(Telfonan sama Andra)
Andra : hallo Bi.? Kamu dimana.?
Bianca : hallo Ndra, duh maaf yah aku telat ngabarin. Aku dan teman-teman lagi di Cafe Mikrokosmos yang tempat kita ketemu sama ibu-ibu kita itu loh.. inget ga.?!
Andra : aa.. inget inget. Jadii aku kesana aja.?
Bianca : iya kesini aja. Maaf yah buat kamu repot. Sekarang kamu dimana emangnya.?
Andra : ah gakpp. Aku juga masih didepan sekolah nih masih tunggu sopir.
Bianca : ahh baiklah. Kamu hati-hati yah.!
Andra : oke Bi.. bye.!
Bianca : bye.!
"Pak, ayo kita ke Cafe Mikrokosmos.!" Ucap Andra kepada sopirnya yang sedari tadi sudah menunggu didepan sekolah Bianca.
"Baik tuan.!" Jawab sopirnya kemudian melajukan mobilnya.
Beberapa saat kemudian Andra sampai didepan cafe. Ia turun dengan gagahnya dengan masih memakai seragam sekolahnya.
Diusianya yang terbilang muda, ia terlihat sangat dewasa. Proporsi tubuh yang tinggi dan berisi membuatnya seperti seorang pria berumur 20an tahun.
"Hay guys, hay Bi.!" Sapa Andra ketika sampai didepan meja mereka.
"Wahhh.!!!" Batin Dara. Ia terdiam beberapa saat hingga akhirnya Chan menyenggol kakinya karena menyadari ekspresi saudara kembarnya itu.
"Hayy Ndra.. yuk duduk dulu.!" Ucap Bianca sambil memberikan space kosong disampingnya.
Abi yang melihat itu mulai kesal dalam hati.
"Yahhh... mulai dehh si kunyuk ini.!" Batin Abi.
Andra pun duduk disamping Bianca.
"Ah, ini titipan mami buat bunda Lili.!" Andra menyodorkan semua bingkisan yang cukup besar.
"Wahh lumayanlah gedenya. Ya udah aku simpan ini ditempat penitipan dulu yah" ucap Bianca sambil berdiri menuju tempat penitipan barang.
"Oh iya, bukannya kamu dianter sopir ya.?" Tanya Chan kepada Andra.
"Iya, udah balik. Katanya mau nganter mami dulu." Jawab Andra
"Ahhh..."
(Beberapa saat yang lalu didalam mobil depan cafe)
"Pak, bapak duluan pulang aja yah. Nanti saya hubungin lagi kalau udah mau balik." Ucap Andra memberi perintah kepada sopirnya.
"Tapi tuan, kalau daddy tuan tau saya kembali dirumah tanpa tuan saya akan kena marah.!"
"Ahh.. atau bapak duduk aja di cafe sebelah sana.!" Menunjuk salah satu cafe yang ada disebrang jalan
"Kalau urusan saya sudah selesai, saya akan hubungin bapak. Oke.?!" Andra melanjutkan
"Oh baik tuan.!"
-
Bianca pun kembali duduk disamping Andra.
"Kamu udah pesan.?" Tanya Bianca
"Iya udah tuh mbaknya barusan pergi." Jawab Andra.
"Oh iya Ndra, gimana ujian kamu.? Lancar kan.?" Tanya Lava membuka percakapan
"Lancar kok. Semuanya lancar dan aman terkendali hehe"
"Eh tunggu tunggu.. kalian udah saling kenal yah.? Kok aku baru tau.?!" Tanya Bianca keheranan.
"Udah.! Barusan juga kenalan hehe" jawab Lava cengengesan.
"Ahh.. aku fikirnya udah kenal duluan hehe"
"Oh iya Bi, kamu berangkatnya kapan.?" Tanya Chan
"Berangkat ke mana.? Emang kamu mau kemana Bi.?" Tanya Andra penasaran
"Oh.. ini.. aku keterima beasiswa di Singapore Ndra. Dan katanya ada jadwal yang dimajuin."
"Oh ya.?! Selamat yah Bi.. wahh beruntung sekali kamu.!"
"Hehe thankyou Ndra.! Kamu sendiri.? Kamu ga daftar beasiswa kemaren.? Kamu pasti dapat rekomendasikan dari sekolah kan.?"
"Ah hehe. Iya nih. Banyak tawaran beasiswa sih kemarin. Tapi,, aku bingung mau pilih yang mana. Daddyku ga mau aku kuliah jauh-jauh. So,, aku ambil deh yang dekat." Jawabnya dengan nada sedikit lemas.
"Cih sombong.!" Batin Abi yang sedari tadi meletup letup.
"Aa.. susah yah emang kalau orangtua maunya apa dan anak maunya apa.. Jadi kamu pilih yang mana.?" Tanya Lava penasaran.
"Singapore.! :)" jawab Andra lantang.
"Hah.?!" Ucap Abi dan Bianca bersamaan
"Eh.. anu.. tapi.. maksud aku.. hah minumku udah habis.! He he." Jelas Abi kembali megalihkan pembicaraan.
"Ciihhh sialan bener yah si Andra ini. Kenapa juga dia ke Singapore.?! Advekdkd" batin Abi semakin meledak.
"Hah Singapore juga.?! Wahhh kebetulan sekali yah.!" Ucap Lava lagi sambil tertawa keciil dan menyenggol siku Bianca.
"Eh. Iya, di Universitas apa.?" Tanya Bianca.
"NUS (National University of Singapore).!! Aku ambil hukum.! Dan atas kemauan orangtua lagi. Humm\~"
"Aaa.. jadi itu bukan keinginanmu.? Sabar yah Ndra, barangkali dengan mengikuti kemauan orangtua kamu bakal sukses kedepannya.!" Ucap Lava memberi semangat.
"Ahh makasiih Lava.!"
"Kamu, emangnya mau kuliah jurusan apa.?" Tanya Dara
"Aku.. aku sebenarnya ingin sekali berkuliah ke Harvard mengambil kedokteran. Cita-citaku adalah ingin menjadi seorang dokter bedah.." ucap Andra sedikit murung.
"Humm.. yang sabar yah. Toh hukum bukanlah hal yang remeh kan.? Kamu pasti akan sukses menjadi pengacara atau seorang notaris yang hebat.!" Hibur Chan.
Chan sebenarnya pun ingin menjadi seorang dokter seperti ibu dan kakaknya. Mangkanya dia sangat faham betul apa yang dirasakan oleh Andra. Tapi berhubung dia adalah anak laki-laki sendiri dikeluarganya, iapun harus patuh dan harus menerima kenyataan bahwa bisnis keluarganya selama tiga generasi itu adalah tanggung jawabnya.
"Benar yang Chan katakan. Semoga kelak kamu dan Chan bisa sukses dengan pilihan orangtua kalian masing-masing yah.!" Ucap Bianca menyelamati.
"Thanks Bi. Kalau kamu sendirii di universitas mana.?" Tanya Andra
"SIM.! Aku ambil bisnis internasional hehe" jawab Bianca.
"Kalian.? Kalian daftar dimana.?" Tanya Andra kepada yang lain.
"Aku Singapore juga.! Di NUS jurusan kedokteran." Jawab Abi cepat
"Aku beasiswa di IFA.!" Jawab Lava sambil tersenyum bangga.
"Wahh hebat.. Paris yah.?!" Ucap Andra sambil menggeleng tak percaya.
"Ivey Bussnise School.!" Ucap Chan sambil mengacungkan tangannya.
"Kanada.!" Ucap Andra cepat dan mendapat anggukan dari Chan.
"Aku Ausie, Deakin University ambil kedoktorean." Ucap Dara sambil menyeruput minumannya.
"Wahhhh daebak.!!" Andra masih menggeleng tak percaya.
"Gila sih kalian hebat-hebat yah ternyata. Semuanya dapat beasiswa.?" Tanya Andra lagi.
"Aku sama Chan dan Abi nggak.!" Jawab Dara
"Mereka mah orang kayahhh.... hahaa" ucap Lava sambil tertawa dan memakan cakenya
"Huu.!!!" Sahut Chan sambil melemparkan kentang ke arah Lava.
...
Mereka pun mengobrol hingga tak terasa wktu menunjukkan pukul 16:30 sore.
"Tuan, sudah sore." Sms dari sopir Andra
Telfon Lava juga berdering. Telfon dari papinya.
"Ahh hallo papi.?" Ucap Lava menjawab telfon
Bianca Abi dan si kembar sudah mengabari orang rumahnya terlebih dahulu kalau akan main ke cafe.
"Ya sudah. Aku mau balik duluan deh. Sooir udah didepan." Ucap Andra seraya merapikan tasnya
"Ahh sepertinya kami juga." Ucap Bianca kemudian dsusul dengan anggukan Dara dan Chan
Merekapun bergegas membereskan tasnya. Dan tak lupa bingkisan dari tante Maria yang dititipkan tadi.
.
.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Apakah kalian penasaran dengan karakter Gank Lima Bintang.??
Next bab akan ada karakter mereka loh saat masih SMA.
Stay reaadd.!!! ✊🏻✊🏻☺️
.
.
Thankyou atas kunjungannya. Semoga kalian suka yah. Dan jangan lupa berikan masukan ke kolom komentar dan votenya biar author semakin semangat menulisnya☺️💛✊🏻
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments