Setelah hari itu hari dimana ia menyatakan niatnya. Angga pun menyibukkan dirinya untuk semakin dekat dengan Allah subhanahu wata'ala. Di dukung oleh sahabatnya ia pun melakukan banyak hal salah satunya mengunjungi panti asuhan yang bernama Panti Asuhan Kasih Bunda dimana Angga adalah donatur tunggal di panti asuhan tersebut dan menghabiskan waktunya bermain dengan anak-anak tersebut. Anak-anak tersebut selalu gembira kalau Angga mengunjungi mereka. Bagi mereka Angga itu adalah sosok yang sangat mereka cintai sangking cintanya mereka pada Angga mereka pun memanggil Angga dengan sebutan Ayah. Ya kalian tidak salah dengar walaupun Angga itu masih muda namun jiwanya bukan jiwa muda lagi. Angga selalu melakukan sesuatu tanpa sepengetahuan keluarganya untuk hal-hal seperti itu. Dan Angga menganggap mereka yang Angga urus adalah anaknya sendiri. Suatu hari . . .
"Ayah kita main yuk?" ajak seorang anak ya anak itu bernama Faisal sambil memeluk Angga
"Kita mau main apa sayang?" tanya Angga pada Faisal balik memeluk
"Kita raket yah" jawab Faisal
"Ok kita ambil raket dulu ya tapi kita main sama yang lain juga, ok?" ucap Angga meminta persetujuan Faisal
Faisal pun menggelengkan kepala menandakan ia tidak mau mengajak teman-teman yang lain untuk bermain bersama. Dengan sabar Angga menjelaskan kepada Faisal anaknya tersebut.
"Faisal sayang kita sebagai manusia tidak boleh seperti itu ya sayang kita tidak boleh egois kita harus saling berbagi kebahagiaan" jelas Angga pada Faisal yang ia anggap sebagai anaknya tersebut.
"Iya yah Faisal ngerti, Faisal minta maaf, Faisal tidak akan egois lagi" jawab Faisal dengan wajah sedihnya karena dia merasa bersalah
"Senyum dong jangan sedih-sedih ya, kan kita mau main" ucap Angga mencoba mengembalikan senyuman Faisal
"Ok kalau gitu Faisal panggil yang lain kita main raket sama-sama ajak om Azka sekalian ya, biar ayah ambil raketnya!" suruh Angga setelah melihat senyuman bahagia dari Faisal yang membuat hati Angga terasa sejuk
Faisal pun dengan semangat memanggil teman-temannya yang lain untuk bermain raket(badminton). Senja pun menjelma menandakan sudah waktunya Angga dan Azka pulang. Kepergian Angga dan Azka pun begitu dramatis sekali karena anak-anak tidak ingin berpisah dengan mereka terutama Angga karena tidak ada Angga berarti tidak ada sosok ayah di samping mereka. Namun mau tidak mau Anggapun harus segera pulang agar tidak kemalaman sampai rumah. Akhirnya mereka pun pulang setelah beberapa waktu berada di jalan. Setelah sampai di rumah Angga mengajak Azka untuk mampir karena kebetulan hari itu adalah hari libur mereka jadi tidak terlalu masalah bagi Azka untuk pulang sedikit terlambat.
"Assalamu'alaikum" ucap Angga dan Azka berbarengan lalu menyalami
"Wa'alaikumussalam" jawab bunda Anggia dan ayah Barra
"Maaf bun yah Angga telat pulangnya" ucap Angga meminta maaf karena pulang sesudah gelap menjelma
"Ya sudah tidak apa-apa asal kalian selamat sampai rumah itu sudah cukup buat bunda" jawab bunda tersenyum
"Ka tunggu sinibya ku ke kamar dulu mau membersihkan badan dulu" ucap Angga pada Azka
"Kamu mandi di kamar tamu aja ka biar cepetan nanti pakai baju ku dulu tak apa" lanjut Angga
"Ok lah kalau begitu" jawab Azka
Akhirnya mereka pun mandi setelah seharian berada di panti bersama anak-anak. Setelah selesai membersihkan diri mereka pun sholat maghrib berjamaah di kamar Angga tentu Angga sebagai imamnya. Ketika setelah selesai sholat mereka pun menuju ruang makan untuk makan malam bersama. Setelah mereka berada di ruang makan terjadilah percakapan sebelum makan di antara mereka.
"Wah ada bang Azka rupanya " ucap Sara sumringah
"Ia sara mumpung hari libur hehe" jawab Azka terkekeh sembari menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal
"Habis ni kita duduk di gazebo belakang ya bang biasa sambil ngobrol cerita-cerita ya" ucap Sara sambil menaik turunkan alisnya sembari tersenyum
"Sudah makan dulu nanti lagi ngobrolnya" ucap Angga sambil menyendok nasi ke piringnya
"Nanti abang juga ikutan biar gak ganjen-ganjen kamu sama Azka" lanjut Angga sembari tersenyum licik melirik ke Sara
"Abang mah gitu gak suka lihat adiknya senang dikit" rengek Sara bagai anak kecil yang manja
"Udah kalian ini dari tadi ribut mulu kapan kita mulai makannya ni" ucap ayah Barra memecah obrolan abang adik yang kadang tidak akur itu
"Bunda juga sudah lapar tau di tambah kalian ribut makin laper bunda" ucap bunda Anggia sembari mengelus perutnya yang memang sedari tadi sudah berbunyi
"Ini bun abang suka banget kayak gitu gak bisa lihat adiknya seneng dikit" bela Sara tak mau di salahkan
Melihat hal tersebut ayah serta bundanya itu menggelengkan kepala melihat tingkah anaknya itu
"Huh dasar kambing congek eeee" lanjut Sara sambil memeletkan lidahnya menandakan mengejek pada Angga yang membuat semua yang mendengar dan melihat menahan tawa
Bagaimana tidak Angga yang selalu diam dan tidak pernah di hardik atau pun di ejek sama adiknya itupun akhirnya kena ejek juga sama adiknya itu. Akhirnya merekapun melanjutkan makan dalam keheningan. Setelah selesai Sara mengajak Azka untuk duduk di gazebo dekat kolam renang seraya mengobrol dan bercerita. Tentu saja tidak ketinggalan Angga yang selalu jadi obat nyamuk kalau sahabtnya main kerumah. Karena kalau Azka main kerumahnya sudah pasti Sara langsung menyandra Azka untuk selalu bersamanya untuk bercerita panjang lebar yang tentu saja ku hanya bisa mendengarkan dan menegur kalau sudah melewati batas. Tanpa sadar malampun semakin larut dan Azka pun pamit untuk pulang.
Bersambung . . .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
adisty aulia
Angga..angga.. kecil2 mau nikah..
emang sudah bisa ganti popok🤣🤭
2021-11-14
0