Elios berlari dari tempat yang satu ke tempat lain. Anak itu terus menjadi kejaran para security yang berusaha menangkapnya. Sementara itu, dia sudah tidak lagi bisa merasakan keberadaan Carlota. Wanita itu tampaknya sudah mencarinya ke tempat lain.
“Aku yakin anak itu baru saja berlari ke arah sini,” ujar lelaki itu pada kedua rekannya yang kini berjalan bersamanya. Mereka terus berusaha mencari Elios yang mendadak hilang tanpa jejak. Mereka hanya tidak sadar saja kalau anak yang mereka cari sebenarnya bersembunyi di salah satu pertigaan lorong. Dia bersembunyi di balik sebuah pot tanaman sambil berusaha mengatur napasnya yang tersengal. Sesekali anak itu berusaha mengintip untuk memastikan bahwa mereka tidak menyadari keberadaannya.
Elios menghela napas lega. Baru saja dia merasa sedikit lebih tenang, Elios kembali dibuat panik dengan suara yang tidak sengaja di dengarnya. Anak itu tidak sengaja mendengar suara beberapa troli makanan yang dibawa oleh beberapa pegawai hotel. Menyadari hal itu, dia langsung kembali bersembunyi, berniat menunggu mereka hingga melintas. Namun semuanya berubah ketika anak itu tidak sengaja mencium aroma makanan yang begitu sedap dari arah troli yang melintas di hadapannya.
Aromanya begitu harum hingga membuat perutnya keroncongan. Elios sampai tidak bisa menahan diri. Anak itu langsung berlari dan melompat masuk ke dalam troli bagian bawah dan bersembunyi di balik tirai yang menutupinya dengan beberapa makanan di dalamnya yang langsung dia lahap sementara troli itu terus didorong melewati para security tadi.
Para pegawai hotel yang berniat membawakan makanan itu ke setiap kamar lantas berjalan melewati mereka. Security awalnya sama sekali tidak merasa curiga ada sesuatu yang aneh, sampai kemudian mereka melihat salah satu tirai dari troli yang mereka bawa bergerak-gerak. Hal itu membuat mereka curiga, dan bergegas mengikutinya dari arah belakang.
...*...
“Ella—“
“Mummy!” James berseru begitu mendengar suara wanita di seberang sana.
“James, sweetie? Ini kau sayang?” Sheilla sepertinya terkejut mendengar James yang mengangkat teleponnya. James bisa mendengar suara wanita itu yang bicara dengan nada yang berbeda dari sebelumnya.
“Ya, ini aku.” James tersenyum. Wajahnya berubah gembira begitu dia mendengar Sheilla yang langsung mengenali suaranya.
“Kenapa kau yang mengangkat teleponnya? Dimana Ella?”
“Ella sedang berada di kamarnya. Sepertinya Ella sakit, jadi aku memintanya untuk berbaring.”
“Apa?”
“Mummy selalu bilang kalau kita sedang sakit, kita harus beristirahat kan? Maka dari itu aku meminta Ella untuk istirahat, agar dia cepat sembuh.”
“Ella sakit? Lalu kalau kau memintanya untuk beristirahat, kau main dengan siapa?”
“Sendirian.”
“Okay… apakah kau sudah tidur siang?”
“Aku baru saja bangun.”
“Anak baik. Kalau begitu apakah Ella sudah membuatkanmu susu?”
“Hm, itu…” James terdiam. Anak itu menatap cangkir dalam genggamnya yang masih berisi susu yang baru saja dia buat. James sungguh tidak ingin memberitahu Sheilla kalau dia baru saja membuat susu sendiri dan rasanya tidak enak.
“Sweetie, kau masih di sana?”
“Huh! Ya! Aku sudah minum susu…”
“Syukurlah. Kalau begitu dengarkan mummy baik-baik, okay. Sebentar lagi akan ada seseorang yang datang dan mengantarkan makan siang untukmu. Jadi bangunkan Ella dan minta dia untuk menyiapkan semuanya. Mummy dan daddy akan pulang sebentar lagi.”
“A-aku mengerti…” ujar James dengan nada panik. Yang membuatnya panik adalah karena dia baru saja mendengar kalau kedua orang tuanya akan segera kembali, dan dia juga diminta untuk membangunkan Ella. Itu adalah sebuah berita buruk.
“Kalau begitu sampai jumpa lagi, sweetie. Tunggu mummy dan daddy pulang. I love you.”
“I love you too,” balas James. Sambungan telepon lantas terputus. James bergegas menaruh ponselnya ke atas meja dan segera berlari menuju wastafel guna menjalankan rencananya. Tapi baru saja dia naik, suara bel di pintu depan sudah lebih dulu di dengarnya. Hal itu semakin membuatnya spontan mengurungkan niatnya. Terlebih begitu dia mendengar suara Ella yang melangkah keluar dari kamarnya. Sepertinya wanita itu hendak pergi membuka pintu.
“James, apakah kau sudah selesai membuat susunya?” tanya Ella begitu melintas ruang dapur dan melihat anak itu berdiri di sana. James hanya menganggukkan kepalanya dengan tubuh kaku. Kedua tangannya dia sembunyikan sambil masih menggenggam cangkir berisi susu miliknya. “Anak pintar. Kalau begitu tunggu disini sebentar. Aku akan mengecek ke pintu depan, sepertinya ada tamu.”
“Ah! Tadi mummy telepon, katanya dia sudah memesankan makan siang untukku.”
“Oh begitu rupanya, dan sepertinya makanan itu sudah sampai. Kalau begitu tunggu sebentar, akan aku bukakan pintunya.” Ella berjalan menuju arah pintu. James menghela napas pelan, dia membalikkan tubuhnya dan berniat untuk kembali membuang susunya. Sialnya lagi-lagi usahanya gagal karena Ella sudah lebih dulu kembali bersama dengan si pelayan yang membawa troli makanan. Hal itu membuat James mau tidak mau harus kembali menahan rencananya.
Ella mempersilahkan pelayan itu untuk masuk. Si pelayan langsung berjalan menuju dapur dengan ditemani Ella. Dengan mendorong troli di tangannya, dia hendak menaruh semua makanan yang dibawanya ke atas meja yang ada di sana.
Di sisi lain, perhatian James beralih ketika dia tidak sengaja melihat sesuatu yang bergerak keluar dari dalam troli itu dan berlari menuju bagian lain dapurnya. Merasa penasaran dengan apa yang baru saja dia lihat, James kemudian turun dari bangku pijakannya dan melangkah mengikuti makhluk yang baru saja dia lihat. Sementara itu, si pelayan hendak mengeluarkan semua makanan yang telah dia pesan dan berniat untuk menaruhnya di atas meja. Tapi begitu dia membuka tirai yang menutupi meja, dia terkejut mendapati troli bagian bawah yang sudah kosong tanpa ada satupun makanan yang tersisa di dalamnya.
“Astaga!” Si pelayan begitu terkejut melihatnya.
“Ada apa?” Ella menatapnya dengan wajah bingung.
“Makanannya hilang. Seharusnya ada di sini.”
“Hilang?”
“Ng… sepertinya aku salah mengambil troli. Biar aku turun dulu untuk memastikannya.”
“Baiklah.”
“Aku sungguh minta maaf atas ketidaknyamanannya.” Si pelayan membungkukkan tubuhnya, meminta maaf atas apa yang terjadi. Dia bergegas menutup kembali tirainya dan berniat untuk pergi. Ella lalu mengantarkannya hingga ke depan pintu.
Di sisi lain, James terus berjalan menuju arah sosok tadi menghilang. Sosok itu tadi berlari menuju arah sofa di ruang tengah. Begitu dia tiba di sana, James sama sekali tidak bisa menemukannya dimanapun. Apa sebenarnya itu tadi?
James terdiam dengan wajah bingung. Anak itu terus mengedarkan pandangannya ke sekeliling, mencari sosok yang baru saja merangkak dengan cepat ke arah sana. “James!”
Ella mendadak memanggilnya hingga membuat anak itu terkejut dan spontan menoleh ke arah datangnya suara. Ella tampak mencari-cari dirinya, dan begitu dia berhasil menemukannya, Ella langsung menghampirinya. James yang menyadari wanita itu mendekat, bergegas menyembunyikan cangkir susunya di belakang punggungnya. “Sedang apa kau di sini?”
“Ti-tidak ada. Mana makan siangku?” James segera mengalihkan pembicaraan agar Ella tidak curiga dengan apa yang ada di belakang punggungnya.
“Tadi pelayannya bilang dia salah mengambil troli, jadi dia harus turun sebentar dan mengambil makananmu. Tidak apa-apa kalau kau menunggu sebentar lagi?”
“Ya, tidak apa-apa.”
“Kau memang anak baik.” Ella tersenyum lalu mengusap puncak kepalanya penuh kelembutan. “Oh ya, sekarang biar aku menyiapkan mejanya untukmu, setelah itu kita hanya tinggal menunggu pelayan itu kembali dengan makan siangmu.”
“Hm… bagaimana kalau aku yang menerimanya nanti? Kau beristirahat saja."
“Tidak, aku baik-baik saja.”
“Sungguh aku bisa melakukannya. Aku rasa…” James bergumam pelan di akhir kalimatnya, dia lantas melirik kembali cangkir susu miliknya. Sementara itu, Ella kini sudah berjalan menuju arah dapur hendak mempersiapkan alat makan untuknya.
“Oh ya, kau sudah minum susu?”
“Y-ya…” James tersenyum kaku sambil menyembunyikan benda itu lagi.
“Baguslah. Kau tidak terluka kan?” tanya Ella memastikan, dan James hanya menggelengkan kepalanya mendapati pertanyaan dari wanita itu. Setelah bertanya demikian, Ella lalu pergi ke dapur dan menyiapkan meja serta alat makan untuk James, sementara James kembali fokus mencari sosok yang sejak tadi diikutinya.
Itu dia! James melihat sosok yang dicarinya. Dia duduk di balik tirai jendela dengan bagian kaki dan tubuh bagian bawahnya yang tidak tertutupi tirai dengan sempurna. Dengan langkah mungilnya, James berjalan menghampiri sosok itu.
Saat James mendekat ke arahnya, Elios bisa merasakan anak itu bergerak menuju arahnya, dia bisa mendeteksinya walaupun dia tidak bisa melihatnya. Saat James berada tepat di depan tirai itu, dia lantas menyingkap tirainya hingga dia bisa melihat Elios yang duduk sambil menggigit sebuah alat aneh di mulutnya. James terdiam dengan wajah terkejut saat melihat anak itu duduk di sana dan beradu tatap dengannya.
“Kau siapa?”
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments