Part 11 (Cemburu)
Pulang kuliah, Juna berniat mengajak Lusi untuk berjalan-jalan keluar. Dan mereka tak sengaja bertemu Rian yang pada saat itu bersama Lisa juga.
"Mau kemana?", tanya Rian.
"Itu bukan urusan kamu," tegas Juna.
Lalu Rian pun menarik tangan Lusi dengan kuat. Saat itu Lusi ketakutan saat melihat Rian.
"Jangan kasar sama perempuan", ucap Juna kesal.
Rian pun menatap mata Juna dengan tajam.
"Yaudah biarin ajah yan. Mereka mau kemana?", ujar Lisa menambahkan.
Lalu Juna pun pergi..
"Kenapa kamu cemburu", tanya Lisa.
"Gak mungkin aku cemburu. Yaudahlah kita pergi aja yuk jalan-jalan."
Namun selama di perjalanan Rian malah mengikuti Lusi dan Juna yang pergi dengan taksi.
Sesampainya Rian memperhatikan Juna dan Lisa dari kejauhan.
"Katanya gak cemburu. Tapi malah ngikutin mereka," ucap Lisa.
"Gak kok ini cuma kebetulan kita dateng ke tempat yang sama. Yaudahlah kalau kamu gak suka dateng ke tempat ini. Kita pergi aja."
Lalu Lisa dan Rian pun pulang.
Dan Juna membawa Lusi ke sebuah taman. Di sana Juna membelikan balon yang lucu. Seketika Lusi terlihat tersenyum walau sebentar. Namun Juna sangat terkesan dan senang sekali. Karena baru pertama kalinya melihat Lusi tersenyum.
Pada saat di taman Juna memperhatikan wajah Lusi. Ia memberikan perhatian lebih layaknya orang yang sedang jatuh cinta. Meskipun bebeda umur tiga tahun. Namun Juna sangat mencintai dan menyukai Lusi.
"Saya gak tahu. Apa yang kamu alamin. Mungkin beban hidup yang sangat berat, sehingga membuat kamu seperti ini," ujar Juna memperhatikan Lusi.
Lusi hanya diam dengan tatapan kosong.
"Kamu seperti menyimpan kesedihan yang sangat mendalam. Meski aku gak tahu apa itu. Namun itu terlihat dari sorot mata kamu Lusi," ujar Juna sedikit menitihkan air matanya.
"Gak tahu kenapa aku sedih lihat kamu seperti ini. Andai saya bisa tahu dan bantu masalah kamu. Aku pasti akan bantu. Tapi aku tidak tahu masalah apa yang sedang kamu hadapi. Dan aku selalu berharap kamu bisa kembali pulih. Agar kamu bisa menyelesaikan masalah ini".
Sementara itu terlihat Rian dan Lisa yang sampai lebih dulu dikostan. Sesampainya dikostan Rian tidak hentinya mondar mandir menunggu Lusi. Sambil memandang keluar berharap Lusi segera pulang.
Haduh ampun deh itu si Lusi, gak waras ataupun gak normal sama aja. Bisa-bisanya dia buat pacar aku mikirin dia. Hebat kamu Lusi... udah berhasil bikin pacar aku lebih perhatian sama kamu, ujar Lisa dalam hati kesal.
Lalu Rian keluar dan berjalan dengan cepat. Ia langsung membawa mobilnya melaju kencang. Ia pergi segera untuk menjemput Lusi.
Sesampainya ia pun langsung menarik paksa tangan Lusi. Ia menarik tangannya untuk pulang bersamanya. Namun Juna menghentikan Rian, menarik tangan Lusi satunya lagi.
"Minggir Lusi pulang sama saya," ucap Rian.
"Gak bisa... Dia harus pulang sama saya. Kamu gak berhak ajak dia pulang".
"Saya lebih berhak... Karena dia calon kakak ipar saya".
Lalu Juna pun diam mendengar apa yang diucapkan Rian.
Namun Lusi tidak mau diajak pulang bersama Rian. Lusi berusaha keras menarik tangannya kembali. Namun Rian malah menggendong Lusi. Lusi berkali kali berusaha turun dari gendongan Rian. Ia memukul bahkan mencakar Rian. Namun gagal Rian memegang badan Lusi dengan kuat. Ditambah lagi Rian memiliki postur badan tinggi dan tegap. Dan tenaga yang lebih kuat.
Itu nampak dari badannya atletis seperti terolah dengan baik.
Sesampainya dikostan terlihat Lisa yang melihat kedatangan mereka. Rian kembali menggendong Lusi dari mobil menuju kostan. Meskipun dalam keadaan Rian dipukul dan di cakar oleh Lusi. Namun Rian tidak peduli. Sontak saat melihat pemandangan tersebut Lisa pun memasang muka kesal dan cemburu.
"Sudah lama sekali aku tidak menggendong perempuan," ujar Rian sambil membanting Lusi ke kasur. "Berat juga ternyata"
Lalu Lusi pun bersembunyi menutup wajahnya dengan bantal.
"Bagus ya... Sejak kapan kamu berani gendong Kak Lusi," ujar Lisa dengan kesal.
"Kalau gak kaya gini dia akan pulang".
"Aku jadi curiga. Cakaran di wajah kamu itu jangan-jangan bukan karena kucing".
"Terserah lah kamu mau percaya atau gak. Dia adalah calon kakak ipar aku. Jadi aku berhak membawanya pulang".
Lalu Rian pun langsung pulang dan pergi.
Lisa pun sangat kesal sekali pada Kakaknya. Karena telah mengambil perhatian Rian.
Saat Rian sudah pulang.
Ia pun langsung mengacak-ngacak rambut Lusi. Dan langsung mencoret coret wajah Lusi dengan lipstik dan spidol.
"Sekarang aku akan buat kamu bener-bener seperti orang gak waras. Aku benci banget sama kamu Lusi. Aku benci... kamu itu udah ambil segalanya dari aku. Kebahagiaan kamu ambil, kasih sayang orang tua, dan pacar kamu ambil juga." ujar Lisa kesal sambil menangis.
Dan tiba-tiba tangan Lisa mendarat dipipi Lusi.
Plakk...
Sontak Lusi pun ikut menangis saat tamparan itu mendarat di pipinya. Lalu Lusi pun menangis sambil terisak.
"Kamu itu gak pantas menangis. Rasa sakit hati aku lebih sakit daripada cuma tamparan pipi ini", ucap Lisa kesal.
Lusi hanya menangis dan tak melawan sang adik. Lusi sebenernya sangat trauma pada masa lalunya yang dulu. Sehingga sangat takut bila diperlakukan dengan kasar oleh siapapun. Semalaman Lusi hanya menangis, dan menyediri. Padahal dalam hati Lusi ia merasakan begitu hancur dan duka yang teramat dalam sampai-sampai ia mengalami gangguan kejiwaan. Hanya saja tidak ada yang tahu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Linda Napitu
katanya mahasiswa semester akhir harusnya kl ada masalah atau dia diperkosa orang tinggal berobat ke psikiater atau cerita ke orang terdekat ibu misalnya
2022-02-05
0
Machan
oke, nanti aku kembali
2021-01-09
0