Menjalani hari seperti biasa

Waktu sudah menunjukkan jam 02.00 pagi waktu dimana Angga bangun dan bermunajat kepada Allah subhanahu wata'ala. Melakukan ibadah yang selalu ia lakukan setiap harinya. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 dan terlihat mentari mulai menampakkan diri untuk menyinari hari. Terlihat saat ini angga tengah duduk termenung di balkon kamarnya sembari memandangi sekitar. Karena ini hari libur jadi ia bisa sedikit santai (karena sabtu minggu waktu anak-anak sekolah libur)

"Tidak terasa waktu cepat berlalu sebentar lagi sudah ujian semester 1 aja" gumam Angga pada lamunannya

"Rasanya baru kemarin ku masuk sekolah di kelas 3" lanjutnya bergumam

Di sela lamunannya hpnya berbunyi menandakan ada sebuah email yang masuk. Al hasil Angga pun beranjak menuju meja belajarnya lalu membuka laptopnya dan segera membuka email tersebut. Dan tanpa sadar waktu sudah menunjukkan pukul 10.00 Anggapun bergegas pergi untuk melakukan hal yang sudah ia rencanakan. Setelah berpamitan dengan orang tuanya Angga pun pergi.

***

Setelah kepergian Angga ayah Barra dan bunda Anggia pun berbincang membahas anak-anaknya di ruang kerja ayah Barra.

"Tidak terasa ya anak-anak kita sudah pada besar-besar semua yah" ucap bunda Anggia membuka pembicaraan

"Ia ya bun, ayah merasa baru kemarin kita memasukkan mereka ke sekolah"jawab ayah Barra

"Mama kangen main sama mereka waktu mereka kecil dulu yah" ucap bunda Anggia dengan wajah berubah sendu mengingat masa dimana anak-anaknya kecil dulu

Ayah Barra yang melihat perubahan ekspresi istrinya langsung mengusap punggung istrinya tersebut mengelus lembut rambutnya dan mencumi ujung kepala istrinya dan bunda Anggia pun menyenderkan kepalanya di dada bidang suaminya tersebut untuk mendapatkan kenyamanan.

"Kalau di pikir lagi ya yah dari semua anak kita Angga itu sangat berbeda dengan saudara-saudaranya yang lain loh" ucap bunda Anggia

"Berbeda bagaimana maksud bunda?" tanya ayah Barra

"Angga itu cenderung diam sedangkan dua saudaranya yang lain berisiknya luar biasa kalau sudah ketemu" jawab bunda Anggia

"Kalau dari pandangan ayah ya bun Angga itu anak kita yang terunik tau" ucap ayah Barra tersenyum tipis

"Unik bagai mana yah" tanya bunda Anggia penasaran

"Coba saja kamu perhatikan, Angga itu sudah berani mengungkapkan niatnya yang bagi ukuran anak seusianya itu adalah mustahil karena anak-anak seusianya itu pasti mikirnya pacaran sedangkan anak kita Angga langsung mikirnya untuk serius bun" jelas ayah Barra sembari mengingat kejadian itu

"Karena dia berfikir begini bun, kalau dia pacaran pertama dia memainkan perasaan perempuan dan ia tidak mau hal tersebut terjadi karena dia selalu mengingatmu sayang setiap kali dia melihat perempuan terus yang kedua dia tidak mau menambah dosanya hanya karena hawa nafsunya" lanjut ayah Barra menjelaskan

"Itulah kenapa ayah tidak mau melarangnya karena ayah tahu betul Angga itu seperti apa. Angga itu sedikit banyak sudah mengerti masalah agama bun sejak dia ingin masuk pesantren dan bertahan di sana dan hingga saat ini pun dia masih terus belajar dan meneruskan apa yang ia dapat di waktu ia menimba ilmu di sana bun" ayah Barra menambahkan

"Iya juga ya yah tapi bunda maunya Angga selesaikan dulu pendidikannya baru menikah" jelas bunda Anggia dengan wajah sedihnya setelah mendengar penjelasan suaminya tersebut

"Ayah faham apa yang bunda inginkan tetapi terkadang kita sebagai orang tua tidak boleh egois bun kita mungkin mikirnya tunggu Angga lulus atau bahkan sampai minimal sarjana baru menikah akan tetapi rencana kita belum tentu baik buat anak-anak kita bun. Dan alhamdulillahnya yang meminta itu adalah Angga coba kalau abangnya yang minta terus kita tahan ayah tidak tahu apa yang akan dia lakukan bun karena abangnya itu memiliki sifat yang jauh berbeda dari Angga" jelas ayah Barra lagi yang hanya mendapat anggukan dari istrinya tersebut yang memasang raut wajah sedihnya

Pembicaraan pun terus berlanjut. Tanpa terasa malam pun menjelma menyelimuti hari. Dan Anggapun sudah berada di rumah menjalani semua aktivitas malamnya. Waktu pun terus berlalu hari berganti minggu dan Angga masih menjalani hari-harinya dengan terus mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wata'ala.

Bersambung . . .

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!