Berkunjung Ke Rumah Pakde

Brum... Brum.... Brum... Ciiet....

Suara motor trail Putri berhenti di depan rumah Pak Haji Sugian, “Assalamualaikum Pakde...?,” teriak Jaka memberi salam yang langsung meloncat dari motor tanpa menurunkan standarnya terlebih dahulu.

“Woi... Jaka, ih... nih bocah kelakuannya ya, dia yang bonceng langsung turun saja tanpa turunkan standar kalau aku jatuh bagaimana?,” Kata Putri sambil menuntut motor kearah parkiran rumah Pak Haji Sugian.

Tok... tok.... toktok.... trotok... toktok...

“Pakde Haji Sugian Assalamualaikum, Pakde....,” teriak Jaka sambil mengetuk Pintu namun belum juga ada yang menyahut salam dan membukakan pintu dari dalam rumah.

“Jaka...., yang sopan kalau bertamu, kamu ini ist....,” kata Putri.

“Enggak ada orang kayaknya Put,” kata Jaka.

Trotok... toktok.. toktok... toktoktok.... taktok....

“Assallamualaikum Pakde....?,” teriak Putri lebih keras dari teriakan Jaka barusan.

“Put...,” kata Jaka sambil melihat Putri dengan dahi mengkerut seakan bicara dalam diam tadi aku disuruh yang sopan sekarang dia mengetuk pintu kayak tukang kendang orkes keliling.

“Hehehe...., Maaf....,” kata Putri yang melihat tatapan Jaka seakan mengerti isi dalam otak Jaka yang terus menatapnya kesal.

“Udah-udah jangan manyun gitu jelek,” kata Putri sambil mencubit pipi Jaka.

“Ketok lagi sudah,” kata Putri.

“Enggak Mau...!!,” kata Jaka

“Eh.. dasar bocah ngambekkan kamu ih,” kata Putri.

“Udah dong cakep jangan ngambek ya, sini-sini peyuk... otok.... otok... anak cakep mana senyum manisnya...,” kata Putri membujuk Jaka dengan gaya bercanda.

“Hi... hi... huek...,” kata Jaka memperagakan orang sedang muntah namun tidak muntah beneran.

“Lebai kamu Put, sudah ketok lagi,” kata Jaka

Belum sempat Putri mengetok kembali pintu depan rumah Pak Haji Sugian terdengar teriakan gadis kecil memanggil dari belakang mereka berdua.

“Ka.. kak, kakak Jaka...,” teriak Aisyah dengan lucunya berlari menuju Jaka.

“Eh Aisyah...,” teriak Jaka seraya merentangkan tangan hendak memeluk Aisyah namun seketika Putri menangkap Aisyah menggendongnya.

“Hei cantik Aisyah nenekmu kemana...?,” kata Putri sambil terus menggoda Aisyah namun Aisyah terus meronta ingin digendong Jaka. Aisyah memang sangat akrab dengan Jaka.

“Kakak Jaka..., Kakak Jaka...,” teriak Aisyah sambil tangannya direntangkan merengek meminta gendong pada Jaka.

“Sudah sama Kakak Putri saja, nanti kakak belikan susu kesukaanmu ya,” kata Putri lalu Aisyah terdiam memandang Putri seakan mengerti dengan ucapan Putri.

“Cucu.. cucu...,” ucap Aisya.

“Eh... Jaka, Putri, kapan datang...?,” kata Umi Wati datang membawa sekantung belanjaan.

“Baru saja Bude..,” sahut Jaka seraya menyambut tangan bude dan mencium punggung tangan tanda hormat.

“Bude...,” celetuk Putri seraya salim pada Umi masih dengan menggendong Si Kecil Aisyah.

“Aisyah..., ayo turun sayang...,” kata bude seraya membuka pintu.

“Cucu... cucu... cucu...,” rengek Aisyah menagih kata-kata Putri tadi yang hendak membelikan susu.

“Eh tidak boleh begitu Aisyah kok nakal, kakak Putrinya mau di mintain susu,” kata Umi Wati.

“Endak Bude tadi aku memang yang membujuk Aisyah agar mau aku gendong dengan aku bilangin nanti aku bilangin susu,” kata Putri.

“Oalah endak usah dituruti Putri Aisyah memang suka begitu nakal,” kata Umi Wati.

“Tidak apa-apa Umi aku bawa dulu Aisyah buat beli susu ya, ayo sayang kita beli susu,” kata Putri membawa pergi Aisyah ke arah toko yang tidak jauh dari rumah Pak Haji Sugian.

“Hati-hati Putri..,” teriak Umi Wati.

“Ia Umi...,” sahut Putri.

“Ayo masuk Jaka, Bude sudah masak nasi pecel kesukaanmu,” kata Umi Wati.

“Pasti Pakde ini yang bilang kalau aku mau kemari,” kata Jaka.

“Ya iyalah Jaka Pakdemu itu selalu senang kalau keponakannya datang kemari,” kata Umi Wati sambil berjalan memasuki rumah diikuti Jaka.

“Emang Pakde kemana Bude...?,” tanya Jaka.

“Loh masak Kamu endak melihat didepan tadi banyak orang sedang membenahi gardu, yah Pakde mu ada disana,” kata Umi terus berjalan keruang makan masih dikuti Jaka di belakangnya.

“Oalah Jaka enggak begitu melihatnya Bude tadi langsung saja belok kemari, mang benar Bude kemarin ada kecelakaan di depan terus korbannya meninggal...?,” kata Jaka yang sudah sampai ruang makan ikut membantu menyiapkan makanan di meja makan.

“Loh sudah jadi bude nasi pecelnya, aku pikir bude baru mau mulai masak habis tadi bude bawa belanjaan banyak banget,” kata Jaka.

“Oh itu buat anak-anak santri di pondok. Nanti ada santriwati yang kesini mengambil kasihan mereka kebanyakan anak orang tidak mampu setiap hari bude membelikan mereka entah sayuran entah lauk ya sekedar untuk membantu meringankan beban mereka lah,” kata Umi Wati.

“Bude hebat....,” kata Jaka sambil menyengir dan mengacungkan jempol

“Sudah sarapan dulu,” kata Umi Wati.

“Nunggu Putri dulu Bude,” kata Jaka.

“Bude perhatikan kalian semakin hari semakin akrab saja Jangan-jangan....,” kata Umi Wati sambil melihat Jaka agak mendekat seraya mengedipkan mata menggoda Jaka.

“Jangan-jangan apa Bude, lawong Putri anaknya cerewet,” celetuk Jaka.

“Jangan salah Jaka kau tahu tidak para Kiai yang mempunyai nama besar biasanya istrinya cerewet,” kata Umi.

“Masak ia Umi, berarti Umi cerewet dong hahaha....,” kata Jaka membalas godaan Umi Wati.

“Umi itu tidak cerewet tapi perhatian, hahaha...,” kata Umi Wati seraya tertawa Jakapun ikut tertawa.

“Nenek.....,” Aisyah berlari menuju Umi sambil membawa beberapa susu kotak yang dibelikan Putri di ikuti Putri dari belakang.

“Eh cucu umi sudah pintar memalak kakak-kakaknya ya, maaf ya Putri jadi repot-repot beliin susu buat Aisyah,” kata Umi Wati.

“Endak apa kok Bude sekali-kali,” kata Putri seraya duduk di samping Jaka lalu mengambil sepiring nasi pecel yang ada di depan Jaka.

“Eh Putri punyaku..., tuh kan Bude Putri mah suka gitu,’ tu,” teriak Jaka namun Putri tidak menggubris dan melanjutkan makan.

“Hahaha..., sudah Jaka ambil lagi sana,” kata Umi Wati sambil ketawa melihat tingkah keponakan-keponakannya.

“Nenek-nenek gendong,” rengek Aisyah meminta gendong pada Umi Wati.

“Ia sayang...., Ooh cucu Nenek yang cantik,” kata Umi Wati seraya menggendong Aisyah.

“Assalamualaikum,” kata Pak Haji Sugian yang baru pulang dari depan rumah ikut membenahi gardu bersama warga yang lain.

“Waalaikumsalam,” Umi, Jaka dan Putri kompak menjawab.

“Eh Pakde..,” Jaka dan Putri seakan kompak berkata dan berdiri barengan.

“Sudah-sudah kalian lanjutkan saja makanya Pakde juga mau sarapan, Umi tolong ambilkan ya...,” kata Pak Haji Sugian ikut duduk.

“Putri bagaimana kabar Abahmu?,” tanya Pak Haji Sugian.

“Allhamdulillah Pakde Abah baik,” sahut Putri.

“Semoga Kediri cepat kondusif ya dan semoga wabah itu tidak sampai ke Jombang,” kata Pak Haji Sugian.

“Aamiin,” Jaka dan Putri serempak menjawab.

“Eh Jaka memang tidak apa-apa kamu hendak menginap di rumah Pakde?,” kata Pak Haji Sugian.

“Tidak apa Pakde, Abah juga sudah sehat kembali, lagian aku ke sini disuruh Abah kata Abah memiliki firasat tidak enak tentang desa ini jadi menyuruhku kemari,” kata Jaka.

“Yah memang Pakde juga merasa akan ada sesuatu peristiwa besar yang ganjil akan terjadi beberapa hari ke depan bersamaan akan diadakanya pemilihan lurah di desa ini,” kata Pak Haji Sugian.

_

_

_

_

_

Terpopuler

Comments

Jono 8989

Jono 8989

cakep

2021-05-12

0

👑

👑

👍🏻

2021-03-27

0

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

semangattt

2021-02-19

0

lihat semua
Episodes
1 Malam Jahanam
2 Yang Tidak Terlihat
3 Siswi Pindahan Itu Mencurigakan
4 Sulam
5 Pohon Sawo
6 Petuah Abah
7 Sosok Genderuwo
8 Sosok Diatas Atap
9 Jaka Vs Suster Ngepot
10 Pengertian T O H
11 Rapat Rahasia Si Haji Gila
12 Tentang Lindihen
13 Kejadian Aneh Bin Ghoib
14 Dukun Pembawa Setan
15 Keris Setan Kober
16 Pak Wira Tumbang
17 Kecelakaan Depan Rumah
18 Berkunjung Ke Rumah Pakde
19 Air Perasan Jeruk Nipis
20 Ketukan Di Pintu Depan
21 Rapat RT 01
22 Membahas tentang Pulung
23 Bicara dengan Sosok Gentayangan
24 I Love You Too Bawel
25 Malam sebelum Pemilihan
26 Manjanya Si Putri
27 Bayi Bajang
28 Datangnya Pulung Wahyu Keprabuan
29 Buah Pisang Sinyal Positif
30 Poci (Pocong Keliling)
31 Pip, pip, pip Calon Mantu
32 Dewi Gaib
33 Mode Api Amarah
34 Masalah Pisang Selesai
35 Ketahuan
36 Tentang Mas Bagus
37 Anak Turunan
38 Mbak Kunti Numpang Mandi
39 Tiga Tokoh T O H
40 Sedulur Papat Limo Pancer
41 Pandemi Aneh
42 Percakapan Atas Atap
43 Rapat Akbar Tepi Waduk Rejosari
44 Perang Ghoib Segera Datang
45 Tapak Buda Vs Pukulan Kilat
46 Datuk Panglima Kumbang
47 Api Surah Al Ikhlas
48 Jatayu
49 Penyergapan Hari Pertama
50 Pahala Syahid
51 Pemusnahan Massal
52 Sang Naga Baru kelinting
53 Kemenangan Di Desa Mbadas Selatan
54 Kita Sudah Menikah
55 Kangmas Naga Bergala
56 Sultan Pemilik Siluman
57 Sultan Siluman Guru Agama
58 Sultonnirojim
59 Pasangan Perak Vs Siluman Tengkorak
60 Kotang Antakesuma
61 Firasat Sari
62 Bicara Dengan Bergala
63 Gus Bagus Baper (Bawa perasaan)
64 Bercanda Di Atas Kasur
65 Kabar Dari Haji Kasturi
66 100 Pasukan Genderuwo
67 Sarikem Si Genderuwo
68 Masa Kecil Dengan Kakek Buyut
69 Jaga Dirimu Dan Anak Kita
70 Pasukan Kalap
71 Percakapan Abah Kasturi dan Sarpala
72 Puncak Tunggorono
73 Rajaku, Ratuku, Janji Suci Dava & Sari
74 Mbah Raji Selamat
75 Dava Menikung
76 Bayi Cahaya
77 Aji bukan Aji
78 Mata Merah Peniru
79 Lingkaran Segel Bola Tanah
80 Kita Menang
81 Garuda Untuk Wahyu
82 Malam Tenang
83 Acara Pertunangan
84 Effendik Jangkaru
85 Abadi & Reinkarnasi
86 Raja Siluman Adi Yaksa
87 Jaka Merajuk
88 Keresahan Dalang
89 Bab Dihapus
90 Gadis Persembahan ( sambungan 87, ini Bab 88)
91 Oalah Perang Lagi
92 Teriakan Dewi
93 Warga Murka
94 Tukang Gosip
95 Pelet Kamasutra
96 Rapat Akbar Bukit Tunggorono
97 Perintah Serangan
98 Rapat Para Siluman
99 Ulah Wahyu
100 Diskusi Ruang Tamu
101 Arwah Mas Hasan Jaelani
102 Mimpi Putri
103 Mimpi Sari
104 Hanya Sebuah Peringatan
105 Kebo Marcuet
106 Habis-habisan
107 Hasan VS Nurma
108 Dava & akhir
109 Kebangkitan Pasukan Neraka
110 Grub Pemuda Majapahit
111 Ormas Mataraman
112 Laskar L.A & Wong Kadiri
113 Titik Terang
114 Punggawa 5 Kota
115 Kemarahan Jaka
116 Pengorbanan Hasan Jaelani
117 Senandung Rasa Mati
118 Wahyu Memimpin
119 Akhir Adi Yaksa
120 Ancaman Adi Yaksa, Kemenangan Lima Kota
121 Akhirnya Selesai
122 Tangisan Sang Panglima
123 Seminggu Yang Lalu
124 Kembalilah Dek
125 Kelahiran Bayi Setan
126 Kedamaian Di Rumah Gus Bagus
127 Sepuluh Tahun Kemudian
128 Obrolan Meja Makan
129 Upacara Bendera
130 Wahyu VS Cecak
131 Pesan Orang Gila
132 Romantisnya Bagus dan Vivi
133 Canda Wahyu dan Jaka
134 Perang Batal
135 Bayi Setan Kesepian
136 Membahas Tentang Kemungkinan
137 Mas Kecil dan Dedek Wahyu
138 Membahas Regenerasi
139 Kisah Gagang Sapu
140 Adi Elang
141 Keanehan Sebelum kelahiran
142 Jaket Merah Putih
143 Super Emak
144 Srikandi T O H generasi 3
145 Dukun Wanita Yayu Yuwana
146 Suasana Latihan Wahyu
147 Poci Kena Mental
148 Kembali Mesra
149 Ramalan Kematian Sang Ketua
150 Mode Api Alam
151 Ketika Salat Tak Bisa Diganggu Gugat
152 Klu T O H vol 2 ( MR. D)
153 Hey TOH lanjut di novel baru loh
Episodes

Updated 153 Episodes

1
Malam Jahanam
2
Yang Tidak Terlihat
3
Siswi Pindahan Itu Mencurigakan
4
Sulam
5
Pohon Sawo
6
Petuah Abah
7
Sosok Genderuwo
8
Sosok Diatas Atap
9
Jaka Vs Suster Ngepot
10
Pengertian T O H
11
Rapat Rahasia Si Haji Gila
12
Tentang Lindihen
13
Kejadian Aneh Bin Ghoib
14
Dukun Pembawa Setan
15
Keris Setan Kober
16
Pak Wira Tumbang
17
Kecelakaan Depan Rumah
18
Berkunjung Ke Rumah Pakde
19
Air Perasan Jeruk Nipis
20
Ketukan Di Pintu Depan
21
Rapat RT 01
22
Membahas tentang Pulung
23
Bicara dengan Sosok Gentayangan
24
I Love You Too Bawel
25
Malam sebelum Pemilihan
26
Manjanya Si Putri
27
Bayi Bajang
28
Datangnya Pulung Wahyu Keprabuan
29
Buah Pisang Sinyal Positif
30
Poci (Pocong Keliling)
31
Pip, pip, pip Calon Mantu
32
Dewi Gaib
33
Mode Api Amarah
34
Masalah Pisang Selesai
35
Ketahuan
36
Tentang Mas Bagus
37
Anak Turunan
38
Mbak Kunti Numpang Mandi
39
Tiga Tokoh T O H
40
Sedulur Papat Limo Pancer
41
Pandemi Aneh
42
Percakapan Atas Atap
43
Rapat Akbar Tepi Waduk Rejosari
44
Perang Ghoib Segera Datang
45
Tapak Buda Vs Pukulan Kilat
46
Datuk Panglima Kumbang
47
Api Surah Al Ikhlas
48
Jatayu
49
Penyergapan Hari Pertama
50
Pahala Syahid
51
Pemusnahan Massal
52
Sang Naga Baru kelinting
53
Kemenangan Di Desa Mbadas Selatan
54
Kita Sudah Menikah
55
Kangmas Naga Bergala
56
Sultan Pemilik Siluman
57
Sultan Siluman Guru Agama
58
Sultonnirojim
59
Pasangan Perak Vs Siluman Tengkorak
60
Kotang Antakesuma
61
Firasat Sari
62
Bicara Dengan Bergala
63
Gus Bagus Baper (Bawa perasaan)
64
Bercanda Di Atas Kasur
65
Kabar Dari Haji Kasturi
66
100 Pasukan Genderuwo
67
Sarikem Si Genderuwo
68
Masa Kecil Dengan Kakek Buyut
69
Jaga Dirimu Dan Anak Kita
70
Pasukan Kalap
71
Percakapan Abah Kasturi dan Sarpala
72
Puncak Tunggorono
73
Rajaku, Ratuku, Janji Suci Dava & Sari
74
Mbah Raji Selamat
75
Dava Menikung
76
Bayi Cahaya
77
Aji bukan Aji
78
Mata Merah Peniru
79
Lingkaran Segel Bola Tanah
80
Kita Menang
81
Garuda Untuk Wahyu
82
Malam Tenang
83
Acara Pertunangan
84
Effendik Jangkaru
85
Abadi & Reinkarnasi
86
Raja Siluman Adi Yaksa
87
Jaka Merajuk
88
Keresahan Dalang
89
Bab Dihapus
90
Gadis Persembahan ( sambungan 87, ini Bab 88)
91
Oalah Perang Lagi
92
Teriakan Dewi
93
Warga Murka
94
Tukang Gosip
95
Pelet Kamasutra
96
Rapat Akbar Bukit Tunggorono
97
Perintah Serangan
98
Rapat Para Siluman
99
Ulah Wahyu
100
Diskusi Ruang Tamu
101
Arwah Mas Hasan Jaelani
102
Mimpi Putri
103
Mimpi Sari
104
Hanya Sebuah Peringatan
105
Kebo Marcuet
106
Habis-habisan
107
Hasan VS Nurma
108
Dava & akhir
109
Kebangkitan Pasukan Neraka
110
Grub Pemuda Majapahit
111
Ormas Mataraman
112
Laskar L.A & Wong Kadiri
113
Titik Terang
114
Punggawa 5 Kota
115
Kemarahan Jaka
116
Pengorbanan Hasan Jaelani
117
Senandung Rasa Mati
118
Wahyu Memimpin
119
Akhir Adi Yaksa
120
Ancaman Adi Yaksa, Kemenangan Lima Kota
121
Akhirnya Selesai
122
Tangisan Sang Panglima
123
Seminggu Yang Lalu
124
Kembalilah Dek
125
Kelahiran Bayi Setan
126
Kedamaian Di Rumah Gus Bagus
127
Sepuluh Tahun Kemudian
128
Obrolan Meja Makan
129
Upacara Bendera
130
Wahyu VS Cecak
131
Pesan Orang Gila
132
Romantisnya Bagus dan Vivi
133
Canda Wahyu dan Jaka
134
Perang Batal
135
Bayi Setan Kesepian
136
Membahas Tentang Kemungkinan
137
Mas Kecil dan Dedek Wahyu
138
Membahas Regenerasi
139
Kisah Gagang Sapu
140
Adi Elang
141
Keanehan Sebelum kelahiran
142
Jaket Merah Putih
143
Super Emak
144
Srikandi T O H generasi 3
145
Dukun Wanita Yayu Yuwana
146
Suasana Latihan Wahyu
147
Poci Kena Mental
148
Kembali Mesra
149
Ramalan Kematian Sang Ketua
150
Mode Api Alam
151
Ketika Salat Tak Bisa Diganggu Gugat
152
Klu T O H vol 2 ( MR. D)
153
Hey TOH lanjut di novel baru loh

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!