Paginya, aku terbangun pukul setengah tujuh pagi yang artinya ini sangat buruk! Aku memberikan kesan malas kepada keluarga ini di hari pertama ku tinggal. Maka langsung saja aku melarikan diri ke kamar mandi untuk segera mandi secepat yang aku bisa. Setelah itu aku menggunakan pakaian sehari-hari ku di rumah yaitu dress biru selutut yang menunjukkan betapa baiknya suasana hatiku hari ini.
Menyisir rambut tergerai ku dengan rapi dan menggunakan sedikit pewarna bibir merah muda agar bibir ku terlihat basah nan menggoda. Aku juga menggunakan sedikit bantuan bedak bayi agar wajahku terlihat lebih segar dan lembut meskipun nyatanya itu tidak selembut yang terlihat.
Dan yang terakhir aku menghujani diriku dengan parfum bayi yang sangat harum dan menyenangkan. Siapapun yang menciumnya pasti langsung terbayang dengan wajah bayi yang cantik dan imut. Oh ya, aku memang suka menggunakan produk yang berbau bayi. Mulai dari lotion, sabun mandi, shampoo, bedak wajah, dan parfum semuanya berasal dari perusahaan yang khusus memproduksi bahan-bahan yang diperlukan oleh bayi.
"Dengan begini Dion pasti sangat senang berada di dekat ku!" Kataku bangga.
Setelah menyelesaikan semuanya aku segera keluar dari kamar dan menemukan tidak ada siapapun di sini kecuali beberapa pembantu yang sedang sibuk membersihkan rumah.
"Seperti biasa, pintu kamarnya selalu tertutup." Kataku pada dirinya sendiri.
Aku menebak jika Dion sudah ada di rumah karena seharusnya ia adalah orang yang disiplin. Namun, jika ia lembur semalaman maka itu akan beda cerita lagi. Tidur sampai siang hari tentu saja tidak akan menjadi masalah karena alasannya sudah bisa dimengerti, ah!
"Sina, kau sudah bangun?" Suara Risa tiba-tiba memasuki pendengaran ku.
"Ya, tapi aku.. minta maaf karena bangun kesiangan." Aku berjalan mendekatinya yang masih berdiri di anak tangga.
Dia tersenyum cantik, penampilannya yang sangat cantik dengan gaun merah muda tampak memberikan kesan bahwa Risa adalah gadis yang lembut dan penyayang.
"Tidak apa-apa Sina, kamu tidak terlalu mempermasalahkannya. Ayo kita turun sebelum sarapan yang ada di atas meja menjadi dingin." Katanya seraya berjalan turun.
Aku mengikutinya selangkah demi selangkah dari belakang seraya mengedarkan pandangan ku ke sekitar rumah ini. Aku penasaran apakah Dion sudah berangkat bekerja atau belum karena sebagai calon istrinya aku harus bisa mengenali waktu Dion pergi bekerja dan tidak.
Namun, sekuat apapun aku mencari ke sekitar keberadaan Dion masih belum aku temukan. Sepertinya dia memang sudah pergi bekerja karena yah siapa yang menyuruhku ketiduran sampai jam segini? Memalukan, padahal aku harus memberikan kesan yang baik kepada mereka tapi malah aku merusak kesan ku sendiri.
"Pagi, Sina?"
"Pagi, kamu?" Ada seorang gadis cantik yang sedang duduk di meja makan.
Penampilannya yang tidak jauh berbeda dengan Risa membuat ku bertanya-tanya siapa gadis ini, mungkinkah dia teman Risa atau justru punya hubungan keluarga dengannya?
Dia tersenyum cantik, "Ahahah...ini adalah pertemuan pertama kita. Perkenalkan namaku adalah Calista, sepupu dari Dion dan Risa."
Oh, dia ternyata sepupu Dion dan Risa, pantas saja penampilannya begitu mirip dengan Risa. Mereka berdua punya pesona yang sama dengan wajah yang berbeda, Hem...gen keluarga ini luar biasa.
"Senang bertemu dengan mu, Calista. Aku harap kita bisa lebih akrab lagi di masa depan karena biar bagaimanapun aku akan tinggal di sini." Harap ku dengan percaya diri
"Tentu saja, aku juga mengharapkan apa yang kamu harapkan. Yah, setidaknya itu sampai batas dimana kamu mampu melewati semuanya." Responnya membuat ku bingung.
"Aku tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan?" Kataku jujur.
Setelah mendengar pertanyaan ku ini dia terlihat terkejut namun sedetik kemudian keterkejutannya berubah menjadi sebuah tawa lepas, kesan gadis anggun yang sopan dan manis langsung sirna dari kepala ku.
"Kamu terlalu menarik, aku suka dengan gadis yang terus terang seperti kamu." Katanya lagi-lagi membuat ku bingung.
Namun karena dia sudah mengatakan ini maka itu tidak apa-apa karena toh Calista sudah menyukai ku.
"Hentikan Calista, Kak Dion bilang jangan biasakan diri berbicara di atas meja makan." Peringat Risa.
Calista tidak mengatakan apa-apa untuk meresponnya, ia hanya mengedikkan bahunya acuh seraya menyuapkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.
"Sina, makan sarapan mu dan jangan dengarkan omong kosongnya. Dia memang sedikit aneh ketika bertemu orang baru." Beritahu Risa kepadaku.
Aneh, mengapa aku merasa jika hubungan mereka berdua tidak sebaik yang aku pikirkan? Pasalnya suasana yang ada di sini begitu aneh dan agak menegangkan?
Entahlah, mungkin ini hanya perasaan ku saja.
Aku hanya merespon Risa dengan senyuman kecil dan mulai menenggelamkan diriku ke dalam makanan yang ada di depan ku.
Setelah itu, tidak ada percakapan lagi di sini karena kami sibuk dengan makanan yang kami makan. Atau mungkin ini hanya berlaku untuk diriku sendiri karena mereka mungkin sibuk dengan pikiran masing-masing.
...🌺🌺🌺...
Setelah menyelesaikan sarapan kami, Calista tiba-tiba menarik ku untuk pergi bersamanya. Dia bilang ingin membawaku jalan-jalan agar bisa dengan mudah mengingat rute-rute sekeliling rumah ini. Dan akupun tidak menolak ajakannya karena selain bisa membunuh kebosanan, aku juga bisa lebih akrab lagi dengan sepupu Dion.
Dengan begini aku akan punya dukungan di dalam keluarga ini!
"Calista, jangan bermain-main. Sina baru sampai di rumah ini jadi tidak disarankan membawanya pergi sesuka hatimu." Sebelum kami bisa melangkah keluar suara lembut Risa menginterupsi langkah kami.
"Aku tidak bermain-main, aku hanya ingin membawanya berkeliling rumah ini agar ia bisa lebih mengenal lingkungan rumah jadi apakah ini juga disebut main-main?" Ucap Calista menatap acuh Risa yang sama sekali tidak terganggu dengan tatapan mengejek darinya.
Oh astaga, aku seolah bisa melihat sinar laser mengerikan di mata mereka berdua. Siapapun tolong katakan ada apa dengan mereka berdua!
Ini tidak seperti aku dipaksa untuk memihak salah satu diantara mereka'kan? Tolong, jangan lakukan itu karena aku tidak ingin berpihak pada siapapun. Aku hanya ingin mereka menjadi satu dan akrab bersama ku tapi mengapa ini begitu sulit?
"Itu tidak main-main Calista justru sangat bagus untuknya. Namun kamu harus tahu jika dia sudah aku ajak keliling rumah kemarin sehingga tidak ada artinya mengajaknya berkeliling lagi, itu hanya akan membuang-buang waktu Sina." Senyum itu tidak pantas ada saat ini karena siapapun pasti tahu jika suhu di sini mulai memanas.
Aku akan habis di sini, ah!
"Ho.. baguslah jika kamu pernah mengajaknya keliling rumah tapi Risa, dia hanya berkeliling rumah satu kali bukan berarti bisa mengingat rute-rute rumah ini. Aku ingin mengajaknya keliling lagi untuk menguatkan ingatannya tapi mengapa kamu seolah menghalangi langkah ku?"
Ini benar-benar tidak baik, aku harus melakukan sesuatu untuk memadamkan api yang mulai bergejolak di antara mereka.
"Calista, aku tidak bermaksud menghalangi langkah mu. Kenapa kamu bisa berpikir aku orang yang sepicik itu? Lagipula, Sina tidak akan pernah menjelajahi lingkungan rumah ini jadi tidak perlu untuk membawanya berkeliling." Ah, lihat senyumannya sudah tidak semanis yang pertama!
Apakah mereka akan memulai sesi tarik menarik rambut?
Aku..aku belum siap menjadi wasit mereka!
"Sepupu jangan salah paham, aku tidak pernah berpikir kamu orang yang sepicik itu kok. Jangan anggap apa yang aku katakan ini serius, sepupu ku yang cantik." Kali ini Calista yang tersenyum manis.
Oh, apa-apaan ini? Mengapa mereka berdua tiba-tiba berganti peran!
"Juga, aku setuju apa yang kamu katakan jika Sina tidak akan gila berkeliling rumah ini. Aku hanya mengantisipasi jika suatu hari Sina tiba-tiba tersesat di sini dan tidak tahu jalan kembali, jika seperti ini bagaimana caramu untuk menjelaskannya kepada Dion?"
Hening.
Risa tidak lagi-lagi mengatakan apa-apa tapi aku bisa melihat jika matanya menampilkan cahaya aneh yang agak menakutkan.
"Baiklah, kamu benar. Sina harus mengenal lingkungan rumah ini dengan baik agar ia tidak salah melangkah-"
"Dengar, pikiran kita tidak sama jadi biasakan dirimu untuk bertemu denganku setiap hari. Baiklah, aku akan membawa Sina berkeliling jadi kamu bersantailah di sini." Ucap Calista tidak sabar seraya menarik untuk ikut bersamanya.
Aku bahkan tidak berani melihat bagaimana ekspresi Risa sekarang. Akankah ia akan membenciku karena memihak Calista?
Tapi aku tidak bermaksud memihak siapapun! Aku tidak ingin mereka bersitegang dan aku juga tidak ingin memihak siapapun jadi tidak adil rasanya jika diperlakukan salah di sini!
Bersambung..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
𝕤𝕒𝕟𝕠
semua di situ jahat.. yg baik hanya sina
2021-06-19
0
Millati
masih bingung yang jahat risa atau calista
2021-02-18
0