London, Inggris.
Sheilla dan Grayson terduduk di taksi yang mereka tumpangi. Saat ini mereka sedang berada di perjalanan menuju rumah. Mereka sudah menghabiskan waktu yang sangat lama di perjalanan, dan mereka sungguh ingin segera sampai agar bisa beristirahat. Sayangnya hal itu tidak memungkinkan, karena begitu mereka pulang, Sheilla dan Grayson masih harus melanjutkan perjalanan mereka. Tidak ada waktu untuk beristirahat, karena setelah tiba di rumah, mereka harus langsung berangkat menuju markas untuk melaporkan bahwa tugas sudah mereka jalankan dengan sukses.
Taksi yang mereka tumpangi lantas berhenti di sebuah bangunan besar yang tak lain adalah rumah kediaman mereka. Taksi berhenti di depan sana dan mereka langsung keluar serta menurunkan semua barang mereka. Begitu selesai mengeluarkan semuanya, mereka segera masuk.
“Ella, karena ini sudah malam, bagaimana kalau kami mengantarkanmu pulang besok?”
“Baik.”
“Kau langsung masuk dan beristirahatlah, okay?”
Ella menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan dari Sheilla. Tiba di dalam, Grayson langsung membawa putranya ke kamar yang berada di lantai dua. Sementara itu, Ella langsung pergi ke kamar yang mereka sediakan untuknya di sana.
Beda halnya dengan Sheilla, wanita itu langsung memasuki ruang pribadi mereka dengan barang bawaannya. Tiba di dalam sana, dia terduduk sebentar selama menunggu suaminya selesai menidurkan James.
“Hari yang sangat melelahkan,” gumam Sheilla yang kini terhenyak di sofa yang ada. Sofa itu posisinya berhadapan langsung dengan perapian di ruangan tersebut. Saat sedang berusaha untuk beristirahat sejenak, Sheilla mendadak dikejutkan dengan suara dering ponselnya. Fokus wanita itu langsung beralih pada suara yang didengarnya. Ternyata kakaknya yang menelepon. Menyadari hal itu, Sheilla langsung mengangkatnya.
“Halo?”
“Aku pikir kau tidak akan mengangkat telepon dariku karena terlalu lelah. Apakah kau sedang mencoba untuk tidur?”
“Ya, begitulah. Hari ini sangat melelahkan. Kenapa kau menelepon?”
“Nico bilang kau dan Grayson bisa beristirahat untuk malam ini dan kalian bisa menemui mereka besok.”
“Apa? Sungguh?”
“Ya. Kondisi dia sedang tidak baik hari ini karena dia sedang merisaukan Lucy.”
“Lucy? Kenapa dengannya?”
“Seperti yang kita ketahui, Lucy sekarang sedang menangani Beatrix, dan saat ini… dia melakukan misi berbahaya dengan melakukan segalanya sendirian. Bahkan dari yang aku dengar, wanita itu melakukan sebuah kesepakatan dengan Beatrix agar dia membebaskan Amanda dan Aland.”
“Apa?!” Sheilla mengepalkan kedua tangannya. Penjelasan dari kakaknya sungguh membuatnya kesal. Bagaimana tidak? Beatrix lagi-lagi membuat kekacauan, dan bahkan kali ini membuat Lucy tidak memiliki pilihan lain selain membuat kesepakatan dengannya.
“Kau tahu? Sebagai sesama agen, aku sama sekali tidak mengerti dengan pola pikir temanmu itu. Bagaimana bisa dia mau menuruti ucapan musuhnya dengan jaminan kedua rekannya? Bukankah ini terlalu beresiko?”
“Kau tidak akan mengerti, Ken… Mereka lebih dari rekan baginya…”
“Maksudmu tentang Aland? Aku tahu lelaki itu sempat berpacaran bahkan sampai hampir menikah dengannya. Tapi tetap saja hal ini sama sekali tidak bisa dijadikan sebagai alasan untuk—"
“Dia hanya berusaha untuk tidak mengulangi kegagalannya!”
“Apa?”
“Kau tidak mengerti. Gara-gara wanita itu, dia kehilangan segalanya… dia kehilangan semua hal yang paling berharga dalam hidupnya. Dia kehilangan kedua orang tuanya, kehilangan sahabatnya, kehilangan orang yang paling dia cintai, dan bahkan karena wanita itu, hubungan persahabatannya dengan Jean sempat berantakan… Beatrix adalah satu-satunya alasan kenapa Lucy sampai memiliki trauma. Dia juga yang menjadi alasan kenapa Lucy keluar dari sindikat kita.”
“Tunggu. Aku tidak tahu mengenai hal ini, tapi maksud dari ucapanmu itu?”
“Kau ingat insiden pengeboman yang terjadi beberapa tahun silam? Saat itu ada organisasi hitam yang melakukan teror pengeboman, dan keadaan sindikat kita begitu chaos saat itu karena ada juga surat yang masuk ke markas mengenai ancaman dari orang anonim yang akan melakukan hal serupa pada markas kita?"
“Ya? Apa ada hubungannya dengan hal itu?”
“Orang yang melakukannya adalah Beatrix, dan kejadian itu sebenarnya adalah salah satu bagian dari rencananya untuk menjebak Lucy. Bahkan kejadiannya terjadi dalam waktu yang berdekatan setelah Lucy dan Aland gagal menikah, dan kedua orang tuanya tewas dalam ledakan mobil. Dan apakah kau tahu tentang siapa yang menjadi korban dalam kejadian pengeboman itu?”
“Itu Beatrix yang memalsukan kematiannya kan?”
“Benar. Tapi yang aku maksud adalah orang yang bersamanya di dalam sana.”
“Tunggu, jangan bilang kau maksud sahabatnya Lucy adalah…”
“Dia adalah orang yang sama yang selama ini dikenal sebagai agen kesayangan Nico, sekaligus anak angkat keduanya setelah Beatrix.”
“Elena?”
“Tepat. Sayangnya Elena memiliki sejarah yang begitu dalam dan erat dengan Lucy. Itu sebabnya, dia begitu terpukul akibat kematiannya hingga akhirnya memutuskan untuk berhenti menjadi agen, setelah misi terakhir…”
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments