Pergi kondangan

Tidak terasa waktu sangat cepat berlalu hari pun berganti menjadi minggu. Tiba lah saatnya pembagian hasil ujian.

"Eh lihat deh itu kan abang kelas kita" ucap salah satu siswi yang melihat Angga

"Ia ya itukan abang kelas yang perusahaan bokapnya sudah bangkrut tapi kok dia biasa aja ya tapi ganteng sih" balas teman siswi tersebut

"Ia ya ganteng banget malah" ucap temannya yang tadi tersenyum

"Coba lihat deh tu kakak kelas kita aja pada pangling lihatnya biasanya kan abang itu biasa aja malah kelihatan culun tapi sekarang berubah ganteng banget" ucap siswi wanita pertama

"Pengen gue jadiin pacar deh heheh" ucap temannya

"Enak aja gua punya tuh awas lo ya kalau berani macam-macam" ancam siswi pertama

Setelah pembagian hasil ujian Angga langsung pulang ke rumah kontrakan.

Dan waktu pun terus berganti dan tibalah saatnya hari dimana acara pernikahan Sasmita dan Yudis berlangsung. Pagi itu saat sarapan . . .

"Yah bun jadikan kita ke kondangannya om Rafa?" tanya Sara

"Insyaa allah jadi sayang" jawab ayah Barra

"Yah bunda malu mau ke kondangan itu" ucap bunda Anggia pada suaminya

"Ngapain malu bun kan kita tidak ada salah apa-apa" jawab

"Bunda malu kita sudah tidak seperti mereka yah" seru bunda

"Tenang bun tenang ingat kesehatan bunda ya jangan banyak mikir" ucap Angga mencoba menenangkan

"Ayah pergi ke pesta atau ke akadnya aja yah?" tanya Angga

"Ayah pergi ke akadnya aja deh kasihan bundamu sepertinya tertekan sejak itu" jawab ayah Barra mengingat kejadian yang lalu

"Angga juga yah sepertinya akad aja Angga ada di sana" ucap Angga

"Ya sudah kita siap-siap ya" suruh ayah Barra

"Pergi semuakan?" tanya Angga lagi berteriak

"Ia" mereka jawab serentak membuat Angga tersenyum lucu

Akhirnya setelah sarapan mereka sibuk dengan persiapan untuk berangkat ke kondangan om Rafa. Setelah semua persiapan selesai mereka pun segera berangkat menuju ke tempat akad di laksanakan. Selama di perjalanan tidak ada perbincangan yang serius di antara mereka hanya ayah Barra saja yang selalu memperhatikan Angga lebih melalui kaca di tengah mobil tersebut. Walau bagaimana pun juga Angga pernah mencoba melakukannya walau di tolak oleh bundanya dan ibu dari anak itu.

"Semoga ini tidak membuatmu sakit nak" batin ayah Barra melihat Angga

Namun tak sengaja Angga juga memperhatikan ayahnya yang sedari tadi memperhatikannya.

"Lihat ke depan saja yah jangan lihat-lihat Angga" ucap Angga mengagetkan ayah Barra

"Angga itu memang ganteng lebih ganteng dari ayah malah hehehe" lanjut Angga terkekeh hingga membuat semua yang berada di dalam mobil tersebut tertawa.

Perkataan Angga barusan akhirnya mencairkan suasana sesaat yang sedari tadi hanya ada keheningan saja.

"Enak aja ayah lebih ganteng dari kamu tau ni buktinya bunda kamu kepincut ama kegantengan ayah hahahahah" jawab ayah Barra tertawa lepas

"Idih kepedean ayah tu" timpal Bunda

"Mereka buktinya kalau bunda tidak kepincut dengan ayah mana mungkin kalian lahir heheheh" lanjut ayah terkekeh sambil menggaruk kepalnya yang tidak gatal

"Ayah ma kepedean awas jatuh skit tau kalau terbang tinggi-tinggi" Sara nimbrung

Begitulah kami guyonan hal kecil seperti ini adalah pelengkap cerita hidup yang terasa sangat hambar apabila datar-datar saja.

Bersambung . . .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!