9. Bertemu Calista

Paginya, aku terbangun pukul setengah tujuh pagi yang artinya ini sangat buruk! Aku memberikan kesan malas kepada keluarga ini di hari pertama ku tinggal. Maka langsung saja aku melarikan diri ke kamar mandi untuk segera mandi secepat yang aku bisa. Setelah itu aku menggunakan pakaian sehari-hari ku di rumah yaitu dress biru selutut yang menunjukkan betapa baiknya suasana hatiku hari ini.

Menyisir rambut tergerai ku dengan rapi dan menggunakan sedikit pewarna bibir merah muda agar bibir ku terlihat basah nan menggoda. Aku juga menggunakan sedikit bantuan bedak bayi agar wajahku terlihat lebih segar dan lembut meskipun nyatanya itu tidak selembut yang terlihat.

Dan yang terakhir aku menghujani diriku dengan parfum bayi yang sangat harum dan menyenangkan. Siapapun yang menciumnya pasti langsung terbayang dengan wajah bayi yang cantik dan imut. Oh ya, aku memang suka menggunakan produk yang berbau bayi. Mulai dari lotion, sabun mandi, shampoo, bedak wajah, dan parfum semuanya berasal dari perusahaan yang khusus memproduksi bahan-bahan yang diperlukan oleh bayi.

"Dengan begini Dion pasti sangat senang berada di dekat ku!" Kataku bangga.

Setelah menyelesaikan semuanya aku segera keluar dari kamar dan menemukan tidak ada siapapun di sini kecuali beberapa pembantu yang sedang sibuk membersihkan rumah.

"Seperti biasa, pintu kamarnya selalu tertutup." Kataku pada dirinya sendiri.

Aku menebak jika Dion sudah ada di rumah karena seharusnya ia adalah orang yang disiplin. Namun, jika ia lembur semalaman maka itu akan beda cerita lagi. Tidur sampai siang hari tentu saja tidak akan menjadi masalah karena alasannya sudah bisa dimengerti, ah!

"Sina, kau sudah bangun?" Suara Risa tiba-tiba memasuki pendengaran ku.

"Ya, tapi aku.. minta maaf karena bangun kesiangan." Aku berjalan mendekatinya yang masih berdiri di anak tangga.

Dia tersenyum cantik, penampilannya yang sangat cantik dengan gaun merah muda tampak memberikan kesan bahwa Risa adalah gadis yang lembut dan penyayang.

"Tidak apa-apa Sina, kamu tidak terlalu mempermasalahkannya. Ayo kita turun sebelum sarapan yang ada di atas meja menjadi dingin." Katanya seraya berjalan turun.

Aku mengikutinya selangkah demi selangkah dari belakang seraya mengedarkan pandangan ku ke sekitar rumah ini. Aku penasaran apakah Dion sudah berangkat bekerja atau belum karena sebagai calon istrinya aku harus bisa mengenali waktu Dion pergi bekerja dan tidak.

Namun, sekuat apapun aku mencari ke sekitar keberadaan Dion masih belum aku temukan. Sepertinya dia memang sudah pergi bekerja karena yah siapa yang menyuruhku ketiduran sampai jam segini? Memalukan, padahal aku harus memberikan kesan yang baik kepada mereka tapi malah aku merusak kesan ku sendiri.

"Pagi, Sina?"

"Pagi, kamu?" Ada seorang gadis cantik yang sedang duduk di meja makan.

Penampilannya yang tidak jauh berbeda dengan Risa membuat ku bertanya-tanya siapa gadis ini, mungkinkah dia teman Risa atau justru punya hubungan keluarga dengannya?

Dia tersenyum cantik, "Ahahah...ini adalah pertemuan pertama kita. Perkenalkan namaku adalah Calista, sepupu dari Dion dan Risa."

Oh, dia ternyata sepupu Dion dan Risa, pantas saja penampilannya begitu mirip dengan Risa. Mereka berdua punya pesona yang sama dengan wajah yang berbeda, Hem...gen keluarga ini luar biasa.

"Senang bertemu dengan mu, Calista. Aku harap kita bisa lebih akrab lagi di masa depan karena biar bagaimanapun aku akan tinggal di sini." Harap ku dengan percaya diri

"Tentu saja, aku juga mengharapkan apa yang kamu harapkan. Yah, setidaknya itu sampai batas dimana kamu mampu melewati semuanya." Responnya membuat ku bingung.

"Aku tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan?" Kataku jujur.

Setelah mendengar pertanyaan ku ini dia terlihat terkejut namun sedetik kemudian keterkejutannya berubah menjadi sebuah tawa lepas, kesan gadis anggun yang sopan dan manis langsung sirna dari kepala ku.

"Kamu terlalu menarik, aku suka dengan gadis yang terus terang seperti kamu." Katanya lagi-lagi membuat ku bingung.

Namun karena dia sudah mengatakan ini maka itu tidak apa-apa karena toh Calista sudah menyukai ku.

"Hentikan Calista, Kak Dion bilang jangan biasakan diri berbicara di atas meja makan." Peringat Risa.

Calista tidak mengatakan apa-apa untuk meresponnya, ia hanya mengedikkan bahunya acuh seraya menyuapkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Sina, makan sarapan mu dan jangan dengarkan omong kosongnya. Dia memang sedikit aneh ketika bertemu orang baru." Beritahu Risa kepadaku.

Aneh, mengapa aku merasa jika hubungan mereka berdua tidak sebaik yang aku pikirkan? Pasalnya suasana yang ada di sini begitu aneh dan agak menegangkan?

Entahlah, mungkin ini hanya perasaan ku saja.

Aku hanya merespon Risa dengan senyuman kecil dan mulai menenggelamkan diriku ke dalam makanan yang ada di depan ku.

Setelah itu, tidak ada percakapan lagi di sini karena kami sibuk dengan makanan yang kami makan. Atau mungkin ini hanya berlaku untuk diriku sendiri karena mereka mungkin sibuk dengan pikiran masing-masing.

...🌺🌺🌺...

Setelah menyelesaikan sarapan kami, Calista tiba-tiba menarik ku untuk pergi bersamanya. Dia bilang ingin membawaku jalan-jalan agar bisa dengan mudah mengingat rute-rute sekeliling rumah ini. Dan akupun tidak menolak ajakannya karena selain bisa membunuh kebosanan, aku juga bisa lebih akrab lagi dengan sepupu Dion.

Dengan begini aku akan punya dukungan di dalam keluarga ini!

"Calista, jangan bermain-main. Sina baru sampai di rumah ini jadi tidak disarankan membawanya pergi sesuka hatimu." Sebelum kami bisa melangkah keluar suara lembut Risa menginterupsi langkah kami.

"Aku tidak bermain-main, aku hanya ingin membawanya berkeliling rumah ini agar ia bisa lebih mengenal lingkungan rumah jadi apakah ini juga disebut main-main?" Ucap Calista menatap acuh Risa yang sama sekali tidak terganggu dengan tatapan mengejek darinya.

Oh astaga, aku seolah bisa melihat sinar laser mengerikan di mata mereka berdua. Siapapun tolong katakan ada apa dengan mereka berdua!

Ini tidak seperti aku dipaksa untuk memihak salah satu diantara mereka'kan? Tolong, jangan lakukan itu karena aku tidak ingin berpihak pada siapapun. Aku hanya ingin mereka menjadi satu dan akrab bersama ku tapi mengapa ini begitu sulit?

"Itu tidak main-main Calista justru sangat bagus untuknya. Namun kamu harus tahu jika dia sudah aku ajak keliling rumah kemarin sehingga tidak ada artinya mengajaknya berkeliling lagi, itu hanya akan membuang-buang waktu Sina." Senyum itu tidak pantas ada saat ini karena siapapun pasti tahu jika suhu di sini mulai memanas.

Aku akan habis di sini, ah!

"Ho.. baguslah jika kamu pernah mengajaknya keliling rumah tapi Risa, dia hanya berkeliling rumah satu kali bukan berarti bisa mengingat rute-rute rumah ini. Aku ingin mengajaknya keliling lagi untuk menguatkan ingatannya tapi mengapa kamu seolah menghalangi langkah ku?"

Ini benar-benar tidak baik, aku harus melakukan sesuatu untuk memadamkan api yang mulai bergejolak di antara mereka.

"Calista, aku tidak bermaksud menghalangi langkah mu. Kenapa kamu bisa berpikir aku orang yang sepicik itu? Lagipula, Sina tidak akan pernah menjelajahi lingkungan rumah ini jadi tidak perlu untuk membawanya berkeliling." Ah, lihat senyumannya sudah tidak semanis yang pertama!

Apakah mereka akan memulai sesi tarik menarik rambut?

Aku..aku belum siap menjadi wasit mereka!

"Sepupu jangan salah paham, aku tidak pernah berpikir kamu orang yang sepicik itu kok. Jangan anggap apa yang aku katakan ini serius, sepupu ku yang cantik." Kali ini Calista yang tersenyum manis.

Oh, apa-apaan ini? Mengapa mereka berdua tiba-tiba berganti peran!

"Juga, aku setuju apa yang kamu katakan jika Sina tidak akan gila berkeliling rumah ini. Aku hanya mengantisipasi jika suatu hari Sina tiba-tiba tersesat di sini dan tidak tahu jalan kembali, jika seperti ini bagaimana caramu untuk menjelaskannya kepada Dion?"

Hening.

Risa tidak lagi-lagi mengatakan apa-apa tapi aku bisa melihat jika matanya menampilkan cahaya aneh yang agak menakutkan.

"Baiklah, kamu benar. Sina harus mengenal lingkungan rumah ini dengan baik agar ia tidak salah melangkah-"

"Dengar, pikiran kita tidak sama jadi biasakan dirimu untuk bertemu denganku setiap hari. Baiklah, aku akan membawa Sina berkeliling jadi kamu bersantailah di sini." Ucap Calista tidak sabar seraya menarik untuk ikut bersamanya.

Aku bahkan tidak berani melihat bagaimana ekspresi Risa sekarang. Akankah ia akan membenciku karena memihak Calista?

Tapi aku tidak bermaksud memihak siapapun! Aku tidak ingin mereka bersitegang dan aku juga tidak ingin memihak siapapun jadi tidak adil rasanya jika diperlakukan salah di sini!

Bersambung..

Terpopuler

Comments

𝕤𝕒𝕟𝕠

𝕤𝕒𝕟𝕠

semua di situ jahat.. yg baik hanya sina

2021-06-19

0

Millati

Millati

masih bingung yang jahat risa atau calista

2021-02-18

0

lihat semua
Episodes
1 1. Namaku Sina
2 2. Mereka Pulang
3 3. Kalian Bertunangan, Jika Beruntung
4 4. Rumah Tuan Muda
5 5. Bertemu Dion
6 6. Dion Pria yang Lembut
7 7. Paviliun Dingin
8 8. Dion Begitu Hangat
9 9. Bertemu Calista
10 10. Mimisan
11 11. Mimpi Itu Lagi
12 12. Bertemu Sahabat Dion
13 13. Hati-hati, Jangan Terlalu Percaya Diri
14 14. Berkunjung ke Perusahaan
15 15. Kencan Unik
16 16. Risa Tidak Menyukai Ku
17 17. Belajar Memasak
18 18. Peringatan Risa
19 19. Jangan Ikut Campur
20 Di Ranjang yang Sama
21 21. Ciuman Pertama
22 22. Makan Malam
23 23. Akses Masuk
24 24. Membersihkan Kamar Dion
25 25. Gadis Tidak Tahu Malu
26 26. 15 Tahun Lalu
27 27. Dion Mabuk
28 28. Keanehan Calista
29 29. Tanpa Kabar
30 30. Calon Mertua
31 31. Cinta Masa Kecil
32 32. Dion Pulang
33 33. Kesibukan Dion
34 34. Tangisan Calista
35 35. Ada Bayi
36 36. Pergi dari Rumah Ini
37 37. Asam Lambung
38 38. Cincin Berlian
39 39. Ingatan yang Hilang
40 40. Bertemu Bela
41 41. Berubah
42 42. Ilusi
43 43. Ini Karena Sina!
44 44. Terlalu Sempurna
45 45. Kacau
46 46. Tidak Ikut Campur
47 47. Cemburu
48 48. Kebenaran
49 49. Aku Ingin Pulang
50 50. Liburan
51 51. Tunda
52 52. Berangkat
53 53. Kemah
54 54. Kebetulan
55 55. Bertengkar
56 56. Dia Berbohong
57 57. Kerja Keras Dion
58 58. Pulang
59 59. Mereka Pulang (2)
60 60. Muntah-muntah
61 61. Rumah Sakit
62 62. Hamil
63 63. Luka Bakar
64 64. Tuduhan
65 65. Marah
66 66. Hukuman
67 67. Paviliun Dingin (2)
68 68. Undangan
69 69. Berubah-ubah
70 70. Pesta
71 71. Dimas
72 72. Ngidam
73 73. Mengigau
74 74. Bukan Musuh
75 75. Jangan Bersembunyi Dariku
76 76. Sebuah Pengakuan
77 77. Tahap Serius
78 78. Tentang Risa
79 79. Sina Manja
80 80. Siapa Korban
81 81. Kesepakatan
82 82. Pulangkan Saja
83 83. Keseleo
84 84. Tamu Tak Diundang
85 85. Berharap Lagi
86 86. Mood
87 87. Ingatan Sina
88 88. Dugaan Sina
89 89. Ngidam (2)
90 90. Pinternya Anak Mama
91 91. Dion?
92 92. Apa Kamu Layak?
93 93. Aku Mencintaimu, Sungguh
94 94. Dia Satu-Satunya Alasan Ku
95 95. Balas Dendam
96 96. Aku Menemukanmu
97 97. Dion Demam
98 98. Suami-istri?
99 99. Istriku
100 Aku Bukan Perawan Tua
101 100. Menuju Akhir
102 101. Berakhirkah?
103 102. Pada Akhirnya
104 103. Diantara Dua Pilihan
105 104. Dia Monster
106 105. Papa Tahu
107 106. E
108 107. N
109 108. D
110 Calon Adikku Menjadi Suamiku
111 Hallo?
Episodes

