“Bagaimana? Semuanya aman terkendali?” tanya Rieko begitu wanita itu duduk di jok belakang.
“Ya, semuanya aman. Sejak kemarin kami sama sekali tidak menemukan seorangpun yang datang atau pergi dari dalam sana.”
“Jadi mereka ada di dalam? Berapa orang?”
“Yup, dari yang kami pantau, totalnya empat. Tiga di antaranya adalah orang dewasa dan satu anak kecil.”
“Sama seperti laporan yang aku kirim pada kalian sebelumnya?”
“Ya, dan sepertinya mereka memang tinggal berempat.”
“Ini sepertinya adalah waktu yang tepat. Aku tidak memiliki banyak waktu, jadi langsung saja kita sergap mereka.”
“Maksudmu, kami harus membantumu menyelinap masuk?” tanya Trez.
“Memang itu yang tuan perintahkan padaku.”
“Baiklah, kita bergerak sekarang.” Jefferson beranjak keluar dari dalam mobil bersamaan dengan Trez dan Rieko yang juga ikut keluar. Mereka bertiga bergegas mengecek situasi sebelum akhirnya melangkah masuk ke dalam bangunan yang mereka maksud.
...*...
Markas SGLS, London, Inggris.
“Semoga hari ini suasana hatinya sedang baik,” gumam Sheilla yang kini berjalan bersama dengan suaminya. Mereka berdua baru saja tiba di markas agensi yang selama ini menaungi mereka sebagai agen. Mereka berdua berjalan menaiki tangga menghampiri pintu masuk yang ada di sana.
“Aku yakin suasana hatinya sedang baik,” balas Grayson.
Saat sedang berjalan, perhatian Sheilla tiba-tiba beralih pada suara yang didengarnya. Suara itu berasal dari ponselnya yang berdering, menandakan sebuah panggilan masuk. Sheilla menghentikan langkah kakinya dan segera mengeluarkan benda berbentuk persegi itu dari dalam kantong celananya. Grayson yang melihatnya berhenti spontan ikut berhenti. Lelaki itu mengintip ponselnya dan melihat nama kakak iparnya tertulis di layar panggilannya.
“Kakak menelepon lagi. Aku akan mengangkatnya sebentar, sepertinya dia ingin menanyakan mengenai James.”
“Jadi dia benar-benar akan datang ke rumah?”
“Seperti yang sudah aku jelaskan sebelumnya, dia akan datang menemui James.” Sheilla menekan tombol yang ada dan menerima panggilan telepon yang masuk ke ponselnya.
“Halo, Ken?”
“Kau sudah bangun?”
“Aku bahkan sudah di markas. Hari ini aku tidak memiliki banyak waktu karena aku harus mengantarkan Ella pulang, dia sakit dan aku memintanya untuk mengambil cuti. Rencananya setelah aku dan Grayson kembali, kami akan langsung mengatarkannya.”
“Jadi kalian semua tidak di rumah saat ini? Sayang sekali padahal aku sedang di perjalanan menuju rumahmu. Haruskah aku menyusul ke markas?”
“Huh? Tidak. Ella ada di rumah, aku memintanya untuk menjaga James untuk sementara waktu. Kami baru akan mengatarkannya pulang begitu kami selesai dari sini.”
“Maksudmu, James ada di rumah?”
“Ya, bersama Ella. Aku tidak membawanya. Lagipula saat kami pergi, dia masih tidur. Aku hanya meninggalkan sarapan untuknya.”
“Kalau begitu aku akan tetap melanjutkan perjalanan menuju rumah kalian agar aku bisa langsung menemuinya! Aku sungguh sudah tidak sabar untuk bertemu dengan keponakanku tersayang!” Lelaki yang menjadi kakaknya itu berucap dengan gembira. Ada perubahan intonasi ketika lelaki itu mulai membahas James.
“Okay, tapi tolong jangan sampai kau mengganggunya kalau dia masih tidur.”
“Aku tidak mungkin mengganggu malaikat kecilku. Aku hanya akan menemaninya hingga dia terbangun. Kalau begitu sudah dulu. Sampai jumpa di rumah!”
“Ya, sampai jumpa.” Kenneth memutuskan sambungan telepon mereka secara sepihak. Setelah pembicaraan singkat dengan kakaknya, Sheilla dan Grayson lantas melanjutkan perjalanan mereka. Mereka melangkah masuk ke dalam markas agensi mereka.
...*...
James terdiam sambil memandangi HACS yang ada dalam genggamannya. Anak itu masih menikmati sarapannya seraya mengingat kejadian kemarin ketika dia dipertemukan dengan Elios untuk yang pertama kalinya. Kalau mengingat kejadian itu lagi, dia jadi ingin kembali ke Argentina untuk mencari anak itu dan memberikan benda dalam genggamannya.
“James, apa yang kau pegang?” Ella menatap benda dalam genggaman anak lelaki yang diasuhnya itu. James menunjukkan benda yang ada dalam genggamannya pada Ella.
“Ini adalah mainan milik temanku yang kemarin. Dia meninggalkannya saat mencoba melarikan diri.”
“Mainan? Boleh aku melihatnya?” tanya Ella. James lalu memberikan benda yang dipegangnya pada Ella. Saat menggenggam benda itu, Ella langsung terdiam dengan ekspresi wajah yang mendadak berubah.
“Ini…”
“Ella, kau baik-baik saja?”
“Kau sungguh mendapatkan benda ini dari anak kemarin?” tanya Ella sambil memandangi James dengan wajah syok. James hanya menganggukkan kepalanya dengan wajah polos. Anak itu sama sekali tidak mengerti kenapa wanita itu tampak begitu terkejut mendengar hal tersebut.
“Ini bukan mainan, James.” Ella menekan tombol yang ada pada benda tersebut. Dia berubah panik dalam seketika begitu melihat simbol bertuliskan SOTD pada alat tersebut.
“Itu bukan mainan? Lalu apa?”
“Untuk sementara waktu aku akan menyimpan ini, bolehkan?"
“Tidak! Jangan. Itu milik temanku. Dad bilang aku harus menjaganya sebaik mungkin agar tidak rusak. Jadi aku tidak mungkin memberikannya padamu, Ella.”
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments