13. Hati-hati, Jangan Terlalu Percaya Diri

Kira duduk dengan ekspresi tidak puas di samping Ridwan. Matanya yang indah menatap tidak senang pada kehadiran Sina di samping Dion. Apalagi saat melihat penampilannya yang dibuat-buat sok polos membuat Kira ingin sekali merobek wajah menipu Sina. Bahkan gaun putih polos yang digunakan Sina juga tidak luput menjadi perhatian Kira. Dia pikir sebagai seorang gadis Sina tidak seharusnya menggunakan gaun seperti itu untuk datang ke sini karena tempat ini bukan untuk kencan melainkan tempat untuk berkumpul.

Iya, dia paham jika Sina pasti ingin lebih dekat lagi dengan Dion tapi bukankah taktiknya ini terlalu menjijikkan?

"Kamu datang ke sini dengan pakaian seperti itu, apa kamu tidak merasa terganggu dengan tatapan banyak orang?" Tanya Kira sinis.

"Aku.. tidak tahu kami akan ke sini." Sina menjawab dengan gugup.

Kedua tangannya yang ada dibawah meja meremat kuat gaun putih yang ia gunakan.

"Menyedihkan, otak mu pasti memikirkan sesuatu yang-"

"Cukup, jangan menakuti Sina lagi. Apa kamu tidak menyadari jika ekspresi wajah mu sekarang terlihat agak menakutkan?" Ridwan memotong ucapan Kira dengan ekspresi datar.

Bertindak alami seolah sikap sinis Kira kepada Sina hanya sebuah lelucon perkenalan saja. Ia tidak ingin membuat Sina merasa tertekan diantara mereka karena dari tempatnya duduk saja Ridwan bisa menilai ekspresi ketidaknyamanan Sina saat dipojokkan oleh Kira.

Kira mendengus tidak senang namun tetap mendengarkan peringatan yang Ridwan sampaikan kepadanya secara samar.

"Yah, aku tidak akan mengganggunya lagi." Jawabnya tidak puas.

Tangan putihnya yang ramping dan terawat dengan sengaja terangkat ke atas meja. Mengambil jusnya dengan tatapan provokasi ke arah Sina. Tentu saja, Kira ingin memamerkan betapa cantik tangannya yang sudah dipoles bertahun-tahun. Kira ingin Sina sadar jika fisiknya saja tidak ada bandingannya dengan milik Sina yang terlihat biasa-biasa saja. Malah, Sina terlihat agak tidak terawat di mata Kira karena kulit Sina tidak selembut miliknya.

"Perusahaan ku akan melakukan tes kesehatan minggu depan, apakah kalian sudah melakukan persiapan untuk ini?" Tanya Dion langsung ke intinya.

Bersikap tidak perduli dengan tatapan tidak suka yang Kira arahkan pada Sina.

"Aku sudah memberi tahu kepala rumah sakit dan sedang menyiapkan persiapan untuk tes minggu depan jadi kamu tidak perlu khawatir." Ridwan menjawab dengan sikap bisnis yang santai dan cakap.

Dion puas dengan kinerjanya, "Bagus, kamu memang bisa diandalkan. Untuk langkah selanjutnya aku serahkan semuanya kepada mu, lakukan sesuai dengan rencana yang kamu buat sendiri. Tapi kamu harus jujur saat melakukan tes kesehatan nanti jika ada karyawan ku yang bermasalah maka kamu harus melaporkannya dengan jujur dan jangan sampai menyembunyikan apapun." Dion mengingatkan Ridwan agar berpikir cerdas saat melakukan tes kesehatan minggu depan.

Dia ingin Ridwan mampu mengemban amanah yang diberikan dan bertindak secara jujur bahkan sekalipun karyawan yang bersamalah punya hubungan dekat dengan Ridwan.

"Aku adalah sahabat mu jadi ku pikir kamu sudah mengenal betul orang yang seperti apa aku ini. Tidak peduli siapapun mereka itu tidak bisa membuat ku untuk bersikap lunak. Tugas ini aku berjanji untuk menyelesaikannya secara jujur." Mereka adalah sahabat kecil dan tentunya sudah saling mengenal sejak bertahun-tahun lamanya.

Maka dari itu pengertian diantara mereka berdua sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Mereka sudah saling mempercayai sejak hubungan persahabatan mereka ada sehingga tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi.

"Aku sudah menebaknya dan untungnya sudah menyiapkan rencana khusus untuk hari itu." Ridwan berucap dengan bangga, menampilkan senyuman puas dibibirnya.

Sina menatap senyuman ini agak membeku karena sekali lihat saja dia tahu jika Ridwan bukanlah tipe orang yang mudah tersenyum. Sekalinya bisa tersenyum itu pasti dikarenakan sebuah alasan yang menarik. Misalnya hubungan persahabatan Ridwan dengan Dion yang terlihat cukup bagus.

"Benarkah?" Tanya Dion agak tertarik.

Ridwan mengangguk yakin, "Jika kamu ingin tahu maka tidak ada salahnya berkunjung ke tempat kerja ku." Tawar Ridwan berbasa-basi.

Dia tidak yakin Dion akan terpancing ke kantornya apalagi ada Sina yang ia bawa ke sini. Kecuali yah.. jika Dion membawa Sina ke rumah sakit mungkin ceritanya akan sedikit berbeda.

"Baik, tidak ada salahnya berkunjung ke kantor mu sebentar." Dion bangun dari duduknya seraya mengatakan sesuatu kepada Sina. "Tunggu aku di sini dan jangan kemana-mana." Pesan Dion membuat Ridwan dan Kira terkejut.

Mereka tidak menyangka Dion mau menerima tawaran acak Ridwan apalagi tanpa membawa Sina ikut bersamanya. Jelas saja mereka bisa menyimpulkan jika Sina tidak terlalu penting untuk Dion. Karena jika tidak lalu mengapa Dion dengan mudahnya mau menerima ajakan Ridwan tanpa membawa Sina ikut bersamanya?

Tentu saja jawabannya adalah karena Dion tidak punya rasa apapun kepada gadis sok polos ini.

"Oh-okay." Ridwan berdiri dengan gelagapan, agak kurang siap dengan tindakan tiba-tiba Dion.

Setelah itu mereka berdua keluar dari kafetaria dan bergegas menyeberang jalan untuk mencapai tujuan. Kebetulan rumah sakit dan kafetaria saling berseberangan sehingga mereka berdua tidak perlu membuang banyak waktu untuk sampai ke sana.

...🌺🌺🌺...

Dion pergi dengan Ridwan, meninggalkan ku sendiri di sini bersama wanita mengerikan yang sedari tadi terus menatapku dengan tatapan permusuhan. Mendapatkan sikat tidak bersahabat ini darinya tentu saja membuat ku agak takut dan khawatir.

Selain karena usiaku yang terbilang lebih muda darinya aku juga sangat malu dengan kecantikannya yang indah, tidak berbeda dengan para model berkelas yang sering berjalan di atas karpet merah bermandikan tatapan kekaguman banyak orang.

"Kamu menyukai Dion, aku bisa melihatnya dari ekspresi menjijikkan mu ketika menatap Dion." Suara dingin Kira langsung menyadarkan ku dari lamunan.

"Apa..aku salah menyukainya?" Tanyaku gugup tidak berani menatap lurus ke matanya.

"Jawabannya sangat jelas bukan? Ya, kamu salah menyukainya!" Jawab Kira terdengar kesal.

"Kenapa aku salah menyukainya? Dion juga tidak menolak ku untuk tetap dekat dengannya." Aku membela diri dan mengatakan secara samar bahwa Dion tidak hanya tidak menolak ku tapi dia juga tidak terganggu ketika aku mendekatinya.

"Dion tidak mengatakannya bukan berarti dia menyukai mu. Coba kamu lihat bagaimana wajah mu di depan cermin, apakah penampilan standar mu ini sebanding dengan kesempurnaan Dion?"

Hatiku langsung tertohok begitu mendengarnya. Seperti ada pisau tajam yang dengan mudah menusuk ke dalam jantung ku tanpa henti. Kata-kata yang Kira katakan memang sangat tepat dan akupun juga seringkali memikirkan ini.

Ya, sakit memang tapi ini tidak bisa membuat ku menyerah mendekati Dion karena selama Dion tidak memintaku menjauh maka aku akan tetap mengejarnya. Lagipula Dion juga terlihat merespon baik keberadaan ku sehingga membuat ku yakin jika di dalam hati Dion namaku sudah mulai menempati posisi yang penting.

"Ya, aku akui memang punya banyak kekurangan dibandingkan dengan Dion, tapi memangnya kenapa? Punya banyak kekurangan tidak berarti aku tidak bisa hidup bersama dengan Dion. Lagipula Dion juga merespon kehadiran ku dengan baik jadi tidak ada gunanya kamu mengatakan ini kepada ku karena kata-kata bias mu itu tidak bisa menghentikan ku untuk dekat dengan Dion." Kataku tidak ingin kalah darinya.

Kira ini terlalu meremehkan pesona yang aku miliki sehingga tidak ada gunanya untuk diam dan berpura-pura tidak mendengar apapun. Aku juga punya sisi keras kepala sehingga saling melempar kata bias seperti ini tidak akan membuat ku kalah.

"Merespon baik?" Dia tertawa kecil tapi matanya menatapku penuh dengan penghinaan.

"Sina.. Sina, kamu terlalu besar kepala sampai lupa dengan kualitas dirimu sendiri. Baiklah, mungkin hari ini kamu bebas tertawa dan bisa mendekati Dion dengan mudah. Tapi suatu hari nanti kamu akan tersadar jika di mata Dion kamu sama sekali tidak ada bedanya dengan sampah yang menjijikkan!" Lagi-lagi dia berbicara omong kosong.

Apa wanita ini pikir aku masih anak 3 tahun yang tidak bisa melihat jejak kebohongannya? Miris sekali, tidak berhasil menjatuhkan ku tapi dia malah mengancam ku dengan omong kosongnya.

Suatu hari nanti?

Mungkin dia berpikir sedang syuting drama China sampai-sampai mengeluarkan lelucon yang tidak masuk akal.

Bersambung..

Terpopuler

Comments

KunXin

KunXin

Judes banget sih tu.cewek!

2021-01-06

0

lihat semua
Episodes
1 1. Namaku Sina
2 2. Mereka Pulang
3 3. Kalian Bertunangan, Jika Beruntung
4 4. Rumah Tuan Muda
5 5. Bertemu Dion
6 6. Dion Pria yang Lembut
7 7. Paviliun Dingin
8 8. Dion Begitu Hangat
9 9. Bertemu Calista
10 10. Mimisan
11 11. Mimpi Itu Lagi
12 12. Bertemu Sahabat Dion
13 13. Hati-hati, Jangan Terlalu Percaya Diri
14 14. Berkunjung ke Perusahaan
15 15. Kencan Unik
16 16. Risa Tidak Menyukai Ku
17 17. Belajar Memasak
18 18. Peringatan Risa
19 19. Jangan Ikut Campur
20 Di Ranjang yang Sama
21 21. Ciuman Pertama
22 22. Makan Malam
23 23. Akses Masuk
24 24. Membersihkan Kamar Dion
25 25. Gadis Tidak Tahu Malu
26 26. 15 Tahun Lalu
27 27. Dion Mabuk
28 28. Keanehan Calista
29 29. Tanpa Kabar
30 30. Calon Mertua
31 31. Cinta Masa Kecil
32 32. Dion Pulang
33 33. Kesibukan Dion
34 34. Tangisan Calista
35 35. Ada Bayi
36 36. Pergi dari Rumah Ini
37 37. Asam Lambung
38 38. Cincin Berlian
39 39. Ingatan yang Hilang
40 40. Bertemu Bela
41 41. Berubah
42 42. Ilusi
43 43. Ini Karena Sina!
44 44. Terlalu Sempurna
45 45. Kacau
46 46. Tidak Ikut Campur
47 47. Cemburu
48 48. Kebenaran
49 49. Aku Ingin Pulang
50 50. Liburan
51 51. Tunda
52 52. Berangkat
53 53. Kemah
54 54. Kebetulan
55 55. Bertengkar
56 56. Dia Berbohong
57 57. Kerja Keras Dion
58 58. Pulang
59 59. Mereka Pulang (2)
60 60. Muntah-muntah
61 61. Rumah Sakit
62 62. Hamil
63 63. Luka Bakar
64 64. Tuduhan
65 65. Marah
66 66. Hukuman
67 67. Paviliun Dingin (2)
68 68. Undangan
69 69. Berubah-ubah
70 70. Pesta
71 71. Dimas
72 72. Ngidam
73 73. Mengigau
74 74. Bukan Musuh
75 75. Jangan Bersembunyi Dariku
76 76. Sebuah Pengakuan
77 77. Tahap Serius
78 78. Tentang Risa
79 79. Sina Manja
80 80. Siapa Korban
81 81. Kesepakatan
82 82. Pulangkan Saja
83 83. Keseleo
84 84. Tamu Tak Diundang
85 85. Berharap Lagi
86 86. Mood
87 87. Ingatan Sina
88 88. Dugaan Sina
89 89. Ngidam (2)
90 90. Pinternya Anak Mama
91 91. Dion?
92 92. Apa Kamu Layak?
93 93. Aku Mencintaimu, Sungguh
94 94. Dia Satu-Satunya Alasan Ku
95 95. Balas Dendam
96 96. Aku Menemukanmu
97 97. Dion Demam
98 98. Suami-istri?
99 99. Istriku
100 Aku Bukan Perawan Tua
101 100. Menuju Akhir
102 101. Berakhirkah?
103 102. Pada Akhirnya
104 103. Diantara Dua Pilihan
105 104. Dia Monster
106 105. Papa Tahu
107 106. E
108 107. N
109 108. D
110 Calon Adikku Menjadi Suamiku
111 Hallo?
Episodes

Updated 111 Episodes

1
1. Namaku Sina
2
2. Mereka Pulang
3
3. Kalian Bertunangan, Jika Beruntung
4
4. Rumah Tuan Muda
5
5. Bertemu Dion
6
6. Dion Pria yang Lembut
7
7. Paviliun Dingin
8
8. Dion Begitu Hangat
9
9. Bertemu Calista
10
10. Mimisan
11
11. Mimpi Itu Lagi
12
12. Bertemu Sahabat Dion
13
13. Hati-hati, Jangan Terlalu Percaya Diri
14
14. Berkunjung ke Perusahaan
15
15. Kencan Unik
16
16. Risa Tidak Menyukai Ku
17
17. Belajar Memasak
18
18. Peringatan Risa
19
19. Jangan Ikut Campur
20
Di Ranjang yang Sama
21
21. Ciuman Pertama
22
22. Makan Malam
23
23. Akses Masuk
24
24. Membersihkan Kamar Dion
25
25. Gadis Tidak Tahu Malu
26
26. 15 Tahun Lalu
27
27. Dion Mabuk
28
28. Keanehan Calista
29
29. Tanpa Kabar
30
30. Calon Mertua
31
31. Cinta Masa Kecil
32
32. Dion Pulang
33
33. Kesibukan Dion
34
34. Tangisan Calista
35
35. Ada Bayi
36
36. Pergi dari Rumah Ini
37
37. Asam Lambung
38
38. Cincin Berlian
39
39. Ingatan yang Hilang
40
40. Bertemu Bela
41
41. Berubah
42
42. Ilusi
43
43. Ini Karena Sina!
44
44. Terlalu Sempurna
45
45. Kacau
46
46. Tidak Ikut Campur
47
47. Cemburu
48
48. Kebenaran
49
49. Aku Ingin Pulang
50
50. Liburan
51
51. Tunda
52
52. Berangkat
53
53. Kemah
54
54. Kebetulan
55
55. Bertengkar
56
56. Dia Berbohong
57
57. Kerja Keras Dion
58
58. Pulang
59
59. Mereka Pulang (2)
60
60. Muntah-muntah
61
61. Rumah Sakit
62
62. Hamil
63
63. Luka Bakar
64
64. Tuduhan
65
65. Marah
66
66. Hukuman
67
67. Paviliun Dingin (2)
68
68. Undangan
69
69. Berubah-ubah
70
70. Pesta
71
71. Dimas
72
72. Ngidam
73
73. Mengigau
74
74. Bukan Musuh
75
75. Jangan Bersembunyi Dariku
76
76. Sebuah Pengakuan
77
77. Tahap Serius
78
78. Tentang Risa
79
79. Sina Manja
80
80. Siapa Korban
81
81. Kesepakatan
82
82. Pulangkan Saja
83
83. Keseleo
84
84. Tamu Tak Diundang
85
85. Berharap Lagi
86
86. Mood
87
87. Ingatan Sina
88
88. Dugaan Sina
89
89. Ngidam (2)
90
90. Pinternya Anak Mama
91
91. Dion?
92
92. Apa Kamu Layak?
93
93. Aku Mencintaimu, Sungguh
94
94. Dia Satu-Satunya Alasan Ku
95
95. Balas Dendam
96
96. Aku Menemukanmu
97
97. Dion Demam
98
98. Suami-istri?
99
99. Istriku
100
Aku Bukan Perawan Tua
101
100. Menuju Akhir
102
101. Berakhirkah?
103
102. Pada Akhirnya
104
103. Diantara Dua Pilihan
105
104. Dia Monster
106
105. Papa Tahu
107
106. E
108
107. N
109
108. D
110
Calon Adikku Menjadi Suamiku
111
Hallo?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!