Updated 111 Episodes

1
1. Namaku Sina
2
2. Mereka Pulang
3
3. Kalian Bertunangan, Jika Beruntung
4
4. Rumah Tuan Muda
5
5. Bertemu Dion
6
6. Dion Pria yang Lembut
7
7. Paviliun Dingin
8
8. Dion Begitu Hangat
9
9. Bertemu Calista
10
10. Mimisan
11
11. Mimpi Itu Lagi
12
12. Bertemu Sahabat Dion
13
13. Hati-hati, Jangan Terlalu Percaya Diri
14
14. Berkunjung ke Perusahaan
15
15. Kencan Unik
16
16. Risa Tidak Menyukai Ku
17
17. Belajar Memasak
18
18. Peringatan Risa
19
19. Jangan Ikut Campur
20
Di Ranjang yang Sama
21
21. Ciuman Pertama
22
22. Makan Malam
23
23. Akses Masuk
24
24. Membersihkan Kamar Dion
25
25. Gadis Tidak Tahu Malu
26
26. 15 Tahun Lalu
27
27. Dion Mabuk
28
28. Keanehan Calista
29
29. Tanpa Kabar
30
30. Calon Mertua
31
31. Cinta Masa Kecil
32
32. Dion Pulang
33
33. Kesibukan Dion
34
34. Tangisan Calista
35
35. Ada Bayi
36
36. Pergi dari Rumah Ini
37
37. Asam Lambung
38
38. Cincin Berlian
39
39. Ingatan yang Hilang
40
40. Bertemu Bela
41
41. Berubah
42
42. Ilusi
43
43. Ini Karena Sina!
44
44. Terlalu Sempurna
45
45. Kacau
46
46. Tidak Ikut Campur
47
47. Cemburu
48
48. Kebenaran
49
49. Aku Ingin Pulang
50
50. Liburan
51
51. Tunda
52
52. Berangkat
53
53. Kemah
54
54. Kebetulan
55
55. Bertengkar
56
56. Dia Berbohong
57
57. Kerja Keras Dion
58
58. Pulang
59
59. Mereka Pulang (2)
60
60. Muntah-muntah
61
61. Rumah Sakit
62
62. Hamil
63
63. Luka Bakar
64
64. Tuduhan
65
65. Marah
66
66. Hukuman
67
67. Paviliun Dingin (2)
68
68. Undangan
69
69. Berubah-ubah
70
70. Pesta
71
71. Dimas
72
72. Ngidam
73
73. Mengigau
74
74. Bukan Musuh
75
75. Jangan Bersembunyi Dariku
76
76. Sebuah Pengakuan
77
77. Tahap Serius
78
78. Tentang Risa
79
79. Sina Manja
80
80. Siapa Korban
81
81. Kesepakatan
82
82. Pulangkan Saja
83
83. Keseleo
84
84. Tamu Tak Diundang
85
85. Berharap Lagi
86
86. Mood
87
87. Ingatan Sina
88
88. Dugaan Sina
89
89. Ngidam (2)
90
90. Pinternya Anak Mama
91
91. Dion?
92
92. Apa Kamu Layak?
93
93. Aku Mencintaimu, Sungguh
94
94. Dia Satu-Satunya Alasan Ku
95
95. Balas Dendam
96
96. Aku Menemukanmu
97
97. Dion Demam
98
98. Suami-istri?
99
99. Istriku
100
Aku Bukan Perawan Tua
101
100. Menuju Akhir
102
101. Berakhirkah?
103
102. Pada Akhirnya
104
103. Diantara Dua Pilihan
105
104. Dia Monster
106
105. Papa Tahu
107
106. E
108
107. N
109
108. D
110
Calon Adikku Menjadi Suamiku
111
Hallo?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!