Part 6 (Kampus)
Malam pun tiba. Kini hanya ada Lisa dan Lusi dikosant. Saat itu Lisa tidak terlalu mempedulikan kakaknya yg baru saja sampai di Jakarta. Ia hanya sibuk main gadget sambil mendengarkan musik dengan headsetnya. Ia sama sekali tidak peduli kertas yang diberikan Ibunya tentang Lusi.
Karena hari sudah cukup malam. Lisa pun mematikan lampu. Dan ia tetap asik main gadget. Padahal di dalam kertas itu sudah ada tulisan. Bahwa setiap malam lampu tidak boleh dimatikan. Agar lusi tidak pergi. Karena Lusi takut dengan kegelapan. Tiba-tiba Lisa kaget sekali ketika sadar. Kakaknya sudah tak ada lagi dikosant. Ia pun lantas keluar dan mencarinya.
Bener-bener ini Kak Lusi. Bisa mati di marah ibu... Dalam hati Lisa kesal. Sambil berlari kesana kemari mencarinya.
Tak lama ia pun bertemu dengan Lusi di simpang jalan. Ia sedang duduk di bawah lampu jalan.
Sesampainya di kostan Lisa pun mengkunci Lusi di kamar mandi. Karena ia tak ingin kakaknya kabur lagi.
"Syukurin tidur aja di kamar mandi," ujar Lisa kesal.
Lalu Lisa pun tersadar bahwa Ibunya pernah memberikan sebuah kertas tentang kakaknya. Lisa mengambil dan membacanya. Dan ternyata benar. Kak Lusi takut dengan gelap. Ia pun juga membaca beberapa poin yang menurut ia penting dalam kertas itu.
Dan dari situ ia tahu kekurangan Kakaknya yang selama ini ia tidak ketahui sebelumnya.
Ternyata Kak Lusi itu alergi coklat. Dan aku baru tahu setelah 19 tahun jadi adiknya. Tahu gitu tiap hari aja aku kasih dia coklat biar dia cepet-cepet is dead.
Keesokan paginya.
Saat lisa membuka pintu terlihat Lusi yang sedang tidur sambil bersandar ditembok kedinginan. Lisa pun membangunkan Lusi dengan kasar. Dan segera menarik lalu mengganti pakaian Lusi. Ia pun langsung berangkat kuliah.
Karena tidak ada pilihan lain Lisa mengajak Lusi untuk ikut kuliah bersamanya. Lisa berangkat kuliah dengan taksi.
Sesampainya di kampus. Lisa dan Lusi berdiri di depan pintu gerbang, sambil berfikir dengan siapa Lusi dititipkan. Selama di kampus pun, banyak teman pria Lisa yang menyapa atau sekedar menggodanya.
"Hallo kakak. Boleh kenalan kak," ujar teman pria yang lewat sambil senyum.
"Itu siapa Lisa," ujar salah satu teman prianya lagi dengan nada menggoda.
"Kakak gue," Ujar Lisa kesal.
Bener-bener keterlaluan ini sih. Orang masa gak sadar kalau Kak Lusi ini sakit jiwa. Masih saja orang-orang goadain Kak Lusi benak Lisa kesal.
Lalu Lisa dapet ide untuk menitipkan kakaknya di warkop langganan. Yang beberapa meter dari kampusnya.
Sesampainya....
"Siapa ini neng, cantik pisan", tanya Ibu penjaga warung.
"Ini kakak saya. Saya nitip boleh ya. saya mau kuliah. Tapi kakak saya ini stres bu. Alias sakit jiwa. Jadi Ibu jangan kaget. Kalau Ibu tanya apapun dia pasti gak akan jawab".
.
"oh begitu. Kasian pisan... kakaknya kenapa bisa stres begitu.?" tanya Ibu warung lagi sambil memperhatikan Lusi.
"Saya juga gak tahu Bu kenapa". Lalu lisa pun mengambil kacamata hitam di dalam tasnya. "Nah kalau begini biar gak ada yang curiga kalau kakak saya ini sakit jiwa".
Aduh kenapa kacamata ini lebih cocok dan keren banget ya kalau di pakai Kak Lusi benak Lisa dalam hati.
Lalu lisa pun bergegas pergi.
"Pokoknya Ibu jagain. Soalnya dia suka pergi seenaknya. Tenang ajah nanti ada bayarannya. Dan sekalian pesen bubur ayam buat kakak saya ya".
"iya neng".
Sesampainya di kelas Lisa pun bertemu temannya Juna dan Arin.
"Ada berita yang mengejutkan. Masa kak Lusi tinggal di Jakarta bareng gue. Coba lu pikir. Dia kan gangguan jiwa. " ujar Lisa dengan nada kesal.
"ssttt... Berita lu sama sekali gak penting. Ngapain gue ngurusin kakak lu yang sakit jiwa. Yang penting tadi gue itu. ketemu cewek cantik banget. Pokoknya lu berdua harus lihat. Dan bantuin gue deketin dia." ujar Juna dengan semangat.
"Ah ribet. Kaya gak pernah liat perempuan cantik aja. " ujar Arin kesal
"Nanti pulang kuliah gue kasih tahu orangnya. Pokoknya harus lihat. Kalian berdua sih lewat gak ada apa apanya. "
"Kambing di bedakin juga lu bilang cantik" ujar Arin tertawa.
Waktu kuliah selesai. Lisa, Juna dan Arin bergegas pulang. Sebelum pulang memang biasanya mereka selalu ke warkop langganan. Sesampainya, terlihat Lusi dari kejauhan sedang duduk.
"Nah itu perempuan yang gue bilang cantik" ucap Juna.
"Yang mana sih?", tanya Arin
"Yang pakai kaca mata" ucap Juna
"Iya bener. Beneran cantik. Waduh bahaya nih Lisa... kita punya saingan berat." ucap Arin.
Lalu lisa pun menghampiri Lusi.
"Ini yang lu bilang cantik." ujar Lisa sambil menghampiri Lusi.
Juna dan Arin pun juga menghampirinya.
Lalu Lisa menarik kacamata yang dipakai Lusi. "Asal kalian tahu ini kakak gue Lusi."
Lalu mereka berdua pun kaget bukan kepalang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Machan
boomlike di ceritamu ini kak.
rate 5, fav dan vote.
semangat dalam berkarya
2021-01-02
1