“Apa yang kita lakukan di sini? Mum dan dad ku akan marah kalau tahu aku pergi ke sini sendirian. Di sini berbahaya, dan Ella juga pasti akan memarahiku,” ujar James begitu mereka akhirnya tiba di balkon. Elios terdiam sambil mengedarkan pandangannya, anak itu berusaha untuk menganalisa seluruh tempat itu sebelum melakukan sesuatu.
“Goo!” Elios tiba-tiba saja menjatuhkan alat di mulutnya, dia bergerak menghampiri pintu tadi dan mendorong James hingga berada tepat di belakangnya seolah sedang berusaha melindunginya. James semakin kebingungan, tapi tak lama, dia melihat tiga orang security yang kini berjalan menghampiri tempat mereka berada. “DI SINI! DIA DI SINI!”
Salah satunya berteriak dan langsung menghampiri pintu menuju balkon, lalu diikuti oleh kedua temannya yang lain. Elios langsung menggonggong dan memasang wajah garang. Kali ini lebih agresif dibandingkan sebelumnya. James sama sekali tidak mengerti dengan apa yang terjadi sampai kemudian ketiga security itu memegangi mereka. “Ternyata kau bersembunyi di sini!”
“Hey! Siapa mereka? Apakah kau kenal dengan mereka semua?” tanya James dengan wajah bingung.
“Ternyata kau yang membawa gelandangan ini kemari!” Salah satu security mencengkram tangan James dan menariknya dengan kasar hingga membuat anak itu meringis kesakitan. Melihat hal itu, Elios tidak tinggal diam, anak itu berusaha untuk melindungi James dengan menggigit serta menyerang mereka semua. Tapi usahanya untuk melindungi James sia-sia karena jumlah mereka terlalu banyak. James dipegangi oleh salah satunya. Anak itu meronta meminta untuk dilepaskan, sementara itu, dua yang lain kini sibuk berusaha untuk mengatasi Elios yang terus menggonggong dan menyerang mereka secara bergantian. Salah satunya panik ketika Elios menyerangnya. Dia berteriak kelabakan sampai akhirnya jatuh dan bokongnya tidak sengaja menduduki alat yang dibawa Elios hingga tombolnya tertekan.
“Argghh!” Lelaki itu memegangi bokongnya yang terasa sakit. Dia mengambil alat tadi dan melemparkannya ke sisi lain balkon. Sementara itu, Elios masih terus menyerang security lain hingga akhirnya dia bisa lolos. Tanpa pikir panjang, anak itu langsung naik ke atas pagar dan bersiap untuk melompat. James yang menyadari hal itu semakin meronta berusaha untuk menghentikannya.
“Jangan!” teriak James. Elios sempat menoleh sebelum akhirnya melompat ke balkon di kamar lain dan meninggalkan James bersama dengan ketiga security tadi.
“Sial! Bagaimana bisa dia melompat sejauh itu!” Salah satu security menatap Elios yang kini sudah pergi entah kemana begitu anak itu mendarat.
“Kalian cari mereka, sementara aku akan mengurus anak ini dan menanyainya di ruang kepala keamanan.”
“Okay.” Mereka bertiga melangkah masuk dengan James yang masih dipegangi. Anak itu masih meronta meminta untuk dilepaskan. Di sisi lain, Ella yang menyadari ada keributan sejak tadi berusaha untuk mengecek. Tapi dia terlambat, karena begitu dia hendak menghampiri tempat itu, tiga security tadi sudah melangkah masuk bersama dengan James yang mereka pegangi.
“Ella!”
“Apa yang kalian lakukan? Kenapa kalian memeganginya!” ujar Ella yang bisa dengan fasihnya berbicara bahasa Spanyol.
“Kami menemukan anak yang kami cari dan sepertinya kalian memiliki keterkaitan satu sama lain. Maka dari itu kami harus membawa kalian dan menanyakan kalian beberapa hal. Silahkan ikut kami ke kantor keamanan!”
“Akh!” James meringis kesakitan. Security itu memeganginya terlalu keras hingga tangannya terasa sangat sakit.
“Lepaskan dia!” ujar Ella sambil menatapnya dengan ekspresi tak bersahabat.
“Ikut kami dulu dan baru kami akan—“
Jleb!
Semua orang diruangan itu langsung membatu begitu mereka menyaksikan apa yang baru saja terjadi, terlebih ketiga security yang berdiri diambang pintu balkon. Ella baru saja melemparkan garpu di tangannya ke arah mereka, dan benda itu melesat begitu cepat sebelum akhirnya menancap di dinding saking kuat lemparannya. “Aku bilang lepaskan dia!”
Ella tidak lagi bisa mentolerir mereka. Mana mungkin dia tidak marah melihat malaikat kecilnya disakiti. Security yang memegangi James spontan melepaskan anak itu dan berdiri dengan tubuh gemetar. James langsung berlari ke arah Ella dan memeluk tubuh wanita itu erat. Ella berjongkok dan berusaha untuk menenangkannya.
Setelah senyap selama beberapa saat, salah satu security itu memberanikan diri untuk bicara seraya mengumpulkan seluruh keberaniannya. “Ehem.. ka-kalian tetap harus ikut dengan kami!”
Tiga security itu melangkah menuju arah pintu dengan si pelayan yang tidak tahu apa-apa berjalan membawa troli makanannya. Wanita itu begitu syok menyaksikan Ella yang baru saja melemparkan garpu hingga benda itu menancap di dinding.
Tiba di depan pintu, salah satunya berhenti dan menunggu sementara kedua rekannya pergi lebih dulu dengan si pelayan. Ella beralih fokus pada security yang kini terdiam sembari memperhatikannya itu. Dia masih menunggu di sana. Wanita itu menghela napas kesal, kalau sudah begini jadinya, ini akan membuat semuanya rumit. “James dengar. Kau tunggu sebentar di sini, aku akan kembali setelah aku mengambil ponsel dan kunci. Aku akan mengabari mum dan dad, okay?”
James menganggukkan kepalanya pelan. Wanita itu beranjak dari tempatnya dan melangkah menghampiri dapur. Tiba di dapur, Ella beralih fokus pada jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Wanita itu menekan tombol yang ada di sana hingga bagian atas layar LED jamnya terbuka. Di balik layar itu terdapat dua buah handsfree miliknya yang tersembunyi di dalam sana. Dengan segera Ella mengambil salah satunya dan segera memasangnya.
Dia mulai disibukkan mengutak-atik layar hologram yang muncul dihadapannya begitu dia menekan tombol lain pada jam tangannya. Tak lama, dia bisa mendengar suara di seberang sana. “Skipper, aku membutuhkan bantuanmu!”
...*...
Wanita berpenampilan pelayan itu melangkah keluar dari dalam ruang khusus pegawai, dia berjalan dengan santainya menyusuri lorong menuju ruangan lain. Tangannya kini sibuk menyanggul rambutnya. Tak lama, dia berjalan memasuki ruangan lain dan mengganti pakaiannya menjadi baju pegawai kebersihan hotel. Begitu selesai, dia langsung berjalan dengan membawa alat kebersihan menuju salah satu kantor yang hendak dia bersihkan.
Dia memasuki kantor keamanan. Di sana, dia langsung masuk dan meminta izin kepala keamanan untuk membersihkan ruangannya. Tepat begitu dia mendapatkan kesempatan, dia menyerang lelaki itu hingga dia tidak sadarkan diri. Selesai melakukan tugasnya, dia segera menyeretnya ke toilet dan menguncinya di dalam sana, sementara dia menggunakan kostum miliknya untuk berubah menjadi lelaki itu. Begitu aman, Skipper segera kembali ke kantor keamanan untuk menunggu Ella yang datang bersama dengan salah satu security dan anak yang diasuhnya.
...*...
Markas SOTD cabang Argentina, Rosario, Argentina.
Wanita itu sibuk berkutat dengan layar hologram yang ada di hadapannya, dia berusaha keras untuk melakukan sesuatu guna membantu menenangkan bosnya yang kini sedang resah bukan kepalang karena seluruh aset berharganya baru saja lenyap. Terlebih yang membuatnya lebih panik lagi karena lelaki yang menjadi bosnya itu juga baru saja kehilangan remote kontrol pengendali sekaligus pelacak asetnya tersebut. “ARRGGHHH!!! APAKAH KAU MASIH BELUM BISA MELACAK KEBERADAANNYA?!”
“Huh? Maaf, tuan. Aku masih mencoba melacaknya. Sebentar lagi aku pasti akan bisa menangkap sinyal keberadaannya.” Rieko berucap dengan wajah panik. Wanita itu mengerahkan segalaE kemampuannya untuk melacak alat tersebut.
“AKU INGIN KAU MELAKUKANNYA SEBELUM ANAK ITU HILANG LEBIH JAUH! MEMANGNYA KAU TIDAK BERPIKIR KALAU HAL INI AKAN SANGAT BERBAHAYA BAGI SINDIKAT KITA? TERLEBIH KALAU SAMPAI POLISI BERTEMU DENGAN ANAK ITU. SEMUANYA AKAN BERAKHIR! ITU AKAN MENJADI BENCANA BESAR BAGI SINDIKAT KITA.”
“Aku mengerti tuan. Aku akan terus berusaha.” Rieko dengan gemetar terus berusaha mencari alat tersebut. Di sisi lain perhatian Alejandro beralih ketika dia mendengar ponselnya berbunyi.
Brakk!
Lelaki yang menjadi pimpinan di sana itu menggebrak meja dengan begitu kasar hingga membuat Rieko tersentak kaget. Alejandro beranjak dari tempatnya, hendak mengangkat telepon dari bosnya. Dia akan berada dalam masalah besar sekarang, terlebih bos mereka kini sudah menelepon. Dia pasti akan menanyakan mengenai proyek yang seharusnya mereka tangani.
“DAPAT!” Rieko tersenyum senang begitu dia berhasil melacak keberadaan benda yang sedang mereka cari itu.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments