Jefferson melayangkan tinju berulang kali ke arah Ella hingga wanita itu terpojok, tepat ketika perhitungannya pas, Ella langsung menahan tangan lelaki itu yang digunakan untuk menyerangnya. Dia lalu menggunakan kakinya untuk melakukan serangan balik. Melakukan tendangan yang langsung mengarah tepat ke wajahnya. Jefferson sama sekali tidak bisa menghindar. Lelaki itu tersungkur di lantai dengan keadaan sebelah bagian wajahnya terluka. Ella beranjak dari sana. Tapi baru selangkah, lelaki itu langsung menahan kakinya. Dia menarik Ella hingga wanita itu ikut tersungkur di lantai.
Jefferson beranjak, mencoba menindih tubuh wanita itu dengan tubuhnya. Ella lebih dulu bergerak, wanita itu berguling ke arah lain dan lekas bangun dari posisinya. Ella beradu tatap dengan Jefferson yang kini bangkit sambil terkekeh pelan. “Hahaha… ternyata kau lumayan berbakat juga.”
Sial. Dia sama sekali tidak memberikanku pilihan. Aku harus melakukan sesuatu. Ella berusaha untuk mengatur napasnya. Disisi lain, dia mendengar rekannya terus berteriak berusaha menanyakan apa yang terjadi. Sejak tadi mereka terus mendengar pertarungan yang terjadi antara dirinya dan lelaki yang ada di hadapannya ini.
“Kode merah! Aku membutuhkan bantuan. Segera kirim bantuan!” bisik Ella sembari menekan tombol pada handsfree nya. Ketika dia berusaha untuk meminta bantuan dari temannya yang lain, Jefferson sudah bangkit dan berlari menuju arahnya dengan tinju yang kini siap melayang padanya. Ella yang menangkap serangan itu langsung bergerak. Tangannya menekan tombol pada jamnya yang seketika mengubah jam tangan miliknya menjadi pelindung tangan berbahan besi. Dia menggunakan benda itu untuk menghalau serangannya.
Jefferson meringis kesakitan saat yang dipukulnya justru adalah sebuah besi keras. Lelaki itu terdiam memandangi tangannya. Ella beranjak, wanita itu berdiri tegak di sana. Melihat apa yang baru saja terjadi, Jefferson menyadari kalau wanita itu bukanlah wanita biasa. Dia memiliki peralatan yang juga tidak biasa.
Ella melepaskan ikat rambut pada kepalanya dan memasangkan benda itu di pergelangan tangannya yang lain. Setelah itu tangannya sibuk menggelung rambutnya dengan bantuan jepit kawat yang selalu disimpan di belakang rambutnya. Ella menekan bandul pada ikat rambut yang kini terpasang pada pergelangan tangannya yang lain, dan dalam sekejap benda itu berubah menjadi pelindung tangan yang sama.
“Aku sudah memperingatkanmu kalau kau tidak boleh masuk ke rumah seseorang dengan seenaknya.” Ella memandanginya dengan wajah garang. Wanita itu menghentakkan kedua tangannya hingga sebuah pisau keluar dari kedua pergelangan tangannya tempat dimana pelindungnya terpasang.
Jefferson terdiam dengan wajah terkejut. “Kau… ternyata kau memang bukan wanita biasa. Pantas saja kemampuan beladirimu—“
Srekk!
Ella langsung melompat dan menyerang lelaki itu dengan pisau yang keluar dari punggung tangannya. Pisau itu seketika menggores tangan Jefferson yang dia gunakan untuk menahan serangannya. “Tentu saja keahlian beladiriku tidak biasa karena aku memang sudah dilatih untuk melakukan pekerjaan seperti ini!”
Ella terus menyerangnya hingga lelaki itu kewalahan. Dia bergerak mundur dengan sangat kesulitan melakukan serangan balik. Ella menyerangnya tanpa henti dan menggiring lelaki itu menuju arah pintu keluar. Tepat diambang pintu, Ella mendorong dan menutup pintunya. Jefferson tersungkur di luar dalam keadaan tangan terluka. Lelaki itu kesal dan tidak ingin tinggal diam. Dia bangkit dan berusaha untuk membuka pintunya, namun Ella sudah menguncinya dengan rapat. Setelah tidak memiliki pilihan lain, lelaki itu lantas memutuskan untuk memperingatkan kedua rekannya mengenai Ella.
Setelah mengurus Jefferson, Ella langsung berjalan menuju tempat dimana James berada.
...*...
James sama sekali tidak lagi bisa fokus pada sarapannya ketika dia mendengar suara berisik dari arah ruang tamu. Anak itu baru saja turun dari kursinya, berniat untuk mengecek apa yang sedang terjadi di sana. “Aku mendengar suara berisik, apa yang sedang terjadi? Apakah jangan-jangan terjadi sesuatu pada Ella?”
“James!” Sebuah suara di dengarnya. Hal itu membuat James terhenti dan spontan menoleh ke arah datangnya suara. Dari arah meja dapur, dia melihat ibunya membungkuk di bawah sana seolah sedang bersembunyi.
“Mum?” James yang melihat hal itu bergegas berjalan menghampirinya. Dia mendekat ke arah dapur. Tapi begitu tiba di sana, James melihat Sheilla bergerak merangkak menuju salah satu lower cabinet yang terbuka lebar. Wanita itu masuk dan menempelkan tangannya di bibir seolah memberikan isyarat padanya untuk jangan berisik, sementara tak lama setelahnya, dia menekan sebuah tombol kecil dan James melihat ibunya turun bersama dengan lantai di dalam sana. James terdiam dengan wajah kagum. Dia bergerak hendak mengikuti apa yang baru saja dilihatnya. Begitu tiba di sana, lantai itu kembali terangkat dan sosok Sheilla yang dilihatnya sudah menghilang. James berniat untuk mengikuti ibunya, tapi suara dari arah ruang tengah lebih dulu menyita perhatiannya.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments