“Kau siapa?” tanya James yang kini beradu tatap dengan Elios. James berjongkok, mensejajarkan pandangan mereka. Dengan wajah penasaran, anak itu memandang alat yang digigit Elios sambil menaruh cangkirnya di lantai. “Kau sedang makan apa?”
Elios sama sekali tidak menjawab. Bahkan bukannya menjawab, anak itu justru mengalihkan perhatiannya pada cangkir susu yang ditaruh James. Elios membuka mulutnya hingga alat itu jatuh di lantai. “Goo!”
Elios merangkak menghampiri cangkir itu, dia mengendusnya seolah-olah sedang mencari tahu apa yang ada di dalamnya. Dia juga mencoba menjilat moncong pada tutupnya. Sementara Elios sibuk dengan cangkir James, beda halnya dengan James yang kini memungut alat yang dibawa Elios. “Benda apa ini? Apakah ini mainan milikmu?”
James menggenggamnya dan memperhatikan benda itu dari jarak yang lebih dekat. Tapi begitu menyadari alatnya basah karena penuh dengan air liur Elios, ekspresi wajahnya langsung berubah. “Ewh! Benda ini penuh dengan air liurmu.”
James menjatuhkannya di lantai dan langsung mengelap tangannya yang basah dengan pakaiannya. Anak lelaki itu beralih fokus pada Elios yang kini sibuk menjilati cangkirnya. Anak itu tampak sangat penasaran dan ingin mencoba susu yang baru saja dia buat. “Kau ingin susu?”
James mengangkat benda itu hingga Elios ikut berpaling mengikuti pergerakan tangannya. “Goo~!”
“Tunggu, aku punya ide bagus.” James tersenyum lebar.
...*...
Ella terdiam sejenak sambil menggenggam sendok serta garpu yang hendak ditaruhnya di atas meja. Dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mencari James yang mendadak tidak ada dimanapun. “James?”
Wanita itu beranjak dari tempatnya, sudah sejak beberapa menit yang lalu dia tidak melihat James. Entah kemana perginya anak itu setelah dia memergokinya berdiri di belakang kursi dengan gelagat yang aneh. Ella beranjak dari tempatnya, hendak mencari James.
Di satu sisi, James panik saat mendengar Ella memanggilnya. Dia yang kini memegangi cangkir susu yang sedang diminum Elios lalu mendorong cangkir itu serta meminta Elios untuk mempercepat minumnya. “Lebih cepat lagi! Jangan sampai Ella tahu soal ini. Cepat! Cepat!”
James menepuk-nepuk cangkirnya hingga isi susunya masuk ke dalam mulut Elios tanpa terkontrol. Anak itu bahkan sampai tersedak karena James mendorongnya terlalu brutal.
“Uhuk! Uhuk!” Elios terbatuk.
“Oh, astaga! Kau baik-baik saja?” James semakin panik. Tapi begitu melihat cangkirnya kosong, anak itu jadi bisa bernapas lega. Elios sudah meminum semua susu dengan rasa aneh yang dibuatnya. Sekarang baik Ella maupun kedua orang tuanya tidak akan tahu dengan kejadian sebenarnya karena dia baru saja menghilangkan jejak.
“James, kau baik-baik saja?” Ella semakin mendekat. Dia jadi cemas, terlebih ketika dia mendengar suara seseorang yang batuk dari arah pojokan ruang tengah. Begitu tiba di sana, dia memergoki James yang kini sedang bersama dengan Elios. “James.”
“Ella?” James bangkit dan berbalik ke arahnya. Ella terdiam sambil menatap James dan Elios secara bergantian. Dia sungguh terkejut melihat James yang duduk bersama dengan anak asing yang berpenampilan begitu lusuh. Ella baru saja akan bertanya tentang Elios, sebelum kemudian James menyodorkan cangkir kosong miliknya. “Aku baru saja selesai minum susu.”
“Anak baik. Tapi siapa dia? Apakah dia temanmu?” James termangu sesaat, dia berusaha memikirkan jawaban yang tepat sambil sesekali melirik pada Elios yang kini memasang wajah garang seolah-olah dia hendak menyerang Ella.
“Hm… ya!”
“Begitu rupanya, kau sudah menemukan teman? Senangnya. Kalau begitu bermainlah, sebentar lagi pasti makannya tiba.” Ella beranjak dari sana, dan tepat ketika wanita itu berbalik pergi, Elios melompat untuk menyerang. Tapi serangannya sama sekali tak berhasil karena langkah Ella terlalu cepat. Tak lama, Elios mulai menggonggong ke arah Ella sambil memasang wajah garang. James yang menyadari hal itu segera mendekatinya dan langsung membekap mulutnya.
“Apa yang kau lakukan!”
“James?” Ella berbalik ke arah anak itu, di sana dia melihat James yang sedang membekap mulut Elios dengan tangan mungilnya. James tercengir. “Kami sedang bermain menirukan suara anjing, guk! Guk!”
“Bersenang-senanglah.” Ella tersenyum lalu pergi menuju dapur. Sepeninggalannya, James bisa bernapas lega. Dia menatap Elios dengan wajah bingung.
“Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menggonggong padanya dan menatapnya dengan wajah kesal begitu? Ella adalah orang baik, dan dia adalah teman kita, kau seharusnya tidak boleh melakukan itu.”
“Goo?” Elios memiringkan kepalanya seraya menatap James.
“Apakah kau belum bisa bicara? Berapa umurmu?” tanya James. Elios menaikkan sebelah alisnya, bingung. “Goo?”
“Huh? Aku tidak mengerti.” James menggaruk kepalanya. Dari tadi Elios hanya bisa menyebut satu kata saja. “Sepertinya kau memang belum bisa bicara, kau juga tampaknya tidak mengerti dengan apa yang aku ucapkan. Kalau begini, bagaimana aku bisa bicara denganmu?”
James berpikir sejenak, dia memperhatikan Elios sekali lagi. Dari penampilannya, dan besar tubuhnya, James bisa menyimpulkan kalau anak itu sebaya dengannya. Hanya saja dia tidak mengerti kenapa Elios berperilaku seperti anjing. Bahkan sekarang anak itu berjalan dengan kaki dan tangannya menghampiri alat yang dibawanya. Dia menggigit benda itu lalu kembali menghampiri James, dan duduk di hadapannya.
Ting-tong!
Suara bel pintu depan membuat perhatian Ella beralih, dia yang baru saja selesai menaruh cangkirnya lantas berjalan menuju arah pintu masih dengan menggenggam sendok dan garpu di tangannya. Di sisi lain, James melihat Elios yang mendadak bersikap aneh. “Goo!”
“Huh?” James mengerutkan kening.
“Goo! Goo!” Elios bergerak dengan membawa alat yang dibawanya lalu menarik tangan James, lalu menyeret anak itu menuju ruangan lain. James kebingungan dengan apa yang terjadi, dia terseret di belakangnya. “Apa yang kau lakukan? Kita akan kemana?”
Masih dengan keadaan merangkak dengan sebelah tangan menarik tangan James, Elios mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mencari jalan keluar. Tak lama, dia melihat pintu balkon yang terbuka dan langsung menyeret James ke arah sana.
Ella menghampiri pintu dan membukanya. Alih-alih melihat si pelayan, di justru melihat tiga orang security yang kini berdiri diambang pintu kamar mereka. “Ada yang bisa aku bantu?”
“Kami sedang mencari seorang anak kecil yang datang bersama dengan seorang pelayan. Dan kami juga mendapatkan informasi dari salah satu pelayan yang mengatakan kalau dia baru saja kehilangan makanan yang harus diantarkannya, maka dari itu kami kemari untuk mengecek.”
“Anak kecil?”
“Boleh kami mengecek ke dalam?”
“Tentu. Tapi aku sungguh tidak melihat anak kecil selain anak yang aku asuh,” ujar Ella sambil membiarkan lelaki itu masuk. Tiga security itu segera menyebar dan mengecek ke seluruh ruangan untuk mencari Elios yang sedang mereka kejar. Ella yang baru saja hendak pergi langsung berhenti ketika dia melihat pelayan tadi yang sudah kembali dengan membawa troli berisi makan siang James.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments