“Kami dengar kau tidak enak badan, lalu kenapa kau turun ke lobi?” tanya Sheilla yang kini menggendong putranya, sementara Ella dan Grayson membawa belanjaan mereka. Setibanya di kamar, mereka menaruh barang belanjaan mereka ke meja yang terletak di ruang tengah.
“Aku memang sedang tidak enak badan. Dan tadi ada beberapa urusan yang harus kami selesaikan,” ujar Ella.
“Urusan apa sampai kau harus membawa James bersamamu?” tanya Grayson.
“Ada seorang anak yang menyelinap masuk dan membuat kekacauan, lalu kami dituduh membawa anak itu ke sini.”
“Anak? Siapa?”
“Kami juga tidak tahu anak itu anak siapa dan dia masuk dari mana, tapi yang jelas, anak itu tiba-tiba ada di dalam. Bahkan James sempat bermain dengannya.”
“Sungguh? Apakah itu benar, James? James?” Grayson mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Dia sama sekali tidak bisa menemukan putranya dimanapun, padahal anak itu baru saja duduk di karpet sembari membuka bungkus mainannya.
“James!”
“Ada apa darling?” Sheilla yang sedang sibuk membongkar barang belanjaannya lantas beralih fokus padanya. Pria yang menjadi suaminya itu tampak kebingungan mencari anak mereka.
“James baru saja di sini, sekarang kemana dia?” Grayson beranjak bangun dan berjalan mencari James, sementara Sheilla kini mengeluarkan semuanya dan memindahkan bahan makanan ke ruang dapur. Tiba di ruang dapur, dia melihat meja makan yang masih penuh dengan makanan yang baru saja dipesannya. “Ella, kau belum memberi makan James?”
“Oh, maafkan aku, karena kekacauan tadi. Aku jadi belum sempat memberikannya makan, dan lagi… tadi sempat ada masalah dengan makanan yang dikirim oleh si pelayan.”
“Masalah?” Sheilla mengulang ucapannya. Ella mendadak diam. Dia baru saja menyadari sesuatu. Dia baru sadar mungkin saja Elios datang bersama dengan si pengantar makanan. Itu sebabnya dia bisa masuk ke dalam sana.
“Sepertinya di saat itu dia ikut menyelinap masuk!” ujar Ella tiba-tiba.
“Apa maksudmu?”
“Anak itu! Tadi saat si pelayan seharusnya memberikan makan siang untuk James, makanannya mendadak tidak ada. Itu sebabnya si pelayan bingung dan itu juga yang menyebabkan makan siangnya bermasalah. Si pelayan harus kembali dan mengambil yang baru.”
“Sungguh?” Ella hanya menganggukkan kepalanya. Sekarang semuanya terasa masuk akal mengapa Elios bisa masuk.
...*...
James terdiam memandangi alat yang semula dibawa oleh Elios. Benda itu tertinggal di balkon hotel mereka ketika anak itu hampir ditangkap oleh para security yang mengejarnya. Dia menggenggam benda itu.
Padahal James sudah sangat senang karena dia bisa bertemu dengan teman baru di Rosario setelah selama beberapa hari tidak ada seorangpun anak yang ingin bermain dengannya. Tapi begitu dia mendapatkan teman baru, dia sudah harus kehilangannya lagi karena apa yang terjadi tadi. Sungguh ini membuatnya sedih.
“James, kau sedang apa disini sweetheart?”
“Dad…” James beralih fokus pada Grayson yang akhirnya menemukan dia terdiam di depan pintu balkon yang sudah ditutupnya. Sebelum Grayson dan yang lain tahu, James sudah masuk dan berdiri memandangi balkon kosong di sana, dia tidak ingin ambil resiko dengan kepergok sedang berdiri di balkon sendirian.
Grayson menghampirinya lalu berjongkok, mensejajarkan pandangan mereka. “Daddy mencarimu sejak tadi, sedang apa kau di sini, dan apa yang kau bawa ini? Apakah ini mainan baru?”
“Ini milik seseorang…”
“Jadi ini bukan milikmu?” tanya Grayson. James menggelengkan kepalanya pelan sebagai jawaban.
“Ini milik teman baruku.”
Grayson terdiam, mendengar kalimat barusan, dia langsung bisa mengetahui kalau teman yang dia maksud adalah anak laki-laki yang Ella katakan. Melihat putranya bersedih seperti saat ini membuat Grayson merasa kasihan, sepertinya dia sangat kecewa atas apa yang telah terjadi, dan melihat ini, Grayson merasa memang lebih baik dia tidak membahas mengenai anak itu dengan James lebih dulu.
Lebih baik sekarang aku biarkan James tenang agar dia bisa melupakan kejadian tadi secara perlahan, pikir Grayson.
“Apakah kau ingin menyimpan benda itu dan mengembalikannya apa temanmu jika ada kesempatan?”
“Bolehkah?”
“Selama kau menjaganya dengan baik dan pastikan jangan sampai rusak.”
“Tapi apakah aku akan bisa bertemu dengannya lagi?” James memandang Grayson lekat. Lelaki yang menjadi ayahnya itu tersenyum lantas mengulurkan tangannya dan mengusap puncak kepalanya dengan penuh kelembutan.
“Daddy akan meminta bantuan uncle Ethan untuk mencarinya.” James balas tersenyum lalu tanpa aba-aba memeluk tubuh Grayson erat.
...*...
“Demammu cukup tinggi, sepertinya karena perjalanan kita, kondisi tubuhmu jadi tidak stabil.” Sheilla memandangi termometer yang kini digenggamnya. Alat itu nyaris menunjukkan angka empat puluh derajat lebih.
“Kalau begitu setibanya kita di London, kita antarkan kau pulang, untuk sementara kau tidak perlu bekerja,” kata Grayson yang kini terduduk di meja makan. Lelaki itu sedang menyuapi James yang sedang makan siang sembari bermain dengan mainan barunya.
“Tapi aku tetap bisa bekerja.” Ella berkilah.
“Tidak. Aku khawatir kalau terlalu dipaksakan kondisimu jadi makin parah, dan ini juga bisa membuat kondisimu tertular pada James. Jadi lebih baik kau pulang dan beristirahat hingga kau benar-benar sembuh.” Sheilla menimpali.
“Lalu bagaimana dengan James? Siapa yang akan menjaganya kalau aku tidak bekerja, dan lagi… nyonya pasti akan marah kalau aku libur.”
“Kami yang menggajimu, bukan ibuku. Jadi kau tidak perlu cemas akan hal itu, lagi pula selama kau tidak bekerja, James akan tetap aman. Aku dengar kakakku baru saja pulang dari tugasnya dan hendak menemui James, karena saat ulang tahunnya kemarin dia belum sempat datang. Dia bilang juga dia akan menginap serta membantu menjaganya.”
“Ah… begitu rupanya…”
“Jadi sekarang lebih baik kau fokus pada kesehatanmu sendiri, okay? Jangan terlalu memaksakan diri.” Grayson beranjak dari tempatnya dan melangkah menuju dapur dengan membawa piring kotor. James baru saja selesai makan.
“Sekarang lebih baik kau kembali ke kamarmu dan beristirahat. Nanti malam persiapkan dirimu, dan kemasi barangmu juga, kita akan kembali ke UK besok pagi,” tutur Sheilla.
“Baik, kalau begitu, aku permisi. Maaf karena sudah membuat kalian kerepotan dan jadi mengacaukan segalanya akibat kondisiku.”
“Tidak perlu merasa tidak enak. Ini semua terjadi bukan karena kehendakmu.” Sheilla tersenyum sembari mengusap pelan pundak wanita itu, mencoba membuatnya tenang. Ella lantas beranjak dari tempat duduknya dan berjalan pergi meninggalkan Sheilla serta yang lainnya di dalam sana.
Sepeninggalan Ella, Sheilla beranjak menuju ruang dapur. Dia hendak membersihkan dapur yang baru saja kotor kembali setelah mereka makan siang. Tiba di ruang dapur, Sheilla melihat kaleng susu miliknya terbuka di atas meja. “Darling!”
“Apa?” Grayson menjawab sambil menoleh ke arahnya. Pria itu baru saja kembali mendaratkan bokongnya di kursi dengan mangkuk berisi buah yang hendak dia berikan pada James. Di sisi lain, James langsung menarik mangkuk itu dan menusuk potongan buah didalamnya dengan garpu kecil yang diberikan ayahnya dan langsung melahapnya.
“Sudah berapa kali aku bilang untuk tidak meminum susuku, ini adalah susu kedelai, dan bukankah kau alergi terhadap kedelai?” ujar Sheilla. James yang mendengarnya tersentak kaget. Dia langsung melirik ke arah meja di dapur. Memandangi susu yang dimaksud ibunya.
Ewh! Ternyata itu adalah susu milik mum? Pantas saja rasanya aneh. Jadi aku meminum susu yang salah? James bergidik jijik. Dia baru tahu kalau susu yang baru saja dia minum adalah susu yang salah.
“Apa maksudmu? Aku tidak meminum susumu—ah! Maksudku, tidak mungkin aku meminum susumu di siang hari seperti ini,” balas Grayson sarkas.
“Grayson! Aku tidak sedang bercanda.”
“Bukan aku!”
“Lalu siapa? Tidak mungkin Ella atau James kan? Mereka tidak suka susu kedelai!”
“Jika aku yang meminumnya, aku mungkin akan langsung menampakkan gejala alergi!” tukas Grayson. Sheilla baru saja akan membalas kalimatnya sebelum wanita itu sadar dan membenarkan ucapan suaminya.
“Benar juga… tapi kalau bukan kau, lalu siapa?”
“Kau saja yang mungkin lupa menutupnya seperti semula.”
“Apa? Aku tidak mungkin lupa, jelas-jelas aku menutup benda ini rapat-rapat sebelum kita pergi.”
James yang adalah pelakunya jadi merasa tidak nyaman. Bisa gawat kalau mereka tahu dirinya membuat susu sendiri dan salah mengambil susu. James bergegas memasukkan buah di garpunya ke dalam mulut dan menggigitnya sementara kedua tangannya kini sibuk menarik mangkuk dan mengambil makanannya. Anak laki-laki itu bergerak turun secara perlahan dari kursinya dan diam-diam meninggalkan tempat itu. Membiarkan kedua orang tuanya bertengkar dan saling menuduh satu sama lain.
Selama Ella tidak memberitahu mum dan dad kalau aku membuat susu sendiri, maka aku aman…
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments