"Dion, kamu cari tahu bagaimana kehidupan Cindy sebenarnya. Tanya juga sama pak Rudolf, berapa total hutang-hutang Cindy. Setelah itu laporkan pada saya," perintah Al pada Dion asistennya.
"Baik, Bos. Kalau boleh tau, apa Bos jatuh cinta pada mbak Cindy?" tanya Dion yang penasaran.
"Entah, kamu seperti baru mengenal saya saja. Kamu tau saja bahkan tidak tau apa itu artinya jatuh cinta. Bagaimana perasaan jatuh cinta itu, lalu bagaimana saya bisa menjawab pertanyaan kamu. Yang saya rasakan hanya saya ingin membebaskannya dari apa yang membelenggunya saat ini. Hanya itu yang saya tau," jawab Al menjelaskan.
"Maafkan saya, Bos. Saya sudah lancang menanyakan hal itu," sesal Dion.
"Memang kamu tau bagaimana rasanya jatuh cinta?" tanya Al balik pada Dion.
"Yang saya tau, Bos. Jika kita tidak ingin kehilangan seseorang itu, bisa dissbutt dengan jatuh cinta. Lalu, ketika kita merasa kesal dan marah saat dia bersama orang lain yang berlawanan jenis. Itu juga bisa di katakan kita sedang menaruh rasa cinta. Juga yang terakhir, apabila kita tidak ingin dia merasa sedih, terluka atau menderita. Katanya sih karena kita mencintainya, itu kenapa kita tidak ingin melihatnya bersedih. Hanya itu yang saya tau Bos," tutur Dion menjwlaar panjang lebar.
"Hem, entahlah Dion. Aku juga tidak paham semua itu, sudah lakukan saja apa yang saya perintahkan. Dan segera melapor pada saya," tegas Al.
"Baiklah, Bos. Kalau begitu saya permisi keluar dulu," pamit Dion.
Dion pun meninggalkan ruangan kerja Al, Dion pun masuk ke ruang kerjanya sendiri. Karena memang di kantor milik Al, Dion mempunyai ruang kerja sendiri. Dion pun langsung menelpon seseorang, agar menyelesaikan apa yang di minta oleh Al. Karena Dion tidak minbr melakukan sendiri, sebab di tidak pernah jauh dari Al.
"Apa aku jatuh cinta pada Cindy? Tapi rasanya itu tidak mungkin, atau hanya aku yang tidak menyadarinya. Ah entahlah, yang aku tau aku hanya tidak ingin dia terus bekerja seperti itu. Bahkan alasannya sendiri aku tidak tau," gumam Al bermonolog sendiri.
***
"Kak, ayo makan!" ajak Adinda saat masuk ke kamar Cindy.
"Iya, Din. Kak Dio mu masih ada di rumah Kan?" tanya Cindy.
"Iya Kak, dia sudah duduk di ruang makan kok. Tumben kak Dio mau makan di rumah, makan bareng lagi." Adinda mengutarakan keheranannya, karena memang Dio tidak biasanya mau makan di rumah terlebih makan bersama.
"Sudah, jangan di pikirkan. Yang penting di ada di rumah sudah cukup, kamu jangan kebanyakan mikir. Kamu mau cepat tua?" tanya Cindy mencandai adiknya itu.
"Ih, ya gak lah Kak." Adinda dengan cepat menyahut, seraya mengendikan bahunya.
Mereka pun berjalan menuju ruang makan, benar saja Dio dan Genta sudah ada di sana. Sang mama pun sudah duduk di sana, mereka sedang menunggu kedatangan Cindy. Saat Cindy duduk, mama mereka langsung menanyai Cindy.
"Kamu bener mau bukain Dio bengkel?" tanya mama.
"Iya, Ma. Tapi jangan tau papa ya, biar Dio bisa kerja dengan tenang juga. Kalau sampai papa tau, apalagi tau jika itu yang Cindy. Bisa-bisa tiap hari dia meminta uang pada Dio," jelas Cindy.
"Tapi itu gak sedikit loh uangnya, Cin. Kamu memangnya punya uang segitu, mama gak mau jika kamu sampai meminjam kesana-kemari. Sudah cukup kamu menderita selama ini, jangan lagi dibebani hutang baru." Sang mama menatap Cindy, untuk mendengar jawaban putrinya itu.
"Ada, Ma. Sebenarnya semalam Cindy bertemu orang baik, dia memberi Cindy uang seratus juta secara cuma-cuma. Dia gak ngapa-ngapai Cindy, Ma. Tapi entah kenapa dia memberi sebanyak itu, lagian meski tidak ada uang itu Cindy juga punya tabungan selama berkerja, Ma. Dan Cindy akan lakukan apapun, asal Dio benar-benar serius. Jadi sudah jangan di bahas lagi dan kita makan," ucap Cindy mengalihkan pembicaraan.
Mereka pun makan dengan lahap, kehadiran Dio seolah memberi nutrisi buat mereka. Karena memang hal seperti inilah yang mereka rindukan. Rutinitas kebersamaan anggota keluarga, meskipun papa tidak akan mungkin di sini.
"Oh ya, besok setelah papa pergi. Cindy mau ajak kalian keluar, kita beli apa keperluan kalian semua." Cindy memberitahu anggota keluarganya, tentang rencananya besok.
"Mau Kak," sahut Adinda cepat.
"Udah, kalau begitu jadi besok kita pergi semua ya. Jangan lupa setelah papa pergi, kalau gak mau semua diambil papa." Cindy pun menegaskan keinginanua besok.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments