"Menyesali apa maksudmu, Cin?" tanya Al.
"Mas Al, menyewa saya untuk apa maksudnya. Hehehe," kekeh Cindy yang sebenarnya sudah sadar tapi berpura-pura terus memejamkan matanya.
"Aku ingin kamu istirahat, karena aku tau kamu tidak pernah libur setahun ini. Entah karena alasan apa, yang aku tau saat sedang demam sekalipun kamu tetap bekerja. Jadi aku ingin kamu menikmati malam ini dengan bebas," jelas Al terus berusaha melepas pelukan Cindy.
"Kenapa, Mas Al melakukan itu? Mas Al kasihan padaku?" tanya Cindy dan mulai membuka matanya.
"Lepasin tanganmu dulu," pinta Al sebelum menjawab pertanyaan Cindy.
Cindy pun melepaskan tangannya yang melingkar di leher Al. Al langsung membenarkan duduknya membelakangi Cindy, dia menarik napasnya pelan meredakan hasratnya yang sempat membuncah.
"Jadi apa alasannya?" tanya Cindy dan memeluk tubuh Al dari belakang. Dua bukit kembal Cindy yang besar menempel di punggung Al, membuat hasrat lelakinya kembali bangkit.
"Lepas, Cin. Aku akan jelasin tapi jangan begini," pinta Al berusaha bicara lembut.
"Hem, Mas Al kenapa sih. Apa Mas Al gak bernafsu sama Cindy, atau jijik denganku?" tanya Cindy mulai tersinggung.
"Bukan begitu, Cin. Aku hanya tidak bisa melakukan itu dengan seseorang yang tidak memiliki ikatan apapun denganku. Atau kamu mau menikah denganku?" tanya Al spontan.
"Apa, Mas? Mas Al gak salah ngomong kan, Mas pasti lagi bercanda ini. Mana mungkin orang sekelas Mas Al, mau menikahi perempuan murahan sepertiku. Sudah Mas, jangan buat orang lain berharap. Karena itu tidak akan pernah terjadi," ucap Cindy dan membaringkan kembali tubuhnya. Kali ini Cindy menutupi semua tubuhnya, Cindy tidak ingin mendengar apa-apa lagi dari Al.
Al bingung bagaimana menjelaskan pada Cindy, dia memang tipe pria yang tidak bisa banyak bicara. Al akan melakukan apa yang ingin dia lakukan, tanpa banyak mengeluarkan kata-kata. Namun, melihat sikap tidak percaya Cindy membuat Al bingung.
"Aku serius kalau kamu mau," ucap Al akhirnya.
"Gak semudah itu, Mas Al. Aku bekerja karena membayar hutang yang tidak sedikit, bahkan gajiku tiap bulan saja hanya cukup untuk membayar bunganya. Dan setiap hari aku harus memberi uang pada papaku, jika sampai tidak ada yang maka ..." ucapan Cindy menggantung bingung untuk melanjutkannya.
"Maka apa?" tanya Al mendesak Cindy. Bahkan kini dia sedikit memiringkan tubuhnya agar bisa menatap Cindy.
"Maka papa akan memukul mama, aku gak bisa membiarkan itu. Jadi untuk menikah sama sekali tidak ada dalam pikiranku, apalagi perempuan kotor sepertiku. Siapa sih yang mau menjadikan istri," sahut Cindy.
"Kamu belum mengenalku, Cin. Sekarang aku tidak mau banyak bicara, aku bukan pria yang biasa bicara manis. Tapi kamu tunggu saja, aku akan buktikan ucapanku. Aku akan menyelesaikan semuanya," tegas Al meyakinkan.
"Hem, terserah Mas Al deh. Tapi Mas hanya akan menyesal mengeluarkan banyak uang untuk sampah sepertiku," tukas Cindy masih tidak percaya.
"Mungkin itu untuk orang lain, bagiku kamu sama seperti perempuan di luar sana. Dan aku yakin kamu terpaksa melakukan semua ini. Jadi sekarang kamu tidur saja, tunggu aku menyelesaikan semuanya. Aku gak suka banyak janji tapi akan aku buktikanlah," kekeuh Al.
"Tapi kenapa, Mas. Jika memang Mas ingin melakukan itu, alasannya apa. Mas kasihan padaku? Aku gak mau di kasihani Mas. Karena itu hanya akan jadi bumerang buat diriku sendiri kelak," ucap Cindy.
"Kelak kamu akan tau alasannya, sudah istirahatlah. Tugasmu malam ini hanya menemani aku tidur, aku sudah mengantuk jadi jangan bicara lagi." Al pun langsung berbaring di sisi Cindy, lalu menarik selimut menutupi tubuhnya.
Cindy dengan santainya memeluk tubuh Al, membuat senjata pamungkas milik Al berdiri. Dengan susah payah Al berusaha menahan diri dan menetralkan perasaannya. Al memejamkan matanya agar bisa segera tertidur dan tidak terpancing dengan Cindy.
Akhirnya dengan susah payah Al berhasil mengalihkan pikirannya, dengan memikirkan bagaimana menarik Cindy dari lumpur hitam ini. Al juga memikirkan bagaimana sang mama bisa menerima Cindy, lalu bagaimana jika mamanya tau siapa Cindy. Meskipun Al tetap akan melakukan keinginannya, Al harus tetap memikirkan mamanya dan mencari cara agar Cindy di terima sang mama. Banyak hal yang Al pikirkan, membuat dirinya teralihkan sampai akhir dia bisa terlelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Mawar Hitam
ok say aku bakal mampir pasti...mksh ya
2021-01-13
1
lalalisa
Hai kak ceritanya menarik aku suka udah aku like juga.
Btw mampir juga yuk ke karya aku,
Judulnya "pengagum kakak santri."
2021-01-10
1