episode 8

Zara memandangi handphonenya dari tadi,hatinya semakin hawatir.

Tak biasanya Aril seperti ini,kalau Dia sibuk dan tidak sempat ngasi kabar pas pulang kantor pasti Dia kasi kabar larut malam ketika Zara sudah tertidur.

Dan ini sampai pagi Zara masih memainkan handphonya,berharap ada pesan dari Aril,tapi tak ada.

Batinnya terus gelisah,diotaknya sudah bermacam-macam fikiran yang bercampur aduk,antara sedih dan marah semua menjadi satu.

"Huuffhhh..."Zara menghela nafas,seraya membanting hp ke kasur.

Dia melangkah kekamar mandi,tiba-tiba ada bunyi telvon tanda panggilan masuk.

Zara berbalik dan...

"Halo..."ucapnya.

"Sayang...pasti hawatir ya,maaf ya Sayang aku baru pegang hp."kata Aril disebrang yang baru sampai rumahnya dan langsung menelvon Zara.

"Emang sesibuk apa kamu,sampai lupa pegang handphone.Padahal benda itu yang selalu Kamu pegang dan gak pernah lupa dibawa kemana-mana? atau ada hal yang lebih penting dari kekhawatiranku??" Zara mulai nyerocos

"Maaf sayang,,maaf,,aku juga gak sengaja,ponselku tertinggal di Saku jas sayang,aku kerumah sakit,panik sayang keburu" Aril menjelaskan dengan lembut.

"Loh..siapa yang sakit??"tanya Zara sambil mengernyitkan dahi.

"Mega sayang"jawab Aril perlahan.

Zara diam,,darahnya seolah-olah turun drastis,tubuhnya lemas.Dia duduk dibibir ranjang,tak berkata apapun lagi pada Aril.

"Halo..sayang..."panggil Aril

"Sayang.."panggilnya lagi.

Zara tak menjawab lagi,Zara mematikan telvonnya,Dia menangis

"Ternyata Mega lebih penting daripada aku,begitu hawatirnya Aril pada Mega sampai Dia biarkan hpnya tertinggal,semalam penuh Dia bersama Mega tanpa ada pengganggu hp berbunyi atau apapun" kata hatinya mulai kemana-mana.

"Aaaaaggghhhh...."Zara berteriak di Kamar mandi dibawah guyuran air.

____

Zara rasanya tak ingin bekerja dengan suasana hatinya yang pedih begitu.Dia memutuskan untuk berangkat sendiri dengan motornya,sengaja Dia berangkat lebih cepat agar Aril tak menjemputnya.

Fely yang melihat mata Zara yang sendu tak menanyakan apapun,Dia tau sahabatnya sedang bersedih.

Dia hanya melihat Zara mengeluarkan motornya dan berlalu pergi dari hadapan Fely yang masih menjemur handuk di Halaman samping kamar kost nya.

___

Aril melirik jam tangannya Dia rasa belum terlambat menjemput Zara untuk berangkat ke Kantor walau Dia harus mampir ke Rumah Sakit dulu mengantarkan handphone milik Mega.

Diraihnya hp Mega yang ada di kaca rias itu.

Tak sengaja Dia melihat layar depan hp Mega,Dia memasang gambar dirinya saat akad bersama Aril.

Maklumlah Aril baru tau,jangankan handphonenya mau Aril sentuh.Orangnya saja baru semalam Dia sentuh itupun karena darurat.

Aril melihat,ada perasaan tak enak dihatinya

"Ah..sudahlah."gumamnya pelan lalu segera berangkat menuju Rumah Sakit.

_____

"Mega ini hp mu." kata Aril pada Mega yang duduk setengah berbaring itu.

"Oh..iya Mas trimakasih,Mas sudah mau berangkat?" tanya Mega basa basi

"Iya..kalau butuh apa-apa langsung telvon suster saja ya"kata Aril mendekatkan telvon rumah sakit di Meja samping tempat tidur Mega.

"Iya Mas,hati -dijalan"kata Mega pada Aril dan Aril menganggukan kepala.

"Mas..." panggil Mega menghentikan langkah Aril yang menuju arah pintu.

"Trimakasih Mas Aril.."ucap Mega.

"Iya Mega,sama-sama" jawab Aril langsung keluar dari kamar tempat Mega dirawat itu.

Dia melangkah sedikit berlari,Dia tau kalau Zara pasti sedih dan marah.

Dilajukan mobilnya dengan cepat menuju tempat Zara.

Sesampainya disana Dia bertemu Fely yang sedang mengeluarkan motornya.

Fely mengangkat kaca helmnya "Ril,,Zara udah cabut dari tadi,sepertinya Dia habis nangis deh." kata Fely di dekat mobil Aril.

"Huuffhh...oke makasih Fel,sampaikan salamku,nanti siang aku jemput" kata Aril

"Oke,aku duluan ya"Fely meninggalkan Aril yang masih kelihatan bingung.

"Huuffhh Zaraaa.."kata Aril membuang nafas dan langsung tancap gas menuju kantornya.

____

Zara sudah sejak tadi duduk di ruangan mengerjakan semua tugasnya lebih awal.

Pak Reyhan Bos Zara menghampirinya.

"Zara datang lebih cepat"sapanya pada Zara.

"Iya Pak"jawab Zara ramah.

"Kamu ada masalah Zar?kok kelihatannya sedih." Reyhan mendekati Zara dan duduk didepan meja Zara.

"Gak apa-apa kok Pak,hanya masalah kecil saja"

"Kalau mau cerita sama Aku,Aku bersedia loh Zara." kata Pak Reyhan yang akhir-akhir ini suka deketin Zara.

"Trimakasih Pak."ucap Zara tersenyum walaupun terpaksa.

"Ya udah kalau gitu,selamat bekerja ya"kata Pak Reyhan sambil beranjak dari tempat duduknya.

Zara hanya tersenyum dan menundukkan kepala.

Sebenarnya Dia selalu canggung saat bertemu dengan Pak Reyhan,Zara gak nyaman pas disamperin terus ke ruangannya mana akhir-akhir ini Pak Reyhan selalu panggil Zara ke ruangannya hanya untuk membicarakan hal yang Zara rasa kurang penting.

Soalnya di Kantor itu ada yang naksir Pak Reyhan,bukan ada siiih...tapi banyak.

Zara males sekali dilirik-lirik teman sekantornya.

___

Zara melanjutkan kerjanya hingga jam istirahat usai.

Fely menyampaikan pada Zara kalau Aril mau jemput Dia.

"Gak...aku males Fel,aku malu balik kantor wajahku kelihatan abis nangis terus."kata Zara.

"Yakin,, Aril dah nunggu dibawah tuh,apa gk Kamu telvon aja dulu,biar Dia gak kayak satpam Zara" kata Fely memegang tangan Zara.

Zara setuju untuk menelvonnya,diraihnya smartphone dalam tasnya yang sejak tadi tak ia sentuh.

Ternyata banyak pesan masuk dan panggilan tak terjawab dari Aril.

Dia menekan tombol hijau dipanggilan tak terjawab dari Aril,tanda menelvon balik Aril.

"Iya Sayang,kok belum turun"jawab Aril dibalik telvon

"Aku gak mau keluar makan siang,Kamu balik aja,temui Aku saja nanti malam di Cafe biasa" jawabnya singkat.

"Oohh iya Sayang"kata Aril lemas sambil mendengar suara telvon yang terputus.

Aril melihat ke arah ruangan Zara dan segera pergi.

Dibalik jendela Fely melihatnya,lalu Dia melihat kearah sahabatnya itu.

"Heemmmhhh,,,yaudah makan yuk,laper nih tadi gak sarapan"ajak Fely merangkul Zara.

Zara nurut Fely aja karena Dia juga gak sarapan tadi pagi.

____

"Boss"...sapa Toni pada Reyhan di Lobi kantor.

"Hem..."jawabnya lemas.

"Kok balik???bukannya mau makan siang bareng Zara"tanya Toni pada Bosnya sambil melangkah sejajar dengan Aril.

"Gak jadi..pusing gua,ribet.Zara marah.Haaahhhh lagian Mega pake acara mau mati segala,huuffhhh" lanjut si Bos menghela nafas.

"Sabar boss..omongin baik2 dengan Zara" kata Toni yang sudah berada dalam lift bersama Aril.

"Ini yang gua bingung ton,Zara minta ketemu tar malem,lah yang jagain Mega siapa??keluarganya gak ada yang tau ton,Mama gua juga gak bisa dia jaga Mega karena emang lagi sakit.Seharian ini kan Mega gua tinggal kerja Ton."jelas Aril lalu melangkah keluar lift.

"Uffhh bingung juga ya," tanggap Toni menggaruk kepalanya.

"Naaah kan bingung,haaaahhh udahlah sana gih pesenin gua kopi aja bawa kemari."

"Oke siap Boss" jawab Toni.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!