Part 3 (Pulang)
Sejarah mengatakan Kota Bandung adalah Kota Kembang. Menyimpan sejuta kenangan dan keindahan alam. Dan kembang itu adalah bunga. Dan bunga bukan sekedar tanaman. Tapi bunga lambang cinta dan ketulusan dalam hati seseorang. Di pagi hari yang cerah terlihat Lusi yang sedang menyiram berbagai macam tanaman dan bunga di halaman depan rumahnya. Itu menambah serta kecantikan dirinya serta hatinya.
Setiap kali ia pulang ke Bandung. Ia selalu menyempatkan diri untuk menyiram tanaman dan bunga milik Ibunya. Ia sangat menyukai bunga mawar yang bermekaran di pekarangan rumahnya.
Tiba-tiba terdengar suara mobil. Pertanda ada seseorang yang datang. Pak Makmur keluar dari mobil dan membuka pintu gerbang. Mobil itu dibawa masuknya ke halaman depan. Pak Makmur adalah supir pribadi Ayah. Lusi hanya memperhatikan dari kejauhan. Terlihat Lisa turun dari mobil sambil memandang Lusi dengan tatapan tajam. Lalu Lisa masuk ke dalam rumah dengan langkah kaki yang sedikit cepat. Ia masuk ke rumah sambil mengeluh pada Ibu. Terlihat Ibu yang sedang asik memasak di dapur.
"Ada apa sih bu. Aku di jemput sama Pak Makmur pagi-pagi buta". Ujar Lisa sambil cemberut.
Lalu Lusi juga masuk saat melihat Adiknya masuk. Ia duduk di meja makan sambil menatap ke arah Adiknya. Sebenarnya Lusi ingin sekali memeluk Lisa. Namun sepertinya Lisa sedang kesal.
"Ibu kangen dengan kalian. Mumpung juga ada Lusi disini. Jadi Ibu menyuruh Pak Makmur jemput kamu". ujar Ibu.
Lalu Lisa menarik napas panjang.
"Kan kita jarang sekali kumpul bersama jadi tidak ada salahnya bila kita kumpul bersama." ujar Ibu menjelaskan.
"Ibu aku banyak tugas di Kampus. Harusnya Ibu telepon Lisa dulu jangan asal jemput".
Tiba-tiba Lusi memulai mengisi obrolan.
"Oia Lisa.. Kakak bawa oleh-oleh dari Jogja buat Lisa." ujar Lusi dengan senang hati sambil mengambil Kantong berisi makanan khas Jogja.
"Taruh aja disitu. " ujar Lisa datar.
Lalu Lusi pun memulai obrolan pada Adiknya.
"Apa kamu sudah makan?"
Namun Lisa hanya diam sambil memainkan gadgetnya. Lusi pun mengganti pertanyaan lain. Berharap kali ini Lisa akan menjawabnya.
"Ngomong-ngomong bagaimana dengan kuliah kamu?."
Namun Lisa masih tidak mau menjawab dan malah pergi meninggalkan Kakaknya.
Lusi pun menarik napas panjang namun secara perlahan, sambil melihat Adiknya memperlakukan dirinya seperti ini.
"Kalian itu ada masalah apa sih sebenarnya?" tanya Ibu.
Sejenak Lusi sedikit melamun.
"Aahh... Kami berdua tidak ada masalah apapun."
"Masih ada Ayah dan Ibu saja kalian sudah susah sekali untuk diajak berkumpul. Apalagi nanti kalau Ayah dan Ibu sudah tidak ada. Bisa-bisa kalian tidak saling mengenal satu sama lain".
"Ibu jangan berbicara seperti itu. Lagi juga aku masih ingin bersama Ayah dan Ibu. Dan aku akan selalu menyayangi Lisa dan menjaga Lisa. Jadi Ibu berdoa yang terbaik saja. Untuk aku dan Lisa." ujar Lusi sambil tersenyum pada Ibunya.
Ibu juga membalas senyuman Lusi.
Saat siang hari mereka makan bersama. Sebetulnya itu adalah suasana yang menyenangkan dan hangat untuk sebuah keluarga yang utuh. Namun terlihat berbeda dengan keluarga mereka. Lisa dan Lusi saling diam seperti ada perang dingin diantara mereka.
"Besok Ibu mau ngajak kalian jalan-jalan. Sambil mengenang masa lalu."
"Kemana bu?" tanya Lisa
"Ke Kebon Binatang" jawab Ibu
Lisa pun terkejut dengan apa yang diucapkan ibunya.
"Bu Lisa sudah besar. Buat apa Lisa ke Kebon Binatang".
"Kan sudah Ibu bilang untuk mengenang masa lalu. Jangan melihat kemananya. Tapi lihat makna dan kebersamaannya"
"haduh.. Ibu Di Jakarta juga ada".
"Yaudah terserah kamu sajalah mau kemana", Ujar Ibu menyerah.
Ayah pun hanya diam sambil melihat perdebatan kecil di tengah makan siangnya.
Sore hari terlihat Lisa mengemas kembali pakaian dan bersiap untuk kembali ke Jakarta. Menurutnya ini sangatlah tidak penting. Jauh-jauh ke Bandung hanya untuk berkumpul bersama. Sebenarnya ia senang bila berkumpul bersama namun ia membenci bila ada Lusi ditengah keluarga.
"Mau kemana?" tanya Ibu.
"Kembali ke Jakarta".
"Kenapa mendadak".
"Ibu jemput Lisa secara mendadak. Lisa pulangnya juga secara mendadak".
"Sekarang sudah sore. Kenapa gak nginep dulu sehari"
"Makan bersama sudah. Ketemu Ayah sudah. Ketemu Ibu pun sudah. Lalu apa lagi?"
"Kamu kenapa kalau di bilangin gak pernah menurut terlalu banyak alasan. Tidak seperti Kakak kamu Lusi yang cukup sekali diberitahu langsung mengerti".
"Bu, aku ini bukan Kak Lusi. Jadi aku mohon jangan bandingkan aku dengan dia".
Lalu Lisa pun pergi, dengan dianter lagi oleh Pak Makmur.
Lusi hanya memandang Lisa di balik jendela dan melihat kepergiannya. Lagi-lagi, Lisa meninggalkan pemberian sang Kakak. Yaitu oleh-oleh yang di bawanya untuk sang Adik tercinta.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Machan
jejak
2021-01-02
1