15. Pratiwi

Lisa masih berusaha merunut potongan-potongan cerita yang sedang didengarnya itu.

"Jadi dulu itu kami bertiga belajar di pondok yang sama di Sampang. Aku bahkan tinggal sekamar dengan Kholis. Kami bertiga murid yang menonjol di lingkungan pondok. Tapi yang paling pinter di antara kami ya Pratiwi, ibumu"

Lisa makin serius menyimak, dia sungkan dan tak ingin juga menyela.

"Kholis itu ambisius bocah'e, ora gelem kalah sifatnya, yah maklum saja anak muda ya. Nafsu bersaingnya tinggi sekali. Nek ibumu bocah'e santai, tidak pernah keliatan belajar serius tapi nilai'e apik-apik..pancen cerdas hehe" Kyai menyeruput teh sambil terkekeh

"Nah, mbuh piye critanya Kholis mulai belajar kitab yang aneh-aneh.. istilahnya kitab yang seharusnya terlarang dipelajari. Ra weroh juga dia nemu kitab itu dimana. Yang jelas aku pernah liat dia baca amalan biar cepat ngerti isi kitab tanpa belajar, padahal cara-cara seperti itu termasuk cara-cara sesat"

"Singkat cerita, si Kholis makin serakah, trus sering ngalahkan ibumu. Singkatnya dia berubah jadi cerdas luar biasa. Tiap malam belajar kitab terlarang itu. Sering mbolos pergi ke tempat-tempat angker, ora sinau sing bener, malah sinau ilmu jin hitam" kata Kyai pelan

"Nah yang cilaka, kitabnya Kholis itu ketauan ibumu, trus dilaporkan ke mbah Yai oleh ibumu..ciloko tenan pokok'e. Setelah itu Kholis dipanggil dan diusir dari pondok. Trus ngilang mbuh kemana"

"Kholis itu dendam dengan ibumu. Kitab-e disita mbah Yai. Nah, kitab kae setelah dilihat mbah yai isinya ternyata bukan ajaran sesat biasa. Isinya ajaran ilmu hitam yang paling sesat"

"Nah, trus aku dan ibumu sempat diajak mbah Yai mempelajari kitab itu, meneliti lah istilahnya. Belajar cara menangkalnya, kelemahan ajarannya...ya gitu-gitu lah...tapi aku ora kuat, ibumu saja yang kuat"

Lisa menyimak makin serius.

"Nah setelah kami lulus dan berpisah bertahun-tahun lamanya, suatu ketika aku dikontak ibumu, ibumu ngajak ketemu. Ternyata dia curiga ada beberapa kasus kematian misterius sing tanda-tanda kematiannya mirip dengan salah satu akibat amalan di kitab itu.

"Ajaran kae ajaran yang kuno. Turun temurun....umurnya ribuan tahun. Ibumu curiga itu  ulahnya Kholis. Makanya ngundhang aku ketemu". Jelas Kyai

"Trus kitab itu sekarang dimana Kyai? Tanya Lisa penasaran.

"Wis nggak ada nduk, wis dibakar mbah Yai, itu ya cuma kitab biasa gak ada khodam'e, tapi isi amalan'e yang bahaya, mantra-mantra hitam, amalan yang sesat'e ora karuan. Tapi ibumu dulu sempat nyalin isinya sebagian, sing penting-penting. Tentu tanpa sepengetahuan mbah Yai" lanjut Kyai Ghofur sambil setengah berbisik.

"Trus ibumu ngirim murid-e, Sukirdi, pergi ke desa Tempuran. Ibumu curiga tempat itu ada  dukun santet yang kuat. Dan memang iya. Belum sempat Kirdi kembali keburu ketahuan, akhir e dibunuh. Dan memang dukun santet itu si Kholis.

Beberapa saat hening.

Mata Kyai Ghofur berkaca-kaca. Lisa mengerti beliau mengingat ibunya. Persahabatan mereka berdua mengingatkan Lisa akan hubungan Azka dengan dirinya.

"Kyai, Jadi ibu saya meninggal itu karena dibunuh Mbah Kholis? Jantung Lisa berdegup cepat terbakar amarah pada mbah Kholis. Orang jahat yang menipu dan membunuh ibu kandungnya.

"Kowe seperti ibumu Lis, pinter..." Kyai tersenyum sambil menatap Lisa dengan bangga. "Sebelum ibumu meninggalkan kita, dia nelpon aku, nitip keselamatan dan keluargamu, ibumu wis punya firasat. Ibumu sayang banget sama dirimu..sering-sering kirim fatihah ya nduk" Kyai Ghofur menyeka air mata yang menetes di pipinya.

Kepala Lisa menunduk sambil menahan kesedihan. Mukanya memerah, tubuhnya bergetar. Amin yang sedari tadi duduk disebelah Kyai Ghofur, mengambil kotak tisu ke dekat Lisa. Dia tahu setelah ini air mata Lisa segera menetes.

Mengetahui suasana makin larut dalam kesedihan. Amin berinisiatif mencairkan suasana.

"Bah, saya masak air dulu nggih, mbak Lisa mau kopi kan?" tanya Amin.

"Boleh mas" jawab Lisa singkat sambil menyeka air mata dan mengangguk.

Sambil mengingat-ingat pertanyaan apa yang akan aku ajukan, tiba-tiba aku teringat buku merah ibu.

"Kyai, buku catatan ibu itu apa yang sampulnya berwarna merah?" Tanya Lisa

"Iya betul, sampulnya berwarna merah. Sekarang sudah dicuri Kholis kan?" tanya Kyai

"Inggih Kyai, tapi bagaimana Kyai tahu?"

"Ritual yang kamu lihat malam itu bukan upacara biasa, mantra panjang yang dirapal Kholis itu tidak mungkin dilakukan tanpa membaca dari buku catatan ibumu"

"Aku ngikuti kowe terus Lis, lha sampe nyamar jadi tukang ojek" kata Kyai Ghofur sambil tersenyum lebar.

Lisa hanya terdiam tanpa merespon ucapan Kyai Ghofur.

"Tunggu sebentar" Kyai Ghofur bangkit berdiri sambil masuk kembali ke dalam rumah. Tidak lama kemudian beliau kembali sambil membawa benda yang sudah dikenal Lisa.

Kamera video Azka.

"Ini milik temanmu, jatuh saat dia ditangkap anak buah Kholis" kata Kyai serius.

"Azka ditangkap? Kapan Kyai? Apa dia mati?" tanya Lisa bertubi-tubi

"Iya ditangkap, tapi...dia masih selamat"

"Orang yang memakai topeng kepala kerbau itu adalah Azka, aku rasa dia akan dijadikan tumbal dalam ritual puncak tidak lama lagi" katanya makin serius

Raut muka Lisa berubah. Aura kecemasan sangat terasa dari wajah dan gerakan tubuhnya. Perasaannya tidak karuan mendengar perkataan Kyai Ghofur. Lisa sangat menyesal atas perbuatannya pada Azka.

"Sepertinya dia mbalik ke desa Tempuran untuk menyusulmu, mbuh darimana dia tahu kowe pergi ke Tempuran. Aku mengamati mulai dari awal proses ritual itu dilakukan. Mulai saat kancamu itu ditopengi kepala kerbau sampe dibawa ke kuburan.

"Ritual apa sih itu Kyai? Tanya Lisa dengan bibir bergetar.

"Itu namanya ritual moksa pangiwa, mereka itu penganut sekte kuno Bhairawa Tantrayana Pangiwa. Sekte itu menyimpang dari ajaran Panca Makara dari kitab Kalimantra. Ritualnya mengerikan, nggawe tumbal manusia. Trus tumbalnya digawe bancak'an. Dimakan ramai-ramai..darahnya diminum..pokok-e ngeri nak" kata Kyai sambil bergidik.

Lisa yang mendengar cerita sambil membayangkan juga merasa ngeri. Darahnya berdesir kencang membuat bulu-bulu halus ditangannya berdiri dan pori-pori kulitnya membesar.

"Kyai boleh saya tanya sedikit"

"Inggih monggo"

"Setelah ibu meninggal, saya sering dihantui sosok wanita sing persis kuntilanak, kira-kira itu siapa Kyai?"

"Itu Nini Srimpi, tumbal yang akan balas dendam pada mbah Kholis dan danyang lelembut. Nini Srimpi punya agenda sendiri terhadap dirimu, dia berusaha memberimu kekuatan hitam dan memanfaatkanmu untuk membalaskan dendamnya.

"Danyang lelembut?"

"Iya, diatas-e Kholis ada sosok danyang. Danyang itu yang menjaga jin sembahan Kholis. Namanya Bethoro Cengker".

"Kamu harus hati-hati, mungkin Nini Srimpi ingin menjadikanmu alat untuk balas dendam. Pokoknya kowe harus ati-ati".

"Maaf Kyai, saya belum begitu paham"

Kyai Ghofur tidak langsung menjawab. Pandangan matanya menerawang.

"Gini nduk, sekte sesat itu kan sudah ada ribuan tahun umurnya, tentu yang mati jadi tumbal akibat praktek sekte itu juga banyak. Perkiraanku tumbal-tumbal itu ya punya keinginan balas dendam pada pengikut sekte Bhairawa Tantrayana Pangiwa.

"Trus mengapa kok saya yang diganggu Nini Srimpi kyai?

"Nini Srimpi mungkin tumbal yang paling kuat dendamnya. Tapi aku juga tidak begitu paham. Alam gaib itu alam yang tersembunyi. Misteri." jawab Kyai Ghofur seraya menghela napas panjang.

"Itu cuma perkiraanku saja nak. Mungkin dia ingin menggunakan dirimu untuk tujuan jahat mereka".

"Aku hanya nebak-nebak ya, ibumu mestinya yang lebih paham nak, ibumu itu tinggi ilmunya, sosoknya kondang. Aku ora ono apa-apane"

"Tapi kamu ora usah khawatir sekarang, tapi temanmu Azka harus cepat kita selamatkan. Pasti dia masih hidup sebelum ritual puncak saat bulan gelap terlama setiap 100 tahun sekali. Gerhana bulan total. Menurut penanggalan, gerhana itu akan terjadi 10 hari lagi".

"Ritual puncak itu tidak akan berhasil tanpa rapal mantra dari buku merah ibumu dan batu mustika yang bernama Kolocokro. Aku yakin batu itu disimpan ibumu, dan aku yakin Kholis masih belum menemukannya".

"Batu Kolocokro?"

"Iya betul. Mustika khodam. Coba kamu ingat-ingat mungkin pernah diberi pesan tersembunyi oleh ibumu tentang batu itu"

"Seingat saya, ibu tidak pernah cerita batu Kyai"

"Lha ya itu repotnya, ibumu juga ora pernah cerita aku. Bebannya ditanggung sendiri"

"Batu Kolocokro yang keramat itu diamanahkan pada ibumu oleh mbah Yai, amanahnya memang berat. Tapi hanya ibumu yang kuat".

"Kyai satu pertanyaan lagi nggih"

"Monggo, banyak yo rapopo..sambil njagong nunggu subuh hehe" Kyai tertawa renyah. Amin yang diam menyimak cerita abahnya juga ikut tertawa manis.

"Apa betul kata mbah Kholis kalo orang yang sudah meninggal dunia sampai 40 hari arwahnya masih berada didekat orang-rorang yang dicintainya?"

Kyai Ghofur terdiam, batang rokok kretek di sela jari tangannya diangkat dan dihisap kuat-kuat.

"Ngopo kok kamu tanya hal itu?

"Saya sering mendengar suara rebab ibu" jawab Lisa dengan mimik sedih

"Wis kirim fatihah aja...ojo sampe lali" katanya seperti enggan menjawab pertanyaan Lisa.

"Inggih Kyai" jawab Lisa. Beberapa detik kemudian kami semua terdiam, tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Kamu harus kembali secepatnya ke rumah, temukan batu Kolocokro yang disimpan ibumu sebelum ditemukan Kholis dan pengikutnya. Selamatkan Azka sebelum mati jadi tumbal. Hanya kamu yang bisa menghentikan kejahatan mereka. Sudah garis takdirmu". kata kyai pelan membuyarkan keheningan.

Lisa hanya terdiam sambil memandang kosong ke arah lantai. Kepala mungilnya mengangguk pelan.

***

Obrolan malam itu terasa sangat cepat, padahal tidak dalam hal waktu. Tidak terasa malam sudah menjelang usai. Langit terlihat memerah jingga. Perlahan jejak purnama menghilang tertutupi cahaya matahari pagi yang bersinar malu-malu.

Setelah sholat subuh berjamaah. Lisa membantu asisten Kyai Ghofur menyiapkan sarapan pagi para santri yang jumlahnya tidak terlalu banyak itu. Entah mengapa Lisa merasa suasana pondok membuat dirinya nyaman untuk tinggal lebih lama.

***

Terpopuler

Comments

Teh lia

Teh lia

Lisa gk percaya azka sih,dri awal kan udh ngomong azka punya firasat mbah kholis org jahat,,dasar keras kepala

2022-03-25

1

Rimbia Rhaya Hijabshop

Rimbia Rhaya Hijabshop

lhaaa kapan Azka ne Melu nyusul ngono???

2022-02-08

0

Rania Puspa

Rania Puspa

beda dr yg lain crtanya... sprti benar² hidup kereen

2021-02-27

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 54 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!