Alejandro berjalan dengan tergesa-gesa, lelaki itu begitu lega saat mendengar Rieko berhasil menemukan apa yang sedang mereka cari. Saking senangnya, dia langsung pergi menuju ruangan tempat wanita itu berada dengan tergesa-gesa.
Brakk!
Pintu dibukanya dengan sedikit kasar. Lelaki itu langsung melangkah masuk ke dalam sana dan melihat Rieko yang kini berkutat dengan layar monitor besar di hadapannya. “Rieko, apakah kau sungguh sudah berhasil menangkap sinyal GPS dari HACS?”
“Ya, tuan. Namun ada beberapa masalah yang sepertinya akan menjadi kabar buruk bagi kita.”
“Apa maksud ucapanmu?”
Rieko menekan salah satu tombol yang langsung menampakkan sebuah gambar titik lokasi dimana HACS berada. Rieko memperbesar lokasi tersebut hingga Alejandro bisa melihatnya dengan lebih jelas. Lokasinya berasal dari bandara Internasional Islas Malvinas. “Apa ini? Kenapa lokasinya berada di bandara?!”
“Sepertinya ada seseorang yang tidak sengaja menemukan benda tersebut dan memungutnya, tuan. Dan sepertinya orang tersebut berniat untuk pergi.”
“Apa? Kalau begitu cepat lakukan pelacakan mengenai kemana alat itu mereka bawa.”
“Dari data yang aku retas di sistem mereka, ada beberapa Negara yang mungkin menjadi tujuan dengan penerbangan pesawat ini. Dan ini adalah beberapa negaranya, tuan.” Rieko menampilkan layar lain berisi daftar Negara yang akan menjadi tujuan dari pesawat yang sedang mereka bicarakan. Melihat hal itu, Alejandro tidak tinggal diam. Dia langsung mengeluarkan ponselnya dan menghubungi beberapa rekannya yang berada di Negara tersebut untuk melakukan pengecekan dan penjagaan agar mereka bisa bertindak dengan segera.
“Ini tidak bisa aku biarkan. Kita harus bertindak dengan segera. Harus ada yang pergi untuk mengejar mereka juga dari tim kita agar rekan yang lain tidak tahu dengan barang yang kita incar.”
“Lalu apa yang harus kita lakukan, tuan?”
“Aku akan memikirkan langkah kita selanjutnya sebelum bertindak. Untuk sementara waktu, kau terus pantau dan jangan sampai lolos lagi. Mengerti?!”
“Baik, tuan.”
“Oh dimana Carlota dan yang lainnya?”
“Mereka sudah pergi untuk menjalankan tugas yang tuan berikan. Mereka sedang mencari sisa dari anak itu.” Rieko beralih fokus pada Elios yang terbaring di dalam kurungannya.
“Si bedebah itu benar-benar menyusahkan. Kalau saja dia tidak memberontak dan mencoba melarikan diri, maka kita tidak akan sampai kesulitan seperti ini.” Alejandro berbalik dan pergi meninggalkan Rieko yang masih terus memantau pergerakan HACS.
...*...
Bandara Charles de Gaulle, Paris, Prancis.
Setelah melewati perjalanan selama berjam-jam lamanya dalam pesawat, dan terbang dari bandara Internasional Islas Malvinas, menuju bandara Internasional Charles de Gaulle, akhirnya Sheilla dan keluarganya tiba di pemberhentian mereka yang terakhir, yaitu di bandara Charles de Gaulle. Dari sini, mereka akan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan kereta menuju London. Mereka akan menggunakan layanan Eurostar, sebuah kereta cepat yang beroperasi di bawah laut Channel. Layanan ini menghubungkan antara stasiun Paris Gare du Nord dan stasiun London St Pancras International. Selain karena perjalanan yang singkat, mereka memilih Eurostar juga karena posisi stasiun London St Pancras International memiliki akses yang baik ke sistem transportasi umum di London.
Mereka melangkah keluar dari bandara dan langsung pergi untuk mencari taksi. Mereka meminta sang supir untuk mengantarkan mereka menuju stasiun Paris Gare du Nord. Sepanjang perjalanan, baik Sheilla maupun Grayson sama sekali tidak sadar kalau sejak tadi mereka sedang dibuntuti oleh seseorang dari arah belakang. Mereka terlalu lelah sampai-sampai tidak menyadari hal itu.
...*...
“Aku menemukan mereka!” ujar seorang lelaki di seberang sana. Rieko yang mendengarnya bisa langsung menangkap siapa yang dia maksud. Bergegas wanita itu menggunakan kemampuannya untuk menemukan lokasi yang diberikan oleh si lelaki itu, dan ternyata dia berada tepat di belakang kendaraan HACS berada.
“Terus ikuti mereka Pierre, dan cari tahu dimana mereka berhenti.”
“Oui!” balasnya. Sementara lelaki bernama Pierre itu menjalankan apa yang dia perintahkan, Rieko terus memantau dari tempatnya berada. Sebelum titik lokasi alat itu berhenti, dia tidak akan bisa pergi dari markas.
“Arrggghh, sial! Mereka berhasil lolos!”
“Apa?” Rieko bangkit dari kursinya dengan wajah terkejut begitu dia mendengar penuturan lelaki Prancis itu. Hal itu langsung membuat Rieko panik, dia bergegas melakukan sesuatu untuk memantau keadaan. “Apa yang terjadi Pierre?”
“Aku tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi, tapi sepertinya mereka menyadari kalau aku membuntuti mereka dari awal.”
“Mereka? Memangnya ada berapa orang yang kau lihat?”
“Dua wanita, seorang pria dan seorang anak laki-laki berusia sekitar lima atau enam tahun.”
“Kau memiliki foto mereka?”
“Désolé, aku tidak berhasil menangkap gambar mereka karena disini terlalu ramai. Tapi aku berhasil melihat tujuan kereta yang mereka masuki.”
“Kemana?”
“Stasiun London St Pancras International.”
“London? Okay. Biar aku yang tangani dari sini. Terima kasih karena kau sudah membantu.”
“De rien. Sampaikan salamku pada tuanmu!”
“Okay!”
“Adieu, Rieko.” Sambungan yang menghubungkan Rieko dan Pierre lantas terputus. Wanita itu bergegas menggunakan koneksinya untuk menghubungi rekan mereka yang berada di Inggris untuk meminta bantuan. Bersamaan dengan usahanya meminta bantuan, Alejandro mendatanginya untuk menanyai perkembangan usahanya.
“Bagaimana? Apakah ada yang berhasil menemukan target kita?”
“Ya, tuan. Aku baru saja dihubungi oleh Pierre, dia bilang target melakukan transit terakhir di Paris lalu langsung melanjutkan perjalanan dengan Eurostar. Dari laporan yang Pierre berikan, mereka akan pergi menuju London.”
“London?”
“Ya, dan sekarang aku sedang menghubungi Jefferson dan Trez untuk membantu kita.”
“Okay, terus pantau hal ini dan kabari tentang perkembangannya. Aku akan menyerahkan semua tugas ini padamu sepenuhnya, dan kalau kau sudah menemukan titik itu berhenti, maka kau harus bersiap. Aku akan mengirimmu untuk mengambil benda itu.”
“Maksud tuan, aku harus mengambil HACS?”
“Ya. Hanya kau harapanku saat ini.”
“Lalu bagaimana dengan tuan dan yang lainnya kalau aku pergi?”
“Kita ubah rencana awal. Kau pergi dan ambil HACS itu, sementara aku, Carlota, dan Woody akan mengurus masalah kita di sini. Kau harus mengambilnya secepat mungkin dan pastikan alat itu aman. Pastikan juga orang yang mengambil HACS kau bawa. Kita tidak bisa mengambil resiko dengan membiarkannya berkeliaran bebas sementara dia mengetahui proyek kita.”
“Aku mengerti, tuan.”
“Lalu begitu kau berhasil menangkapnya, langsung pergi ke markas kita di Italia. Persiapkan segalanya sebelum aku datang. Aku dan yang lain akan menyusul dalam dua hari.”
“Baik.”
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments