"Kemana siihh ditelvonin daritadi gak di angakat,chat juga gak dibalas?"kata Zara mondar mandir depan kamar kostnya.
Semenjak tau Aril sudah beristri,Dia selalu sakit hati pas Aril lengah dari handphonenya.
"Hayoooo....lagi ngapain???"gertak Fely mengagetkannya.
"Huuhh...kaget Fel,"kata Zara sedikit kesal.
"Nungguin kabar Aril ya??"kata Fely merangkul sahabatnya itu dengan tangan kanan.
Zara menganggukkan kepala.
"Sudah,,cari makan aja yuk didepan laper nih,pasti kamu belum makan kan."ajak Fely sambil memegang perutnya.
"Aku temeni kamu aja ya Fel,lagi males nih"
"Hemp,,, Zara,,udah doong jangan hawatir dengan Aril terus,siapa tau Dia masih makan malam bareng istrinya,eh..salah bareng keluarganya" Fely ngusilin Zara.
Zara semakin tak enak hati,Dia malah berbalik membuka pintu kamarnya dan meninggalkan sahabatnya itu sendirian.
"Hempphhh....Zara,harusnya Kamu bahagia Sayang,Kamu wanita baik,Kamu juga layak dapatkan lelaki baik juga yang tentunya bikin Kamu bahagia.Bukan seperti Aril yg sudah beristri" gumam Fely dalam hati,menatap Zara yang sudah merebahkan diri di Kasur.
Fely menutup pintu kamar Zara dan berlalu pergi mencari makan.
____
"Bungkus nasi goreng 2 bang,," kata Fely pada akang penjual mie dan nasi goreng yang tak jauh dari tempat kostnya.
Maklumlah...Abang jago satu ini emang andalan anak kost karena murah meriah dan rasanya yang endulita syekaliiihhh.
"Zara Sayang.."Panggil Fely sambil membuka pintu kamar Zara "Maem yuk..nih aku bungkuskan nasi goreng Bang Jago" ajak Fely pada Zara.
"Fely...Aku gak lapar,ayolah jangan paksa"
jawab Zara merubah posisi duduknya.
"Ooohh jadi sekarang Kamu mau sakit karena Aril ya...ayolah Zara,jangan nangis terus.Kamu harus makan,gak boleh gitu." bujuk Fely mengusap rambut Zara.
"Kamu tau gak sih Fel rasanya tuh sakiiitt banget,pasti Dia lagi bareng istrinya sekarang.Huffhh rasanya Aku ingin mengakhiri saja hubungan ini Fel,Aku tersiksa.Ini masih dugaan saja dia lagi bareng istrinya Aku sudah sesakit ini.Apalagi memang benar Dia lagi bersama,uuffhhhh"
Zara menghela nafas air matanya tetap mengalir.
Fely memeluknya,,"Sudah..sudah..Zara,Aku dukung Kamu kok,apapun keputusan Kamu,yang terbaik untuk Kamu,Aku selalu mendukungnya."
"Thanks Fel,cuma kamu yang mengerti"ucap Zara.
Fely terus membujuk Zara hingga ahirnya Dia makan juga tuh nasi bang jago walau gak habis.
Bersyukur ada Fely yang bisa menghibur dan menemani Zara."Malam ini aku bobok disini deh Zar,supaya sahabat aku yang cantik ini gak galau lagi,ada teman ngobrol dan lupa pada hp nya.,"hibur Fely pada Zara.
Zara mulai tersenyum,meletakkan handpbone nya yang sudah dia mode silent di laci samping tempat tidurnya.
____
Disisi lain,,Aril yang kaget karena baru ingat kalau dia belum menghubungi Zara karena tragedi tadi.
"Mampus gue...belum ngabarin Zara dari tadi,pasti marah besar Dia"ucap Aril sambil sibuk mencari handphone di sela-sela saku kemeja dan celananya.
"Ya ampun...hp nya di saku jass kerja,"imbuhnya lagi sambil mengingat Dia melepas dan meletakkan jass nya di ruang tamu saat memapah Mega tadi.
Dia melihat ke arah Mega yang masih terbaring lemas, ingin rasanya Aril meninggalakan Mega dulu untuk mengambil smart phone yang ketinggalan itu,
Tapi Dia tidak mungkin meninggalkan Mega sendirian,karena Mamanya sudah Aril suruh pulang dengan diantar taxi tadi karena memang lagi kurang enak badan.
"Tapi kalau gk ditinggal,gimana dengan Zara,Dia pasti cemas" kata Aril dalam hati.
"Mas...." panggil Mega mengejutkan Aril.
Aril segera mendekat pada Mega "Ada apa Mega?"tanya Aril.
"Aku haus sekali Mas,bisa minta tolong ambilkan air"
Aril menuangkannya ke gelas dan dengan canggung membantu Mega untuk duduk,Dia gemetar melakukannya karena dia mengingat hanya Zaralah gadis yang pernah Dia sentuh.
"Kenapa Mas secanggung ini,Aku istrimu Mas,bukan hanya membantuku untuk duduk tapi kau boleh lakukan apapun padaku Mas." ucap Mega setelah minum.
"Sudahlah,,Kamu istirahat saja Mega,agar kondisimu membaik" kata Aril.
Malam mulai larut,nafas Mega sudah mulai normal,tak seperti sebelumnya yang seperti tersenggal.Aril merebahkan tubuhnya di Sofa samping kasur Mega berbaring.
Matanya menatap langit-langit Rumah Sakit tetap memikirkan Zara,karena Dia tak bisa pulang mengambil handphonenya.
____
"Permisi,Saya cek keadaan pasien dulu ya,"sapa suster itu dengan ramah
Aril kaget,dilihatnya jam tangan ditangan kirinya,waktu sudah menunjukan jam 6.00 pagi.
"Silahkan Suster"jawab Aril
Aril tetap duduk di Sofa kepalanya terasa berat sekali mungkin karena semalam Dia tak langsung bisa tidur.
"Bapak,,ini air hangat dan handuk untuk seka ibu,sudah kami bawakan juga baju gantinya pak"jelas salah satu Suster yang membawa peralatan itu,
"Baik Suster" jawab Aril meng iya kan
Suster itu berpamit keluar dan Aril beranjak mendekati Mega yang memanggilnya.
"Mas bantu Aku ganti baju"ucap Mega
Lagi-lagi Aril terkejut,salah tingkah,
apa yang harus Dia lakukan?
Sebenarnya tak ingin Dia lakukan,namun mengingat kondisi Mega yang masih lemas seperti itu,Dia kasian untuk menolaknya.
Aril membantu Mega untuk duduk,kali pertama mereka berhadapan muka dengan hanya berjarak 1 jengkal saja.
Mega duduk,Aril hanya berdiri bengong,seolah tak tau apa yang harus ia lakukan.
"Mas bawakan air hangatnya mendekat,"pinta Mega pada Aril
Aril memindahkannya dari meja itu ke dekat Mega.
Mega membuka kancing bajunya,dan Aril membuang pandangannya ke arah jendela kamar Rumah Sakit itu.
Mega berbalik membelakangi Aril."Mas,,bisa tolong seka kan aku dibagian belakang?"kata Mega.
Aril hanya meng iya kan..diraihnya handuk kecil yang sudah basah dengan air hangat itu.Aril memerasnya dan dengan ragu ia usapkan ke punggung Mega.
Mega mengangkat rambutnya yg terurai dengan tangan,Aril mengusap lembut punggung Mega,ludah Aril mencair dan Dia segera menelannya, Aril hanya laki-laki biasa yang hasratnya sangat normal,jadi wajar ketika melihat wanita tanpa busana di depannya hasratnya mulai datang.
Mega memang wanita cantik berkulit putih,tubuhnya mulus seperti susu.
Aril mengusapnya berulang-ulang dengan tangan kanannya.Tak terasa tangan kirinya menyentuh pinggang wanita yang disebut sebagai istrinya itu tapi jujur Dia baru pertama kali ini menyentuh Mega.
Mega tersenyum merasakan tangan Aril menyentuh pinggangnya.
"Sudah mas,biar ku lakukan sendiri di bagian depan"kata Mega yang menadahkan tangan meminta handuk kecil itu.
Aril tak menjawab dia langsung menyerahkan handuk itu dan berbalik arah kebelakang.
Jantung Aril berdegup kencang,Dia tak percaya pada apa yang sudah ia lakukan barusan.Karena memang ini kali pertama selama berbulan-bulan bahkan setahun dia menikah dan dirinya merasa canggung sekali.
"Mas Aril,,tolong pindahkan,"pinta Mega pada Aril yang sudah memakai baju ganti dari Rumah Sakit itu.
Aril berbalik dan segera memindahkan ember kecil itu ke luar ruangannya.
"Mega mau aku kabari keluarganya??"tanya Aril
"Jangan mas,gak usah,nanti mereka khawatir.Mereka juga bakalan nanya kenapa sampe begini,sudah Mas jangan."
"Mas Aril mau kerja?" imbuhnya lagi.
"Sebenarnya sekarang ada rapat penting Meg,tapi gimana dengan kamu,Mama juga kurang vit kan kondisinya,gak mungkin Dia harus lama-lama di Rumah Sakit."jelas Aril pada Mega.
"Aku gak apa kok Mas,Mas tinggal kerja saja dulu,kan ada suster mas kalau nanti aku butuh apa-apa"
"Yakin,,,?"tanya Aril ragu.
Mega tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Bawakan handphoneku kesini ya Mas,aku bisa suntuk kalau harus sendiri diruangan ini."
"Iya sebentar lagi aku bawakan sebelum berangkat kantor,kalau gitu aku pulang dulu ya..ini sdh hampir jam 7"kata Aril.
Megapun meng iyakan,menatap Aril yang melangkah meninggalkannya,terukir senyum dibibirnya walau badannya terasa sakit, hatinya bahagia bisa disentuh dan diperhatikan suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments