Kesal yang berlarut

Harum Kusumawati, adalah gadis desa. Karena kecantikannya, banyak pemuda desa yang menaruh hati padanya. Namun harum belum menemukan yang bisa meluluhkan hatinya. Harum tinggal di desa bersama ibu dan dua adiknya, sang ayah sudah pergi meninggalkan mereka. Saat harum berusia lima belas tahun.

Adik harum anak yang kedua bernama Guntur Prasetya. Guntur sekarang berusia 17 tahun, sedangkan yang nomer tiga bernama Arini Sulastri. Sekarang Arini berusia 14 tahun, mereka hidup sederhana. Karena ayah mereka meninggal tanpa meninggalkan apapun. Namun, mereka bahagia meski hidup sederhana.

Sang ibu bekerja di ladang milik juragan Abdul, orang terkaya di kampung ini. Kampung Sukasari, yang sejuk dan masih hijau belum terpapar banyak polusi. Guntur masih bersekolah di SMA yang berada di kampung sebelah. Sedangkan Arini, masih sekolah di SMP dikampung mereka.

Sehari-hari harum membuat kerajinan tangan, harum pandai merajut dan membuat apa saja untuk dijadikan berbagai kerajinan. Seminggu sekali, Harum selalu ke kota untuk menjual hasil tangannya. Hasilnya bisa dipakai untuk membantu kebutuhan mereka, sekaligus keperluan adik-adiknya.

Mungkin sebagian orang berpikir, Harum gadis sombong karena memiliki paras cantik. Padahal Harum masih belum ingin menikah di usianya ini, karena masih ingin melihat adik-adiknya sukses. Setidaknya Harum ingin Guntur lulus SMA dahulu.

Itulah alasan Harum, yang sudah berusia 22 tahun belum ingin menikah. Meskipun di kampungnya, gadis-gadis seusia Harum bahkan sudah memiliki beberapa anak. Namun demi cita-citanya, untuk menyekolahkan adik-adiknya. Harum bahkan tidak berpikir untuk segera menikah. Meskipun cibiran kadang datang, membuat telinganya serasa panas.

"Alah percuma saja cantik, kalau udah setua itu belum laku. Mending kayak anakku, meski gak cantik sudah punya dua anak. Dasar gadis sombong maunya pilih-pilih," cicit salah satu ibu-ibu dikampung nya. Saat itu Harum sedang berjalan, untuk kejalan besar menunggu angkot ke kota.

Rasa sakit tentu bergelayut di hati Harum, namun Harum tak menggubris ucapan si ibu. Karena menurut Harum, mereka hanya bisa menilai luarnya saja. Mereka tak tau bagaimana isi hati Harum sebenarnya.

Harum pun, tetap melanjutkan perjalanan menuju jalan besar. Sampai saat Harum menunggu angkutan, seorang pria dengan motornya menghampiri.

"Eh Harum, mau ke kota ya. Kalau mau biar saya anter," tawar si pria pada Harum.

Harum tersenyum ramah. "Gak usah Mas Ben, Harum gak mau merepotkan. Lagipula gak enak dilihat orang," tolak Harum berusaha selembut mungkin. Harum tak ingin, sampai lelaki itu sakit hati karena ditolak.

"Lha emang kenapa gak enak, kan aku bukan suami orang Rum. Lagipula, akukan hanya mengantarmu," ucap si pria yang dipanggil mas Ben kekeuh.

"Bukan gitu Mas, tapi saya gak terbiasa diantar. Jadi tolong hargai saya ya Mas," ujar harum. Berusaha memberi pengertian, agar Ben tidak tersinggung.

"Alah kamu nih, selalu saja begitu. Saya tau kamu cantik, tapi gak usah terlalu sok kecantikan juga. Ya sudah kalau gak mau di antar," ketus Ben. Dan langsung menghidupkan kembali motornya, Ben pun berlalu dengan meninggalkan sakit di hati Harum.

Tak Lama Angkutan datang, Harum pun langsung naik. Tanpa terasa air matanya jatuh, ternyata ucapan Ben meninggalkan bekas di hati Harum.

"Apa benar aku sombong? apa benar aku sok kecantikan. Aku hanya ingin menjauhi fitnah, tapi mengapa malah kata-kata menyakitkan yang aku dapatkan. Apa aku seburuk itu di mata semua orang?" tanya harum dalam hatinya.

Harum berusaha menghapus kesedihannya, dengan memikirkan adik-adik serta ibunya. Senyum mereka saat Harum pulang membawa rupiah. Serta beberapa barang pesanan mereka, membuat harum merasa bahagia.

Sesampainya di kota, Harum langsung menuju toko langganannya. Dimana Harum selalu menjual hasil kerajinan tangannya. Sang pemilik toko menyambut Harum Ramah.

"Eh Dek Harum, sudah datang ya. Pesenan Mbak yang kemarin sudah dibuatkan?" tanya si pemilik toko.

"Iya Mbak sudah, ini Mbak Hesti. Semoga Mbak suka," jawab Harum dengan senyuman.

Harum pun menunjukan barang-barang yang dibawanya. Beberapa tas hasil rajutannya, dan Bros-bros cantik karya tangannya.

"Wah sesuai ekspektasi, saya gak pernah kecewa sama hasil buatan mu. Nah untuk Minggu depan, ada pesanan lagi. Semua udah Mbak catet, nanti kamu tinggal bilang bisa gak. Jadi biar bisa dilanjut tidak pesanan yang dimau pelanggan," tutur Mbak Hesti. Mbak Hesti si pemilik toko, langsung memberikan sebuah catatan.

"Oh ini bisa Mbak, tapi bahan-bahannya bagaimana?" tanya Harum lagi.

"Tenang sudah Mbak siapkan, tapi karena bahannya dari sini. Jadi kita bayar upahnya saja, kamu bersedia kan?" tanya Mbak Hesti balik.

"Iya Mbak, mau di stok yang selain pesanan gak Mbak?"

"Boleh, kalau kamu sempat bikin yang lain. Tapi, yang penting yang pesanan dulu ya. Soalnya mau diambil Minggu depan," sahut mbak Hesti setuju.

"Ya sudah kalau begitu Mbak, Harum permisi dulu. Kalau ada perlu lagi Mbak bisa telepon ke nomer adik ku," pamit Harum pada Mbak Hesti.

"Lho udah mau balik saja, gak mau minum dulu?" tanya Mbak Hesti menawarkan.

"Gak usah Mbak, nanti beli saja di jalan. Lagi pula saya mau belanja beberapa keperluan rumah," jawab Harum menolak dengan sopan.

"Ya sudah hati-hati ya, ini uang pembayarannya." Mbak Hesti pun mengulurkan sebuah amplop pada Harum.

"Iya Mbak terimakasih, Harum pamit dulu." Harum pun beranjak meninggalkan toko milik Hesti.

Harum langsung berbelanja, membelikan berbagai keperluan rumah. Juga tidak lupa pesanan adik-adiknya, Harum juga membelikan beberapa makanan kecil kesukaan keluarganya. Setelah semua dibeli, Harum langsung kembali menuju kampungnya. Harum tak bisa berlama-lama di kota, karena angkutan ke kampungnya tidak setiap saat ada.

Terpopuler

Comments

pinnacullata pinna

pinnacullata pinna

halo thor aku dah lama ga mampir ,

aku mampir dan memberikan like dukung juga novelku cinta adalah sebuah perjalanan yang indah 🙏

2021-02-17

1

BELVA

BELVA

mampir kembali di novel#gadis imut diantara dua raja

mksh ya

2021-02-03

1

Wiwi

Wiwi

semangat Thor lanjut . . .

2021-01-28

1

lihat semua
Episodes
1 epilog
2 memendam cinta yang salah
3 Kesal yang berlarut
4 Kebiasaan Keluarga
5 Kedekatan Kakak dan Adik
6 Harapan Keluarga Kirana
7 adik-adikku
8 tak bisa tidur
9 hampir saja
10 si cowok songong itu EUNWO
11 lagi dan lagi nabrak dia
12 perintah guru killer
13 perbincangan di angkot
14 Keluarga bahagia
15 eunwo bertemu bapak pov Eunwo
16 Villa Eunwo pov Eunwo
17 Cerita bapak
18 pagii semua!!!!
19 Kisah Dita
20 Rapat
21 Tawaran Eunwo
22 Makan direstoran
23 Akhirnya bisa berdua Pov Eunwo
24 Kehujanan
25 Kehangatan Dirumah Kirana
26 Dirumah kirana Pov Eunwo
27 Pov Eunwo
28 Eunwo Demam. Pov Eunwo
29 Kepikiran Dia
30 Memaksakan Diri
31 Memarahi Eunwo
32 Eunwo masuk RS
33 Mengurus Eunwo
34 Dirumah Sakit
35 Pov Eunwo 1
36 Pov Eunwo 2
37 Minta Ijin Menjaga Eunwo
38 Menelpon kekorea
39 Bapak dan ibu datang.
40 Mimpi buruk lagi
41 CT scan dan Stres
42 Hendak pulang
43 Pulang ke villa Eunwo
44 Pulang ke villa
45 Restu Eoma
46 Membantu Bik Ati
47 Meminta ijin bapak
48 Puisi malam
49 Bertemu teman lama
50 Kirana Tinggal
51 masuk sekolah
52 Bukan marah tapi sedih
53 Masakan Ibu
54 Surprise untuk Kirana
55 Kencan Pertama
56 Silsilah Keluarga Kirana
57 Perjalanan ke Bali
58 Makan Malam dan Rencana Esok
59 Hari Pertama Berlibur
60 Pantai Suluban Dan Rencana Esok
61 Hari Kedua
62 Hari Ketiga
63 Hari Keempat
64 Diner Dan Pulang Ke Rumah
65 Diserang
66 Eunwo di Rawat
67 Kisah Keluarga Eunwo
68 Telepon dari Korea
69 Pindah Kamar
70 Bapak Memberi Restu
71 Berbagi Pendapat
72 Kabar Dari Appa
73 Reni Datang
74 Kirana Ngambek
75 Mimpi Buruk Lagi
76 Melihat Rumah Sewa
77 Mampir Kerumah
78 Bersenda Gurau
79 Jiwa Kekeluargaan
80 Selesai Pindahan
81 Pulang Kerumah Baru
82 Suasana Rumah
83 Ruang Sholat Baru
84 Kehangatan Keluarga
85 Sarapan Bersama
86 Main PS Bersama
87 Mencandai Eunwo
88 Rencana Masuk islam
89 Rundingan Keluarga
90 Ikrar Syahadat Eunwo
91 Numpang Sarapan
92 Bos Kirana
93 Bertemu Klien
94 Alasan Kirana
95 Berkenalan Dengan Bos dan Rekan Kerja Kirana
Episodes

Updated 95 Episodes

1
epilog
2
memendam cinta yang salah
3
Kesal yang berlarut
4
Kebiasaan Keluarga
5
Kedekatan Kakak dan Adik
6
Harapan Keluarga Kirana
7
adik-adikku
8
tak bisa tidur
9
hampir saja
10
si cowok songong itu EUNWO
11
lagi dan lagi nabrak dia
12
perintah guru killer
13
perbincangan di angkot
14
Keluarga bahagia
15
eunwo bertemu bapak pov Eunwo
16
Villa Eunwo pov Eunwo
17
Cerita bapak
18
pagii semua!!!!
19
Kisah Dita
20
Rapat
21
Tawaran Eunwo
22
Makan direstoran
23
Akhirnya bisa berdua Pov Eunwo
24
Kehujanan
25
Kehangatan Dirumah Kirana
26
Dirumah kirana Pov Eunwo
27
Pov Eunwo
28
Eunwo Demam. Pov Eunwo
29
Kepikiran Dia
30
Memaksakan Diri
31
Memarahi Eunwo
32
Eunwo masuk RS
33
Mengurus Eunwo
34
Dirumah Sakit
35
Pov Eunwo 1
36
Pov Eunwo 2
37
Minta Ijin Menjaga Eunwo
38
Menelpon kekorea
39
Bapak dan ibu datang.
40
Mimpi buruk lagi
41
CT scan dan Stres
42
Hendak pulang
43
Pulang ke villa Eunwo
44
Pulang ke villa
45
Restu Eoma
46
Membantu Bik Ati
47
Meminta ijin bapak
48
Puisi malam
49
Bertemu teman lama
50
Kirana Tinggal
51
masuk sekolah
52
Bukan marah tapi sedih
53
Masakan Ibu
54
Surprise untuk Kirana
55
Kencan Pertama
56
Silsilah Keluarga Kirana
57
Perjalanan ke Bali
58
Makan Malam dan Rencana Esok
59
Hari Pertama Berlibur
60
Pantai Suluban Dan Rencana Esok
61
Hari Kedua
62
Hari Ketiga
63
Hari Keempat
64
Diner Dan Pulang Ke Rumah
65
Diserang
66
Eunwo di Rawat
67
Kisah Keluarga Eunwo
68
Telepon dari Korea
69
Pindah Kamar
70
Bapak Memberi Restu
71
Berbagi Pendapat
72
Kabar Dari Appa
73
Reni Datang
74
Kirana Ngambek
75
Mimpi Buruk Lagi
76
Melihat Rumah Sewa
77
Mampir Kerumah
78
Bersenda Gurau
79
Jiwa Kekeluargaan
80
Selesai Pindahan
81
Pulang Kerumah Baru
82
Suasana Rumah
83
Ruang Sholat Baru
84
Kehangatan Keluarga
85
Sarapan Bersama
86
Main PS Bersama
87
Mencandai Eunwo
88
Rencana Masuk islam
89
Rundingan Keluarga
90
Ikrar Syahadat Eunwo
91
Numpang Sarapan
92
Bos Kirana
93
Bertemu Klien
94
Alasan Kirana
95
Berkenalan Dengan Bos dan Rekan Kerja Kirana

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!