada bedanya dengan sampah di depan Risa.

"Dion tidak seperti itu karena buktinya ia memakan masakan ku-"

"Tapi dia langsung pergi setelah mencicipi sedikit." Potong Risa dingin.

Ia tidak mengizinkan Sina bernafas dengan lega sedikitpun.

"Dia pergi karena harus pergi ke kantor." Bantah Sina tidak percaya.

"Hehehe.." Risa tertawa kecil, mengejek kebodohan Sina yang menggelitik hatinya. "Apa kamu tidak mendengarkan apa yang baru saja aku katakan? Jika kamu masih belum mengerti maka aku akan mengatakannya dengan hati-hati jadi kamu harus mendengarnya baik-baik." Ia bergerak mencondongkan wajahnya ke arah Sina.

"Dia tidak menyukai masakan sampah mu ini oleh karena itu ia bergegas pergi ke kantor sebagai alasan untuk menghindari sampah ini. Lagipula, Kakak ku pasti merasa jijik kamu menempelinya secara terus menerus. Kedekatan mu yang abnormal tentu saja membuat Dion merasa muak." Ucap Risa tajam,mengejek ekspresi Sina yang semakin buruk.

Selain wajah yang menjadi pucat, matanya juga berubah menjadi merah ingin menangis. Apa yang Risa katakan sangat kejam dan Sina tidak ingin mempercayainya, tapi meskipun ia menolak percaya hati Sina masih merasakan sakit yang semakin intens saja rasanya.

"Aku tidak akan percaya apa yang kamu katakan karena meskipun aku dan dia baru dekat beberapa hari tapi aku bisa merasakan jika Dion juga menyukai ku. Aku juga tidak akan percaya Dion adalah orang dingin yang seperti itu karena selama bersama ku dia tidak pernah bersikap arogan." Yakin Sina dengan penilaiannya sendiri.

Dion sangat baik kepadanya sehingga Sina yakin jika Dion punya rasa yang sama dengan dirinya. Adapun apa yang dikatakan Risa tadi, Sina yakin itu hanya berlaku untuk gadis-gadis di luar sana.

"Jangan membuat ku tertawa, bagaimana bisa Kakak ku menyukai gadis seperti kamu?" Ejek Risa tajam.

"Coba tanyakan kepada dirimu sendiri apakah kamu layak untuk Dion? Apakah kamu pantas bersanding dengannya? Atau apakah kamu sebanding dengan semua prestasi Dion?" Tanya Risa bertubi-tubi.

"Aku pikir diantara pertanyaan ini jawabannya adalah tidak. Karena selain kamu tidak cantik dan seksi, otak mu bahkan tidak bisa menyamai gen keluarga kami. Kamu bodoh dan tidak kuliah, hell..apa kamu tidak malu mengaku-ngaku sebagai miliknya?" Tanya Risa sudah bosan.

Sina tidak bisa memuaskan kemarahannya dan hanya diam melongo mendengar ucapannya. Begitu bodoh dan tidak berguna, bagaimana bisa Risa senang mendapatkan lawan main yang seperti ini.

Tersenyum senang, Risa dengan suasana hati yang baik mengelap bibir merahnya dengan tisu. Beberapa detik kemudian ia bangun dari duduknya seraya melempar tisu bekasnya ke atas nasi goreng buatan Sina yang masih banyak belum dimakan.

Memperlakukannya seperti tempat sampah yang ada dipinggir jalan, kotor dan menjijikkan.

"Jauhi Dion mulai dari sekarang jika kamu tidak ingin terluka lebih dalam lagi dari ini. Ah, atau sebaiknya kamu keluar saja dari rumah ini karena dengan begitu kami bisa menjalankan hidup di rumah ini dengan normal. Namun, jika kamu bersikeras tetap tinggal di sini maka aku hanya bisa mengatakan bahwa kebenaran yang paling kamu takutkan sebentar lagi akan terungkap. Jadi, tolong siapkan hatimu, Sina." Ucapnya terdengar bercanda.

Tertawa kecil, ia lalu pergi meninggalkan Sina yang masih menatap kosong tisu bekas yang ada di atas nasi goreng buatannya. Diam melihatnya, beberapa detik kemudian sebuah senyuman manis terbentuk dibibirnya.

"Aku memang tidak punya kelebihan seperti gadis kuat biasa di luar sana tapi aku punya ketulusan dan keyakinan bahwa Dion juga punya rasa yang sama denganku. Aku percaya dengan apa yang aku yakini." Bisiknya menghibur dirinya sendiri.

Melanjutkan sarapannya dengan diam, mengubur dirinya sendiri untuk terus memakan nasi goreng buatannya. Dia memang makan tapi hatinya terus saja berdenyut nyeri mengiringi setiap nafas yang ia hembuskan.

Ia tidak ingin percaya tapi tetap saja rasanya sangat menyakitkan untuk Sina.

Bersambung...

Episodes
1 1. Namaku Sina
2 2. Mereka Pulang
3 3. Kalian Bertunangan, Jika Beruntung
4 4. Rumah Tuan Muda
5 5. Bertemu Dion
6 6. Dion Pria yang Lembut
7 7. Paviliun Dingin
8 8. Dion Begitu Hangat
9 9. Bertemu Calista
10 10. Mimisan
11 11. Mimpi Itu Lagi
12 12. Bertemu Sahabat Dion
13 13. Hati-hati, Jangan Terlalu Percaya Diri
14 14. Berkunjung ke Perusahaan
15 15. Kencan Unik
16 16. Risa Tidak Menyukai Ku
17 17. Belajar Memasak
18 18. Peringatan Risa
19 19. Jangan Ikut Campur
20 Di Ranjang yang Sama
21 21. Ciuman Pertama
22 22. Makan Malam
23 23. Akses Masuk
24 24. Membersihkan Kamar Dion
25 25. Gadis Tidak Tahu Malu
26 26. 15 Tahun Lalu
27 27. Dion Mabuk
28 28. Keanehan Calista
29 29. Tanpa Kabar
30 30. Calon Mertua
31 31. Cinta Masa Kecil
32 32. Dion Pulang
33 33. Kesibukan Dion
34 34. Tangisan Calista
35 35. Ada Bayi
36 36. Pergi dari Rumah Ini
37 37. Asam Lambung
38 38. Cincin Berlian
39 39. Ingatan yang Hilang
40 40. Bertemu Bela
41 41. Berubah
42 42. Ilusi
43 43. Ini Karena Sina!
44 44. Terlalu Sempurna
45 45. Kacau
46 46. Tidak Ikut Campur
47 47. Cemburu
48 48. Kebenaran
49 49. Aku Ingin Pulang
50 50. Liburan
51 51. Tunda
52 52. Berangkat
53 53. Kemah
54 54. Kebetulan
55 55. Bertengkar
56 56. Dia Berbohong
57 57. Kerja Keras Dion
58 58. Pulang
59 59. Mereka Pulang (2)
60 60. Muntah-muntah
61 61. Rumah Sakit
62 62. Hamil
63 63. Luka Bakar
64 64. Tuduhan
65 65. Marah
66 66. Hukuman
67 67. Paviliun Dingin (2)
68 68. Undangan
69 69. Berubah-ubah
70 70. Pesta
71 71. Dimas
72 72. Ngidam
73 73. Mengigau
74 74. Bukan Musuh
75 75. Jangan Bersembunyi Dariku
76 76. Sebuah Pengakuan
77 77. Tahap Serius
78 78. Tentang Risa
79 79. Sina Manja
80 80. Siapa Korban
81 81. Kesepakatan
82 82. Pulangkan Saja
83 83. Keseleo
84 84. Tamu Tak Diundang
85 85. Berharap Lagi
86 86. Mood
87 87. Ingatan Sina
88 88. Dugaan Sina
89 89. Ngidam (2)
90 90. Pinternya Anak Mama
91 91. Dion?
92 92. Apa Kamu Layak?
93 93. Aku Mencintaimu, Sungguh
94 94. Dia Satu-Satunya Alasan Ku
95 95. Balas Dendam
96 96. Aku Menemukanmu
97 97. Dion Demam
98 98. Suami-istri?
99 99. Istriku
100 Aku Bukan Perawan Tua
101 100. Menuju Akhir
102 101. Berakhirkah?
103 102. Pada Akhirnya
104 103. Diantara Dua Pilihan
105 104. Dia Monster
106 105. Papa Tahu
107 106. E
108 107. N
109 108. D
110 Calon Adikku Menjadi Suamiku
111 Hallo?
Episodes

Updated 111 Episodes

1
1. Namaku Sina
2
2. Mereka Pulang
3
3. Kalian Bertunangan, Jika Beruntung
4
4. Rumah Tuan Muda
5
5. Bertemu Dion
6
6. Dion Pria yang Lembut
7
7. Paviliun Dingin
8
8. Dion Begitu Hangat
9
9. Bertemu Calista
10
10. Mimisan
11
11. Mimpi Itu Lagi
12
12. Bertemu Sahabat Dion
13
13. Hati-hati, Jangan Terlalu Percaya Diri
14
14. Berkunjung ke Perusahaan
15
15. Kencan Unik
16
16. Risa Tidak Menyukai Ku
17
17. Belajar Memasak
18
18. Peringatan Risa
19
19. Jangan Ikut Campur
20
Di Ranjang yang Sama
21
21. Ciuman Pertama
22
22. Makan Malam
23
23. Akses Masuk
24
24. Membersihkan Kamar Dion
25
25. Gadis Tidak Tahu Malu
26
26. 15 Tahun Lalu
27
27. Dion Mabuk
28
28. Keanehan Calista
29
29. Tanpa Kabar
30
30. Calon Mertua
31
31. Cinta Masa Kecil
32
32. Dion Pulang
33
33. Kesibukan Dion
34
34. Tangisan Calista
35
35. Ada Bayi
36
36. Pergi dari Rumah Ini
37
37. Asam Lambung
38
38. Cincin Berlian
39
39. Ingatan yang Hilang
40
40. Bertemu Bela
41
41. Berubah
42
42. Ilusi
43
43. Ini Karena Sina!
44
44. Terlalu Sempurna
45
45. Kacau
46
46. Tidak Ikut Campur
47
47. Cemburu
48
48. Kebenaran
49
49. Aku Ingin Pulang
50
50. Liburan
51
51. Tunda
52
52. Berangkat
53
53. Kemah
54
54. Kebetulan
55
55. Bertengkar
56
56. Dia Berbohong
57
57. Kerja Keras Dion
58
58. Pulang
59
59. Mereka Pulang (2)
60
60. Muntah-muntah
61
61. Rumah Sakit
62
62. Hamil
63
63. Luka Bakar
64
64. Tuduhan
65
65. Marah
66
66. Hukuman
67
67. Paviliun Dingin (2)
68
68. Undangan
69
69. Berubah-ubah
70
70. Pesta
71
71. Dimas
72
72. Ngidam
73
73. Mengigau
74
74. Bukan Musuh
75
75. Jangan Bersembunyi Dariku
76
76. Sebuah Pengakuan
77
77. Tahap Serius
78
78. Tentang Risa
79
79. Sina Manja
80
80. Siapa Korban
81
81. Kesepakatan
82
82. Pulangkan Saja
83
83. Keseleo
84
84. Tamu Tak Diundang
85
85. Berharap Lagi
86
86. Mood
87
87. Ingatan Sina
88
88. Dugaan Sina
89
89. Ngidam (2)
90
90. Pinternya Anak Mama
91
91. Dion?
92
92. Apa Kamu Layak?
93
93. Aku Mencintaimu, Sungguh
94
94. Dia Satu-Satunya Alasan Ku
95
95. Balas Dendam
96
96. Aku Menemukanmu
97
97. Dion Demam
98
98. Suami-istri?
99
99. Istriku
100
Aku Bukan Perawan Tua
101
100. Menuju Akhir
102
101. Berakhirkah?
103
102. Pada Akhirnya
104
103. Diantara Dua Pilihan
105
104. Dia Monster
106
105. Papa Tahu
107
106. E
108
107. N
109
108. D
110
Calon Adikku Menjadi Suamiku
111
Hallo?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!