Keesokan harinya Angga bangun seperti biasa. Melakukan ibadah di sepertiga malamnya dan mengulang hafalan Qur'an nya. Subuh pun tiba ia pun bergegas menuju masjid di dekat rumahnya. Setelah selesai sholat Angga berniat untuk joging sebelum ia berangkat sekolah. Akhirnya ia pun keluar rumah untuk mencari keringat sebelum ia berangkat sekolah mengikuti ujian semester ganjil. Setelah merasa cukup joging paginya Anggapun bersiap untuk segera berangkat setelah sebelumnya membersihkan diri sehabis joging pagi. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 Angga pun bergegas menuju halte biasa tempat ia menunggu bus datang untuk pergi menuju sekolah. Setelah menunggu sekitar 5 menit akhirnya bus yang di tunggu pun datang Angga pun melangkahkan kaki untuk segera naik dan mencari tempat duduk. Namun belum sempat ia duduk Angga melihat seorang wanita yang tidak asing masuk ke dalam bus tersebut Angga pun memperhatikan wanita tersebut sedang mencari tempat duduk yang kosong namun ia tidak mendapati tempat duduk yang kosong di bus tersebut al hasil raut wajahnya berubah menjadi sedikit sedih menunjukkan kekecewaannya tidak mendapat tempat duduk. Dan melihat hal tersebut Angga pun membatin.
"Kenapa aku merasa sakit ketika melihat wanita itu bersedih seperti itu ya" ucap Angga dalam hatinya
"Aku juga merasa tidak tega melihatnya berdiri seperti itu apalagi saat ini ia sedang menggunakan heels pasti capek banget dia berdiri seperti itu" lanjut Angga dalam hati
"Sebaiknya saya suruh dia duduk aja kali y, semoga saja dia mau" ucap Angga dalam hati optimis
Akhirnya Anggapun memanggil wanita tersebut.
"Mbak maaf" ucap Angga terpotong yang ia sengaja untuk mendapat perhatian wanita tersebut
"Ia ada apa ya?" tanya wanita tersebut
"Lebih baik mbak duduk saja biar saya yang berdiri" ucap Angga sambil berdiri lalu mempersilahkan wanita tersebut duduk
"Sudah kamu saja yang duduk saya tidak apa berdiri karena sudah terbiasa juga berdiri" jawab wanita tersebut yang tidak lain adalah Sasmita ya dia adalah Sasmita yang beberapa waktu lalu Angga berkunjung ke rumah orang tuanya untuk mengkhitbah wanita tersebut.
"Mbak saja yang duduk nanti mbak kecapean berdiri apalagi mbak pakai heels seperti itu tidak baik untuk berdiri terlalu lama mbak" ucap Angga masih mencoba untuk mempersilahkan Sasmita duduk
"Baiklah saya ngalah kalau begitu saya duduk ya?" tanya Sasmita memastikan
"Ia mbak silahkan" ucap Angga mempersilahkan Sasmita duduk
"Anak ini perhatian juga ya walaupun dia masih SMA namun kepekaannya luar biasa" ucap Sasmita dalam hati seraya memperhatikan Angga dengan penuh kekaguman yang ia sembunyikan
Tanpa sadar kekaguman Sasmita terhadap Angga mulai tumbuh tanpa ia sadari setelah beberapa kali mereka bertemu walau tidak di sengaja. Tak lama bus tersebut pun akhirnya sampai di halte sekolah Angga dan Angga pun segera turun dan langsung masuk ke halaman sekola tersebut kemudian menuju kelasnya. 5 menit setelah Angga duduk sahabatnya pun datang dan segera duduk di tempat duduknya. Jam masuk pun tiba dan Angga mengerjakan semua pertanyaan dengan sangat baik tanpa ada hambatan sama sekali. Waktu untuk istirahatpun tiba namun di saat akan keluar kelas ada yang membicarakan tentang ayahnya. Alhasil Angga pun memelankan laju langkahnya.
"Gua kemarin dengar dari bokap gua ada perusahaan yang pailit karena tidak bisa bayar hutang dan ditinggal investor" ucap salah satu anak laki-laki
"Ia gue juga dengar bagitu sih miris banget ya nasibnya" jawab temannya itu
"Kalau gua sih masa bodoh karena kalau perusahaan itu bangkrut berarti perusahaan bokap gua berkurang pesaingnya jadi makin naik perusahaan bokap gua so otomatis bokap gua makin kaya" ucap anak yang pertama bicara itu sambil menarik bajunya agar ke depan menandakan kesombongannya
Setelah mendengar hal itu hati Angga sedikit perih. Namun ia tidak mau terus mendengarkan pembicaraan yang unfaedah menurutnya itu. Alhasil ia pun meneruskan langkahnya menuju kantin.
Bersambung . . .
Jangan lupa like komen and votenya ya :)
Terma kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments