memendam cinta yang salah

Tetttt ... tetttt ...

Bell pulang sekolah terdengar, memekakkan telinga. Namun entah kenapa? Begitu sangat membahagiakan, bagi semua murid-murid. Mereka semua berdiri memberi hormat. Pada guru, dan saat guru keluar. Semua murid ikut berhamburan, keluar ruang kelas.

Kecuali Kirana dan dua sahabatnya. Mereka malah asik berbincang, tanpa memperdulikan teman-temannya yang berhamburan keluar kelas.

"Ren, Dit kalian mau langsung pulang ya?" tanya Kirana pada dua sahabat karibnya. Yang dibalas Reni, dengan anggukan dan gelengan oleh Dita.

"Emang kamu mau kemana?" tanya Reni langsung menyambar. Sebelum Kirana sempat membuka mulut, untuk menanyai Dita.

"Aku ada janji sama Adit, mau nemenin dia ke toko buku," sahut Dita. Tanpa menghiraukan tatapan aneh Kirana dan Reni.

Ya, mereka memang tau kalo Dita memang menyukai Adit. Tapi selama ini, Dita tidak pernah berani mengungkapkan perasaannya, pada Adit. Karena menurutnya, cewek gak boleh terlalu berani. Buat ngungkapin perasaannya, sama cowok duluan 'tabu' katanya.

Itu juga yang akhirnya membuat Kirana selama ini memendam perasaan. Rasa sukanya pada siswa kelas sebelah, cowok yang dia taksir dari awal Kirana masuk di SMA ini.

Dia cowok yang juga sekelas dengan Adit. Dia tampan, tapi terlalu dingin dan kaku saat berhadapan dengan siswi-siswi disini. Makanya, biarpun banyak yang suka padanya, tidak ada seorangpun yang berani mendekatinya karena keacuhan dan sikap cueknya.

"Kok bisa, kamu janjian sama Adit? Bukannya kamu, jarang ngobrol sama dia?" tanya kirana yang diiringi kata "Iya" dan anggukan dari Reni.

Dita tersenyum, tanpa cepat memberikan jawaban, yang membuat Kirana dan Reni penasaran. Setelah dia membereskan buku-bukunya dan karena desakan dari Reni. Akhirnya Dita menjawab.

"Nanti aku kasih tau ditelpon. Aku sekarang buru-buru," ucap Dita sambil berlalu pergi.

Kirana dan Reni sedikit kesal, dengan jawaban Dita yang tidak memuaskan. Akhirnya mereka pun mengejar Dita, karena berlari sambil menoleh kenbelakang, untuk menyuruh Reni cepat. Akhirnya, tanpa sengaja Kirana menabrak seseorang. Tapi untungnya, orang yang dia tabrak punya badan lebih besar dan tinggi. Jadi dia tak terjatuh, dan malah dia menahan tubuh Kirana juga agar tidak terjatuh.

"Kiranaaa awas!!!" teriak Reni. Namun terlambat, Kirana terlanjur menabrak orang itu.

Tanpa di sangka, ternyata orang yang dia tabrak tadi, adalah si cowok dingin yang selama ini dia taksir. Rasanya Kirana senang, bisa menabraknya. Dan membuat, tubuh mereka tanpa jarak sama sekali. Lagi asiknya, bergelut dengan pikirannya, terdengar suara berat dan datar berkata.

"Seperti anak kecil saja. Keluar kelas, sambil lari-lari!" ketusnya dingin tanpa ekspresi.

DUARRRRR!!

Serasa ada petir disiang bolong, mendengar ucapannya. Tidak disangka kata-katanya, tidak setampan wajahnya. Begitu buruk dan menyakitkan, apalagi untuk seorang wanita.

Kirana mundur selangkah menjauhinya, sambil menatap wajah pria itu. Dengan perasaan kesal, akhirnya keluar juga kata-kata yang tak kalah kasarnya.

"Emang, cuma anak kecil yang boleh lari-lari? Emang gadis remaja sepertiku, harus kehilangan kebebasan buat lari? Hanya karena aku dianggap sudah dewasa? Dasar cowok Kolot!!" bentak Kirana sedikit keras.

Kirana mengira dia akan berlalu begitu saja tanpa menghiraukan ucapannya. Namun, lagi-lagi dia salah. Dia yang hendak melangkah pergi, malah berbalik arah, lalu menatap tajam mata kirana. Dipegangnya pundak Kirana, dia sempat berpikir jika pria itu akan meminta maaf. Tapi Kirana kembali salah menebak.

"Sebenernya, pengen aku ladeni. Tapi, meladeni orang seperti kamu sama saja aku meladeni anak kecil. Gak bakal selesai!" ketusnya sambil berbalik dan melangkah pergi.

Tinggal lah Kirana yang melongo mendengar kata-katanya. Tak di sangka, selama ini Kirana merasa telah memendam cinta pada orang yang salah. Karena selama ini dia tau, walaupun dia terkenal dingin dan kaku. Tak pernah sekalipun terdengar, dia bicara kasar pada wanita. Itulah kenapa, Kirana sempat mengaguminya.

Belum lagi, dia anak paling pintar disekolah. Membuat Kirana, makin tergila-gila padanya. Tapi, hari ini akhirnya Kirana sadar, sudah salah menyukai seseorang.

"Kirana, kamu gapapa?" tanya Reni sambil menepuk punggung. Yang membuat Kirana tersadar dari kegalauan hatinya.

"Iya Ren, aku ga papa," sahut kirana.

Kirana menarik nafas, dan membuangnya sekuat tenaga. Untuk menghilangkan kekesalan, dan kekecewaan hatinya.

Saat Kirana tersadar, ternyata Dita sudah tak kelihatan lagi dimana-mana. Di parkiran, tempat Adit biasa memarkir motornya pun, sudah tak ada lagi. Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pulang, dengan naik angkot tanpa Dita bersama mereka.

"Si Dita, jahat banget ya Kir. Masa gak cerita-cerita sama kita. Apa kita udah gak dianggapnya teman lagi? Masa cuma karena cowok dia jadi berubah sama kita," gerutu Reni mengajak Kirana bicara.

Karena asik melamun, Kirana tidak memperhatikan pembicaraan Reni. Dan saat Reni tersadar, bahwa sahabatnya sedang melamun. Reni berusaha menyadarkannya, dari lamunan panjang.

"Kir, hei. Kirana Adira Putri," bisik Reni tepat di telinga.

"Eh~oh, ya Ren. Ada apa? Kenapa Ren?" tanya Kirana gelagapan. Takut Reni marah. Karena dia tidak menyimak pembicaraannya.

"Ihhh, kamu nih Kir kayak Dita aja. Gak perduli sama aku lagi," sungutnya kesal.

"Maaf, Reni cantikku, Sayangku. Kok gitu sih ngomongnya? Siapa yang gak perduli lagi, jangan gitu ah, aku tadi cuma sedikit melamun. Dan Dita juga, pasti gak maksud gitu. Mungkin, dia cuma belum sempet jelasin kekita. Udah gak baik ngambekan gitu," rayu kirana pada Reni.

"Habis, kamu sih Kir. Masa aku ngomong didiemin aja. Jadi kaya orang gila. Aku ngomong sendiri tau," rajuknya dengan bibir di majukan. "Terus, Dita juga. Masa, hal sepenting itu gak cepet-cepet dikasih tau ke kita. Kan jadi sebel akunya," sambungnya lagi.

"Bukan gitu sohibku yang cantik, aku tadi masih kesel aja sama si anak songong itu. Makanya jadi melamun," jawab Kirana menjelaskan alasannya melamun.

"Dan soal Dita, kan nanti malem, dia janji mau kasih penjelasan ditelpon, sama kita. Jadi sabar ya, jangan ngambek lagi. Nanti ilang cantiknya," canda Kirana berusaha agar Reni tidak kesal lagi.

"Ya udah deh, kalau emang gitu. Kamu juga, jangan terlalu dibawa perasaan. Nanti malah sakit sendiri. Karena kecewa," ucap Reni. Dia mencoba mengerti dan memberi pengertian.

"Iya ya Ren, kenapa juga aku masih kesel. Mungkin karena selama ini aku suka sama dia. Jadi perlakuannya yang seperti tadi, tidak sesuai ekspetasi ku. Makanya, aku malah jadi kecewa."

"Ya udah, lupain aja. Jangan terlalu dipikirin. Mungkin tadi, dia cuma kaget aja. Jadi asal ngomong," sahut Reni menenangkan.

"Ya udah deh, iya, iya. Aku coba buat gak mikirinnya lagi," ujar Kirana berusaha senetral mungkin. Agar Reni tidak cemas. Padahal dalam hati, dia masih saja kesal.

Maaf ya kalau banyak kata yang salah author baru belajar nulis...hehe

YANG SUKA CERITA INI TOLONG KASIH LIKE, KOMEN DAN VOTENYA YA ITU ADALAH PENYEMANGAT BUAT AUTHOR BARU SEPERTIKU INI. MAKASIH

Terpopuler

Comments

BELVA

BELVA

💕💕💕💕💕👍

2021-02-03

1

pinnacullata pinna

pinnacullata pinna

kadang klo baru pacaran kan lupa temen

btw aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏☺️

2021-01-14

2

lihat semua
Episodes
1 epilog
2 memendam cinta yang salah
3 Kesal yang berlarut
4 Kebiasaan Keluarga
5 Kedekatan Kakak dan Adik
6 Harapan Keluarga Kirana
7 adik-adikku
8 tak bisa tidur
9 hampir saja
10 si cowok songong itu EUNWO
11 lagi dan lagi nabrak dia
12 perintah guru killer
13 perbincangan di angkot
14 Keluarga bahagia
15 eunwo bertemu bapak pov Eunwo
16 Villa Eunwo pov Eunwo
17 Cerita bapak
18 pagii semua!!!!
19 Kisah Dita
20 Rapat
21 Tawaran Eunwo
22 Makan direstoran
23 Akhirnya bisa berdua Pov Eunwo
24 Kehujanan
25 Kehangatan Dirumah Kirana
26 Dirumah kirana Pov Eunwo
27 Pov Eunwo
28 Eunwo Demam. Pov Eunwo
29 Kepikiran Dia
30 Memaksakan Diri
31 Memarahi Eunwo
32 Eunwo masuk RS
33 Mengurus Eunwo
34 Dirumah Sakit
35 Pov Eunwo 1
36 Pov Eunwo 2
37 Minta Ijin Menjaga Eunwo
38 Menelpon kekorea
39 Bapak dan ibu datang.
40 Mimpi buruk lagi
41 CT scan dan Stres
42 Hendak pulang
43 Pulang ke villa Eunwo
44 Pulang ke villa
45 Restu Eoma
46 Membantu Bik Ati
47 Meminta ijin bapak
48 Puisi malam
49 Bertemu teman lama
50 Kirana Tinggal
51 masuk sekolah
52 Bukan marah tapi sedih
53 Masakan Ibu
54 Surprise untuk Kirana
55 Kencan Pertama
56 Silsilah Keluarga Kirana
57 Perjalanan ke Bali
58 Makan Malam dan Rencana Esok
59 Hari Pertama Berlibur
60 Pantai Suluban Dan Rencana Esok
61 Hari Kedua
62 Hari Ketiga
63 Hari Keempat
64 Diner Dan Pulang Ke Rumah
65 Diserang
66 Eunwo di Rawat
67 Kisah Keluarga Eunwo
68 Telepon dari Korea
69 Pindah Kamar
70 Bapak Memberi Restu
71 Berbagi Pendapat
72 Kabar Dari Appa
73 Reni Datang
74 Kirana Ngambek
75 Mimpi Buruk Lagi
76 Melihat Rumah Sewa
77 Mampir Kerumah
78 Bersenda Gurau
79 Jiwa Kekeluargaan
80 Selesai Pindahan
81 Pulang Kerumah Baru
82 Suasana Rumah
83 Ruang Sholat Baru
84 Kehangatan Keluarga
85 Sarapan Bersama
86 Main PS Bersama
87 Mencandai Eunwo
88 Rencana Masuk islam
89 Rundingan Keluarga
90 Ikrar Syahadat Eunwo
91 Numpang Sarapan
92 Bos Kirana
93 Bertemu Klien
94 Alasan Kirana
95 Berkenalan Dengan Bos dan Rekan Kerja Kirana
Episodes

Updated 95 Episodes

1
epilog
2
memendam cinta yang salah
3
Kesal yang berlarut
4
Kebiasaan Keluarga
5
Kedekatan Kakak dan Adik
6
Harapan Keluarga Kirana
7
adik-adikku
8
tak bisa tidur
9
hampir saja
10
si cowok songong itu EUNWO
11
lagi dan lagi nabrak dia
12
perintah guru killer
13
perbincangan di angkot
14
Keluarga bahagia
15
eunwo bertemu bapak pov Eunwo
16
Villa Eunwo pov Eunwo
17
Cerita bapak
18
pagii semua!!!!
19
Kisah Dita
20
Rapat
21
Tawaran Eunwo
22
Makan direstoran
23
Akhirnya bisa berdua Pov Eunwo
24
Kehujanan
25
Kehangatan Dirumah Kirana
26
Dirumah kirana Pov Eunwo
27
Pov Eunwo
28
Eunwo Demam. Pov Eunwo
29
Kepikiran Dia
30
Memaksakan Diri
31
Memarahi Eunwo
32
Eunwo masuk RS
33
Mengurus Eunwo
34
Dirumah Sakit
35
Pov Eunwo 1
36
Pov Eunwo 2
37
Minta Ijin Menjaga Eunwo
38
Menelpon kekorea
39
Bapak dan ibu datang.
40
Mimpi buruk lagi
41
CT scan dan Stres
42
Hendak pulang
43
Pulang ke villa Eunwo
44
Pulang ke villa
45
Restu Eoma
46
Membantu Bik Ati
47
Meminta ijin bapak
48
Puisi malam
49
Bertemu teman lama
50
Kirana Tinggal
51
masuk sekolah
52
Bukan marah tapi sedih
53
Masakan Ibu
54
Surprise untuk Kirana
55
Kencan Pertama
56
Silsilah Keluarga Kirana
57
Perjalanan ke Bali
58
Makan Malam dan Rencana Esok
59
Hari Pertama Berlibur
60
Pantai Suluban Dan Rencana Esok
61
Hari Kedua
62
Hari Ketiga
63
Hari Keempat
64
Diner Dan Pulang Ke Rumah
65
Diserang
66
Eunwo di Rawat
67
Kisah Keluarga Eunwo
68
Telepon dari Korea
69
Pindah Kamar
70
Bapak Memberi Restu
71
Berbagi Pendapat
72
Kabar Dari Appa
73
Reni Datang
74
Kirana Ngambek
75
Mimpi Buruk Lagi
76
Melihat Rumah Sewa
77
Mampir Kerumah
78
Bersenda Gurau
79
Jiwa Kekeluargaan
80
Selesai Pindahan
81
Pulang Kerumah Baru
82
Suasana Rumah
83
Ruang Sholat Baru
84
Kehangatan Keluarga
85
Sarapan Bersama
86
Main PS Bersama
87
Mencandai Eunwo
88
Rencana Masuk islam
89
Rundingan Keluarga
90
Ikrar Syahadat Eunwo
91
Numpang Sarapan
92
Bos Kirana
93
Bertemu Klien
94
Alasan Kirana
95
Berkenalan Dengan Bos dan Rekan Kerja Kirana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!